Equity World | Banyak Orang Butuh Kepastian, Harga Emas Jadi Naik
Equity World | Kekhawatiran mengenai ketidakpastian perekonomian global membantu pergerakan emas. Investor membutuhkan emas di tengah situasi kekacauan dunia akibat memanasnya politik akibat perang Rusia-Ukraina serta ancaman resesi.
"Permintaan akan aset aman seperti emas meningkat di tengah semakin banyaknya pelaku pasar yang memilih untuk menghindari risiko (risk aversion)," tutur analis emas Jim Wyckoff, seperti dikutip dari Kitco.
Pada perdagangan Jumat (7/10/2022) pukul 06: 30 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.711,63 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,05%.
Penguatan hari ini memutus tren negatif emas yang sudah berlangsung pada Rabu dan Kamis. Pada perdagangan Kamis kemarin (5/10/2022), emas ditutup melemah 0,3% di harga US$ 1.710,85 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 3,1% secara point to point sementara dalam sebulan, harganya naik 0,62%. Namun, emas sudah melorot 2,5% dalam setahun.
Sentimen risk aversion setidaknya membantu pergerakan emas di tengah penguatan dolar Amerika Serikat (AS). Emas biasanya langsung ambruk begitu dolar AS menguat tetapi kali ini masih bisa bertahan.
Merujuk pada data Refinitiv, indeks dolar pada Jumat pagi pukul 06: 55 ada di posisi 112,28 atau tertinggi sejak 28 September.
Namun, pergerakan emas tidak sekencang pada awal pekan. Masih terbatasnya penguatan emas disebabkan sebagian pelaku pasar yang memilih wait and see menjelang data tenaga kerja. AS akan mengumumkan angka pengangguran untuk September pada malam nanti.
"Pelaku pasar saat ini memilih wait and see sambal menunggu data tenaga kerja keluar. Data yang membaik akan menjadi kabar buruk bagi emas," tutur Carlo Alberto De Casa, analis dari Kinesis Money kepada Reuters.
De Casa menambahkan jika angka pengangguran berkurang maka bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan tidak akan mengendurkan kebijakan moneternya.
Pasar berekspektasi akan ada tambahan pekerjaan sebanyak 250.000 pada September sementara angka pengangguran tetap di 3,7%.
Jumat, 07 Oktober 2022
Equity World | Banyak Orang Butuh Kepastian, Harga Emas Jadi Naik
Kamis, 06 Oktober 2022
Equity World | Bursa Asia Diperdagangkan Beragam Kamis (6/10) Pagi, Setelah Wall Street Tergelincir
Equity World | Wajah bursa saham Asia-Pasifik beragam pada hari Kamis (6/10), setelah reli dua hari Wall Street terhenti.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,25% dan Topix bertambah 0,32%. Kospi di Korea Selatan naik 0,55% dan Kosdaq 0,86% lebih tinggi.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,24%. Indeks MSCI Asia-Pasifik naik 0,15%. Pasar China Daratan ditutup untuk liburan minggu ini.
Asal tahu, bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir semalam setelah kenaikan tajam pada dua sesi sebelumnya. Dow Jones Industrial Average turun 42,45 poin atau 0,14% menjadi 30.273,87 setelah jatuh hampir 430 poin pada hari sebelumnya.
Indeks S&P 500 turun 0,2% menjadi ditutup pada 3.783,28 dan Nasdaq Composite turun 0,25% menjadi 11.148,64.
"Optimisme yang mendukung pasar keuangan awal pekan ini surut karena data AS terus mengartikulasikan perlunya tindakan kebijakan bank sentral lebih lanjut," menurut catatan ANZ Research Kamis.
PMI non-manufaktur ISM pada September dan laporan penggajian pribadi oleh ADP keduanya mengalahkan perkiraan semalam. Investor akan menantikan laporan nonfarm payrolls Biro Statistik Tenaga Kerja pada akhir minggu.
Rabu, 05 Oktober 2022
Equity World | Emas Bersinar Lagi, Meroket 4% Dalam 2 Hari!
Equity World | Emas Bersinar Lagi, Meroket 4% Dalam 2 Hari!
Equity World | Harga emas melandai pada pagi hari ini setelah terbang dalam dua hari. Merujuk pada data Refinitiv, pada Rabu (5/10/2022) pukul 06: 42 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.723,98 per troy ons. Harga emas melandai 0,13%.
Meski demikian dalam dua hari terakhir logam mulia ini melesat sekitar 4% dalam dua hari perdagangan saja. Emas melambung 2,4% di awal pekan dan dan melonjak 1,6% Selasa kemarin.
Melandainya harga emas hari ini disebabkan mulai bangkitnya yield surat utang pemerintah AS. Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis ke 3,63%, lebih tinggi dibandingkan pada penutupan kemarin yang berada di 3,62%.
Pergerakan harga emas pada Oktober masih meyakinkan, kini berada di posisi terkuatnya dalam tiga pekan terakhir. Kinerja emas selama bulan ini juga mulai mengikis masa-masa kelam pada September di mana emas terpuruk 4,7%.
Bob Haberkorn, senior market strategist dari RJO Futures, menjelaskan melonjaknya harga emas dalam dua hari terakhir karena pasar mulai berekspektasi jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mengendurkan kebijakan moneternya.
Ekspektasi semakin kuat setelah data tenaga kerja AS masih kurang meyakinkan.
Data Lowongan Kerja dan Survei Perputaran tenaga Kerja (JOLTS) yang diumumkan Biro Statistik AS Selasa malam (4/10/2022) menunjukkan jumlah lowongan kerja di AS turun menjadi 10,1 juta pada Agustus. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak Juni 2022. Data JOLTS juga lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang berada di angka 10,775 juta.
"Berita buruk adalah kabar baik bagi emas saat ini. Rally emas terbantu oleh data tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi. Jika ekonomi memburuk, pelaku pasar melihat kebijakan agresif The Fed sudah sampai ke puncaknya," tutur Haberkorn, dikutip dari Reuters.
Namun, analis Saxo Bank Ole Hansen mengingatkan jika emas masih rawan pelemahan. Pasalnya, The Fed hingga kini belum berencana meredakan kebijakan moneter agresifnya.
"Emas belum sepenuhnya keluar dari tekanan. Namun, setidaknya kita melihat rebound yang sangat kuat karena terbantu oleh aksi short covering," tutur Hansen.
Selasa, 04 Oktober 2022
Equity World | Awal Kuartal IV-2022, Wall Street Dibuka Di Zona Hijau!
Equity World | Awal Kuartal IV-2022, Wall Street Dibuka Di Zona Hijau!
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) kompak di zona hijau pada pembukaan perdagangan Senin (03/10/2022), di mana bursa saham AS berusaha pulih untuk mengawali perdagangan pertama di kuartal IV-2022.
Dow Jones menguat tajam 1,02% di pembukaan menjadi 29.018,08. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 naik 0,84% ke 3.618,6 dan Nasdaq terapresiasi 0,48% ke 10.620,53.
"Ini cukup sederhana pada titik ini, imbal hasil yield obligasi tenor 10 tahun naik dan ekuitas kemungkinan akan tetap di bawah tekanan," tutur Analis Raymond James Travis McCourt dikutip CNBC International.
Bursa saham Wall Street berusaha keluar dari penurunannya selama September 2022, di mana indeks Dow Jones dan S&P 500 mengalami terkoreksi tajam secara bulanan terbesar sejak Maret 2020.
Pada perdagangan Jumat (30/9) pekan lalu, indeks Dow Jones juga ditutup di bawah level 29.000 untuk pertama kalinya sejak November 2020.
Di sepanjang September 2022, indeks Dow Jones melemah tajam 8,8%, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq kehilangan masing-masing sebesar 9,3% dan 10,5%.
Secara kuartalan, indeks Dow Jones ambruk 6,6% dan mengalami penurunan selama tiga kuartal beruntun untuk pertama kalinya sejak kuartal III-2015. Senasib, indeks S&P 500 dan Nasdaq merosot masing-masing sebesar 5,28% dan 4,11% dan terkoreksi selama tiga kuartal beruntun pada tahun ini. Hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya sejak 2009.
Analis Truist, Keith Lerner memprediksikan bahwa kinerja ekuitas masih akan terbebani oleh inflasi yang tetap tinggi dan komitmen bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) untuk menurunkan lonjakan harga.
Namun, dia juga menambahkan bahwa kondisi oversold juga membuat pasar rentan terhadap pemantulan tajam jangka pendek di tengah kabar baik.
"Menurut saya, kita bisa diatur untuk beberapa jenis penangguhan, tapi tren yang mendasari pada saat ini masih tren menurun dan berombak," tambahnya.
Hari ini, investor akan disuguhkan dengan rilis PMI Manufaktur.