Equity World | Harga Emas Hari Ini Kembali Kinclong! Tapi Awas, Masih Rapuh
Equity World | Harga emas mulai menggeliat. Pada perdagangan Senin (19/9/2022) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.678,09 per troy ons. Harga emas menguat 0,19%.
Penguatan hari ini memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (16/9/2022), harga emas juga menguat 0,67% ke posisi US$ 1.674,5 per troy ons.
Namun dalam sepekan, harga emas masih anjlok 2,7% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 4% sementara dalam setahun anjlok 4,9%.
Harga emas mulai menggeliat. Pada perdagangan Senin (19/9/2022) pukul 06:02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.678,09 per troy ons. Harga emas menguat 0,19%.
Penguatan hari ini memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu. Pada perdagangan Jumat (16/9/2022), harga emas juga menguat 0,67% ke posisi US$ 1.674,5 per troy ons.
Namun dalam sepekan, harga emas masih anjlok 2,7% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 4% sementara dalam setahun anjlok 4,9%.
Analis Heraeus Precious Metals Tai Wong menjelaskan emas sempat ambruk pada pertengahan pekan lalu karena panic buying investor setelah data inflasi keluar.
Data inflasi yang di atas ekspektasi membuat pasar mulai berspekulasi jika bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps pada Rabu pekan ini.
Emas kembali menguat setelah investor kembali tenang. Namun, Wong mengingatkan emas masih rawan melemah ke depan karena ada pertemuan The Fed dan long weekend di Inggris.
"Sepertinya ada kepanikan mendadak yang terjadi pada pelaku pasar setelah adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 bps," tutur Wong, kepada Reuters.
Senin, 19 September 2022
Equity World | Harga Emas Hari Ini Kembali Kinclong! Tapi Awas, Masih Rapuh
Jumat, 16 September 2022
Equity World | Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Merosot ke Level Terendah Sejak April 2020
Equity World | Jelang Akhir Pekan, Harga Emas Merosot ke Level Terendah Sejak April 2020
Equity World | Harga emas turun di hari keempat berturut-turut hingga Jumat pagi. Bahkan, harga emas spot mencapai level terendah sejak April 2020 atau hampir 2,5 tahun terakhir.
Jumat (16/9) pukul 7.24 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.664,88 per ons troi. Harga emas melemah tipis 0,02% dari posisi kemarin dan merosot 3,02% dalam sepekan terakhir.
Sedangkan harga emas kontrak Desember 2022 di Commodity Exchange turun 0,27% ke US$ 1.672,80 per ons troi. Dalam sepekan, harga emas berjangka ini melorot 3,23%.
Harga emas tertekan oleh kenaikan imbal hasil US Treasury dan penguatan nilai tukar dolar AS. Taruhan kenaikan suku bunga besar-besaran oleh Federal Reserve AS mengikis daya tarik emas.
"Faktor terbesar adalah yield US Treasury tampak cukup kuat setelah sebelumnya melemah," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures kepada Reuters.
Harga sempat memangkas penurunan karena investor mencerna data penjualan ritel AS secara tak terduga naik pada Agustus. Sementara data terpisah menunjukkan klaim pengangguran mingguan AS turun 5.000 menjadi 213.000 yang disesuaikan secara musiman pekan lalu.
Pasar telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis points (bps) pada akhir pertemuan kebijakan Fed minggu depan, bahkan mungkin hingga 100 bps. Meskipun emas dianggap sebagai aset yang aman selama ketidakpastian ekonomi, kenaikan suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
"Penguatan indeks dolar AS minggu ini, bersama dengan kenaikan imbal hasil Treasury AS dan data inflasi AS yang lebih panas, menyebabkan pembeli emas mundur teratur," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals dalam sebuah catatan.
Kamis, 15 September 2022
Equity World | Harga Emas Dunia Hari Ini Tergelincir di Bawah USD 1.700 per Ons
Equity World | Harga Emas Dunia Hari Ini Tergelincir di Bawah USD 1.700 per Ons
Equity World | Harga emas tergelincir di bawah level USD 1.700 per ons pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Anjloknya harga emas dunia hari ini arena ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang tajam dari Federal Reserve AS membuat logam mulia yang tidak memberikan imbal hasil sedikit berkilau.
Dikutip dari CNBC, Kamis (15/9/2022), harga emas di pasar spot turun 0,36 persen menjadi USD 1.695,47 per ounce, setelah menandai penurunan persentase satu hari terbesar sejak 14 Juli pada perdagangan Selasa, didorong oleh reli dolar AS menyusul kenaikan mengejutkan pada inflasi AS.
Sedangkan, harga emas berjangka AS turun 0,48 persen menjadi USD 1.709,10.
“Kami melihat hari ini beberapa tindak lanjut melalui tekanan jual teknis setelah penurunan kuat kemarin,” kata Analis Senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Pasar sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis poin oleh The Fed pada pertemuan kebijakan 20-21 September, menyusul kenaikan tak terduga sebesar 0,1 persen dalam indeks harga konsumen AS untuk Agustus.
“Kebijakan moneter yang lebih ketat akan memperlambat pertumbuhan ekonomi global, yang pada gilirannya akan mengurangi permintaan produsen dan konsumen untuk logam (berharga),” tambah Wyckoff.
Sementara itu, nilai tukar dolar AS turun 0,2 persen membuat emas batangan yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pembeli luar negeri.
“Harga emas bisa rentan terhadap penurunan menuju USD 1.650 dan mungkin jauh lebih rendah jika Fed memberi sinyal kenaikan suku bunga yang lebih agresif tetap di atas meja,” Analis Senior OANDA, Edward Moya.
Di tempat lain, harga perak naik 1,2 persen menjadi USD 19,56 per ounce, platinum naik 3 persen menjadi USD 904,45 dan paladium bertambah 2,7 persen menjadi USD 2,160,62.
“PGM (logam kelompok platinum) kemungkinan akan bangkit kembali dalam beberapa bulan mendatang karena produksi mobil pulih tetapi kami tetap berhati-hati mengingat risiko resesi yang kemungkinan akan membatasi sisi atas,” kata Standard Chartered dalam sebuah catatan tertanggal Selasa.
Kemarin, harga emas dunia hari ini mencatatkan penurunan terbesar dalam hampir sebulan. Harga emas dunia turun setelah data inflasi AS datang lebih panas dari yang diharapkan, mempertahankan tekanan pada Federal Reserve untuk tetap agresif menaikkan suku.
Melansir laman mining.com, Rabu (14/9/2022), harga emas hari ini susut 1,1 persen menjadi USD 1.706,18 per ounce, setelah merosot sebanyak 1,6 persen sebelumnya.
Sedangkan Indeks Spot Dolar Bloomberg naik 0,7 persen setelah jatuh 0,4 persen. Demikian pula harga perak, platinum, dan paladium juga turun.
Dilaporkan jika indeks harga konsumen naik 0,1 persen pada Agustus dari bulan sebelumnya, mengejutkan pasar setelah perkiraan median ekonom menunjukkan adanya penurunan kecil.
Dolar dan imbal hasil Treasury melonjak setelah laporan tersebut, menyebabkan emas turun sebanyak 1,6 persen, terbesar sejak 15 Agustus.
Laporan CPI akan menjaga The Fed di jalur hawkish menjelang pertemuannya minggu depan. Pejabat mengisyaratkan bahwa pengetatan 75 basis poin lainnya kemungkinan terjadi meskipun inflasi moderat di awal musim panas, dan pasar swap sekarang sepenuhnya memperhitungkan kenaikan super besar.
“Laporan inflasi yang sangat panas menarik permadani untuk emas karena investor sekarang mulai mempertimbangkan lebih banyak pengetatan Fed. Kenaikan suku bunga 75 basis poin adalah kesepakatan yang dilakukan untuk bulan September dan mulai terlihat seperti kita mungkin tidak melihat penurunan pada bulan November,” kata Ed Moya, Analis Pasar Senior di Oanda.
Rabu, 14 September 2022
Equity World | Pasar Asia Pasifik Dibuka Turun 2% Mengikuti Wall Street
Equity World | Pasar Asia Pasifik Dibuka Turun 2% Mengikuti Wall Street
Equity World | Saham di Asia Pasifik turun tajam pada pembukaan pada Rabu (14/9) setelah indeks di Wall Street turun tajam, menyusul laporan indeks harga konsumen atau CPI Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan untuk Agustus 2022.
Nikkei 225 Jepang turun 2,8% di awal perdagangan, dan indeks Topix turun 2,19%. Kospi di Korea Selatan kehilangan 2,58% dan Kosdaq turun 2,66%.
Di Australia, S&P/ ASX 200 turun 2,47%. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,16%.
Imbal hasil (yield) obligasi Treasury AS tenor dua tahun juga mencapai 3,79%, level tertinggi sejak 2007. Dow Jones Industrial Average kehilangan 1.276,37 poin, atau 3,94%, menjadi ditutup pada 31.104,97. S&P 500 turun 4,32% menjadi 3.932,69, dan Nasdaq Composite kehilangan 5,16% untuk mengakhiri sesi di 11.633,57.
“Apa yang mungkin paling membingungkan dalam semua ini adalah bahwa kekuatan dalam inflasi inti sangat banyak didorong oleh kategori sektor jasa,” tulis Ray Attrill, kepala strategi FX National Australia Bank, pada Rabu (14/9) dalam sebuah catatan. Ia menambahkan sektor ini terutama didorong inflasi upah.
Trader sekarang terbagi antara kenaikan Federal Reserve (Fed) 75 basis poin (bps) atau 100 (bps).
Beberapa trader sekarang mengharapkan kenaikan suku bunga poin penuh dari Fed AS pada pertemuan September 2022, menurut pelacak CME FedWatch dari taruhan berjangka dana Fed.
Probabilitas 100 bps naik menjadi 33% dari 0%, dan peluang kenaikan tiga perempat poin turun menjadi 67% dari 91% sehari sebelumnya.
Ekonom di Nomura sekarang juga mengharapkan untuk melihat kenaikan persentase penuh.