Equity World | Gagal Bertahan Sob, IHSG Kembali Merah Terseret Bursa Asia
Equity World | Setelah rebound sehari pada Selasa (5/7/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah signifikan pada perdagangan Rabu (6/7/2022).
IHSG konsisten bergerak di zona merah sejak pembukaan dan terlempar dari level psikologis 6.700 setelah mengalami pelemahan 0,85% ke 6.646,41 hari ini.
Pergerakan IHSG senada dengan mayoritas indeks saham utama kawasan Benua Kuning. Indeks Shanghai Composite memimpin pelemahan 1,43%.
Pasar saham AS kembali dibuka setelah memperingati Independence Day di awal pekan. Namun indeks saham acuannya bergerak variatif.
Hanya indeks Dow Jones yang melemah 0,42% sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite menguat 0,16% dan 1,75%.
Yield surat utang pemerintah AS 10 tahun terus mengalami penurunan. Bahkan kemarin yield acuan tersebut sudah berada di dekat 2,8% padahal sebelumnya sempat tembus di atas 3%.
Kekhawatiran akan terjadinya resesi masih menjadi sentimen yang dominan di pasar keuangan sehingga membuat investor lebih memilih beralih ke aset-aset minim risiko.
Wall Street yang berfluktuasi belum bisa memberikan sentimen positif ke pasar Asia pada perdagangan hari ini. Malah, isu resesi dunia masih akan terus menghantui pasar finansial global termasuk Indonesia.
Jebloknya harga minyak mentah menjadi indikasi ketakutan pasar akan resesi dunia. Minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) ambrol 8,2% ke bawah US$ 100/barel, bahkan sebelumnya sempat merosot lebih dari 10%. Brent juga merosot hingga 9,5% ke US$ 102,77/barel.
Ketakutan akan terjadinya resesi membuat dolar AS yang menyandang status safe haven menjadi primadona. Indeksnya dolar AS pun melesat lebih dari 1% ke atas level 106 yang merupakan posisi tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Hal ini tentunya bisa membuat rupiah terpuruk ke atas Rp 15.000/US$.
Ke depan, risiko pelemahan nilai tukar rupiah masih membayangi pasar saham Tanah Air. Dengan tren yang terjadi sepanjang tahun ini, bukan tidak mungkin rupiah tembus Rp 15.000/US$ dan berpotensi memantik gejolak di pasar saham.
Dalam hal ini investor masih perlu mewaspadai risiko tersebut dan penurunan IHSG masih terbuka dengan tingkat volatilitas yang tinggi.
Rabu, 06 Juli 2022
Equity World | Gagal Bertahan Sob, IHSG Kembali Merah Terseret Bursa Asia
Selasa, 05 Juli 2022
Equity World | Bursa Saham Asia Menguat Jelang Keputusan Bank Sentral Australia
Equity World | Bursa Saham Asia Menguat Jelang Keputusan Bank Sentral Australia
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Selasa (5/7/2022), seiring investor menantikan keputusan suku bunga Reserve Bank of Australia atau bank sentral Australia.
Indeks Hong Kong Hang Seng menguat 1,18 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi menanjak 1,57 persen. Bursa saham China juga kompak menguat. Indeks Shanghai mendaki 0,17 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,9 persen, sedangkan indeks Topix naik 0,45 persen. Indeks Kospi Korea Selatan meningkat 1,48 persen, dan indeks Kosdaq naik 3,02 persen.
Di Australia, indeks S&P 500/ASX 200 mendaki 0,18 persen. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, 5 Juli 2022.
Reserve Bank of Australia diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin hari ini, menurut survei Reuters. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,71 persen.
Di sisi lain di kawasan itu, data Korea Selatan yang dirilis Selasa menunjukkan indeks harga konsumen pada Juni 2022 naik 6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Itu sedikit lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 5,9 persen dan kenaikan tahunan tercepat sejak November 1998, menurut Reuters.
Aktivitas layanan Jepang berkembang pada laju tercepat sejak Oktober 2013, menurut Indeks Manajer Pembelian Layanan au Jibun Bank Japan Services terakhir. Hasil cetak naik menjadi 54, dibandingkan dengan 52,6 pada Mei.
Tanda 50 poin memisahkan pertumbuhan dari kontraksi setiap bulan. Sebuah survei tentang aktivitas sektor jasa China juga dijadwalkan Selasa.
Dalam berita perusahaan, sekelompok anggota parlemen di Inggris dilaporkan menyerukan larangan pembuat CCTV China Hikvision dan Dahua atas dugaan hubungan dengan pelanggaran hak asasi manusia.
Pasar Amerika Serikat (AS) ditutup semalam karena libur. Indeks USD berada di 105,168. Sedangkan, Yen Jepang diperdagangkan pada 135,90 per dolar, setelah sempat melemah melewati 137 terhadap dolar minggu lalu. Kemudian, dolar Australia berada di 0,6875, menyusul pemulihan dari bawah 0,679.
Harga minyak mentah berjangka AS naik 1,87 persen di perdagangan pagi Asia menjadi USD 110,46 per barel, sementara harga minyak mentah Brent berjangka naik 0,15 persen menjadi USD 113,67 per barel.
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan Senin, 4 Juli 2022. Bursa saham Australia lebih dari satu persen, sedangkan bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan melemah pada awal pekan ini jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia.
Indeks Australia ASX 200 menanjak 1,11 persen ke posisi 6.612,6 yang didukung saham bank ritel. Bursa saham China dan Jepang juga menguat. Indeks Nikkei 225 menguat pada awal pekan dengan naik 0,84 persen ke posisi 26.153,81. Indeks Topix bertambah 1,34 persen ke posisi 1.869,71.
Di China, indeks Shanghai naik 0,53 persen ke posisi 3.405,43. Indeks Shenzhen mendaki 1,29 persen ke posisi 13.026,25. Bursa saham Hong Kong dan Korea Selatan melemah.
Indeks Hang Seng susut 1,8 persen pada awal perdagangan ini. Pada penutupan perdagangan, indeks Hang Seng turun 0,31 persen. Indeks Korea Selatan Kospi merosot 0,22 persen ke posisi 2.300,34. Indeks Kosdaq tergelincir 0,93 persen ke posisi 722,73. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,15 persen.
IHSG merosot 2,37 persen pada awal pekan ini. Co-head of Asia-Pacific Equity Strategy Credit Suisse Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi berarti pasar tidak mungkin reli.
Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi global USD 1 miliar. Perusahaan real estate juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Bursa saham Amerika Serikat libur pada Senin, 4 Juli 2022.
Ke depan, hasil dari survei swasta tentang aktivitas layanan China akan dirilis akhir pekan ini bersama dengan data inflasi Korea Selatan dan sejumalh keputusan bank sentral.
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/7/2022) jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia pekan ini. Indeks Hang Seng memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik.
Indeks Hang Seng turun 1,8 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi merosot 1,26 persen. Bursa saham China alami koreksi pada awal pekan ini. Indeks Shanghai susut 0,67 persen dan indeks Shenzhen melemah 0,4 persen.
Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,79 persen, dan indeks Kosdaq susut 1,24 persen. Di sisi lain, bursa saham Jepang dan Australia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,2 persen, dan indeks Topix menanjak 0,71 persen. Indeks Australia ASX 200 bertambah 1,1 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,33 persen.
Co-head Asia Pasific Equity Strategy Credit Suisse, Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi, ia menilai berarti pasar tidak mungkin untuk reli.
"Saya pikir yang terburuk ada di belakang kita. Mungkin akan sentuh posisi bawah, mungkin sedikit lebih banyak penurunan dari sini, tapi saya pikir kesulitan babak pertama tidak akan terulang pada skala yang sama di babak kedua,” ujar dia kepada CNBC, dikutip Senin (4/7/2022).
Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi luar negeri senilai USD 1 miliar. Perusahaan real estate lain juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Adapun bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup pada Senin, 4 Juli 2022.
Senin, 04 Juli 2022
Equity World | Bursa Saham Asia Bervariasi, Indeks Hang Seng Pimpin Koreksi
Equity World | Bursa Saham Asia Bervariasi, Indeks Hang Seng Pimpin Koreksi
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Senin (4/7/2022) jelang keputusan bank sentral Australia dan Malaysia pekan ini. Indeks Hang Seng memimpin koreksi di bursa saham Asia Pasifik.
Indeks Hang Seng turun 1,8 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Hang Seng teknologi merosot 1,26 persen. Bursa saham China alami koreksi pada awal pekan ini. Indeks Shanghai susut 0,67 persen dan indeks Shenzhen melemah 0,4 persen.
Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,79 persen, dan indeks Kosdaq susut 1,24 persen. Di sisi lain, bursa saham Jepang dan Australia menguat. Indeks Nikkei 225 menguat 0,2 persen, dan indeks Topix menanjak 0,71 persen. Indeks Australia ASX 200 bertambah 1,1 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,33 persen.
Co-head Asia Pasific Equity Strategy Credit Suisse, Dan Fineman menuturkan, pasar tampaknya telah memperhitungkan secara memadai jumlah kenaikan suku bunga the Federal Reserve atau the Fed yang akan datang. Namun, risiko resesi sangat tinggi, ia menilai berarti pasar tidak mungkin untuk reli.
"Saya pikir yang terburuk ada di belakang kita. Mungkin akan sentuh posisi bawah, mungkin sedikit lebih banyak penurunan dari sini, tapi saya pikir kesulitan babak pertama tidak akan terulang pada skala yang sama di babak kedua,” ujar dia kepada CNBC, dikutip Senin (4/7/2022).
Dalam berita perusahaan, pengembang properti China Shimao melewatkan pembayaran bunga dan pokok obligasi luar negeri senilai USD 1 miliar. Perusahaan real estate lain juga melewatkan pembayaran bunga dan gagal bayar utangnya. Adapun bursa saham Amerika Serikat atau wall street tutup pada Senin, 4 Juli 2022.
Ke depan, hasil dari survei swasta mengenai aktivitas layanan China akan rilis akhir pekan ini bersama dengan data inflasi Korea Selatan dan beberapa keputusan bank sentral.
Pekan lalu, pada hari pertama paruh kedua tahun ini, bursa saham Eropa ditutup bervariasi, sedangkan pasar di Amerika Serikat menguat. Pada paruh pertama 2022 ditandai dengan kekhawatiran inflasi, kenaikan suku bunga dan resesi.
Indeks dolar AS berada di posisi 105,08. Yen Jepang berada di posisi 135,04 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,68 setelah pulih dari posisi di bawah USD 0,679.
"Kemungkinan kenaikan 75 basis poin pada Juni dan Juli menjaga dolar AS tetap kuat dalam waktu dekat, tetapi kami pertahankan pandangan inti kalau kekuatan dolar AS akan berkurang pada akhir tahun,” ujar Ekonom ANZ, Richard Yetsenga.
Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat turun 0,35 persen menjadi USD 108,05 per barel. Harga minyak mentah Brent susut 0,34 persen menjadi USD 111,25 per barel.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Jumat, 1 Juli 2022. Wall street memulai kuartal baru dengan kinerja positif setelah indeks S&P 500 menutup kinerja semester I terburuk dalam beberapa dekade.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 321,83 poin atau 1,1 persen ke posisi 31.097,26. Indeks S&P 500 naik 1,1 persen ke posisi 3.825,33. Indeks Nasdaq bertambah 0,9 persen menjadi 11.127,85.
Saham homebuilder berkontribusi mendorong kenaikan wall street. Saham PulteGroup naik 6,5 persen, sementara Lennar dan D.R Horton masing-masing bertambah lebih dari 5 persen. Saham Etsy melambung 9 persen sehingga mendorong kenaikan indeks S&P 500.
McDonald memimpin Dow Jones lebih tinggi dengan kenaikan 2,5 persen. Saham Coca-Cola dan Boeing juga naik lebih dari 2 persen. Terlepas dari kenaikan, semua rata-rata indeks utama membukukan koreksi mingguan dalam lima minggu. Indeks Dow Jones turun 1,3 persen pada pekan ini. Indeks S&P 500 susut 2,2 persen, dan indeks Nasdaq merosot 4,1 persen.
Investor tetap fokus pada tanda-tanda peringatan dari beberapa perusahaan yang menurunkan panduan labanya sehingga menambah kekhawatiran investor terhadap inflasi. Inflasi yang terus menerus ke level tertinggi selama beberapa dekade dapat terus menekan harga saham.
Saham General Motors naik 1,4 persen, bahkan setelah perusahaan memperingatkan tentang masalah manufaktur pada kuartal II 2022 yang dapat membawa laba bersih untuk kuartal itu menjadi USD 1,6 miliar-USD 1,9 miliar. Analis memperkirakan laba bersih GM menjadi sekitar USD 2,5 miliar selama kuartal II, berdasarkan FactSet.
Jumat, 01 Juli 2022
Equity World | Banjir Dana Asing, IHSG Juara se-Asia di Semester Pertama!
Equity World | Banjir Dana Asing, IHSG Juara se-Asia di Semester Pertama!
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan kinerja positif sepanjang semester I tahun 2022.
IHSG memberikan return sebesar 5,02% hingga akhir Juni 2022. Capaian tersebut menghantarkan IHSG menjadi indeks saham dengan imbal hasil terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Ranking IHSG dibandingkan indeks saham global lainnya juga terbilang baik. IHSG sukses menduduki peringkat kelima terbaik dunia dari sisi return.
Apabila IHSG tidak mengalami koreksi 4 hari beruntun di pekan ini, sebenarnya peluang IHSG menjadi 3 teratas sangat besar.
Namun mau bagaimana lagi, sentimen eksternal yang tidak mendukung membuat IHSG gagal masuk 3 besar.
Sejak awal tahun, sentimen negatif untuk aset berisiko datang bertubi-tubi mulai dari inflasi yang membuat ekonomi overheat dan terancam stagflasi, perang Rusia-Ukraina hingga pengetatan moneter.
Dolar AS yang terus menguat juga membuat nilai tukar rupiah menjadi tumbal. Sepanjang tahun ini rupiah telah terdepresiasi lebih dari 4%.
Imbal hasil (yield) SBN 10 tahun juga naik lebih dari 50 basis poin (bps). Kenaikan yield mencerminkan harga aset pendapatan tetap yang terkoreksi.
Dengan pelemahan rupiah dan harga SBN, memang patut disyukuri IHSG masih tangguh dengan kinerja positif.
Kinerja IHSG yang moncer tak terlepas dari banjir dana asing yang masuk ke pasar saham. Data perdagangan mencatat asing net buy Rp 52,29 triliun di pasar reguler sepanjang tahun ini.
Padahal di saat yang sama aset berupa SBN cenderung dilepas oleh asing dengan net sell jumbo mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
Secara makro, Indonesia memang diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO).
Kenaikan harga komoditas menjadi katalis positif untuk kinerja keuangan emiten komoditas. Peningkatan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) dan laba bersih hingga nilai dividen jumbo yang dibagikan memantik inflow dan kenaikan valuasi saham-saham komoditas.
Di sisi lain kabar baik datang dari kinerja sektor perbankan yang solid dengan pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas aset serta peningkatan tajam dari sisi laba bersih.
Kondisi ekonomi domestik yang tetap tangguh dan berhasil mencatatkan pertumbuhan 5% di kuartal I-2022 meski didera gelombang ketiga Covid-19 juga menjadi katalis lain yang mendorong asing getol belanja saham di Indonesia.
Itulah beberapa faktor utama yang menyebabkan IHSG masih bisa memberikan imbal hasil positif ketika mayoritas indeks saham global terbenam di zona merah.