Kamis, 03 Februari 2022

PT Equityworld | Emas Dunia Kian Merekah, Ini Penyebabnya

PT Equityworld | Harga emas dunia semakin mereka pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), imbas melemahnya dolar dan suramnya laporan ketenagakerjaan AS. Hal ini semakin mendukung permintaan terhadap logam safe-haven di tengah memanasnya konflik antara Rusia dan Barat atas Ukraina.

Mengutip Antara, Kamis, 3 Februari 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD8,80 atau 0,5 persen, menjadi menetap di USD1.810,30 per ons.

Analis pasar senior OANDA Edward Moya menilai emas masih melayang di atas USD1.800. Data payrolss sawasta AS secara tak terduga turun pada Januari sehingga menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.

"Jika emas dapat terus stabil di atas USD1.800 dolar beberapa investor mungkin akan mulai kembali," terang Moya.

Adapun daya tarik emas semakin besar setelah Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina. Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena menyebabkan peluang kerugian yang lebih tinggi dalam memegang emas.

Investor pun menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa dan bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis waktu setempat untuk menetahui isyarat pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi inflasi yang melonjak.

Rabu, 02 Februari 2022

PT Equityworld | Nikkei 225 Melonjak 1 Persen, Mayoritas Bursa Asia-Pasifik Libur Imlek

PT Equityworld | Saham di Asia-Pasifik bergerak naik pada perdagangan Rabu pagi, dengan beberapa pasar utama di Asia tetap ditutup untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Nikkei 225 melonjak 1,05% di awal perdagangan sementara indeks Topix naik 0,97%.

Di Australia, S&P/ASX 200 juga naik 0,99% pada perdagangan pagi.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,27% lebih tinggi.

Pasar di Cina daratan, Hong Kong, Singapura dan Korea Selatan tutup pada hari Rabu untuk liburan Tahun Baru Imlek.

Semalam di Amerika Serikat, saham di Wall Street ditutup naik untuk hari ketiga. Dow Jones Industrial Average melonjak 273,38 poin menjadi 35.405,24 sementara S&P 500 naik 0,69% menjadi 4.546,54. Nasdaq Composite naik tipis 0,75% menjadi 14.346.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 96,385 setelah jatuh dari atas 97 awal pekan ini.

Yen Jepang diperdagangkan pada 114,70 per dolar, lebih kuat dari level di atas 115,2 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7133 menyusul kenaikannya dari level di bawah $0,702 pada awal pekan perdagangan.

Senin, 31 Januari 2022

Equityworld Futures | IHSG diperkirakan menguat, ditopang sinyal positif dari Wall Street

Equityworld Futures | Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal pekan diperkirakan menguat mendapat arahan positif dari indeks saham di Wall Street.

IHSG dibuka menguat 11,2 poin atau 0,17 persen ke posisi 6.656,71. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,54 poin atau 0,27 persen ke posisi 952,31.

"IHSG pada hari ini diperkirakan akan bergerak menguat melanjutkan reli pada penutupan pekan kemarin," kata Kepala Riset Reliance Sekuritas Alwin Rusli dalam kajiannya di Jakarta, Senin.

IHSG berhasil ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan lalu di level 6645.51. Minimnya sentimen dari dalam negeri membuat IHSG mengalami penguatan terbatas di tengah rilis laporan keuangan saham perbankan sepanjang 2021 yang dinilai memuaskan dan menjadi penggerak IHSG.

Masih dari dalam negeri, kenaikan harga komoditas CPO yang dapat menguntungkan untuk emiten CPO dan adanya insentif dari pemerintah untuk harga minyak ritel akan menjadi katalis positif bagi IHSG.

Selain itu data dari dalam negeri yang lebih stabil seperti defisit fiskal dan utang Indonesia juga menjadi sentimen positif.

Defisit fiskal Indonesia relatif terkendali dibanding negara lain sepanjang 2020 sampai 2021 yaitu defisit 10,8 persen, lebih rendah dibandingkan Myanmar 11,1 persen, Thailand 11,6 persen, Filipina 13,4 persen, Arab Saudi 14,4 persen, China 18,7 persen, Afrika Selatan 19,3 persen, Brasil 19,5 persen dan India 24 persen.

Defisit yang meningkat tentu akan turut meningkatkan utang, namun Indonesia masih tergolong terkendali dibanding beberapa negara berkembang lainnya.

Dari 2020 ke 2021, utang Indonesia naik 10,8 persen sedangkan Thailand 17 persen, Filipina 22 persen, Afrika Selatan 12 persen, China 11,8 persen, Malaysia 13,6 persen.

Bursa AS pada akhir pekan lalu ditutup kompak di zona hijau. Bursa AS mengalami gejolak atau volatilitas yang cukup tinggi terkait kebijakan siklus suku bunga yang tinggi.

Investor mencoba untuk menyesuaikan diri di tengah rilis data ekonomi yang kurang memuaskan yang menunjukkan penurunan belanja konsumen.

Dari Asia, pelaku pasar masih menunggu rilis data keyakinan konsumen Jepang pada Januari yang diperkirakan akan mengalami ekspansi 39,5 persen.

Sementara dari China, rilis data ekonomi kurang memuaskan yaitu Caixin Manufacturing PMI pada Januari yang mengalami level terendahnya selama 23 bulan terakhir yaitu 49,1.

IHSG hari ini diprediksi akan bergerak pada rentang 6.590 hingga 6.700.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei menguat 767,34 poin atau 2,93 persen ke 26.937,64, Indeks Hang Seng naik 122,21 poin atau 0,52 persen ke 23.672,29, dan Indeks Straits Times meningkat 17,17 atau 0,53 persen ke 3.263,5.

PT Equityworld | Harga Emas Anjlok Nih, Tapi Ada Harapan Naik Lagi!

PT Equityworld | Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Ke depan, seperti apakah nasib harga sang logam mulia?

Pada Senin (31/1/2022) pukul 06:38 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.789,52/troy ons. Turun tipis 0,1% dari posisi perdagangan akhir pekan lalu.

Harga emas belum bisa lepas dari tren koreksi. Jika hari minus lagi, maka harga emas akan turun selama empat hari beruntun. Pada 25-26 Januari 2022, harga emas anjlok lebih dari 2%.

Ke depan, sepertinya prospek harga emas tidak terlalu baik. Sebab, harga aset ini sudah menembus titik support.

Wang Tao, Analis Teknikal Reuters, menilai titik support harga emas ada di US$ 1.792/troy ons. Penembusan ke bawah ini akan membuat harga jauh ke US$ 1.777/troy ons.

"Harga emas ternyata turun ke bawah jalur pendakian. Target terdekat ada di US$ 1.753/troy ons, meski mash butuh pemantauan lebih lanjut," sebut Wang dalam risetnya.

Meski begitu, Wang masih meyakini bahwa harapan kenaikan harga emas tetap terbuka. Bukan tidak mungkin harga bisa bangkit dan menuju ke US$ 1.803/troy ons,

"Kebangkitan akan menjadi bukti bahwa pergerakan ke bawah jalur pendakian palsu belaka. Ketika ini terjadi, maka target bullish ada di US$ 1.815-1.830/troy ons," tegas Wang.

Wang memperkirakan nantinya harga emas terlebih dulu akan stabil di sekitar US$ 1.781/troy ons. Setelah itu, ada peluang harga bakal naik lagi.