Senin, 10 Januari 2022

Equity World | Bursa Asia Mixed pada Perdagangan Senin (10/1) Pagi, Mayoritas Indeks Melemah

Equity World | Bursa Asia bergerak variasi pada perdagangan Senin (10/1) pagi, dengan mayoritas indeks melemah. Investor bersiap untuk volatilitas pasar obligasi dan menilai pukulan ekonomi dari varian Omicron yang menyebar dengan cepat.

Pukul 08.26 WIB, indeks Hang Seng naik 30,52 poin atau 0,13% ke 23.523,90, Taiex turun 110,91 poin atau 0,61% le 18.048,92, Kospi turun 39,92 poin atau 1,37% ke 2.914,41, ASX 200 turun 6,05 poin atau 0,08% ke 7.447,30, Straits Times naik 23,82 poin atau 0,73% ke 3.229,05 dan FTSE Malaysia turun 0,29 poin atau 0,02% ke 1.542,62. 

Mengutip Bloomberg, imbal hasil Treasury naik secara menyeluruh pekan lalu dalam aksi jual yang dipicu oleh risalah Federal Reserve yang mengisyaratkan untuk memulai kenaikan suku bunga lebih cepat yakni setelah Maret. Imbal hasil US Treasury AS bertenor 10 tahun menyentuh level tertinggi dalam hampir dua tahun.

Data inflasi AS pekan ini akan diawasi dengan ketat seiring meningkatnya kekhawatiran The Fed tentang tekanan harga yang tinggi.

Pasar menghadapi peningkatan volatilitas karena investor bergulat dengan cara mengevaluasi aset karena likuiditas pandemi yang membantu mendorong ekuitas ke rekor tertinggi mulia ditarik. 

Pada saat yang sama, penyebaran varian Omicron menjadi ujian baru untuk kegiatan ekonomi.

"The Fed AS perlu melangkah dengan hati-hati dalam menghapus akomodasi kebijakan. Hal itu tidak boleh terjadi terlalu cepat. Jika tidak, ini berisiko mengganggu rebound pertumbuhan ekonomi dan dapat menyebabkan taper tantrum lainnya," ujar Diana Mousina, ekonom senior AMP Capital dalam sebuah catatan yang dikutip Bloomberg.

Di sisi lain, ekuitas China akan menjadi sorotan. Komisi Pengaturan Sekuritas China dikabarkan akan mengadopsi berbagai langkah untuk menghindari volatilitas dan tegas mencegah fluktuasi besar setelah saham mengalami awal terburuk selama setahun sejak 2016.

Jumat, 07 Januari 2022

PT Equityworld | Pesona Emas Dunia Tergerus Usai Rilis Risalah The Fed

PT Equityworld | Emas berjangka merosot tajam menjadi berada di bawah level psikologis USD1.800 pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Pelemahan terjadi setelah risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan dan memicu reli imbal hasil obligasi Pemerintah AS.

Mengutip Antara, Jumat, 7 Januari 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD35,9 atau 1,97 persen menjadi USD1.789,20 per ons. Di pasar spot, emas juga merosot 1,2 persen menjadi USD1.788,25 per ons.

Sehari sebelumnya, Rabu, 5 Januari, emas berjangka terangkat USD10,5 atau 0,58 persen menjadi USD1.825,10, setelah menguat USD14,5 atau 0,81 persen menjadi USD1.814,60 pada Selasa, 4 Januari. Serta jatuh sebanyak USD28,5 atau 1,56 persen menjadi USD1.800,10 pada Senin, 3 Januari.

Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang dirilis setelah penutupan pasar menunjukkan para pejabat telah membahas penyusutan kepemilikan aset bank sentral secara keseluruhan serta menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan untuk melawan inflasi.

Prospek kenaikan suku bunga memberikan tekanan pada emas karena mengurangi selera investor terhadap logam safe haven yang tidak dikenakan bunga. "Titik fokus utama adalah jumlah kenaikan suku bunga dan seberapa agresif Fed akan melakukannya, yang telah menempatkan emas dalam posisi rentan," kata Analis Pasar Senior Oanda Ed Moya.

"Jika pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah jauh lebih tinggi dalam jangka pendek, itu akan sangat mengganggu perdagangan emas," tambah Moya.

Data ekonomi dirilis beragam

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis beragam. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan Indeks Aktivitas Bisnis tercatat 67,6 persen pada Desember, turun tujuh poin persentase dibandingkan dengan angka 74,6 persen pada November.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS mencapai 207 ribu dalam pekan yang berakhir 1 Januari, lebih tinggi dari perkiraan pasar 195 ribu dan 7.000 lebih tinggi dari minggu sebelumnya.

Sedangkan logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun sebanyak 98 sen atau 4,23 persen menjadi USD22,19 per ons. Kemudian platinum untuk pengiriman April turun USD41,2 atau 4,11 persen menjadi USD960,70 per ons.

Kamis, 06 Januari 2022

PT Equityworld | Wall Street Tumbang Setelah Rilis Risalah Rapat The Fed yang Lebih Hawkish

PT Equityworld | Wall Street terjun bebas pada Rabu (5/1) setelah risalah rapat Federal Reserve Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan bank sentral mungkin harus menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diharapkan.

Rabu (5/1), Menurut data awal, S&P 500 merosot 92,96 poin atau 1,94% menjadi 4.700,58 poin. Nasdaq Composite anjlok 522,54 poin atau 3,34%, menjadi 15.100,18. Dow Jones Industrial Average turun 392,54 poin atau 1,07% menjadi 36.407,11.

S&P 500 dan Nasdaq dengan cepat memperpanjang penurunan setelah risalah yang dipandang investor lebih hawkish daripada yang mereka khawatirkan. Dow Jones, yang mencapai rekor tertinggi pada hari sebelumnya, berbalik arah dan juga ditutup lebih rendah.

Risalah dari pertemuan kebijakan Fed 14-15 Desember menawarkan rincian lebih lanjut tentang pergeseran bank sentral bulan lalu menuju kebijakan moneter yang lebih ketat untuk mengekang inflasi. Pembuat kebijakan mengatakan bulan lalu bahwa pasar tenaga kerja AS sangat ketat.

"Ini lebih hawkish dari yang diharapkan. Pergeseran ke arah hawkish ini bisa menjadi masalah bagi pasar saham dan obligasi," kata David Carter, kepala investasi di Lenox Wealth Advisors di New York kepada Reuters.

Sektor teknologi S&P 500 adalah pemberat terbesar pada S&P 500. Sementara sektor real estat yang sensitif terhadap suku bunga memimpin penurunan di antara berbagai sektor.

Kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen. Bunga yang yang lebih tinggi dapat menekan berbagai saham, terutama untuk saham teknologi dan saham pertumbuhan lainnya.

Indeks keuangan S&P 500 juga berakhir lebih rendah, sehari setelah mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa.

Para pejabat The Fed telah setuju untuk mempercepat akhir dari program pembelian obligasi era pandemi. The Fed juga mengeluarkan perkiraan yang mengantisipasi kenaikan suku bunga total 75 bps selama tahun 2022.

Rabu, 05 Januari 2022

PT Equityworld | Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cermati Imbal Hasil Obligasi

PT Equityworld | Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu pagi (5/1/2022). Hal ini seiring wall street yang juga beragam tetapi indeks Dow Jones catat rekor baru.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 turun 0,1 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix menanjak 0,38 persen dan indeks Kospi melemah 0,25 persen. Indeks Australia ASX 200 susut 0,16 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 0,05 persen.

Investor juga akan mencermati perkembangan imbal hasil obligasi di pasar obligasi seiring imbal hasil obligasi AS menguat dengan laju tercepat dalam dua dekade. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik 1,71 persen pada Selasa, 4 Januari 2022, dan berada di posisi 1,65. Demikian mengutip dari laman CNBC, Rabu pekan ini.

Di wall street, indeks Dow Jones melompat 214,59 poin ke posisi 36.799,65. Indeks acuan utama lainnya melemah seiring kenaikan imbal hasil obligasi. Indeks Nasdaq merosot 1,33 persen menjadi 15.622,72. Indeks S&P 500 susut ke posisi 4.793,54.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,26 dari sebelumnya 96. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 116,13 per dolar AS.

Wall Street Beragam, Indeks Dow Jones Cetak Rekor

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 4 Januari 2022. Indeks Dow Jones menguat pada hari kedua seiring investor bertaruh pada saham yang akan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi yang kuat meski ada ancaman Omicron.

Akan tetapi, lonjakan imbal hasil obligasi terus menerus terjadi sehingga menyebabkan investor keluar dari saham teknologi. Sentimen itu mendorong indeks Nasdaq tertekan. Saham Nvidia dan Tesla bebani pasar saham.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 214,59 poin atau 0,5 persen ke posisi 36.799,65. Indeks Dow Jones mencapai rekor intraday pada awal perdagangan. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor intraday, tetapi tertahan kerugian saham teknologi. Indeks S&P 500 susut 0,06 persen menjadi 4.793,54. Indeks Nasdaq susut 1,3 persen menjadi 15.622,72 karena tekanan saham teknologi.

Pada pekan ini, investor bertaruh ekonomi dapat mengatasi lonjakan terbaru dalam kasus COVID-19 yang mencapai 1 juta di AS. Optimisme itu mendorong kenaikan tingkat bunga dan memecahkan pasar saham. Di sisi lain, saham bank mendapatkan sentimen positif dari kenaikan suku bunga. Saham JPMorgan Chase, American Express dan Goldman Sachs termasuk di antara yang mendapatkan keuntungan terbesar di indeks Dow Jones.

Saham Caterpillar dan lainnya yang terkait langsung dengan pemulihan ekonomi juga melonjak. Saham energi seperti Occidental Petroleum naik 7,4 persen dan Coterra Energy bertambah 6,9 persen. Saham Halliburton melonjak 6 persen seiring kenaikan harga minyak mentah dan Morgan Stanley dongkrak perusahaan jasa minyak.

Ford Motor pemenang terbesar di indeks S&P 500 dengan menanjak 11,6 persen. Saham Ford naik setelah perseroan membuka pesanan untuk truk pickup listrik F-150 pada pekan ini. Sebelumnya produk ini mendapat respons luar biasa. Ford juga umumkan rencana melipatgandakan rencana produksi  menjadi 150.000 per tahun.

Gerak Saham di Wall Street

Sementara itu, saham teknologi tertekan seiring investor khawatir kenaikan suku bunga sehingga melepas saham tersebut.

Saham Tesla turun 4,1 persen setelah melonjak 13 persen pada awal pekan ini, dan menguat 8,5 persen pada 2021. Saham Nvidia susut 2,7 persen. Saham perusahaan cloud CrowdStrike dan Okta masing-masing melemah 4,6 persen dan 3,4 persen.

Imbal hasil obligasi melonjak pada hari kedua seiring investor mencerna bukti yang berkembang karena varian omicron mungkun kurang menjadi hambatan material pada pertumbuhan global yang awalnya diantisipasi banyak orang.

“Kami percaya ada kenaikan lebih lanjut untuk saham meski sejauh ini berjalan kuat. Varian baru ini terbukti lebih ringan dari yang sebelumnya,” ujar JPMorgan Equity Strategist Mislav Matejka.

Ia menuturkan, pihaknya terus melihat keuntungan untuk pendapatan dan percaya proyeksi konsensus pada 2022 akan kembali rendah.

Di tempat lain, operator pelayaran melanjutkan kenaikan. Saham Carnival Corp, Royal Caribbean dan Norwegian Cruise masing-masing naik lebih dari 1 persen. Saham maskapai juga menguat sebagai bagian dari pembukaan kembali perdagangan.

Sebelumnya rata-rata indeks acuan pada awal pekan ini dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi. Indeks Nasdaq naik lebih dari 1 persen, yang dipimpin oleh Tesla dan Apple. Apple pun menjadi perusahaan pertama yang mencapai kapitalisasi pasar USD 3 triliun.