Senin, 21 Juni 2021

PT Equity World | Mencermati Hasil Pertemuan The Fed Terkait Sinyal Tapering

 PT Equity World  | Mencermati Hasil Pertemuan The Fed Terkait Sinyal Tapering

PT Equity World | Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) telah menggelar pertemuan dua hari pada 15-16 Juni 2021.  The Fed memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pada 2023.  Lalu bagaimana dengan sentimen pengurangan pembelian obligasi AS atau tapering the Fed?
Pekan ini, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk masih menyoroti tapering the Fed dan dampaknya ke bursa saham.  Salah satu yang jadi pertanyaan apakah the Fed mengedepankan tapering?
Selama dua bulan ini, tapering menjadi perhatian investor. Selama pertemuan federal open market committee (FOMC) atau dewan rapat kebijakan bank sentral AS, Ketua The Fed Jerome Powell masih mengusulkan hal itu akan menjadi tepat untuk mempertimbangkan mengumumkan rencana mengurangi aset pada pertemuan berikutnya, jika data memungkinkan. “Memberi kejutan untuk nada hawkish,” demikian mengutip dari laporan Ashmore, Minggu (20/6/2021).


Rekomendasi Emas 21 – 25 Juni 2021: Berapa Harga Emas Sesungguhnya? | PT Equity World



Dengan bertambahnya perkiraan produk domestik bruto (PDB) dan inflasi menjadi tiga persen pada 2021. Kemudian inflasi 2,1 persen pada 2022 dan 2023. Namun, Powell menilai, inflasi tinggi masih sementara. Di sisi lain,inflasi berisiko lebih tinggi seiring permintaan naik lebih cepat dari pasokan.
The Fed juga mengakui kekuatan tenaga kerja mungkin terganggu lebih lama, sementara di sana masih cukup kendur.
Tingkat pensiun lebih cepat dan faktor lain mungkin membuat sulit untuk kembali ke posisi sebelum pra pandemi COVID-19 untuk tingkat pekerjaan.

Ada harapan dua kali kenaikan suku bunga pada 2023, dan dua titik pada 2022 yang juga menunjukkan kenaikan. Powell juga menekankan titik plot tentu saja proyeksi individu, bukan ramalan komite dan rencana harus diambil.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga tidak fokus komite.  "Powell mengatakan membicarakan lepas landas sekarang akan sangat prematur, itu tidak masuk akal,"
Pernyataan The Fed mengejutkan dan mendorong kenaikan imbal hasil. Namun, sejak itu, imbal hasil lebih tenang.Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 1,58 persen dan ditutup pada pekan ini di kisaran 1,49 persen. Imbal hasil obligasi bertenor 30 tahun mencapai 2,21 persen, dan turun menjadi 2,07 persen.
"Ini menyiratkan obligasi jangka panjang cenderung mendatar, menunjukkan kinerja lebih baik dalam durasi panjang vs pendek.  Diharapkan ini tercermin dalam pergerakan imbal hasil obligasi Indonesia. Kami mempertahankan strategi durasi panjang kami untuk obligasi,” tulis Ashmore.

Jumat, 18 Juni 2021

Equity World | Wall Street: Saham teknologi mengangkat Nasdaq, nada hawkish The Fed membatasi S&P

 Equity World | Wall Street: Saham teknologi mengangkat Nasdaq, nada hawkish The Fed membatasi S&P

Equity World | Wall Street berakhir variasi pada perdagangan Kamis (17/6). Keyakinan pada kekuatan pemulihan ekonomi mendorong investor ke saham teknologi AS, mengangkat indeks Nasdaq lebih tinggi.
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 210,22 poin atau 0,62% menjadi 33.823,45, S&P 500 kehilangan 1,84 poin atau 0,04% menjadi 4.221,86, dan Nasdaq Composite naik 121,67 poin atau 0,87% menjadi 14.161,35.

Saham bank yang sensitif terhadap suku bunga merosot 4,3% karena imbal hasil US Treasury yang berjangka lebih panjang turun.

Penurunan marjinal adalah penyelesaian negatif ketiga S&P berturut-turut, sementara Dow - dengan penurunan yang lebih jelas - membukukan penutupan lebih rendah keempat berturut-turut.
Masih banyak investor mencerna pesan hawkish Federal Reserve yang tak terduga tentang kebijakan moneter dari hari sebelumnya, memproyeksikan kenaikan suku bunga pasca-pandemi pertama pada tahun 2023.
Petinggi The Fed mengutip prospek ekonomi yang membaik karena ekonomi AS pulih dengan cepat dari pandemi, dengan pertumbuhan keseluruhan diperkirakan mencapai 7% tahun ini.



Emas Berjangka Jatuh Terseret Penguatan Dolar AS | Equity World




"Saya pikir ada skenario yang dipikirkan orang bahwa The Fed akan membiarkan inflasi yang lebih besar dan lebih lama dan saya pikir dengan peningkatan dot plot kemarin ... orang memikirkan kembali skenario itu," kata David Lefkowitz, kepala ekuitas di UBS Global Wealth Management.
Saham teknologi, yang umumnya berkinerja lebih baik ketika suku bunga rendah, mendorong reli di Wall Street tahun lalu karena investor berbondong-bondong ke saham yang dianggap relatif aman selama masa gejolak ekonomi.

Investor kembali ke posisi seperti itu pada hari Kamis. Saham produsen chip Nvidia Corp melonjak 4,8%, membukukan rekor penutupan keempat berturut-turut, setelah Jefferies menaikkan target harga sahamnya.
Sementara itu, saham Apple Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Facebook Inc terlepas dari penurunan premarket, naik antara 1,3% dan 2,2%. Investor bertaruh bahwa rebound ekonomi yang stabil akan meningkatkan permintaan untuk produk mereka dalam jangka panjang.
Nasdaq berakhir 13 poin dari rekornya pada hari Senin, tetapi itu masih merupakan penutupan tertinggi kedua indeks yang pernah ada.


Kamis, 17 Juni 2021

Equity World | Wall Street memerah terseret proyeksi The Fed atas kenaikan suku bunga 2023

 Equity World | Wall Street memerah terseret proyeksi The Fed atas kenaikan suku bunga 2023

Equity World | Tiga indeks acuan Wall Street ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (16/6). Petinggi Federal Reserve membuat investor bingung dengan indikasi bahwa bank sentral dapat mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2023, setahun lebih awal dari yang diharapkan.
Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 265,66 poin atau 0,77% menjadi 34.033,67, S&P 500 kehilangan 22,89 poin atau 0,54% menjadi 4.223,7, dan Nasdaq Composite turun 33,17 poin, atau 0,24%, menjadi 14.039,68.
Proyeksi baru melihat mayoritas 11 dari 18 pejabat bank sentral AS mencatat setidaknya dua persen kenaikan suku bunga untuk tahun 2023.
Para petinggi The Fed juga berjanji untuk mempertahankan kebijakan yang mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan pekerjaan yang sedang berlangsung.
The Fed mengutip prospek ekonomi yang membaik, dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan diperkirakan mencapai 7% tahun ini.
Namun, investor terkejut mengetahui para pejabat sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih awal dari 2024.


Data Ekonomi AS Suram, Emas Berjangka Naik | Equity World


"Pada awalnya, plot titik yang memproyeksikan dua kenaikan pada tahun 2023 lebih hawkish dari yang diharapkan dan pasar bereaksi seperti itu," kata Daniel Ahn, kepala ekonom AS di BNP Paribas.
Benchmark imbal hasil US Treasury tenor 10tahun naik di tengah berita Fed, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik ke puncak enam minggu.
Dengan inflasi yang meningkat lebih cepat dari yang diharapkan dan ekonomi bangkit kembali dengan cepat, pasar telah mencari petunjuk kapan The Fed dapat mengubah kebijakan yang diberlakukan tahun lalu untuk memerangi dampak ekonomi dari pandemi, termasuk program pembelian obligasi besar-besaran.
The Fed mengulangi janjinya untuk menunggu "kemajuan lebih lanjut yang substansial" sebelum mulai beralih ke kebijakan yang disesuaikan dengan ekonomi terbuka penuh.
Ini juga mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus membeli obligasi $ 120 miliar setiap bulan untuk mendorong pemulihan ekonomi.


Rabu, 16 Juni 2021

Equity World | Wall Street Tergelincir Jelang Pertemuan The Fed

 Equity World | Wall Street Tergelincir Jelang Pertemuan The Fed

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 15 Juni 2021 waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq tergelincir dari posisi tertingginya seiring investor menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,2 persen menjadi 4.246,59 setelah naik 0,1 persen ke posisi tertinggi baru di kisaran 4.257,16. Indeks Dow Jones susut 94,42 poin atau 0,3 persen menjadi 34.299,33. Indeks Nasdaq turun 0,7 persen menjadi 14.072 setelah saham Apple, Alphabet, Amazon dan Microsoft melemah.

Sektor real estate dan teknologi alami tekanan terbesar pada perdagangan Selasa, sementara itu sektor energi naik 2,1 persen. Saham Diamondback Energy naik 5,1 persen dan Exxon Mobil dan Occidental Petroleum menguat lebih dari tiga persen.

Dari data ekonomi, indeks harga produsen melonjak 6,6 persen hingga Mei 2021. Kenaikan itu terbesar dalam 12 bulan ini. Secara bulanan, indeks harga produsen naik 0,8 persen. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones 0,6 persen.




Wah! Harga Emas Jatuh Lagi Akibat Isu Tapering Fed | Equity World




Sementara itu, data ritel penjualan pada Mei 2021 susut 1,3 persen dibandingkan dari harapan ekoom sekitar 0,7 persen.

"Data yang beragam tidak membuat pasar khawatir. Pasar hampir tidak merespons dengan sedikit cukup berani untuk mengambil posisi besar menjelang pertemuan the Fed," ujar Analis City Index Fiona Cincotta, dilansir dari CNBC, Rabu (16/6/2021).

Ia menambahkan, hal yang menjadi pertanyaan mengenai the Federal Reserve (the Fed) akan memulai dengan sangat lambat mendiskusikan taper tantrum atau pengurangan pembelian obligasi dan perdebatan seputar kebijakan moneter  yang lebih ketat.

Pertemuan kebijakan the Federal Reserve dalam dua hari ini menjadi titik fokus pasar pekan ini. Bank sentral AS diperkirakan tidak akan mengambil tindakan apapun.

Namun, komentar tentang suku bunga, inflasi dan ekonomi dapat mendorong pergerakan pasar. Pelaku pasar akan mendengarkan dengan cermat komentar tentang inflasi dan rencana pengurangan obligasi.

"Semakin lama mereka menunggu untuk berbicara, apalagi taper, ketidakseimbangan tumbuh. Risiko taper ditambah data inflasi tinggi baru-baru ini dan masalah seputar tingkat RRP/IOER kemungkinan akan membuat pertemuan terakhir the Fed bisa dovish,” kata Head of US Macro Strategy MUFG, George Goncalves.

Miliarder Paul Tudor Jones menuturkan, pertemuan the Fed ini bisa menjadi paling penting dalam karier ketua the Federal Reserve Jerome Powell.

Tudor juga memperingatkan Powell dapat memicu aksi jual besar-besaran dalam aset berisiko jika tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk memberi sinyal penurunan dalam pembelian aset bulanan the Fed.