Equityworld Futures | Harga emas Antam pada hari kedua (H+2) Lebaran 2020, terpangkas signifikan.
Equityworld Futures | Adapun harga emas Antam pada Rabu (27/5/2020) untuk kepingan 1 gram turun Rp 8.000 menjadi Rp 909.000.
Untuk harga buyback emas Antam juga turun Rp 8.000 ke Rp 808.000/gram pada hari ini.
Berikut gerak emas Antam kepingan 1 gram:
27 Mei: 909.000
26 Mei: 917.000
22 Mei: 916.000
20 Mei: 926.000
19 Mei: 924.000
18 Mei: 934.000
Harga Emas Berjangka Turun 1,7% | Equityworld Futures
Penurunan harga emas Antam sejalan dengan gerak logam mulia di pasar global.
Harga emas Comex untuk kontrak Juni turun USD 29,9 atau 1,72 persen, menjadi ditutup pada USD 1.705,60 per troy ounce.
Rabu, 27 Mei 2020
Selasa, 26 Mei 2020
Equityworld Futures | Harga Emas Antam Kini Dibandrol Rp 917 Ribu per Gram
Equityworld Futures | Harga Emas Antam Kini Dibandrol Rp 917 Ribu per Gram
Equityworld Futures | Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 917 ribu per gram pada perdagangan hari ini.
Harga buyback emas Antam juga naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 816 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 816 ribu per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Emas Dunia Terbebani Aksi Ambil Untung | Equityworld Futures
Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.320.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 18.090.000.
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
Equityworld Futures | Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) atau emas Antam naik Rp 1.000 menjadi Rp 917 ribu per gram pada perdagangan hari ini.
Harga buyback emas Antam juga naik Rp 1.000 per gram menjadi Rp 816 ribu per gram. Harga buyback ini adalah jika Anda menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 816 ribu per gram.
Saat ini, Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Hingga pukul 09.00 WIB, mayoritas ukuran emas Antam masih tersedia.
Emas Dunia Terbebani Aksi Ambil Untung | Equityworld Futures
Untuk harga emas Antam bercorak batik dengan ukuran 10 gram ditetapkan Rp 9.320.000, sementara untuk ukuran 20 gram dijual Rp 18.090.000.
Harga emas Antam sudah termasuk PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen).
Jumat, 22 Mei 2020
PT Equity World | Asosiasi Pemain Internasional Kritik PSSI Soal Pemotongan Gaji
PT Equity World | Asosiasi Pemain Internasional Kritik PSSI Soal Pemotongan Gaji
PT Equity World | Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) mengkritik keras PSSI yang menerapkan kebijakan pemotongan maksimal 75 persen gaji pemain di tengah pandemi Covid-19 tanpa berdiskusi dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).
"PSSI mengintervensi hubungan kerja pemain tanpa keinginan untuk mengundang serikat pesepak bola ke meja perundingan," ujar Direktur Legal FIFPro Roy Vermeer, dikutip dari keterangan FIFPro yang diunggah dalam laman resminya, Jumat.
Padahal, lanjut pihak FIFPro, FIFA dan AFC sudah memberikan pesan yang jelas agar semua federasi di bawah mereka termasuk PSSI untuk bekerja sama dengan klub dan pemain dalam rangka mengatasi tantangan akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi, PSSI justru dianggap tidak berkomunikasi dengan para pemain melalui perwakilannya APPI.
Pada Jumat (27 Maret), PSSI menerbitkan Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/48/III/2020 yang salah satunya berisi, mempersilakan klub-klub Liga 1 dan 2 untuk menggaji pemainnya maksimal 25 persen pada bulan Maret sampai Juni 2020 dari gaji yang tertera di kontrak di tengah jeda kompetisi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
PSSI menetapkan bahwa bulan Maret, April, Mei dan Juni 2020 menjadi keadaan kahar (force majeure).
Dalam pelaksanaannya, FIFPro menemukan fakta bahwa sejak April 2020, tidak ada satu pun klub Liga 1 yang membayar pemainnya lebih dari 25 persen, bahkan ada dua tim yang hanya memberikan 10 persen dari gaji normal kepada pemainnya.
Sementara di Liga 2, seluruh atau 24 tim membayar penghasilan pemain antara 10 dan 15 persen dari kesepakatan.
Dan di Liga 2, menurut FIFPro, para pemain mendapatkan gaji sekitar US$ 200 atau sekitar Rp 2,9 juta perbulan sebelum ada pemangkasan akibat pandemi. Itu dianggap berada di bawah upah minimum regional yakni US$ 300 (Rp 4,4 juta).
Aksi Ambil Untung Bikin Anjlok Emas Dunia | PT Equity World
Setelah keluar kebijakan pemotongan dari PSSI akibat pandemi, pemain Liga 2 hanya mendapatkan US$ 50 (sekitar Rp 737 ribu) dan nilai itu hanya 17 persen dari upah minimum.
"Fakta bahwa keputusan PSSI berlaku sejak Maret menunjukkan bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasional, apalagi soal kesejahteraan pemain di Indonesia," tutur Roy Vermeer.
Terkait hal itu, FIFPro menegaskan bahwa APPI akan membawa 31 kasus pemain ke Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (NDRC).
FIFPro menyatakan bahwa mereka merasa frustrasi melihat penerapan standar kontrak pemain di Indonesia. Padahal, sudah menjadi kewajiban bahwa setiap klub untuk memastikan ada standar minimum gaji untuk setiap pemain.
Sayangnya, klub-klub yang tidak menerapkan kontrak dengan baik tidak disanksi oleh PSSI. Hal tersebut, kata FIFPro, membuat situasi banyak pemain semakin rentan di tengah krisis pandemi.
PT Equity World | Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) mengkritik keras PSSI yang menerapkan kebijakan pemotongan maksimal 75 persen gaji pemain di tengah pandemi Covid-19 tanpa berdiskusi dengan Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).
"PSSI mengintervensi hubungan kerja pemain tanpa keinginan untuk mengundang serikat pesepak bola ke meja perundingan," ujar Direktur Legal FIFPro Roy Vermeer, dikutip dari keterangan FIFPro yang diunggah dalam laman resminya, Jumat.
Padahal, lanjut pihak FIFPro, FIFA dan AFC sudah memberikan pesan yang jelas agar semua federasi di bawah mereka termasuk PSSI untuk bekerja sama dengan klub dan pemain dalam rangka mengatasi tantangan akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi, PSSI justru dianggap tidak berkomunikasi dengan para pemain melalui perwakilannya APPI.
Pada Jumat (27 Maret), PSSI menerbitkan Surat Keputusan (SK) bernomor SKEP/48/III/2020 yang salah satunya berisi, mempersilakan klub-klub Liga 1 dan 2 untuk menggaji pemainnya maksimal 25 persen pada bulan Maret sampai Juni 2020 dari gaji yang tertera di kontrak di tengah jeda kompetisi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19).
PSSI menetapkan bahwa bulan Maret, April, Mei dan Juni 2020 menjadi keadaan kahar (force majeure).
Dalam pelaksanaannya, FIFPro menemukan fakta bahwa sejak April 2020, tidak ada satu pun klub Liga 1 yang membayar pemainnya lebih dari 25 persen, bahkan ada dua tim yang hanya memberikan 10 persen dari gaji normal kepada pemainnya.
Sementara di Liga 2, seluruh atau 24 tim membayar penghasilan pemain antara 10 dan 15 persen dari kesepakatan.
Dan di Liga 2, menurut FIFPro, para pemain mendapatkan gaji sekitar US$ 200 atau sekitar Rp 2,9 juta perbulan sebelum ada pemangkasan akibat pandemi. Itu dianggap berada di bawah upah minimum regional yakni US$ 300 (Rp 4,4 juta).
Aksi Ambil Untung Bikin Anjlok Emas Dunia | PT Equity World
Setelah keluar kebijakan pemotongan dari PSSI akibat pandemi, pemain Liga 2 hanya mendapatkan US$ 50 (sekitar Rp 737 ribu) dan nilai itu hanya 17 persen dari upah minimum.
"Fakta bahwa keputusan PSSI berlaku sejak Maret menunjukkan bahwa PSSI tidak peduli dengan standar internasional, apalagi soal kesejahteraan pemain di Indonesia," tutur Roy Vermeer.
Terkait hal itu, FIFPro menegaskan bahwa APPI akan membawa 31 kasus pemain ke Badan Penyelesaian Sengketa Nasional (NDRC).
FIFPro menyatakan bahwa mereka merasa frustrasi melihat penerapan standar kontrak pemain di Indonesia. Padahal, sudah menjadi kewajiban bahwa setiap klub untuk memastikan ada standar minimum gaji untuk setiap pemain.
Sayangnya, klub-klub yang tidak menerapkan kontrak dengan baik tidak disanksi oleh PSSI. Hal tersebut, kata FIFPro, membuat situasi banyak pemain semakin rentan di tengah krisis pandemi.
Rabu, 20 Mei 2020
PT Equity World | Waspada! Harga Emas Bisa Rontok, Begini Tanda-tandanya
PT Equity World | Waspada! Harga Emas Bisa Rontok, Begini Tanda-tandanya
PT Equity World | Harga emas dunia Senin kemarin melemah 0,51% ke US$ 1.732,06/troy ons, setelah sebelumnya menguat 1,35% ke US$ 1.764,55/troy ons. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 12 Oktober 2012.
Secara teknikal, emas yang disimbolkan XAU/USD mendapatkan momentum penguatan setelah menembus pola Triangle (garis biru) pada Kamis (14/5/2020) lalu. Tetapi pergerakan emas kemarin jika dilihat dengan candle stick membentuk pola Shooting Star.
Jika dilihat pada grafik, body (badan) candle stick kecil di bagian bawah, sementara tail (ekor) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau XAU/USD akan bergerak turun, alias emas berisiko melemah. Secara psikologis, pola Shooting Star menunjukkan trader yang menjual emas berusaha mendominasi pasar.
Risiko penurunan emas semakin besar melihat indikator Stochastic yang mulai turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Harga Emas Naik Tipis, Masih Bertengger di Level US$1.740 | PT Equity World
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.
Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1.720/troy ons, jika dilewati emas berisiko melemah ke US$ 1.708 sampai 1.700/troy ons.
Penembusan konsisten di bawah level tersebut berisiko membuat emas drop dan kembali memasuki fase konsolidasi, dengan target bawah ke US$ 1.660/troy ons.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 1.746/troy ons, hanya penembusan di atas level tersebut yang bisa membuat emas kembali menguat.
Sementara untuk jangka panjang, outlook emas masih bullish alias dalam tren naik.
PT Equity World | Harga emas dunia Senin kemarin melemah 0,51% ke US$ 1.732,06/troy ons, setelah sebelumnya menguat 1,35% ke US$ 1.764,55/troy ons. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 12 Oktober 2012.
Secara teknikal, emas yang disimbolkan XAU/USD mendapatkan momentum penguatan setelah menembus pola Triangle (garis biru) pada Kamis (14/5/2020) lalu. Tetapi pergerakan emas kemarin jika dilihat dengan candle stick membentuk pola Shooting Star.
Jika dilihat pada grafik, body (badan) candle stick kecil di bagian bawah, sementara tail (ekor) panjang ke atas. Pola tersebut disebut Shooting Star, dan kerap dijadikan sinyal pembalikan arah atau XAU/USD akan bergerak turun, alias emas berisiko melemah. Secara psikologis, pola Shooting Star menunjukkan trader yang menjual emas berusaha mendominasi pasar.
Risiko penurunan emas semakin besar melihat indikator Stochastic yang mulai turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Harga Emas Naik Tipis, Masih Bertengger di Level US$1.740 | PT Equity World
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah jenuh beli (di atas 80), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik turun.
Support (tahanan bawah) terdekat berada di kisaran US$ 1.720/troy ons, jika dilewati emas berisiko melemah ke US$ 1.708 sampai 1.700/troy ons.
Penembusan konsisten di bawah level tersebut berisiko membuat emas drop dan kembali memasuki fase konsolidasi, dengan target bawah ke US$ 1.660/troy ons.
Resisten terdekat berada di kisaran US$ 1.746/troy ons, hanya penembusan di atas level tersebut yang bisa membuat emas kembali menguat.
Sementara untuk jangka panjang, outlook emas masih bullish alias dalam tren naik.
Langganan:
Postingan (Atom)