PT Equity World | Harga Emas Antam Naik Rp 10.000
PT Equity World | Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Jumat (20/3/2020) berada di angka Rp 824.000 per gram. Angka tersebut naik Rp 10.000 jika dibandingkan harga emas pada Kamis (19/3/2020). Sementara itu, harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 743.000. Harga tersebut naik Rp 11.000 jika dibandingkan kemarin. Baca juga: Harga Emas Antam Turun Rp 12.000, Simak Rinciannya Sebagai catatan, harga emas Antam tersebut berlaku di kantor Antam Pulogadung, Jakarta. Sementara di gerai penjualan emas Antam lain bisa berbeda. Adapun sesuai dengan PMK Nomor 34/PMK.10/2017 pembelian emas batangan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9 persen. Jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, yaitu sebesar 0,45 persen, sertakan nomor NPWP setiap kali transaksi. Setiap pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22. Baca juga: Sempat Anjlok, Harga Emas Antam Melonjak Rp 25.000 Berikut rincian harga emas Antam hari ini.
Harga Emas Melesat 1% Lebih, Kuat Berapa Lama? | PT Equity World
0,5 gram Rp 436.500
1 gram Rp 824.000
2 gram Rp 1.597.000
3 gram Rp 2.374.000
5 gram Rp 3.940.000
10 gram Rp 7.815.000
25 gram Rp 19.430.000
50 gram Rp 38.785.000
100 gram Rp 77.500.000
250 gram Rp 193.500.000
500 gram Rp 386.800.000
1.000 gram Rp 773.600.000
Jumat, 20 Maret 2020
Kamis, 19 Maret 2020
PT Equity World | Cuma Naik Sehari, Harga Emas Dunia Nyungsep Lagi
PT Equity World | Cuma Naik Sehari, Harga Emas Dunia Nyungsep Lagi
PT Equity World | Harga emas dunia pada perdagangan Selasa lalu menguat 0,95%, setelah mengalami kemerosotan dalam lima perdagangan sebelumnya. Total selama periode tersebut, harga emas dunia ambles nyaris 10%.
Sementara pada perdagangan Rabu kemarin (18/3/2020) harga emas kembali merosot 2,77% ke Rp 1.486/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Namun yang menarik, penurunan harga emas kemarin kembali terjadi saat bursa saham mengalami aksi jual. Bursa saham Asia kembali memerah, indeks Shanghai Composite China dan Nikkei Jepang melemah lebih dari 1,5%, sementara Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan ambles lebih dari 4%.
Kemudian dari Eropa, indeks DAX 20 Jerman memimpin pelemahan sebesar 3,5%, disusul FTSE 100 Inggris nyaris 3%, CAC 40 Perancis nyaris 2%, dan FTSE MIB Italia lebih dari 1%.
Indeks berjangka (futures) Wall Street juga kembali merosot, hingga sore ini, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq futures merosot sekitar 4%. Kembali memerahnya indeks futures tersebut menjadi indikasi Wall Street kembali merosot pada hari ini, setelah Selasa kemarin menguat tajam.
Benar saja, Kamis pagi ini (19/3), Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%.
Pergerakan pasar saham yang memerah tersebut menunjukkan masih buruknya sentimen pelaku pasar akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Rekomendasi Harga Emas 19 Maret 2020: Turun Tajam Karena Ketakutan Menyerbu Pasar | PT Equity World
Emas merupakan aset yang dipandang aman (safe haven) dan menjadi buruan pelaku pasar saat bursa saham yang merupakan aset berisiko mengalami aksi jual. Dengan kata lain, ketika bursa saham sedang merosot tajam, harga emas akan melesat naik.
Tetapi hal tersebut tidak terjadi saat ini. Kemerosotan tajam di pasar saham tentunya membuat banyak investor mengalami margin call atau pemberitahuan untuk membayar kekurangan dana.
Sementara harga emas sudah cukup tinggi, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sejak tahun 2012. Akibatnya, pelaku pasar mencairkan keuntungan dari investasi emas, dan memasukkan kembali di bursa saham untuk menghindari kekurangan dana, dengan harapan bursa saham akan bangkit ketika wabah virus corona berakhir.
Akibatnya harga emas turut merosot mengiringi kejatuhan bursa saham global.
PT Equity World | Harga emas dunia pada perdagangan Selasa lalu menguat 0,95%, setelah mengalami kemerosotan dalam lima perdagangan sebelumnya. Total selama periode tersebut, harga emas dunia ambles nyaris 10%.
Sementara pada perdagangan Rabu kemarin (18/3/2020) harga emas kembali merosot 2,77% ke Rp 1.486/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Namun yang menarik, penurunan harga emas kemarin kembali terjadi saat bursa saham mengalami aksi jual. Bursa saham Asia kembali memerah, indeks Shanghai Composite China dan Nikkei Jepang melemah lebih dari 1,5%, sementara Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan ambles lebih dari 4%.
Kemudian dari Eropa, indeks DAX 20 Jerman memimpin pelemahan sebesar 3,5%, disusul FTSE 100 Inggris nyaris 3%, CAC 40 Perancis nyaris 2%, dan FTSE MIB Italia lebih dari 1%.
Indeks berjangka (futures) Wall Street juga kembali merosot, hingga sore ini, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq futures merosot sekitar 4%. Kembali memerahnya indeks futures tersebut menjadi indikasi Wall Street kembali merosot pada hari ini, setelah Selasa kemarin menguat tajam.
Benar saja, Kamis pagi ini (19/3), Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%.
Pergerakan pasar saham yang memerah tersebut menunjukkan masih buruknya sentimen pelaku pasar akibat pandemi virus corona (COVID-19).
Rekomendasi Harga Emas 19 Maret 2020: Turun Tajam Karena Ketakutan Menyerbu Pasar | PT Equity World
Emas merupakan aset yang dipandang aman (safe haven) dan menjadi buruan pelaku pasar saat bursa saham yang merupakan aset berisiko mengalami aksi jual. Dengan kata lain, ketika bursa saham sedang merosot tajam, harga emas akan melesat naik.
Tetapi hal tersebut tidak terjadi saat ini. Kemerosotan tajam di pasar saham tentunya membuat banyak investor mengalami margin call atau pemberitahuan untuk membayar kekurangan dana.
Sementara harga emas sudah cukup tinggi, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sejak tahun 2012. Akibatnya, pelaku pasar mencairkan keuntungan dari investasi emas, dan memasukkan kembali di bursa saham untuk menghindari kekurangan dana, dengan harapan bursa saham akan bangkit ketika wabah virus corona berakhir.
Akibatnya harga emas turut merosot mengiringi kejatuhan bursa saham global.
Rabu, 18 Maret 2020
PT Equity World | Rincian Harga Jual 18 Maret: Ladies, Emas Antam Naik Luar Biasa!
PT Equity World | Rincian Harga Jual 18 Maret: Ladies, Emas Antam Naik Luar Biasa!
PT Equity World | Harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Rabu (18/3/2020) mengamuk sejadi-jadinya, dan naik dengan besaran yang luar biasa.
Pada hari ini, Rabu (18/3/2020), harga emas Antam kepingan 1 gram naik Rp 25.000 menjadi Rp 826.000.
Untuk harga buyback, naik Rp 26.000 ke Rp 745.000/gram.
Berikut pergerakan harga emas Antam kepingan 1 gram (Rp):
18 Maret: 826.000
17 Maret: 801.000
16 Maret: 819.000
14 Maret: 809.000
Kenaikan harga jual emas Antam, sejalan dengan pergerakan harga logam mulia di pasar dunia.
Harga Emas Meroket ke Rp826 Ribu per Gram Berkat Stimulus AS | PT Equity World
Emas berjangka di Bursa Comex untuk kontrak April pada penutupan perdagangan Selasa (17/3/2020) naik USD 39,3 atau 2,64 persen menjadi USD 1.525,8 per troy ounce.
Berikut rincian harga emas batangan Antam di Butik Logam Mulia Pulo Gadung, Jakarta Timur, dikutip dari laman logam mulia Rabu (18/3/2020) pukul 08.30 WIB (gram-rupiah):
0,5-437.500
1-826.000
2-1.601.000
3-2.380.000
5-3.950.000
10-7.835.000
25-19.480.000
50-38.885.000
100-77.700.000
250-194.000.000
500-387.800.000
1.000-775.600.000 (*)
PT Equity World | Harga emas Antam pada perdagangan hari ini, Rabu (18/3/2020) mengamuk sejadi-jadinya, dan naik dengan besaran yang luar biasa.
Pada hari ini, Rabu (18/3/2020), harga emas Antam kepingan 1 gram naik Rp 25.000 menjadi Rp 826.000.
Untuk harga buyback, naik Rp 26.000 ke Rp 745.000/gram.
Berikut pergerakan harga emas Antam kepingan 1 gram (Rp):
18 Maret: 826.000
17 Maret: 801.000
16 Maret: 819.000
14 Maret: 809.000
Kenaikan harga jual emas Antam, sejalan dengan pergerakan harga logam mulia di pasar dunia.
Harga Emas Meroket ke Rp826 Ribu per Gram Berkat Stimulus AS | PT Equity World
Emas berjangka di Bursa Comex untuk kontrak April pada penutupan perdagangan Selasa (17/3/2020) naik USD 39,3 atau 2,64 persen menjadi USD 1.525,8 per troy ounce.
Berikut rincian harga emas batangan Antam di Butik Logam Mulia Pulo Gadung, Jakarta Timur, dikutip dari laman logam mulia Rabu (18/3/2020) pukul 08.30 WIB (gram-rupiah):
0,5-437.500
1-826.000
2-1.601.000
3-2.380.000
5-3.950.000
10-7.835.000
25-19.480.000
50-38.885.000
100-77.700.000
250-194.000.000
500-387.800.000
1.000-775.600.000 (*)
Selasa, 17 Maret 2020
PT Equity World | Emas Ambles Lebih dari 4%, Uang Tunai Kini Lebih Berharga
PT Equity World | Emas Ambles Lebih dari 4%, Uang Tunai Kini Lebih Berharga
PT Equity World | Harga emas dunia ambles pada perdagangan Senin (16/3/2020) hingga ke bawah US$ 1.500/troy ons meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga secara agresif bahkan mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE).
Memang di awal perdagangan hari ini, emas sempat melesat naik 2,84% ke US$ 1.572,79/troy ons, tetapi seiring berjalannya waktu logam mulia ini memangkas penguatan. Hingga akhirnya ambles 4,11% ke US$ 1.466,4/troy ons. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 13 Desember 2019.
Posisi tersebut sedikit membaik, pada pukul 18:29 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.478/troy ons, melemah 3,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Harga emas melesat naik setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015. Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) senilai US$ 700 miliar.
Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan sebesar 125 bps menjadi 0,25% dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari. Pemangkasan suku bunga agresif dilakukan demi melindungi perekonomian AS dari dampak negatif pandemi virus corona.
"Dampak penyebaran virus corona akan membebani aktivitas ekonomi dalam jangka pendek sehingga menimbulkan risiko terhadap prospek ke depan. Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan target suku bunga," sebut keterangan tertulis The Fed.
Suku bunga rendah dan QE merupakan kombinasi yang sempurna bagi emas untuk terus melesat naik. Saat krisis finansial global 2008, The Fed juga melakukan hal yang sama, dampaknya harga emas terus bergerak naik hingga mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada bulan September 2011.
Namun saat ini kondisinya terlihat berbeda, pelaku pasar tidak terlalu tertarik lagi dengan emas akibat pandemik virus corona (COVID-19) yang belum diketahui sampai kapan berlangsung, serta kejatuhan bursa saham global.
Investor Beralih ke Uang Tunai, Harga Emas Jatuh ke Bawah USD 1.500 | PT Equity World
Semakin lama pandemi COVID-19 berlangsung, aktivitas ekonomi akan semakin menurun seiring semakin banyaknya negara yang mengisolasi warganya COVID-19 tidak terus menyebar. Pertumbuhan ekonomi global semakin berisiko terpangkas lebih dalam.
Tanpa aktivitas ekonomi, masyarakat tentu memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga uang tunai menjadi lebih menarik dibandingkan emas atau saham. Dua instrumen investasi yang berstatus berlawanan itu (emas = safe haven, saham = aset berisiko) akhirnya sama-sama mengalami aksi jual dan bergerak searah, sama-sama merosot.
"Pasar sangat bimbang dan ada banyak pendapat yang berbeda. Investor saat ini membuat segalanya, dan mereka hanya ingin uang tunai" kata Margaret Yang Yan, analis CMC Market, sebagaimana dilansir CNBC International.
Yan juga mengatakan saat ini pasar berada dalam situasi yang tidak biasa, dan teori suku bunga rendah dan QE dapat menguatkan harga emas sedang tidak berlaku. Senada dengan Yan, analis senior di OANDA Jeffrey Halley juga menyatakan saat ini emas tidak terpengaruh dengan suku bunga rendah dan QE.
"Sayangnya, saat ini bukan waktu yang normal dan aturan biasa (emas menguat saat suku bunga rendah dan QE) terlihat tidak bisa diterapkan. Jika bursa saham merosot, maka likuidasi posisi long (beli) emas tidak akan terhindarkan" ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.
PT Equity World | Harga emas dunia ambles pada perdagangan Senin (16/3/2020) hingga ke bawah US$ 1.500/troy ons meski bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga secara agresif bahkan mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE).
Memang di awal perdagangan hari ini, emas sempat melesat naik 2,84% ke US$ 1.572,79/troy ons, tetapi seiring berjalannya waktu logam mulia ini memangkas penguatan. Hingga akhirnya ambles 4,11% ke US$ 1.466,4/troy ons. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 13 Desember 2019.
Posisi tersebut sedikit membaik, pada pukul 18:29 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.478/troy ons, melemah 3,34% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Harga emas melesat naik setelah The Fed mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 100 basis poin (bps) menjadi 0-0,25%. Suku bunga tersebut menjadi yang terendah sejak tahun 2015. Selain itu The Fed juga mengaktifkan kembali program pembelian aset (Quantitative Easing/QE) senilai US$ 700 miliar.
Bank sentral paling powerful di dunia ini juga memangkas suku bunga pinjaman darurat untuk perbankan sebesar 125 bps menjadi 0,25% dan memperpanjang tenornya menjadi 90 hari. Pemangkasan suku bunga agresif dilakukan demi melindungi perekonomian AS dari dampak negatif pandemi virus corona.
"Dampak penyebaran virus corona akan membebani aktivitas ekonomi dalam jangka pendek sehingga menimbulkan risiko terhadap prospek ke depan. Dengan perkembangan ini, Komite memutuskan untuk menurunkan target suku bunga," sebut keterangan tertulis The Fed.
Suku bunga rendah dan QE merupakan kombinasi yang sempurna bagi emas untuk terus melesat naik. Saat krisis finansial global 2008, The Fed juga melakukan hal yang sama, dampaknya harga emas terus bergerak naik hingga mencapai rekor tertinggi US$ 1.920/troy ons pada bulan September 2011.
Namun saat ini kondisinya terlihat berbeda, pelaku pasar tidak terlalu tertarik lagi dengan emas akibat pandemik virus corona (COVID-19) yang belum diketahui sampai kapan berlangsung, serta kejatuhan bursa saham global.
Investor Beralih ke Uang Tunai, Harga Emas Jatuh ke Bawah USD 1.500 | PT Equity World
Semakin lama pandemi COVID-19 berlangsung, aktivitas ekonomi akan semakin menurun seiring semakin banyaknya negara yang mengisolasi warganya COVID-19 tidak terus menyebar. Pertumbuhan ekonomi global semakin berisiko terpangkas lebih dalam.
Tanpa aktivitas ekonomi, masyarakat tentu memerlukan uang tunai untuk memenuhi kebutuhannya, sehingga uang tunai menjadi lebih menarik dibandingkan emas atau saham. Dua instrumen investasi yang berstatus berlawanan itu (emas = safe haven, saham = aset berisiko) akhirnya sama-sama mengalami aksi jual dan bergerak searah, sama-sama merosot.
"Pasar sangat bimbang dan ada banyak pendapat yang berbeda. Investor saat ini membuat segalanya, dan mereka hanya ingin uang tunai" kata Margaret Yang Yan, analis CMC Market, sebagaimana dilansir CNBC International.
Yan juga mengatakan saat ini pasar berada dalam situasi yang tidak biasa, dan teori suku bunga rendah dan QE dapat menguatkan harga emas sedang tidak berlaku. Senada dengan Yan, analis senior di OANDA Jeffrey Halley juga menyatakan saat ini emas tidak terpengaruh dengan suku bunga rendah dan QE.
"Sayangnya, saat ini bukan waktu yang normal dan aturan biasa (emas menguat saat suku bunga rendah dan QE) terlihat tidak bisa diterapkan. Jika bursa saham merosot, maka likuidasi posisi long (beli) emas tidak akan terhindarkan" ujarnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Langganan:
Postingan (Atom)