Equity World | Wall Street Ditutup Rebound, Dow Jones Naik 187 Poin
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street berakhir naik pada Selasa (28/1/2020) waktu setempat. Pasalnya pasar berusaha rebound dari aksi jual tajam pada sesi sebelumnya.
Mengutip Xinhua, Rabu (29/1/2020), Dow Jones Industrial Average naik 187,05 poin, atau 0,66 persen, menjadi 28.722,85. S&P 500 naik 32,61 poin, atau 1,01 persen, menjadi 3.276,24. Indeks Komposit Nasdaq meningkat 130,37 poin, atau 1,43 persen, menjadi 9.269,68.
Semua 11 sektor S&P 500 ditutup lebih tinggi, dengan teknologi dan keuangan masing-masing naik 1,75 persen dan 1,34 persen, memimpin penguatan.
Di sisi data, indeks kepercayaan konsumen AS berada di 131,6 pada Januari, naik dari 128,2 di Desember. Hal tersebut didorong oleh penilaian yang lebih positif dari pasar kerja saat ini dan meningkatnya optimisme tentang prospek pekerjaan di masa depan, The Conference Board yang berbasis di New York mengatakan pada hari Selasa .
Equity World
Harga Emas Turun Usai Cetak Rekor Tertinggi | Equity World
Pesanan untuk barang yang tahan lama di AS meningkat 2,4 persen pada Desember, didorong oleh kenaikan tajam dalam pengeluaran pertahanan, Departemen Perdagangan melaporkan Selasa. Ekonom yang disurvei oleh MarketWatch memperkirakan penurunan 0,3 persen dalam pesanan untuk barang tahan lama.
Wall Street juga memerhatikan hasil pendapatan emiten. Dari perusahaan S&P 500 yang melaporkan sejauh ini, sekitar 67 persen telah membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan, menurut FactSet.
Rabu, 29 Januari 2020
Selasa, 28 Januari 2020
Equity World | Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?
Equity World | Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?
Equity World | Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Ini membuat harga emas dunia pun melesat naik saat perdagangan Senin kemarin (27/1/2020) dibuka.
Kekhawatiran pelaku pasar ini membuat bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat. Pada pukul 14:16 WIB Senin kemarin, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.
Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Equity World
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi karena Kekhawatiran Virus Corona | Equity World
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support (tahanan bawah) US$ 1,574/troy ons.
Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.
Equity World | Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Ini membuat harga emas dunia pun melesat naik saat perdagangan Senin kemarin (27/1/2020) dibuka.
Kekhawatiran pelaku pasar ini membuat bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat. Pada pukul 14:16 WIB Senin kemarin, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.
Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Equity World
Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi karena Kekhawatiran Virus Corona | Equity World
Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.
Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support (tahanan bawah) US$ 1,574/troy ons.
Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.
Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.
Senin, 27 Januari 2020
Equity World | Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz?
Equity World | Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz?
Equity World | Harga emas dunia melesat naik saat perdagangan Senin (27/1/2020) dibuka. Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Dampaknya bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat.
Pada pukul 14:16 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Mengutip CNBC International, jumlah korbanSelain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.
Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas, bahkan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian China.
Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Equity World
Virus Corona Meradang, Harga Emas Antam Kembali Terbang | Equity World
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Equity World | Harga emas dunia melesat naik saat perdagangan Senin (27/1/2020) dibuka. Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Dampaknya bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat.
Pada pukul 14:16 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Mengutip CNBC International, jumlah korbanSelain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.
Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.
Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas, bahkan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian China.
Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.
Equity World
Virus Corona Meradang, Harga Emas Antam Kembali Terbang | Equity World
Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.
Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.
Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.
Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.
Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.
Jumat, 24 Januari 2020
Equity World | Wall Street bervariasi, berita virus China dan laba kendalikan pasar
Equity World | Wall Street bervariasi, berita virus China dan laba kendalikan pasar
Equity World | Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dengan Indeks S&P 500 sedikit lebih tinggi dan Nasdaq membukukan rekor penutupan tertinggi dibantu oleh lompatan di Netflix, sementara berita tentang wabah Virus Corona yang menyebar dari China dan hasil laba yang beragam mengendalikan pasar.
Indeks S&P dan Nasdaq keduanya diperdagangkan turun sebelum berita di akhir sesi bahwa Gilead Sciences Inc menilai obat Ebola eksperimentalnya sebagai pengobatan yang mungkin untuk virus. Indeks Dow Jones berakhir sedikit lebih rendah.
Bahkan ketika para pejabat kesehatan di China mengisolasi jutaan orang dalam upaya mengendalikan wabah Virus Corona, yang sejauh ini telah merenggut 18 nyawa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan "agak terlalu dini" untuk menyatakan darurat kesehatan global .
"Virus ini, jika bukan diversi (pengalihan), itu adalah sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para pedagang," kata Kepala Eksekutif Horizon Investment Services, Chuck Carlson di Hammond, Indiana. "Itu penting, tetapi itu masalah untuk bagian dari pasar, bukan dengan investor yang melihat melewati 24 jam ke depan."
Wabah telah menekan pasar ekuitas global, ketika jutaan orang China sedang bersiap untuk melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek, yang dimulai Sabtu (25/1/2020).
Musim pelaporan kuartal keempat semakin menguat, dengan para analis sekarang memperkirakan laba kuartal keempat mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen dari setahun lalu. Dari 74 perusahaan dalam S&P 500 yang telah membukukan hasil, 67,6 persen telah mengalahkan ekspektasi konsensus, menurut data Refinitiv.
"Hari ini kami mendapatkan situasi di mana kami memiliki pasar yang datar, yang akan menunjukkan bahwa pasar merasa nyaman dengan laba dan bahwa ekspektasi telah meningkat mengingat reli memasuki musim laba," kata Carlson.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 26,18 poin atau 0,09 persen, menjadi berakhir di 29.160,09 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,79 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 3.325,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 18,71 poin atau 0,2 persen menjadi berakhir di 9.402,48 poin.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, enam sektor ditutup di zona merah. Sektor perawatan kesehatan mencatat penurunan persentase terbesar, sedangkan industri menikmati keuntungan terbesar.
Equity World
Virus Corona Mengintai Dunia, ke Mana Arah Harga Emas? | Equity World
Tokoh asuransi Travelers Cos Inc melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, dengan keuntungan underwriting tiga kali lipat dan kerugian akibat bencana jatuh. Namun demikian, saham perusahaan turun 5,1 persen, dan merupakan hambatan terbesar pada saham unggulan Dow.
Comcast Corp mengalahkan estimasi Wall Street tetapi kehilangan lebih banyak pelanggan dari yang diperkirakan analis, mengirim sahamnya jatuh 3,8 persen.
Hasil Freeport-McMoRan juga datang di atas harapan, tetapi investor fokus pada penurunan perusahaan pertambangan dalam produksi di Indonesia, sehingga sahamnya turun 2,8 persen.
Di antara top gainer, Union Pacific Corp terangkat 3,5 persen setelah operator kereta api itu mengatakan pakta perdagangan AS-China Tahap 1 harus membalikkan volumenya yang merosot.
Netflix melonjak 7,2 persen, rebound dari kerugian yang dipicu oleh perkiraan mengecewakan awal pekan ini.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,52 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Equity World | Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dengan Indeks S&P 500 sedikit lebih tinggi dan Nasdaq membukukan rekor penutupan tertinggi dibantu oleh lompatan di Netflix, sementara berita tentang wabah Virus Corona yang menyebar dari China dan hasil laba yang beragam mengendalikan pasar.
Indeks S&P dan Nasdaq keduanya diperdagangkan turun sebelum berita di akhir sesi bahwa Gilead Sciences Inc menilai obat Ebola eksperimentalnya sebagai pengobatan yang mungkin untuk virus. Indeks Dow Jones berakhir sedikit lebih rendah.
Bahkan ketika para pejabat kesehatan di China mengisolasi jutaan orang dalam upaya mengendalikan wabah Virus Corona, yang sejauh ini telah merenggut 18 nyawa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan "agak terlalu dini" untuk menyatakan darurat kesehatan global .
"Virus ini, jika bukan diversi (pengalihan), itu adalah sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para pedagang," kata Kepala Eksekutif Horizon Investment Services, Chuck Carlson di Hammond, Indiana. "Itu penting, tetapi itu masalah untuk bagian dari pasar, bukan dengan investor yang melihat melewati 24 jam ke depan."
Wabah telah menekan pasar ekuitas global, ketika jutaan orang China sedang bersiap untuk melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek, yang dimulai Sabtu (25/1/2020).
Musim pelaporan kuartal keempat semakin menguat, dengan para analis sekarang memperkirakan laba kuartal keempat mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen dari setahun lalu. Dari 74 perusahaan dalam S&P 500 yang telah membukukan hasil, 67,6 persen telah mengalahkan ekspektasi konsensus, menurut data Refinitiv.
"Hari ini kami mendapatkan situasi di mana kami memiliki pasar yang datar, yang akan menunjukkan bahwa pasar merasa nyaman dengan laba dan bahwa ekspektasi telah meningkat mengingat reli memasuki musim laba," kata Carlson.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 26,18 poin atau 0,09 persen, menjadi berakhir di 29.160,09 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,79 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 3.325,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 18,71 poin atau 0,2 persen menjadi berakhir di 9.402,48 poin.
Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, enam sektor ditutup di zona merah. Sektor perawatan kesehatan mencatat penurunan persentase terbesar, sedangkan industri menikmati keuntungan terbesar.
Equity World
Virus Corona Mengintai Dunia, ke Mana Arah Harga Emas? | Equity World
Tokoh asuransi Travelers Cos Inc melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, dengan keuntungan underwriting tiga kali lipat dan kerugian akibat bencana jatuh. Namun demikian, saham perusahaan turun 5,1 persen, dan merupakan hambatan terbesar pada saham unggulan Dow.
Comcast Corp mengalahkan estimasi Wall Street tetapi kehilangan lebih banyak pelanggan dari yang diperkirakan analis, mengirim sahamnya jatuh 3,8 persen.
Hasil Freeport-McMoRan juga datang di atas harapan, tetapi investor fokus pada penurunan perusahaan pertambangan dalam produksi di Indonesia, sehingga sahamnya turun 2,8 persen.
Di antara top gainer, Union Pacific Corp terangkat 3,5 persen setelah operator kereta api itu mengatakan pakta perdagangan AS-China Tahap 1 harus membalikkan volumenya yang merosot.
Netflix melonjak 7,2 persen, rebound dari kerugian yang dipicu oleh perkiraan mengecewakan awal pekan ini.
Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,52 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.
Langganan:
Komentar (Atom)