Selasa, 28 Januari 2020

Equity World | Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?

Equity World | Awas Virus Corona! Harga Emas Melesat, Emas Antam Ikutan?

Equity World | Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Ini membuat harga emas dunia pun melesat naik saat perdagangan Senin kemarin (27/1/2020) dibuka.

Kekhawatiran pelaku pasar ini membuat bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat. Pada pukul 14:16 WIB Senin kemarin, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mengutip CNBC International, jumlah korban yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.

Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.

Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.

Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.

Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.

Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.

Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.

Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.


Equity World


Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi karena Kekhawatiran Virus Corona | Equity World



Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) mulai bergerak naik di wilayah positif. Sementara histogramnya juga mulai memasuki wilayah positif. Indikator ini menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan.

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di ksiaran MA 8, tetapi di atas MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).

Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.580/troy ons yang kini menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah resisten, emas berisiko memangkas penguatan ke support (tahanan bawah) US$ 1,574/troy ons.

Jika support tersebut ditembus, risiko harga emas turun lebih dalam ke US$ 1.569/troy ons semakin besar.

Sementara jika kembali menembus konsisten di atas resisten US$ 1.580/troy ons, emas berpotensi naik ke US$ 1.588/troy ons.

Senin, 27 Januari 2020

Equity World | Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz?

Equity World | Virus Corona Mengganas, Emas Bisa Kembali ke US$ 1.600/oz?

Equity World | Harga emas dunia melesat naik saat perdagangan Senin (27/1/2020) dibuka. Kian banyaknya korban dari virus corona membuat pelaku pasar cemas dan keluar dari aset-aset berisiko. Dampaknya bursa saham Asia berguguran, dan aset-aset aman (safe haven) seperti emas langsung menguat.

Pada pukul 14:16 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1.579,09/troy ons, menguat 0,56% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Mengutip CNBC International, jumlah korbanSelain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.

Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.
 yang meninggal kini mencapai 80 orang, 461 orang kritis, dan telah menjangkiti lebih dari 2.870 orang.

Selain China yang merupakan asal virus corona, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Vietnam Singapura, Nepal Prancis, Australia, Amerika Serikat (AS), dan Kanada merupakan negara-negara yang sudah mengindentifikasi kasus yang sama. Semua pasien tersebut pernah berpergian atau datang dari China.

Wuhan merupakan asal virus corona, kota dengan jumlah penduduk sekitar 11 juta orang tersebut kini sudah diisolasi oleh Pemerintah China.

Jumlah korban meninggal yang bertambah banyak dalam waktu singkat, serta penyebarannya ke berbagai negara tentunya membuat pelaku pasar dibuat semakin cemas, bahkan dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi perekonomian China.

Ketika perekonomian China memburuk, maka kondisi ekonomi global akan turut menurun karena China merupakan negara dengan nilai ekonomi terbesar kedua di dunia setelah AS.


Equity World



Virus Corona Meradang, Harga Emas Antam Kembali Terbang | Equity World



Saat hal tersebut terjadi, aset-aset berisiko akan dihindari oleh pelaku pasar, dan aset safe haven seperti emas menjadi target investasi.

Meski demikian harga emas masih belum mampu terus melaju naik, sebabnya Kamis (30/1/2020) nanti ada bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang akan mengumumkan kebijakan moneter.

Pada akhir tahun lalu, The Fed menyatakan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini, dan menjadi salah satu penyebab emas membukukan kinerja positif di awal tahun ini. Outlook terbaru The Fed tentunya sangat dinanti pelaku pasar, emas merupakan aset yang sangat sensitif terhadap suku bunga, khususnya suku bunga di AS.

Logam mulai merupakan aset tanpa imbal hasil, suku bunga rendah di AS membuat opportunity cost atau atau biaya yang ditanggung karena memilih investasi emas, dibandingkan investasi lainnya, misalnya obligasi AS.

Dengan demikian jika The Fed menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga di tahun ini atau malah mengindikasikan akan adanya pemangkasan suku bunga, emas berpeluang kembali mencapai level US$ 1.600/troy ons.

Jumat, 24 Januari 2020

Equity World | Wall Street bervariasi, berita virus China dan laba kendalikan pasar

Equity World | Wall Street bervariasi, berita virus China dan laba kendalikan pasar

Equity World | Wall Street bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dengan Indeks S&P 500 sedikit lebih tinggi dan Nasdaq membukukan rekor penutupan tertinggi dibantu oleh lompatan di Netflix, sementara berita tentang wabah Virus Corona yang menyebar dari China dan hasil laba yang beragam mengendalikan pasar.

Indeks S&P dan Nasdaq keduanya diperdagangkan turun sebelum berita di akhir sesi bahwa Gilead Sciences Inc menilai obat Ebola eksperimentalnya sebagai pengobatan yang mungkin untuk virus. Indeks Dow Jones berakhir sedikit lebih rendah.

Bahkan ketika para pejabat kesehatan di China mengisolasi jutaan orang dalam upaya mengendalikan wabah Virus Corona, yang sejauh ini telah merenggut 18 nyawa, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan "agak terlalu dini" untuk menyatakan darurat kesehatan global .

"Virus ini, jika bukan diversi (pengalihan), itu adalah sesuatu yang akan dimanfaatkan oleh para pedagang," kata Kepala Eksekutif Horizon Investment Services, Chuck Carlson di Hammond, Indiana. "Itu penting, tetapi itu masalah untuk bagian dari pasar, bukan dengan investor yang melihat melewati 24 jam ke depan."

Wabah telah menekan pasar ekuitas global, ketika jutaan orang China sedang bersiap untuk melakukan perjalanan untuk Tahun Baru Imlek, yang dimulai Sabtu (25/1/2020).


Musim pelaporan kuartal keempat semakin menguat, dengan para analis sekarang memperkirakan laba kuartal keempat mengalami kontraksi sebesar 0,7 persen dari setahun lalu. Dari 74 perusahaan dalam S&P 500 yang telah membukukan hasil, 67,6 persen telah mengalahkan ekspektasi konsensus, menurut data Refinitiv.

"Hari ini kami mendapatkan situasi di mana kami memiliki pasar yang datar, yang akan menunjukkan bahwa pasar merasa nyaman dengan laba dan bahwa ekspektasi telah meningkat mengingat reli memasuki musim laba," kata Carlson.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 26,18 poin atau 0,09 persen, menjadi berakhir di 29.160,09 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,79 poin atau 0,11 persen, menjadi ditutup pada 3.325,54 poin. Indeks Komposit Nasdaq menambahkan 18,71 poin atau 0,2 persen menjadi berakhir di 9.402,48 poin.

Dari 11 sektor utama dalam S&P 500, enam sektor ditutup di zona merah. Sektor perawatan kesehatan mencatat penurunan persentase terbesar, sedangkan industri menikmati keuntungan terbesar.

Equity World



Virus Corona Mengintai Dunia, ke Mana Arah Harga Emas? | Equity World



Tokoh asuransi Travelers Cos Inc melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan, dengan keuntungan underwriting tiga kali lipat dan kerugian akibat bencana jatuh. Namun demikian, saham perusahaan turun 5,1 persen, dan merupakan hambatan terbesar pada saham unggulan Dow.

Comcast Corp mengalahkan estimasi Wall Street tetapi kehilangan lebih banyak pelanggan dari yang diperkirakan analis, mengirim sahamnya jatuh 3,8 persen.

Hasil Freeport-McMoRan juga datang di atas harapan, tetapi investor fokus pada penurunan perusahaan pertambangan dalam produksi di Indonesia, sehingga sahamnya turun 2,8 persen.


Di antara top gainer, Union Pacific Corp terangkat 3,5 persen setelah operator kereta api itu mengatakan pakta perdagangan AS-China Tahap 1 harus membalikkan volumenya yang merosot.

Netflix melonjak 7,2 persen, rebound dari kerugian yang dipicu oleh perkiraan mengecewakan awal pekan ini.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 7,52 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Kamis, 23 Januari 2020

Equity World | Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas

Equity World | Virus Corona Belum Mampu Dongkrak Penguatan Emas

Equity World | Harga emas dunia melemah pada perdagangan Rabu (22/1/2020), melanjutkan pelemahan Selasa kemarin. Padahal di awal perdagangan Selasa, emas sempat melesat naik 0,45% ke level US$ 1.568,35/troy ons, tetapi di akhir perdagangan malah melemah 0,23%.

Pada perdagangan hari ini, pukul 14:15 WIB, emas melemah 0,37% ke level US$ 1.552/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Penguatan emas di awal perdagangan kemarin akibat bursa saham Asia yang berguguran, membuat pelaku pasar bermain aman dan masuk ke aset safe haven seperti emas. Bahkan pelemahan bursa berlanjut hingga ke Eropa dan Amerika Serikat (AS).

Beberapa faktor yang menyebabkan bursa saham berguguran adalah peningkatan tensi di Timur Tengah, Dana Moneter Internasioanl (Intenational Monetary Fund/IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini, serta kecemasan akan penyebaran virus Corona dari China.


Seperti diberitakan sebelumnya, tiga roket kembali menghantam zona internasional Amerika Serikat (AS) di Baghdad Irak. Menurut sumber AFP, tiga roket menghantam wilayah di dekat Kedutaan Besar AS, Selasa (21/1/2020) dini hari waktu setempat. Pelaku pasar dibuat cemas AS akan kembali menggunakan kekuatan militer akibat aksi "main api" tersebut.

Equity World



Aset Safe Haven Menguat, Harga Emas kok Melemah?  | Equity World


Sementara itu IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini menjadi 3,3% turun dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Oktober lalu sebesar 3,4%.

Lembaga ini menyebut, revisi ke bawah sebagian besar disebabkan oleh lebih rendahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang, sementara negara-negara maju pertumbuhan ekonominya diprediksi stabil atau tidak jauh dari level saat ini.

Kemudian dari China, Wali Kota Wuhan, Zhou Xianwang mengungkapkan bahwa enam orang warganya meninggal akibat virus Corona. Wuhan adalah daerah yang paling parah, di mana terjadi 300 kasus serangan virus Corona.


Tidak hanya di China, kasus serangan virus Corona juga dilaporkan telah terjadi di negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, bahkan sampai ke AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.

Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggelar rapat pada Rabu waktu AS. Rapat tersebut akan menentukan apakah serangan virus Corona sudah bisa diberi status darurat internasional.

Meski demikian, sentimen pelaku pasar terlihat membaik pada hari ini, yang terlihat dari bursa saham utama Asia, termasuk indeks Shanghai China menghijau pada hari ini. Dampaknya harga emas terus tertekan.