Equityworld Futures | Wah, Swiss Masih Kesengsem Emas & Kopi Asli Indonesia
Equityworld Futures | Negara Swiss ternyata masih mengidolakan emas asal Indonesia. Logam mulia ini masih menjadi nomor satu impor terbesar Swiss dari Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Swiss Merangkap Liechtenstein, Muliaman Hadad saat berkunjung ke CNBC Indonesia, Kamis (16/1/2020).
"Sebagian besar dari ekspor Indonesia ke Swiss adalah emas yaitu lebih dari 60%, kemudian alas kaki menempati urutan kedua lalu kopi, minyak atsiri, kakao, mebel," ungkapnya.
Menurut Muliaman, emas ini mungkin jadi bagian dari produk jam yang terkenal asal Swiss. Selain itu, kopi asal Indonesia juga masih menjadi komoditas nomor satu di sana.
"Kopi dari Indonesia yakni jenis Mandailing yang paling digemari di Swiss," tuturnya.
Sementara, impor Indonesia dari Swiss didominasi oleh permesinan, produk farmasi dan kimia organik. Muliaman menyampaikan update terkini.
Equityworld Futures
Usai Menguat, Harga Emas Dunia Terpental | Equityworld Futures
Komitmen investasi ke Indonesia untuk tahun 2019 cukup besar yaitu investasi dalam pendirian pabrik kereta api, akuisisi sebuah perusahaan asuransi Indonesia oleh asuransi Swiss serta perluasan kapasitas sebuah perusahaan Swiss di Indonesia yang totalnya mencapai lebih dari US$ 700 juta atau Rp 6 triliun.
"Swiss juga siap membantu Indonesia dalam bidang vokasi. Ini sejalan dengan Presiden Joko Widodo yang ingin mengembangkan SDM di 2020," terang Muliaman.
Indonesia masih mencatat surplus perdagangan dengan Swiss. Data Swiss Federal Customs Administration, nilai perdagangan Indonesia Swiss tahun 2018 mencapai US$ 1,4 miliar dengan nilai ekspor Indonesia US$ 910 juta dan impor dari Swiss US$ 505 juta.
Jumat, 17 Januari 2020
Kamis, 16 Januari 2020
Equityworld Futures | Damai Dagang AS-China, Harga Emas Mengilap ke Rp722 Ribu
Equityworld Futures | Damai Dagang AS-China, Harga Emas Mengilap ke Rp722 Ribu
Equityworld Futures | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp772 ribu per gram pada Kamis (16/1) atau naik Rp5.000 dari Rp767 ribu per gram pada Selasa (14/1). Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) naik Rp6.000 dari Rp679 ribu menjadi Rp685 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp410,5 ribu, 2 gram Rp1,49 juta, 3 gram Rp2,21 juta, 5 gram Rp3,68 juta, 10 gram Rp7,29 juta, 25 gram Rp18,13 juta, dan 50 gram Rp36,18 juta.
Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp72,3 juta, 250 gram Rp180,5 juta, 500 gram Rp360,8 juta, dan 1 kilogram Rp721,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.557 per troy ons atau menguat 0,19 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot naik 0,04 persen ke US$1.556,9 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di pasar internasional berhasil menguat berkat sentimen penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China.
Mulanya, harga emas sempat melemah berkat penguatan aset berisiko, seperti saham dan dolar AS. Namun, AS memutuskan untuk tidak menghapus kebijakan tarif bea masuk impor atas barang-barang dari China sampai kesepakatan dagang fase kedua selesai.
Equityworld Futures
Balik Arah, Emas Dunia Kembali Pamer Pesona | Equityworld Futures
"Ini menjadi kekhawatiran pasar. Tarif bisa mengganggu negosiasi selanjutnya. Ini mendorong kenaikan harga emas," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/1).
Hal ini kemudian membuat harga emas kembali menguat dan meredakan aset berisiko. Di sisi lain, ada sentimen penurunan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS (US Treasury).
"Ini juga mendorong kenaikan harga emas," ungkapnya.
Ariston memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$1.548 sampai US$1.564 per troy ons dengan kecenderungan menguat pada hari ini.
Equityworld Futures | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp772 ribu per gram pada Kamis (16/1) atau naik Rp5.000 dari Rp767 ribu per gram pada Selasa (14/1). Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) naik Rp6.000 dari Rp679 ribu menjadi Rp685 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp410,5 ribu, 2 gram Rp1,49 juta, 3 gram Rp2,21 juta, 5 gram Rp3,68 juta, 10 gram Rp7,29 juta, 25 gram Rp18,13 juta, dan 50 gram Rp36,18 juta.
Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp72,3 juta, 250 gram Rp180,5 juta, 500 gram Rp360,8 juta, dan 1 kilogram Rp721,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.557 per troy ons atau menguat 0,19 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot naik 0,04 persen ke US$1.556,9 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di pasar internasional berhasil menguat berkat sentimen penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China.
Mulanya, harga emas sempat melemah berkat penguatan aset berisiko, seperti saham dan dolar AS. Namun, AS memutuskan untuk tidak menghapus kebijakan tarif bea masuk impor atas barang-barang dari China sampai kesepakatan dagang fase kedua selesai.
Equityworld Futures
Balik Arah, Emas Dunia Kembali Pamer Pesona | Equityworld Futures
"Ini menjadi kekhawatiran pasar. Tarif bisa mengganggu negosiasi selanjutnya. Ini mendorong kenaikan harga emas," kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (16/1).
Hal ini kemudian membuat harga emas kembali menguat dan meredakan aset berisiko. Di sisi lain, ada sentimen penurunan tingkat imbal hasil (yield) surat utang AS (US Treasury).
"Ini juga mendorong kenaikan harga emas," ungkapnya.
Ariston memperkirakan harga emas akan bergerak di kisaran US$1.548 sampai US$1.564 per troy ons dengan kecenderungan menguat pada hari ini.
Rabu, 15 Januari 2020
PT Equity World | Setelah Perang dengan AS, Kini Iran 'Perang' dengan Eropa?
PT Equity World | Setelah Perang dengan AS, Kini Iran 'Perang' dengan Eropa?
PT Equity World | Bukan hanya panas dengan Amerika Serikat, Iran kini juga panas dengan Eropa. Hal ini tak lain adalah karena masalah nuklir Iran.
Bahkan negara tersebut memperingatkan Inggris, Prancis dan Jerman. Ini terkait konsekuensi yang ketiga negara tersebut dapatkan jika mereka memilih "dispute mechanism (mekanisme penyelesaian sengketa)" untuk menyelesaikan perjanjian nuklir Iran yang disepakati 2015 lalu.
"Tentu jika Eropa ... memilih mengingkari (proses ini), mereka harus bersiap menerima konsekuensinya," tegas pejabat kementerian luar negeri Iran sebagaimana dikutip AFP.
Meski demikian, Iran melalui Menteri Luar Negeri Javad Zarif, mengaku akan mendukung langkah baik yang konstruktif jika Eropa ingin menyelamatkan perjanjian ini.
Sebagaimana ditulis Reuters, mekanisme yang diambil Eropa akan mendekatkan Iran pada sanksi baru. Negara ini sebelumnya sudah disanksi AS, dan akibatnya tertekan secara ekonomi.
Sebelumnya, ketiga negara Eropa tersebut bersama AS, Rusia dan China menandatangani Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Di bawah kesepakatan itu, Iran harus melakukan penelitian dan pengembangan terbatas selama delapan tahun.
Namun di 2018, Trump menarik AS keluar dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi ke Iran. Trump merasa kesepakatan itu tidak cukup membuat Iran menghentikan program nuklirnya.
PT Equity World
Sentimen Global Mereda, Harga Emas Turun Tipis | PT Equity World
Sanksi yang dijatuhkan AS termasuk sanksi ekonomi, di mana Iran dipersulit dalam menjual minyaknya ke negara lain. Alhasil, Iran kecewa dan membuka kembali pengembangan nuklirnya.
Pada 6 Januari lalu Iran bahkan mengatakan tak akan lagi membatasi pengembangan nuklirnya. Mulai dari kapasitas, level pengembangan, hingga jumlah tidak akan terikat lagi pada JCPOA.
Langkah Iran ini membuat Eropa kecewa. Hal tersebut akhirnya membuat pemimpin Inggris, Prancis dan Jerman membawa masalah ini ke Komisi Bersama di bawah mekanisme penyelesaian sengketa, sebagaimana diatur dalam kesepakatan nuklir tersebut.
"Eropa tidak bisa lagi membiarkan pelanggaran Iran terhadap perjanjian nuklir tanpa kejelasan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dikutip Time.
Sementara itu, perwakilan pemerintah AS mengaku mendukung langkah tiga negara Eropa tersebut. "Kami sangat mendukung keputusan ... menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa," kata juru bicara AS yang tak disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan seperti ditulis AFP.
PT Equity World | Bukan hanya panas dengan Amerika Serikat, Iran kini juga panas dengan Eropa. Hal ini tak lain adalah karena masalah nuklir Iran.
Bahkan negara tersebut memperingatkan Inggris, Prancis dan Jerman. Ini terkait konsekuensi yang ketiga negara tersebut dapatkan jika mereka memilih "dispute mechanism (mekanisme penyelesaian sengketa)" untuk menyelesaikan perjanjian nuklir Iran yang disepakati 2015 lalu.
"Tentu jika Eropa ... memilih mengingkari (proses ini), mereka harus bersiap menerima konsekuensinya," tegas pejabat kementerian luar negeri Iran sebagaimana dikutip AFP.
Meski demikian, Iran melalui Menteri Luar Negeri Javad Zarif, mengaku akan mendukung langkah baik yang konstruktif jika Eropa ingin menyelamatkan perjanjian ini.
Sebagaimana ditulis Reuters, mekanisme yang diambil Eropa akan mendekatkan Iran pada sanksi baru. Negara ini sebelumnya sudah disanksi AS, dan akibatnya tertekan secara ekonomi.
Sebelumnya, ketiga negara Eropa tersebut bersama AS, Rusia dan China menandatangani Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Di bawah kesepakatan itu, Iran harus melakukan penelitian dan pengembangan terbatas selama delapan tahun.
Namun di 2018, Trump menarik AS keluar dari JCPOA dan menerapkan kembali sanksi ke Iran. Trump merasa kesepakatan itu tidak cukup membuat Iran menghentikan program nuklirnya.
PT Equity World
Sentimen Global Mereda, Harga Emas Turun Tipis | PT Equity World
Sanksi yang dijatuhkan AS termasuk sanksi ekonomi, di mana Iran dipersulit dalam menjual minyaknya ke negara lain. Alhasil, Iran kecewa dan membuka kembali pengembangan nuklirnya.
Pada 6 Januari lalu Iran bahkan mengatakan tak akan lagi membatasi pengembangan nuklirnya. Mulai dari kapasitas, level pengembangan, hingga jumlah tidak akan terikat lagi pada JCPOA.
Langkah Iran ini membuat Eropa kecewa. Hal tersebut akhirnya membuat pemimpin Inggris, Prancis dan Jerman membawa masalah ini ke Komisi Bersama di bawah mekanisme penyelesaian sengketa, sebagaimana diatur dalam kesepakatan nuklir tersebut.
"Eropa tidak bisa lagi membiarkan pelanggaran Iran terhadap perjanjian nuklir tanpa kejelasan," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas dikutip Time.
Sementara itu, perwakilan pemerintah AS mengaku mendukung langkah tiga negara Eropa tersebut. "Kami sangat mendukung keputusan ... menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa," kata juru bicara AS yang tak disebutkan namanya, dalam sebuah pernyataan seperti ditulis AFP.
Selasa, 14 Januari 2020
PT Equity World | Harga Emas Jatuh Rp11 Ribu Karena Kesepakatan Dagang AS-China
PT Equity World | Harga Emas Jatuh Rp11 Ribu Karena Kesepakatan Dagang AS-China
PT Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp767 ribu per gram pada Selasa (14/1) atau jatuh Rp11 ribu dari Rp778 ribu per gram pada Selasa (14/1). Sedangkan, harga pembelian kembali (buyback) rontok Rp13 ribu dari Rp692 ribu menjadi Rp679 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp408 ribu, 2 gram Rp1,48 juta, 3 gram Rp2,2 juta, 5 gram Rp3,65 juta, 10 gram Rp7,24 juta, 25 gram Rp18 juta, dan 50 gram Rp35,93 juta.
Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp71,8 juta, 250 gram Rp179,25 juta, 500 gram Rp358,3 juta, dan 1 kilogram Rp716,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.538,4 per troy ons atau melemah 0,79 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot terkoreksi 0,65 persen ke US$1.537,78 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di perdagangan internasional akan kembali tertekan. Proyeksinya, harga emas rontok ke rentang US$1.520 sampai US$1.548 per troy ons pada hari ini.
"Ini karena sentimen positif masih membayangi risk asset. Indeks saham AS semalam masih menguat karena sentimen ini," tutur Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/1).
Ia mengatakan sentimen positif bagi aset-aset berisiko, seperti saham, datang dari rencana penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China pada 15 Januari 2020.
PT Equity World
Harga Emas Turun Jelang Penandatanganan Kesepakatan Dagang AS-China | PT Equity World
Kabar terakhir menyebutkan perwakilan pemerintah China sudah tiba di Washington DC untuk bersiap mengeksekusi rencana kesepakatan. "Ini memberikan konfirmasi penandatanganan yang akan dilakukan," imbuh Ariston.
Di sisi lain, ia mengatakan ada sentimen lain yang juga bisa kembali mendongkrak saham dan dolar AS, yaitu rilis tingkat inflasi Negeri Paman Sam pada malam ini. Sejauh ini, katanya, indikasi inflasi akhir tahun lalu cukup baik untuk AS.
"Bila rilisnya lebih bagus dari ekspektasi, harga emas bisa melemah lagi karena penguatan dolar AS," tuturnya.
PT Equity World | Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp767 ribu per gram pada Selasa (14/1) atau jatuh Rp11 ribu dari Rp778 ribu per gram pada Selasa (14/1). Sedangkan, harga pembelian kembali (buyback) rontok Rp13 ribu dari Rp692 ribu menjadi Rp679 ribu per gram pada hari ini.
Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp408 ribu, 2 gram Rp1,48 juta, 3 gram Rp2,2 juta, 5 gram Rp3,65 juta, 10 gram Rp7,24 juta, 25 gram Rp18 juta, dan 50 gram Rp35,93 juta.
Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp71,8 juta, 250 gram Rp179,25 juta, 500 gram Rp358,3 juta, dan 1 kilogram Rp716,6 juta.
Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Pada perdagangan internasional, harga emas berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.538,4 per troy ons atau melemah 0,79 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot terkoreksi 0,65 persen ke US$1.537,78 per troy ons pada pagi ini.
Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan harga emas di perdagangan internasional akan kembali tertekan. Proyeksinya, harga emas rontok ke rentang US$1.520 sampai US$1.548 per troy ons pada hari ini.
"Ini karena sentimen positif masih membayangi risk asset. Indeks saham AS semalam masih menguat karena sentimen ini," tutur Ariston kepada CNNIndonesia.com, Selasa (14/1).
Ia mengatakan sentimen positif bagi aset-aset berisiko, seperti saham, datang dari rencana penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China pada 15 Januari 2020.
PT Equity World
Harga Emas Turun Jelang Penandatanganan Kesepakatan Dagang AS-China | PT Equity World
Kabar terakhir menyebutkan perwakilan pemerintah China sudah tiba di Washington DC untuk bersiap mengeksekusi rencana kesepakatan. "Ini memberikan konfirmasi penandatanganan yang akan dilakukan," imbuh Ariston.
Di sisi lain, ia mengatakan ada sentimen lain yang juga bisa kembali mendongkrak saham dan dolar AS, yaitu rilis tingkat inflasi Negeri Paman Sam pada malam ini. Sejauh ini, katanya, indikasi inflasi akhir tahun lalu cukup baik untuk AS.
"Bila rilisnya lebih bagus dari ekspektasi, harga emas bisa melemah lagi karena penguatan dolar AS," tuturnya.
Langganan:
Postingan (Atom)