Equityworld Futures | Trump Lagi.. Trump Lagi..! Harga Emas Bersiap Terbang Tinggi
Equityworld Futures | Harga emas global menguat pada perdagangan Selasa (3/12/19) dan mencapai level tertinggi satu pekan. Semakin meredupnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat harga emas melesat.
Sejak pagi hingga siang hari harga emas sebenarnya tidak banyak bergerak, tetapi memasuki sore hari perlahan beranjak naik.
Penguatan emas terakselerasi setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan sebaiknya kesepakatan dagang dengan China dilakukan setelah Pemilihan Umum (Pemilu) AS 2020. Pada pukul 20:35 WIB, harga emas global diperdagangkan di level US$ 1.474,45/troy ons, menguat 0,83% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
"Dalam beberapa hal, saya menyukai gagasan menunda kesepakatan dengan China sampai Pemilu selesai, tapi mereka ingin membuat kesepakatan sekarang dan kita akan melihat apakah kesepakatan itu akan benar terjadi," kata Trump saat diwawancarai oleh wartawan di London dalam pertemuan NATO, sebagaimana dilansir CNBC International.
Pemilu di AS akan dilangsungkan pada November 2020, dan jika benar Trump menunda kesepakatan tersebut, perekonomian global berisiko kembali melambat. Apalagi Pemerintah Washington masih berencana menaikkan bea masuk importasi barang dari China pada 15 Desember nanti jika sampai tenggat waktu tersebut kesepakatan dagang tidak diteken.
Kini perang dagang bukannya selesai, tetapi malah terancam tereskalasi. Seandainya AS menaikkan lagi bea masuknya, China kemungkinan besar akan melakukan hal yang sama. Belum lagi potensi terjadinya babak baru perang dagang AS vs Brasil dan Argentina.
Equityworld Futures
Trump Kobarkan Perang Kemana-mana, Harga Emas Melesat | Equityworld Futures
Menjelang dibukanya perdagangan sesi AS Senin kemarin Presiden AS Donald Trump berkicau di akun Twitternya. Presiden AS ke-45 ini kembali mengobarkan perang dagang, kali dengan dengan Brasil dan Argentina. Trump mengatakan akan menerapkan lagi bea masuk importasi baja dan aluminium dari kedua negara tersebut.
"Brasil dan Argentina telah melakukan devaluasi besar-besaran terhadap mata uang mereka, dan hal itu tidak bagus untuk petani kita. Oleh karena itu, efektif secepatnya, saya akan menerapkan lagi bea masuk semua baja dan aluminum yang masuk ke AS dari dua negara tersebut," kata Trump melalui akun Twitternya, sebagaimana dilansir CNBC International.
Dengan kesepakatan dagang AS-China yang berisiko ditunda, serta potensi meluasnya perang dagang, harga emas kembali mendapat tenaga untuk menguat.
Harga emas saat ini masih bergerak di bawah level US$ 1.480/troy ons, yang dianggap sebagai level kunci oleh banyak analis. Jika berhasil melewati level tersebut, peluang harga emas terbang tinggi kembali terbuka.
Rabu, 04 Desember 2019
Selasa, 03 Desember 2019
Equityworld Futures | IHSG Raja Asia, Harga Saham BUMI Melesat 10,77%
Equityworld Futures | IHSG Raja Asia, Harga Saham BUMI Melesat 10,77%
Equityworld Futures | Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 10,77% pada hari pertama perdagangan Desember 2019, sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Emiten batu bara terbesar di Indonesia ini mencatatkan harga Rp 72 pada penutupan perdaganganm, Senin (2/12/2019), naik 7 poin atau naik 10,77% dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
Peningkatan dipicu oleh aksi beli oleh investor lokal dan asing dengan total transaksi Rp 20,51 miliar. Adapun nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 525,04 juta.
IHSG ditutup meroket pada perdagangan hari ini dan menjadi raja pasar saham Asia di hari perdana bulan ke-12 ini. Pembalikan arah hingga menguat hari ini dinilai karena faktor pergerakan teknikal (technical rebound) yang terjadi setelah koreksi yang sudah terlalu panjang pada periode 21 November-28 November. Pasar saham domestik baru menguat pada Jumat lalu dan hari ini.
Data perdagangan menunjukkan indeks utama domestik tersebut naik 1,97% menjadi 6130 dari posisi kemarin 6.011, terlebih setelah adanya penguatan di momentum akhir perdagangan.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Mendaki, Coba Dekati Level Tertinggi | Equityworld Futures
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 1,01%, indeks Shanghai menguat 0,13%, indeks Hang Seng naik 0,37%, dan indeks Kospi bertambah 0,19%.
Transaksi yang terjadi hari ini mencapai Rp 6,68 triliun yang terdiri dari Rp 4,72 triliun transaksi di pasar reguler, 1,96 triliun transaksi di pasar negosiasi, dan Rp 755 juta transaksi di pasar tunai.
Equityworld Futures | Saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melesat 10,77% pada hari pertama perdagangan Desember 2019, sejalan dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Emiten batu bara terbesar di Indonesia ini mencatatkan harga Rp 72 pada penutupan perdaganganm, Senin (2/12/2019), naik 7 poin atau naik 10,77% dibandingkan dengan akhir pekan lalu.
Peningkatan dipicu oleh aksi beli oleh investor lokal dan asing dengan total transaksi Rp 20,51 miliar. Adapun nilai beli bersih investor asing mencapai Rp 525,04 juta.
IHSG ditutup meroket pada perdagangan hari ini dan menjadi raja pasar saham Asia di hari perdana bulan ke-12 ini. Pembalikan arah hingga menguat hari ini dinilai karena faktor pergerakan teknikal (technical rebound) yang terjadi setelah koreksi yang sudah terlalu panjang pada periode 21 November-28 November. Pasar saham domestik baru menguat pada Jumat lalu dan hari ini.
Data perdagangan menunjukkan indeks utama domestik tersebut naik 1,97% menjadi 6130 dari posisi kemarin 6.011, terlebih setelah adanya penguatan di momentum akhir perdagangan.
Equityworld Futures
Harga Emas Hari Ini Mendaki, Coba Dekati Level Tertinggi | Equityworld Futures
Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 1,01%, indeks Shanghai menguat 0,13%, indeks Hang Seng naik 0,37%, dan indeks Kospi bertambah 0,19%.
Transaksi yang terjadi hari ini mencapai Rp 6,68 triliun yang terdiri dari Rp 4,72 triliun transaksi di pasar reguler, 1,96 triliun transaksi di pasar negosiasi, dan Rp 755 juta transaksi di pasar tunai.
Senin, 02 Desember 2019
Equityworld Futures | Rupanya Harga Emas Labil Karena 3 Hal Ini
Equityworld Futures | Rupanya Harga Emas Labil Karena 3 Hal Ini
Equityworld Futures | Mengawali perdagangan pekan ini, emas global diperdagangkan melemah dibanding penutupan pekan lalu. Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh tiga sentimen utama yaitu kelanjutan drama perang dagang AS-China, pergerakan dolar dan rilis data ekonomi terbaru.
Senin (2/12/2019) pada 09.35 WIB, emas dunia spot diperdagangkan di harga US$ 1.459,67/troy ons. Harga mengalami koreksi sebesar 0,29% dibanding penutupan perdagangan minggu lalu, Jumat (29/11/2019).
Di tahun ini, harga emas telah naik 13,7% (Januari-November). Harga emas menyentuh level tertingginya tahun ini pada 4 September. Harga ditutup di level US$ 1.552,35/troy ons. Sedangkan harga terendah yang pernah tercatat tahun ini adalah US$ 1.270,29/troy ons pada 2 Mei.
Pada periode perdagangan 27-29 November pekan kemarin, harga emas mulai merangkak naik dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS-China. Kisruh dagang yang tak kunjung usai antara raksasa ekonomi dunia telah melambungkan harga emas di tahun ini.
Terakhir, Presiden AS Donald Trump meratifikasi Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong. Trump menyebut langkah tersebut ia ambil demi kebaikan bersama.
"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi (Jinping), China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis.
Beijing jadi geram dibuatnya. China menilai AS terlalu mencampuri urusan dalam negerinya. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing pasti akan melakukan 'serangan balasan'. "Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sontak, kabar tersebut membuat optimisme damai dagang yang diumbar kedua belah pihak beberapa waktu sebelumnya menjadi menipis. Akibatnya investor mulai lagi melirik aset minim risiko seperti emas. Inilah yang menggerakkan harga emas minggu lalu terutama jelang akhir pekan.
Jika keduanya masih melanjutkan pertikaian yang berlangsung dalam 16 bulan terakhir ini, bukan tak mungkin harga emas akan kembali melambung. Pasalnya konflik dagang yang terjadi telah membuat perekonomian global tumbuh melambat.
Faktor lain yang memberatkan harga emas adalah penguatan indeks dolar. Indeks dolar mengukur posisi mata uang AS di hadapan enam mata uang lainnya (Euro, Yen, Pound, Dolar Kanada, Krona, Franc).
Harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik dengan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas menjadi lebih mahal karena si logam mulia dibanderol dalam mata uang tersebut. Indeks Dolar AS naik 0,04% per hari ini.
Equityworld Futures
Cuan Emas Hampir 14%, Masih Bisa Naik Lebih Tinggi? | Equityworld Futures
Tak hanya penguatan dolar saja yang membuat harga emas susah naik. Rilis data ekonomi terbaru juga ikut jadi sentimen lain yang menekan harga emas. Pekan lalu, pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS Q3-2019 direvisi naik menjadi 2,1% dari sebelumnya 1,9%.
Selain itu, secara tak terduga aktivitas manufaktur China juga mengalami kenaikan. Angka Purchasing Manager Index (PMI) China bulan September berada di 50,2. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober angka PMI hanya berada di 49,2.
Poling yang dilakukan Reuters memperkirakan angka PMI November hanya akan berada di 49,5. Angka di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan adanya kontraksi.
Akibat ketiga sentimen di atas, harga emas tak dapat terkoreksi banyak. Walau data ekonomi dan penguatan dolar memberatkan, tetapi kisruh dagang yang masih mungkin berlanjut membuat investor masih waspada.
Equityworld Futures | Mengawali perdagangan pekan ini, emas global diperdagangkan melemah dibanding penutupan pekan lalu. Pergerakan harga emas dipengaruhi oleh tiga sentimen utama yaitu kelanjutan drama perang dagang AS-China, pergerakan dolar dan rilis data ekonomi terbaru.
Senin (2/12/2019) pada 09.35 WIB, emas dunia spot diperdagangkan di harga US$ 1.459,67/troy ons. Harga mengalami koreksi sebesar 0,29% dibanding penutupan perdagangan minggu lalu, Jumat (29/11/2019).
Di tahun ini, harga emas telah naik 13,7% (Januari-November). Harga emas menyentuh level tertingginya tahun ini pada 4 September. Harga ditutup di level US$ 1.552,35/troy ons. Sedangkan harga terendah yang pernah tercatat tahun ini adalah US$ 1.270,29/troy ons pada 2 Mei.
Pada periode perdagangan 27-29 November pekan kemarin, harga emas mulai merangkak naik dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS-China. Kisruh dagang yang tak kunjung usai antara raksasa ekonomi dunia telah melambungkan harga emas di tahun ini.
Terakhir, Presiden AS Donald Trump meratifikasi Undang-Undang Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Hong. Trump menyebut langkah tersebut ia ambil demi kebaikan bersama.
"Saya meneken UU ini sebagai bentuk respek kepada Presiden Xi (Jinping), China, dan rakyat Hong Kong. UU ini disahkan dengan harapan pemimpin dan perwakilan China di Hong Kong dapat mengatasi perbedaan serta menciptakan perdamaian dan kemakmuran bagi semua," kata Trump melalui keterangan tertulis.
Beijing jadi geram dibuatnya. China menilai AS terlalu mencampuri urusan dalam negerinya. Kementerian Luar Negeri China menegaskan Beijing pasti akan melakukan 'serangan balasan'. "Anda lihat saja. Apa yang akan terjadi, terjadilah," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Reuters.
Sontak, kabar tersebut membuat optimisme damai dagang yang diumbar kedua belah pihak beberapa waktu sebelumnya menjadi menipis. Akibatnya investor mulai lagi melirik aset minim risiko seperti emas. Inilah yang menggerakkan harga emas minggu lalu terutama jelang akhir pekan.
Jika keduanya masih melanjutkan pertikaian yang berlangsung dalam 16 bulan terakhir ini, bukan tak mungkin harga emas akan kembali melambung. Pasalnya konflik dagang yang terjadi telah membuat perekonomian global tumbuh melambat.
Faktor lain yang memberatkan harga emas adalah penguatan indeks dolar. Indeks dolar mengukur posisi mata uang AS di hadapan enam mata uang lainnya (Euro, Yen, Pound, Dolar Kanada, Krona, Franc).
Harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik dengan dolar AS. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas menjadi lebih mahal karena si logam mulia dibanderol dalam mata uang tersebut. Indeks Dolar AS naik 0,04% per hari ini.
Equityworld Futures
Cuan Emas Hampir 14%, Masih Bisa Naik Lebih Tinggi? | Equityworld Futures
Tak hanya penguatan dolar saja yang membuat harga emas susah naik. Rilis data ekonomi terbaru juga ikut jadi sentimen lain yang menekan harga emas. Pekan lalu, pembacaan angka pertumbuhan ekonomi AS Q3-2019 direvisi naik menjadi 2,1% dari sebelumnya 1,9%.
Selain itu, secara tak terduga aktivitas manufaktur China juga mengalami kenaikan. Angka Purchasing Manager Index (PMI) China bulan September berada di 50,2. Jika dibandingkan dengan bulan Oktober angka PMI hanya berada di 49,2.
Poling yang dilakukan Reuters memperkirakan angka PMI November hanya akan berada di 49,5. Angka di atas 50 menunjukkan terjadinya ekspansi, sedangkan di bawah itu menunjukkan adanya kontraksi.
Akibat ketiga sentimen di atas, harga emas tak dapat terkoreksi banyak. Walau data ekonomi dan penguatan dolar memberatkan, tetapi kisruh dagang yang masih mungkin berlanjut membuat investor masih waspada.
Jumat, 29 November 2019
Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis Dampak Negosiasi Perang Dagang Tak Kunjung Usai
Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis Dampak Negosiasi Perang Dagang Tak Kunjung Usai
Equityworld Futures | Harga emas naik pada hari Kamis. Naiknya harga emas ini disebabkan investor membeli logam safe-haven sebagai bentuk keraguan tentang progres penyelesaian perang dagang AS dengan China. Ditambah Presiden Donal Trump telah menandatangani undang-undang yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (29/11/2019), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,455.63 per ons. Sementara itu emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1,454.80 per ons.
Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk mensertifikasi, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi.
Beijing mengutuk langkah itu dan mengatakan akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas.
"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan tahap pertama," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Saham & Pialang Saham yang berbasis di Mumbai.
"Meskipun mereka mengatakan mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka tidak berbicara tentang hal itu. Jadi, saya tidak berpikir kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan kembali naik," tambah dia.
Saham Asia jatuh, sementara yen naik terhadap dolar di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menjadi lebih rumit.
Equityworld Futures
AS Merecoki Hong Kong, Harga Emas Dunia Tak Kuat Nanjak! | Equityworld Futures
Emas turun 0,5 persen di sesi terakhir di tengah sentimen data ekonomi optimis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, sementara pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS meningkat.
"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, seorang ekonom di National Australia Bank.
Dia menambahkan emas akan tetap naik bahkan jika kesepakatan sementara disahkan karena masalah paling kompleks yaitu terkait kekayaan intelektual.
Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik. Emas telah naik lebih dari 13 persen tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.
Equityworld Futures | Harga emas naik pada hari Kamis. Naiknya harga emas ini disebabkan investor membeli logam safe-haven sebagai bentuk keraguan tentang progres penyelesaian perang dagang AS dengan China. Ditambah Presiden Donal Trump telah menandatangani undang-undang yang mendukung pengunjuk rasa Hong Kong.
Dikutip dari laman CNBC, Jumat (29/11/2019), harga emas di pasar spot naik 0,1 persen ke USD 1,455.63 per ons. Sementara itu emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi USD 1,454.80 per ons.
Trump pada hari Rabu menandatangani undang-undang yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk mensertifikasi, setidaknya setiap tahun, bahwa Hong Kong mempertahankan otonomi.
Beijing mengutuk langkah itu dan mengatakan akan mengambil langkah-langkah balasan yang tegas.
"Dengan perkembangan terbaru dari penandatanganan RUU Hong Kong, ada keraguan bahwa akan ada kesepakatan tahap pertama," kata Jigar Trivedi, seorang analis komoditas di Anand Rathi Saham & Pialang Saham yang berbasis di Mumbai.
"Meskipun mereka mengatakan mereka akan menandatangani kesepakatan pada akhir tahun, mereka tidak berbicara tentang hal itu. Jadi, saya tidak berpikir kesepakatan perdagangan akan ditandatangani dengan mudah dan harga emas akan kembali naik," tambah dia.
Saham Asia jatuh, sementara yen naik terhadap dolar di tengah kekhawatiran bahwa perselisihan tarif yang berlarut-larut antara dua ekonomi terbesar dunia bisa menjadi lebih rumit.
Equityworld Futures
AS Merecoki Hong Kong, Harga Emas Dunia Tak Kuat Nanjak! | Equityworld Futures
Emas turun 0,5 persen di sesi terakhir di tengah sentimen data ekonomi optimis dari Amerika Serikat. Pertumbuhan ekonomi sedikit meningkat di kuartal ketiga, klaim pengangguran mingguan turun, sementara pesanan baru untuk barang-barang modal utama AS meningkat.
"Kekhawatiran pertumbuhan global sudah pasti mereda, tetapi tidak hilang," kata John Sharma, seorang ekonom di National Australia Bank.
Dia menambahkan emas akan tetap naik bahkan jika kesepakatan sementara disahkan karena masalah paling kompleks yaitu terkait kekayaan intelektual.
Emas, dianggap sebagai penyimpan nilai yang aman selama ketidakpastian ekonomi atau politik. Emas telah naik lebih dari 13 persen tahun ini, terutama karena perselisihan tarif.
Langganan:
Postingan (Atom)