PT Equityworld | Ternyata 8 Tahun Terakhir, Tiap September Harga Emas Anjlok
PT Equityworld | Harga emas dunia mencatat pelemahan dalam lima hari beruntun hingga perdagangan Selasa (10/9/19) kemarin. Pelemahan beruntun tersebut membuat logam mulia ini mencatat kinerja negatif sepanjang bulan September (-2,25%) dan bisa jadi akan mengulangi sejarah dalam delapan tahun terakhir: Emas anjlok di bulan September.
Tekanan terhadap emas mulai muncul sejak pekan lalu setelah persepsi investor terhadap kondisi politik dan finansial global terus membaik.
Meredanya tensi geopolitik di Hong Kong, Italia, dan Inggris menjadi awal tekanan bagi emas. Menyandang status sebagai aset aman (safe haven), emas tentunya sangat diuntungkan jika terjadi gejolak politik di negara-negara yang memiliki pengaruh ke dunia finansial global.
Tekanan bagi emas semakin bertambah setelah Amerika Serikat (AS) dan China akan melakukan perundingan dagang di bulan Oktober. Menurut pernyataan resmi dari Kementerian Perdagangan China, kedua belah pihak akan menggelar konsultasi pada pertengahan bulan ini sebagai bagian dari persiapan negosiasi tatap muka di awal bulan depan.
Berbagai kabar bagus tersebut tentunya memicu aksi ambil untung yang sudah terbang tinggi di tahun ini. Di bulan Agustus saja harga emas sudah naik 6,17%, sementara sepanjang tahun ini lebih dari 15%.
PT Equityworld
Melihat ke belakang, sejak mencapai rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920,30/troy ons pada September 2011, ternyata emas hampir selalu mencatat kinerja negatif di bulan September dalam delapan tahun terakhir.
Setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa itu, harga emas dunia langsung anjlok hampir 11% di bulan yang sama. Setelahnya pada periode 2011 sampai 2018, emas melemah sebanyak enam kali pada bulan September di masing-masing tahun, dan hanya menguat dua kali.
Rabu, 11 September 2019
PT Equityworld | Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk
PT Equityworld | Data Global Belum Pasti, Wall Street Berakhir Campur Aduk
PT Equityworld | Bursa AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Selasa (10/9/2019). Meski dua indeks yakni Dow Jones dan S%P 500 ditutup naik, namun pelemahan terjadi di indeks berbasis teknologi Nasdaq.
Dow Jones naik 0,3% menjadi 26.909,43. Sementara S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.979,39. Sementara indeks Nasdaq merosot 0,1% ke 8.084,16.
Meski demikian, saham Apple naik 1,2% karena peluncuran iPhone baru yang dibandrol dengan harga lebih rendah US$ 699. Peluncuran terkait upaya perusahaan menggenjot pasar smart phone yang tengah lesu.
Menurut analis AS, sebagaimana dikutip dari Reuters, pasar fokus melihat perkembangan perang dagang dan juga stimulus yang akan diberikan bank sentral. Negosiasi dengan AS diperkirakan akan membawa China, kembali membeli produk pertanian AS.
PT Equityworld
Harga Emas di Bawah US$ 1.500/Oz, Bisakah ke US$ 2.000/Oz? | PT Equityworld
Investor pun berharap bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dan bank sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga untuk meningkatkan ekonomi global. Bahkan Jerman menyarankan negara tersebut untuk siap menghadapi kemungkinan resesi dengan paket stimulus.
"Pergeseran ke arah orientasi nilai telah terjadi," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi, manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York.
"Orang-orang mencari area pasar yang mungkin masuk akal dan mencari untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka,".
PT Equityworld | Bursa AS Wall Street bergerak beragam pada perdagangan Selasa (10/9/2019). Meski dua indeks yakni Dow Jones dan S%P 500 ditutup naik, namun pelemahan terjadi di indeks berbasis teknologi Nasdaq.
Dow Jones naik 0,3% menjadi 26.909,43. Sementara S&P 500 naik tipis 0,1% menjadi 2.979,39. Sementara indeks Nasdaq merosot 0,1% ke 8.084,16.
Meski demikian, saham Apple naik 1,2% karena peluncuran iPhone baru yang dibandrol dengan harga lebih rendah US$ 699. Peluncuran terkait upaya perusahaan menggenjot pasar smart phone yang tengah lesu.
Menurut analis AS, sebagaimana dikutip dari Reuters, pasar fokus melihat perkembangan perang dagang dan juga stimulus yang akan diberikan bank sentral. Negosiasi dengan AS diperkirakan akan membawa China, kembali membeli produk pertanian AS.
PT Equityworld
Harga Emas di Bawah US$ 1.500/Oz, Bisakah ke US$ 2.000/Oz? | PT Equityworld
Investor pun berharap bank sentral AS The Federal Reserves (The Fed) dan bank sentral Eropa (ECB) menurunkan suku bunga untuk meningkatkan ekonomi global. Bahkan Jerman menyarankan negara tersebut untuk siap menghadapi kemungkinan resesi dengan paket stimulus.
"Pergeseran ke arah orientasi nilai telah terjadi," kata Robert Pavlik, kepala strategi investasi, manajer portofolio senior di SlateStone Wealth LLC di New York.
"Orang-orang mencari area pasar yang mungkin masuk akal dan mencari untuk mengurangi risiko dalam portofolio mereka,".
Senin, 09 September 2019
Equityworld Futures | Dua Sentimen Ini Bebani Harga Emas
Equityworld Futures | Dua Sentimen Ini Bebani Harga Emas
Equityworld Futures | Setelah mengalami reli kuat, harga emas tampak akan berada dalam tekanan pekan ini seiring dengan rencana negosiasi dagang AS dan China, serta komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait pertumbuhan ekonomi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/9/2019), harga emas ditutup melemah 2,2 persen, menjadi penurunan terbesar sepanjang 2019 karena AS dan China mengumumkan akan kembali ke meja perundingan pada Oktober 2019.
Padahal, pada perdagangan sebelumnya emas sempat kembali menyentuh level tertingginya di sekitar US$1.555 per troy ounce dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap resesi.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (6/9/2019), harga emas di pasar spot berada di level US$1.506,82 per troy ounce, melanjutkan pelemahannya dengan bergerak menurun 0,81%. Sementara itu, emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex ditutup di level US$1.515,5 per troy ounce, terkontraksi 0,66%.
Dengan penurunan pada perdagangan Kamis dan Jumat tersebut membuat emas melemag 1,47% sepanjang pekan lalu dan kembali bergerak di sekitar level support kunci US$1.500 per troy ounce.
Seperti yang diketahui, sejumlah investor telah menumpuk investasinya ke aset safe haven emas dalam beberapa bulan terakhir untuk mencari lindung nilai terhadap jatuhnya hasil obligasi, fluktuasi mata uang dan pasar modal, penurunan suku bunga global, ketakutan Brexit, dan kekhawatiran perang dagang AS-China yang akan membawa dunia ke resesi.
Komentar Ketua The Fed Jerome Powell belum lama ini yang cukup percaya diri AS tidak akan bergerak ke arah resesi menjadi penghalang penguatan emas, walaupun di sisi lain Jerome Powell juga diprediksi memangkas suku bunga AS dan mengatakan siap bertindak apapun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
“Resesi bukanlah hasil yang mungkin untuk AS atau ekonomi global,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell ketika laporan pekerjaan nasional untuk Agustus dirilis kurang kuat daripada yang diharapkan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/9/2019).
Sebagai informasi, data ketenagakerjaan AS di luar sektor pertanian untuk periode Agustus hanya mencatat pertumbuhan sebanyak 130.000, lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 163.000 dan pencapaian bulan sebelumnya sebesar 164.000.
Komentar Powell tersebut juga datang menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 17-18 September sehingga menjadi sinyal bahwa Bank Sentral AS tersebut tidak akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan tersebut.
Equityworld Futures
Menanti Data Inflasi Dunia dan Realisasi AS-China | Equityworld Futures
Powell mengatakan ketidakpastian kebijakan pemerintah terkait sengketa perdagangan AS dan China menjadi penyebab kekhawatiran banyak pengusaha cenderung bersikap lebih hati-hati dalam mengambil langkah investasi dan alokasi dana sehingga kondisi ekonomi AS sedikit melambat.
Namun, dia menilai pelemahan ekonomi AS saat ini masih dalam batas wajar dan pemangkasan suku bunga acuan AS pada Juli lalu sebesar 25 basis poin hanyalah sebuah langkah antisipasi untuk menjaga kondisi ekonomi AS.
Selain itu, Powell juga mengatakan jika suku bunga dan inflasi terlalu rendah justru itu akan membuat The Fed lebih sulit untuk mengeluarkan kebijakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi AS.
Komentar tersebut pun dinilai pasar menjadi sinyal kuat bahwa Bank Sentral AS benar tidak akan memangkas suku bunga acuannya lagi pada pertemuan September.
Equityworld Futures | Setelah mengalami reli kuat, harga emas tampak akan berada dalam tekanan pekan ini seiring dengan rencana negosiasi dagang AS dan China, serta komentar Ketua The Fed Jerome Powell terkait pertumbuhan ekonomi AS.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Kamis (5/9/2019), harga emas ditutup melemah 2,2 persen, menjadi penurunan terbesar sepanjang 2019 karena AS dan China mengumumkan akan kembali ke meja perundingan pada Oktober 2019.
Padahal, pada perdagangan sebelumnya emas sempat kembali menyentuh level tertingginya di sekitar US$1.555 per troy ounce dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap resesi.
Pada penutupan perdagangan pekan lalu, Jumat (6/9/2019), harga emas di pasar spot berada di level US$1.506,82 per troy ounce, melanjutkan pelemahannya dengan bergerak menurun 0,81%. Sementara itu, emas berjangka untuk kontrak Desember 2019 di bursa Comex ditutup di level US$1.515,5 per troy ounce, terkontraksi 0,66%.
Dengan penurunan pada perdagangan Kamis dan Jumat tersebut membuat emas melemag 1,47% sepanjang pekan lalu dan kembali bergerak di sekitar level support kunci US$1.500 per troy ounce.
Seperti yang diketahui, sejumlah investor telah menumpuk investasinya ke aset safe haven emas dalam beberapa bulan terakhir untuk mencari lindung nilai terhadap jatuhnya hasil obligasi, fluktuasi mata uang dan pasar modal, penurunan suku bunga global, ketakutan Brexit, dan kekhawatiran perang dagang AS-China yang akan membawa dunia ke resesi.
Komentar Ketua The Fed Jerome Powell belum lama ini yang cukup percaya diri AS tidak akan bergerak ke arah resesi menjadi penghalang penguatan emas, walaupun di sisi lain Jerome Powell juga diprediksi memangkas suku bunga AS dan mengatakan siap bertindak apapun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi AS.
“Resesi bukanlah hasil yang mungkin untuk AS atau ekonomi global,” ujar Ketua The Fed Jerome Powell ketika laporan pekerjaan nasional untuk Agustus dirilis kurang kuat daripada yang diharapkan, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (8/9/2019).
Sebagai informasi, data ketenagakerjaan AS di luar sektor pertanian untuk periode Agustus hanya mencatat pertumbuhan sebanyak 130.000, lebih kecil dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebesar 163.000 dan pencapaian bulan sebelumnya sebesar 164.000.
Komentar Powell tersebut juga datang menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve yang dijadwalkan pada 17-18 September sehingga menjadi sinyal bahwa Bank Sentral AS tersebut tidak akan memangkas suku bunga acuannya pada pertemuan tersebut.
Equityworld Futures
Menanti Data Inflasi Dunia dan Realisasi AS-China | Equityworld Futures
Powell mengatakan ketidakpastian kebijakan pemerintah terkait sengketa perdagangan AS dan China menjadi penyebab kekhawatiran banyak pengusaha cenderung bersikap lebih hati-hati dalam mengambil langkah investasi dan alokasi dana sehingga kondisi ekonomi AS sedikit melambat.
Namun, dia menilai pelemahan ekonomi AS saat ini masih dalam batas wajar dan pemangkasan suku bunga acuan AS pada Juli lalu sebesar 25 basis poin hanyalah sebuah langkah antisipasi untuk menjaga kondisi ekonomi AS.
Selain itu, Powell juga mengatakan jika suku bunga dan inflasi terlalu rendah justru itu akan membuat The Fed lebih sulit untuk mengeluarkan kebijakan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi AS.
Komentar tersebut pun dinilai pasar menjadi sinyal kuat bahwa Bank Sentral AS benar tidak akan memangkas suku bunga acuannya lagi pada pertemuan September.
Jumat, 06 September 2019
Equity World | AS-China Rujuk, Wall Street Ngebut
Equity World | AS-China Rujuk, Wall Street Ngebut
Equity World | Bursa AS Wall Street melaju kencang pada penutupan Kamis (5/9/2019). Adanya pembicaraan tingkat tinggi antara AS dan China Oktober nanti, memberi harapan akan meredanya tensi perang dagang kedua negara.
Indeks Dow Jones melonjak 1,4% ke 26.728,15. Sedangkan S&P naik1,3% ke level 2.975,97 dan indeks teknologi Nasdaq naik 1,8% ke 8.116,83.
Equity World
Jangan Ragu Beli Emas, Harganya Bisa US$ 1.600/Oz | Equity World
"Indeks utama mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan ... terutama berkat kesepakatan antara AS dan China mengenai pembicaraan perdagangan," tulis analis setempat dari Gorilla Trades, Ken Berman sebagaimana dilansir AFP.
Kabar perundingan AS dan Cina datang setelah tepat seminggu memberlakukan kebijakan tarif baru satu sama lain. Ketegangan Washington dan Beijing telah membuat pasar terombang-ambing lebih dari setahun.
Equity World | Bursa AS Wall Street melaju kencang pada penutupan Kamis (5/9/2019). Adanya pembicaraan tingkat tinggi antara AS dan China Oktober nanti, memberi harapan akan meredanya tensi perang dagang kedua negara.
Indeks Dow Jones melonjak 1,4% ke 26.728,15. Sedangkan S&P naik1,3% ke level 2.975,97 dan indeks teknologi Nasdaq naik 1,8% ke 8.116,83.
Equity World
Jangan Ragu Beli Emas, Harganya Bisa US$ 1.600/Oz | Equity World
"Indeks utama mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan ... terutama berkat kesepakatan antara AS dan China mengenai pembicaraan perdagangan," tulis analis setempat dari Gorilla Trades, Ken Berman sebagaimana dilansir AFP.
Kabar perundingan AS dan Cina datang setelah tepat seminggu memberlakukan kebijakan tarif baru satu sama lain. Ketegangan Washington dan Beijing telah membuat pasar terombang-ambing lebih dari setahun.
Langganan:
Postingan (Atom)