Rabu, 17 Juli 2019

Equity World | Data Ritel AS Positif, Harga Emas Kembali Tergelincir

Equity World | Data Ritel AS Positif, Harga Emas Kembali Tergelincir

Equity World | Harga emas turun pada perdagangan hari Selasa. Penurunan ini setelah angka data penjualan ritel AS lebih baik dari perkiraan. Data ini sekaligus menurunkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve AS dan mendorong dolar lebih kuat.

Dikutip dari CNBC, Rabu (17/7/2019), harga emas di pasar spot turun 0,45 persen menjadi USD 1,407.38 per ounce. Dan harga emas berjangka AS juga turun 0,33 persen menjadi USD 1,408.9 per ounce.

“Pasar (emas) lebih bergantung pada faktor makro untuk bisa mendorongnya kembali menguat. Jika kami terus melihat data yang lebih kuat seperti angka ritel, itu menghadirkan peluang bagi pasar,” kata Suki Cooper, analis logam mulia di Standard Chartered Bank.

Departemen Perdagangan AS mengatakan penjualan ritel naik 0,4 persen bulan lalu karena konsumsi rumah tangga meningkatkan berkat penjualan kendaraan bermotor dan berbagai barang lainnya.

Survei Reuters memperkirakan penjualan ritel naik 0,1 persen pada Juni. Akibat ini, Dolar menguat 0,4 persen terhadap rival utama pasca data AS yang optimis.

"Kami telah melihat kembalinya skenario peluang pasar yang lebih jelas, berkat data yang data yang kuat, yang dapat mencegah Fed AS dari pemangkasan suku bunga, sehingga memiliki implikasi besar pada pasar," kata analis pasar senior OANDA, Craig Kata Erlam.


Equity World


Dibuat Bingung Data Ekonomi AS & The Fed, Emas Mau Ke Mana? | Equity World


Data penjualan ritel muncul menjelang keputusan bank sentral. Di sisi lain Bank Sentral Eropa juga akan jatuh tempo pada 25 Juli dan The Fed diperkirakan akan memberikan penurunan suku bunga AS setelah itu.

Dengan suku bunga yang lebih tinggi akan membuat dolar kembali menguat.

Melihat perkembangan perdagangan AS-China, Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan dia dan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer akan mengadakan pembicaraan perdagangan lebih lanjut dengan rekan-rekan China minggu ini. Ini menjadi bagian dari upaya untuk mengakhiri perang dagang yang telah membebani pasar.

Selasa, 16 Juli 2019

Equity World | Investor Tunggu Data Ekonomi AS, Bursa Asia Menguat Terbatas

Equity World | Investor Tunggu Data Ekonomi AS, Bursa Asia Menguat Terbatas

Equity World | Sebagian besar pasar saham Asia menguat terbatas pada perdagangan Selasa (16/7/2019) karena investor menunggu data penjualan ritel dan pendapatan perusahaan AS.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang bertahan menguat 0,3 persen, dengan pelemahan di bursa saham China membatasi kenaikan di bursa lain di regional.

Indeks CSI300 China melemah 0,3 persen karena investor cemas perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan dampak dari perang perdagangan dengan  AS, bahkan ketika data baru menyoroti upaya Beijing untuk meningkatkan pengeluaran.

Sementara itu, indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,4 persen dan saham di Taiwan naik 0,1 persen. Pasar Australia merosot 0,1 persen, tidak tergerak oleh rilis risalah yang dovish dari pertemuan Reserve Bank of Australia.

Sementara itu, indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,69 persen dan 0,48 persen.

Data ekonomi China yang dirilis Senin memberikan beberapa bantuan kepada investor yang khawatir tentang prospek ekonomi, tetapi tekanan pada bisnis global dan investasi serta perang perdagangan dan perlambatan pertumbuhan dunia memperkuat harapan pelonggaran kebijakan oleh bank sentral utama.

"Pemotongan suku bunga AS akan membuat bank sentral di Asia lebih mudah untuk melonggarkan kebijakan mereka, sehingga mendorong permintaan domestik di kawasan itu," kata Yukino Yamada, analis senior di Daiwa Securities, seperti dikutip Reuters.

"Kami masih tidak tahu apa yang diharapkan dari perang perdagangan AS-China... Tetapi ada harapan yang tidak jelas bahwa Trump akan diam selama musim panas dan masalah ini akan dikesampingkan hingga mendekati Hari Nasional China (di awal Oktober)," lanjutnya.

Kemarin malam, Presiden AS Donald Trump tidak menunjukkan tanda-tanda melunakkan sikapnya terhadap China, setelah memperingatkan bahwa Washington dapat memberikan lebih banyak tekanan jika pembicaraan perdagangan terhenti.

Equity World


AS-China Kian Mesra, Bursa Saham Asia Menghijau | Equity World


Data ekonomi AS pada hari Selasa diperkirakan menunjukkan bahwa penjualan ritel naik 0,1 persen pada bulan Juni, menurut estimasi median ekonom yang disurvei Reuters. Tetapi penurunan marjin bunga bersih yang dilaporkan oleh Citigroup dalam laporan triwulanan menggarisbawahi risiko bagi perusahaan keuangan di lingkungan dengan suku bunga yang lebih rendah.

Penurunan tersebut sebagian dibayangi angka laba yang lebih baik dari perkiraan, yang memicu jatuhnya saham bank di tengah kekhawatiran bahwa hal itu akan menurunkan laba di seluruh industri.

"Jelas risiko terbesar untuk reli terbaru adalah musim pendapatan," kata Ryan Felsman, ekonom senior di CommSec di Sydney.

Equityworld Futures | Musim Laporan Keuangan Tiba, Wall Street Ditutup Menguat

Equityworld Futures | Musim Laporan Keuangan Tiba, Wall Street Ditutup Menguat

Equityworld Futures | Wall Street ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (15/7/2019) waktu setempat. Investor bersikap hati-hati menatap musim laporan keuangan emiten kali ini. Faktor perlambatan ekonomi China juga menjadi sentimen penggerak bursa.

Dow Jones Industrial Average ditutup naik 27,13 poin atau 0,1% ke level 27.359,16. Kemudian S&P 500 berada pada level 3.014,30. Sedangkan Nasdaq Composite menguat 0,2% menjadi 8.258,19.

Citigroup memulai earning seasons dengan melaporkan keuntungan pada kuartal II-2019. Hal itu melampaui ekspektasi analis. Imbasnya, saham perseroan sempat diperdagangkan lebih tinggi sebelum ditutup melemah tipis 0,1%. Bank-bank besar lainnya seperti J.P. Morgan Chase, Morgan Stanley, Bank of America, dan Goldman Sachs dilaporkan akan melaporkan kinerja keuangannya pada akhir pekan ini.

Sentimen lain berasal dari China. Biro Statistik Negeri Tirai Bambu mengumumkan bahwa pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) China kuartal kedua tahun ini ada di 6,2% secara tahunan atau sesuai ekspektasi analis. Capaian tersebut menandai laju pertumbuhan ekonomi kuartalan terlemah setidaknya dalam 27 tahun atau sejak 1992, dilansir dari Reuters.

Meskipun demikian, data ekonomi China lainnya terbilang menggembirakan. Pasalnya produksi industri dan penjualan barang-baran ritel bulan Juni tumbuh di atas konsensus pasar dengan perolehan masing-masing 6,3% dan 9,8% year-on-year (YoY), dilansir Trading Economics.

Equityworld Futures

Gara-gara China, Harga Emas Bisa Jeblok? | Equityworld Futures


Lebih lanjut, Presiden AS Donald Trump mengomentari data ekonomi China lewat cuitan di akun pribadi Twitter-nya mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi China "adalah alasan mengapa China ingin membuat kesepakatan", dikutip dari CNBC International.

Sementara itu, Bursa Eropa pada perdagangan Senin (15/7/2019) ditutup di teritori positif. Selama perdagangan kemarin, pergerakan bursa begitu dinamis lantaran perlambatan ekonomi China sebagai dampak perang dagang dengan AS. The pan-European Stoxx 600 rebound dan ditutup menguat 0,48%. Investor juga masih mencermati data ekonomi terbaru dari Negeri Tirai Bambu tersebut.



Senin, 15 Juli 2019

Equity World | Wacana Penurunan Suku Bunga AS Menguat, Wall Street Cetak Rekor

Equity World | Wacana Penurunan Suku Bunga AS Menguat, Wall Street Cetak Rekor

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street mencatat rekor tertinggi pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Investor terus berharap agar Federal Reserve (The Fed) bisa menurunkan suku bunga acuannya di akhir bulan ini.

Dilansir Reuters, Senin (15/7), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 243,95 poin atau 0,9 persen menjadi 27.332,03, indeks S&P 500 (SPX) naik 13,86 poin atau 0,46 persen menjadi 3.013,77 dan Nasdaq Composite (IXIC) menambahkan 48,10 poin atau 0,59 persen menjadi 8.244,14.

Selama sepekan, indeks S&P 500 naik 0,8 persen, Dow menambahkan 1,5 persen, dan Nasdaq naik 1 persen.

Indeks S&P 500 ditutup di atas level 3.000 untuk pertama kalinya, dengan rata-rata saham industri, konsumen, dan material masing-masing membukukan kenaikan 1 persen.

Dalam kesaksiannya selama dua hari di depan Kongres AS, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan ekonomi AS masih di bawah ancaman dari aktivitas pabrik yang mengecewakan. Inflasi yang jinak dan perang dagang yang memanas, mendorong bank sentral siap untuk 'bertindak sebagaimana mestinya'.

"Jelas pesannya mengarahkan apa yang akan dilakukan The Fed pada pertemuan berikutnya untuk menjaga ekspansi ekonomi tetap utuh. Itu telah membawa pasar ke posisi tertinggi baru," kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

Selain harapan penurunan suku bunga, fokus investor juga mulai beralih ke musim pendapatan perusahaan. Sebab bank-bank besar AS, termasuk Citigroup Inc (C.N) dan JPMorgan Chase & Co (JPM.N), akan melaporkan kinerjanya selama kuartal II di pekan ini.

Equity World


Sentimen The Fed Makin Kuat, Harga Emas Naik Tipis | Equity World

Analis memperkirakan bahwa perusahaan S&P 500 akan melaporkan penurunan 0,4 persen di pendapatan kuartal II 2019, menurut data Refinitiv IBES.

Saham Ford Motor Co (F.N) naik 2,65 persen setelah pembuat mobil dan Volkswagen AG (VOWG_p.DE) mengatakan mereka akan bergabung untuk mengembangkan mobil listrik.

Saham Johnson & Johnson (JNJ.N) turun 4,1 persen setelah Bloomberg melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS mengejar penyelidikan kriminal apakah konglomerat kesehatan berbohong tentang risiko kanker potensial dari bedak anak tersebut.

Merosotnya saham Johnson & Johnson menyeret sektor kesehatan S&P 500 turun 1,2 persen, dan tercatat sebagai penurunan yang terbesar di antara sektor lainnya.

Volume perdagangan di Wall Street mencapai 5,68 miliar saham, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata 6,71 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.