Selasa, 26 Maret 2019

Equityworld Futures | Wall Street bervariasi di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan

Equityworld Futures | Wall Street bervariasi di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan

Equityworld Futures | Saham-saham di Wall Street bervariasi pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah berlanjutnya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan sebuah tanda bantuan untuk pasar karena laporan Muller yang baru dirilis, mengklaim tidak ada bukti dari Presiden AS Donald Trump dan tim kampanyenya berkolusi dengan Rusia.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 14,51 poin atau 0,06 persen, menjadi berakhir di 25.516,83 poin. Indeks S&P 500 turun 2,35 poin atau 0,08 persen, menjadi ditutup di 2.798,36 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 5,13 poin atau 0,07 persen, menjadi berakhir di 7.637,54 poin.

Saham Apple turun lebih dari 1,21 persen, setelah raksasa teknologi itu mengumumkan serangkaian layanan-layanan baru pada Senin (25/3), karena perusahaan berusaha memperluas area pertumbuhan pendapatan untuk mengimbangi melemahnya penjualan iPhone.

Apple meluncurkan layanan video streaming yang disebut Apple TV Plus yang menampilkan konten yang diproduksi Apple, dan layanan berlangganan baru, yang menambahkan konten majalah ke aplikasi Apple News.

Saham Boeing naik hampir 2,29 persen, setelah raksasa produsen pesawat AS itu dilaporkan mengundang tiga maskapai penerbangan AS pada akhir pekan untuk meninjau pembaruan perangkat lunak untuk armada 737 MAX-nya, yang telah mengalami dua kecelakaan fatal selama lima bulan terakhir.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan lebih rendah di penutupan pasar, dengan sektor teknologi informasi turun 0,4 persen, memimpin kemerosotan.

Sebuah laporan terbaru tidak menemukan bukti kolusi Presiden AS Donald Trump dengan Rusia, yang mengangkat pasar sekitar tengah hari untuk sesi jangka pendek.

Penyelidikan yang dipimpin oleh Penasihat Khusus Robert Mueller tidak menemukan bahwa kampanye Trump atau siapa pun yang terkait dengannya, berkonspirasi atau berkoordinasi dengan Rusia dalam upayanya untuk mempengaruhi pemilihan presiden AS 2016, menurut Jaksa Agung William Barr.


Emas Naik Ditopang Penurunan Dolar dan Ekuitas AS | Equityworld Futures



Kekhawatiran atas penyelidikan tetap ada di kalangan investor dan pedagang, karena bisa menghambat langkah pemerintahan Trump untuk memotong pajak dan melonggarkan peraturan tentang perusahaan-perusahaan, catat para analis.

Sentimen investor terus dipengaruhi oleh kurva imbal hasil terbalik pada Jumat lalu (22/3), karena selisih antara imbal hasil surat utang negara 3-bulan AS dan obligasi 10-tahun AS berubah menjadi negatif, pertama kalinya sejak 2007, menurut data Refinitiv Tradeweb.

Kurva imbal hasil terbalik terjadi ketika suku bunga jangka pendek melampaui suku bunga jangka panjangnya, yang secara luas dianggap sebagai indikator utama resesi dalam waktu dekat.

Equityworld Futures

Senin, 25 Maret 2019

Equityworld Futures | Harga Emas Makin Berkilau Sambut Akhir Pekan

Equityworld Futures | Harga Emas Makin Berkilau Sambut Akhir Pekan

Equityworld Futures | Harga emas menguat menyambut akhir pekan ini didorong aksi beli. Ini karena investor merespons kekhawatiran pertumbuhan global dan sinyal resesi.

Harga emas untuk pengiriman April di Comex naik USD 5 atau 0,4 persen menjadi USD 1.312,30 per ounce. Harga emas mencetak kenaikan mingguan 0,7 persen. Ini menandai kenaikan selama tiga minggu berturut-turut, berdasarkan data FactSet.

Harga emas untuk kontrak paling aktif mencatatkan penutupan tertinggi sejak 28 Februari. Harga perak untuk pengiriman Mei turun tiga sen atau 0,2 persen ke posisi USD 15.407 per ounce, tetapi menguat 0,5 persen pada pekan ini.

Bursa saham AS dan Eropa juga tertekan usai rilis data ekonomi yang melemah. Indeks purchasing manager untuk zona Euro jauh lebih lemah dari yang diharapkan. Sementara itu, IMF manufaktur AS turun menjadi 52,5 pada Maret dari bulan sebelumnya 53.

Posisi 50 menunjukkan peningkatan kondisi, sedangkan di bawah posisi itu menandakan kontraksi. Melemahnya data menekankan kekhawatiran atas prospek pertumbuhan global dan memicu investor untuk memilih aset lebih aman.

Selain emas menguat, investor juga membeli obligasi pemerintah Jerman dan AS. Imbal hasil obligasi Jerman turun kembali di bawah 0 persen, untuk pertama kali sejak 2016.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun juga merosot 8 basis poin ke posisi 2,453 persen, dan diperdagangkan di bawah imbal hasil tiga bulan dan membalikkan bagian penting dari kurva imbal hasil untuk pertama kalinya sejak 2007.

Hal ini memicu indikasi resesi yang dicermati investor. Imbal hasil turun juga seiring harga obligasi naik.

"Seiring dengan emas, aset investasi aman untuk modal seperti obligasi AS dan yen Jepang telah reli sementara di tengah pasar saham berisiko terutama di Eropa. Komoditas terutama tembaga dan minyak mentah di bawah tekanan," tutur Chief Market Strategist SIA Wealth Management, Colin Cieszynski, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (23/3/2019).

"Saya pikir perubahan dalam toleransi risiko dan sentimen investor ini dapat berlanjut hingga pekan depan dan setidaknya hingga April. Laporan PMI manufaktur Jerman yang mengejutkan telah memberikan risiko ketidakpastian Brexit," ia menambahkan.

Ekonomi Melambat, Harga Emas Melambung | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures



Rilis data ekonomi setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve mengisyaratkan sebagian besar pembuat kebijakan tidak menaikkan suku bunga lagi pada 2019 dari perkiraan sebelumnya dua kenaikan suku bunga. Bank sentral juga menurunkan perkiraan pertumbuhan dan berjanji untuk tetap bersabar.

"Dengan berlalunya pertemuan FOMC terbaru, kita telah melihat Fed menghapus hampir setelah poin dari perkiraan pertumbuhan untuk 2019, menimbulkan kekhawatiran sekali lagi kalau pertumbuhan ekonomi di Eropa dan China melemah,dan menetapkan suku bunga stabil pada 2019," ujar Analis RBC Capital Markets, Christopher Lourney dalam catatannya.

"Untuk sementara kami percaya kalau kenaikan suku bunga the Fed terlalu dangka untuk benar-benar menahan emas, mungkin sekarang pasar dapat menaik beberapa keuntungan, meski tidak cukup untuk mengubah pandangan kami," ia menambahkan.

RBC memperkirakan emas berada di kisaran USD 1.300 dalam dua kuartal ke depan.

Selain itu, harga logamnya seperti palladium turun USD 42,20 atau 2,7 persen ke posisi USD 1.515,50 per ounce. Harga platinum susut 1,5 persen atau USD 12,70 menjadi USD 848,40 per ounce. Harga tembaga merosot 6,4 sen atau 2,2 persen menjadi USD 2,843 per pound.


Equityworld Futures

Jumat, 22 Maret 2019

Equityworld Futures | Kemarin Dibuai The Fed, Hari ini Dibangunkan Brexit

Equityworld Futures | Kemarin Dibuai The Fed, Hari ini Dibangunkan Brexit

Equityworld Futures | Pasar keuangan Indonesia bergerak menguat pada perdagangan kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan, nilai tukar rupiah, sampai harga obligasi pemerintah membukukan kinerja positif.

Kemarin, IHSG ditutup menguat 0,29%. IHSG berhasil menembus level psikologis 6.500.

Sementara rupiah mengakhiri perdagangan pasar spot dengan penguatan 0,32% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah berhasil terapresiasi selama 5 hari beruntun.

Kemudian imbal hasil (yield) obligasi pemerintah seri acuan tenor 10 tahun turun 9,9 basis poin (bps). Penurunan yield mencerminkan harga instrumen ini sedang naik karena tingginya permintaan.

Investor memang sedang bersuka-cita, bersedia mengambil risiko, dan tidak ada yang mau bermain aman. Penyebabnya adalah keputusan Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed yang menahan suku bunga acuan di 2,25-2,5% atau media  2,375%. 

Bahkan dalam dot plot (arah suku bunga sampai jangka menengah) terbaruya, Jerome 'Jay' Powell dan kolega memperkirakan Federal Funds Rate tetap di median 2,375% sampai akhir 2019. Artinya, tidak ada kenaikan sama sekali pada tahun ini.

Harga Emas Turun dari Level Tertinggi | Equityworld Futures


Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures

Pelaku pasar pun menghembuskan nafas lega. Satu faktor risiko sudah bisa dicoret dari daftar yaitu arah kebijakan moneter Negeri Paman Sam. Sikap (stance) posisi The Fed yang kalem alias dovish membuat dolar AS sulit menguat tajam seperti tahun lalu, sehingga mata uang negara lain punya ruang untuk menguat.

Jadilah arus modal menyebar ke segala penjuru, termasuk ke Indonesia. Hasilnya jelas, IHSG sampai Surat Berharga Negara (SBN) mencatatkan performa yang memuaskan.

Bank Indonesia (BI) kemudian menempuh kebijakan serupa, menahan suku bunga acuan 7 Day Reverse Repo Rate di 6%. The Fed yang kini anteng membuat BI punya ruang untuk 'bernafas', tidak ada lagi yang membuat BI tertekan sehingga mau tidak mau harus menaikkan suku bunga.

Equityworld Futures

Kamis, 21 Maret 2019

Equityworld Futures | Tertinggi Dalam 3 Pekan! Harga Emas Diangkat Sentimen Global

Equityworld Futures | Tertinggi Dalam 3 Pekan! Harga Emas Diangkat Sentimen Global

Equityworld Futures | Pada perdagangan Kamis siang ini (21/3/2019), harga emas masih betah berada di atas awan.

Hingga pukul 13:00 WIB, harga emas kontrak April di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) melesat sebesar 1,30% ke posisi US$ 1.318,6/troy ounce, setelah melemah 0,37% kemarin (20/3/2019)

Adapun harga emas di pasar spot juga naik 0,49% ke posisi US$ 1.318,65/troy ounce, setelah menguat 0,45% pada perdagangan kemarin.


Selama sepekan harga emas di bursa COMEX dan spot telah menguat sebesar 1,81%. Sedangkan sejak awal tahun rata-rata kenaikan harga keduanya sebesar 2,86%.

Pada posisi saat ini, harga emas COMEX dan Spot sama-sama berada pada titik tertingginya sejak tiga minggu lalu, atau sejak 28 Februari 2019.


Dini hari tadi, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) mengumumkan hasil rapat bulanan yang telah digelar pada Selasa-Rabu (19-20/3/2019) lalu.

Sesuai dugaan, The Fed masih tetap menahan tingkat suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) pada kisaran 2,25-2,5% atau median 2,375%.

Akan tetapi, ternyata keadaan perekonomian yang masih belum kunjung membaik, alias masih lambat memaksa The Fed untuk memangkas proyeksi suku bunga hingga akhir tahun 2019.

Hal tersebut terlihat dari dot plot (proyeksi arah suku bunga jangka menegah) yang berubah. Jika pada dot plot Desember 2019 proyeksi suku bunga The Fed berada di median 2,875% pada akhir 2019, pada dot plot terbaru nilainya turun menjadi 2,375%.

Ini berarti kemungkinan besar, FFR masih akan terus bertahan pada level yang sekarang, bahkan hingga akhir tahun 2019.

Akibatnya, kejayaan dolar yang terjadi pada tahun 2018 menjadi tinggal kenangan yang sukar untuk diulangi. Kala itu, The Fed menaikkan suku bunga hingga empat kali. Dolar menjadi tak punya lawan sebanding.

Tak hanya itu, Gubernur The Fed, Jerome Powell juga menuliskan bahwa bank sentral akan mulai menghentikan program quantitative easing secara bertahap mulai Mei mendatang, hingga habis total pada bulan September.

Seperti yang telah diketahui, sejak akhir 2017, bank sentral AS rajin melepas kepemilikan obligasi untuk mengurangi neraca yang gemuk. Setiap bulan, The Fed mengurangi sekitar US$ 50 miliar kepemilikan obligasi mereka yang mencapai sekitar US$ 4 triliun.

Alhasil kala itu likuiditas dolar di pasar akan semakin ketat, karena uang mengalir ke dalam simpanan The Fed. Semakin langka dolar beredar, maka greenback juga makin jaya.

Dengan berakhirnya pengurangan neraca, dampaknya akan mirip dengan menahan suku bunga. Secara umum, ini dapat dilihat sebagai akhir dari normalisasi kebijakan moneter di AS.

Harga Emas Antam Loncat Jadi Rp671.000 per Gram | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures


Tanpa adanya normalisasi neraca, dolar akan sulit menahan tekanan-tekanan dari mata uang lain. Alias sulit menguat, bahkan rentan untuk terdepresiasi.

Sudah tentu keadaan ini membuat investor cenderung enggan untuk berlama-lama memegang dolar. Pasalnya, jika nilainya terdepresiasi, maka nilai kekayaan akan tergerus.

Emas pun menjadi gencar diburu investor karena sifatnya yang sering dijadikan pelindung nilai. Maklum, fluktuasi nilai emas memang relatif rendah dibandingkan instrumen beresiko lainnya.

Selain itu meningkatnya risiko perekonomian global juga semakin memantapkan hati investor untuk kembali mengoleksi emas.


Equityworld Futures