Equity World | Cetak Gol Lawan Arema, Pelatih Persib Sebut Atep Pemain Bagus
Equity World | Atep Rizal tampil apik saat Persib Bandung mengalahkan Arema FC 2-0 dalam lanjutan Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Kota Bandung, Kamis (13/9/2018). Masuk sebagai pengganti Agung Mulyadi yang cedera di menit ke-42, pemain bernomor punggung 7 itu hanya butuh satu menit untuk merubah skor menjadi 1-0.
Sementara satu gol Persib lainnya dicetak Bojan Malisic di babak kedua. Dengan hasil ini, Maung Bandung ke puncak klasemen dengan 38 poin dari 21 pertandingan.
Pelatih Persib Roberto Mario Carlos Gomez memuji penampilan Atep. Sang pemain memang menunjukan kemampuan terbaiknya ketika latihan selama dua pekan terakhir.
"Karena saya tahu dia (Atep) pemain yang bagus," ucap Gomez.
"Setiap pelatih melihat kesiapan pemain dari latihan, mungkin ada beberapa pemain yang performa di lapangan tak dipengaruhi saat latihan seperti Messi, mungkin Maradona atau Pele. Dia mungkin kadang bagus atau tidak. Tetapi, tadi dia bisa selesaikan peluang dari itu bagus," tambahnya.
Gomez mengatakan seluruh anak asuhnya bermain sangat baik pada laga kali ini. Pelatih asal Argentina itu berharap pemainnya bisa mempertahankan performa ini hingga akhir musim.
Konsistensi menjadi hal yang paling dibutuhkan demi merealisasikan target tim untuk bisa meraih gelar juara. Namun, disamping itu diperlukan peran dari seluruh pihak termasuk manajemen, bobotoh dan pemerintah.
"Karena ketika kami menjadi juara semua pasti ingin ada di lapangan jadi tolong kami, semua, seluruh kota dan semua manajemen jika mau jadi juara, jika hanya pemain itu tidak cukup," kata Gomez.
Harga Emas Tergelincir Usai Sentuh Level Tertinggi | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
Sementara itu, Atep menegaskan para pemain kini dalam motivasi tinggi dan berusaha untuk bisa bermain apik dalam setiap pertandingan serta meraih hasil maksimal.
"Yang pasti saya sangat bersyukur dipertandingan sore ini kami berhasil memetik tiga poin," ujarnya. "Memang pertandingan tadi menarik karena yang dihadapi adalah Arema, tim cukup kuat. Tetapi, saya juga sadar bahwa kemenangan dari Arema ini sangat penting bagi kami dan bobotoh dan kita harus pertahankan," pungkas Atep.
Equity World
Jumat, 14 September 2018
Kamis, 13 September 2018
Equity World | PSSI Tunggu Keputusan Luis Milla pada 17 September
Equity World | PSSI Tunggu Keputusan Luis Milla pada 17 September
Equity World | PSSI menunggu keputusan Luis Milla untuk menangani timnas Indonesia pada Piala AFF 2018 pada 17 September mendatang. Saat ini, Milla masih mempertimbangkan tawaran kontrak dari PSSI untuk melanjutkan menangani Indonesia.
Sekjen PSSI, Ratu Tisa, yang ditugaskan menjalin komunikasi dengan agen Luis Milla.
Wakil Ketua PSSI, Joko Driyono, optimistis pelatih asal Spanyol Luis Milla untuk kembali melatih Timnas Indonesia.
"Kami masih yakin Luis Milla akan menerima tawaran kami. Bicara sang pelatih yang satu ini bukan hanya bukan sekadar hubungan pemberi kerja dan karyawan. Milla punya passion untuk sepak bola Indonesia," kata Joko.
"Tanggal 13 sampai 14 September ini kami akan merespon balik terhadap keinginan agen Luis Milla. Substansi kontrak itu nanti akan terkait empat hal, yaitu durasi, target, nilai, dan fasilitas-fasilitas yang diinginkan pelatih. Semoga proses negosiasi bisa berjalan mulus," ujar Joko.
Tisha akan melaporkan ending negosiasi dengan Milla dalam rapat Komite Eksekutif PSSI pada 17 September mendatang.
Jika Milla setuju dengan tawaran PSSI, Joko berharap mantan pemain Barcelona dan Real Madrid itu segera datang ke Indonesia untuk memulai tugasnya memulai persiapan Piala AFF 2018.
Ini 8 Gejala Menopause yang Sebaiknya Kamu Kenali Sedini Mungkin, Say! | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
Jika tak ada titik temu dalam proses negosiasi, PSSI akan langsung bergerak mencari pelatih pengganti. Figur Simon McMenemy disebut-sebut jadi kandidat pengganti Luis Milla. Proses pembicaraan awal sudah dilakukan dengan pelatih asal Skotlandia itu yang saat ini menukangi klub Bhayangkara FC.
"Setelah semuanya jelas, maka ada waktu tambahan yang akan dilakukan PSSI untuk menggodok nama-nama pelatih alternatif. Paling lambat akhir September semuanya sudah jelas. Piala AFF 2018 akan digelar mulai awal November, PSSI tidak punya banyak waktu," ujar Joko Driyono.
Saat beruji coba melawan Mauritius pada Selasa (11/9/2018) tugas melatih timnas Indonesia dipegang oleh duet Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Equity World
Equity World | PSSI menunggu keputusan Luis Milla untuk menangani timnas Indonesia pada Piala AFF 2018 pada 17 September mendatang. Saat ini, Milla masih mempertimbangkan tawaran kontrak dari PSSI untuk melanjutkan menangani Indonesia.
Sekjen PSSI, Ratu Tisa, yang ditugaskan menjalin komunikasi dengan agen Luis Milla.
Wakil Ketua PSSI, Joko Driyono, optimistis pelatih asal Spanyol Luis Milla untuk kembali melatih Timnas Indonesia.
"Kami masih yakin Luis Milla akan menerima tawaran kami. Bicara sang pelatih yang satu ini bukan hanya bukan sekadar hubungan pemberi kerja dan karyawan. Milla punya passion untuk sepak bola Indonesia," kata Joko.
"Tanggal 13 sampai 14 September ini kami akan merespon balik terhadap keinginan agen Luis Milla. Substansi kontrak itu nanti akan terkait empat hal, yaitu durasi, target, nilai, dan fasilitas-fasilitas yang diinginkan pelatih. Semoga proses negosiasi bisa berjalan mulus," ujar Joko.
Tisha akan melaporkan ending negosiasi dengan Milla dalam rapat Komite Eksekutif PSSI pada 17 September mendatang.
Jika Milla setuju dengan tawaran PSSI, Joko berharap mantan pemain Barcelona dan Real Madrid itu segera datang ke Indonesia untuk memulai tugasnya memulai persiapan Piala AFF 2018.
Ini 8 Gejala Menopause yang Sebaiknya Kamu Kenali Sedini Mungkin, Say! | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
Jika tak ada titik temu dalam proses negosiasi, PSSI akan langsung bergerak mencari pelatih pengganti. Figur Simon McMenemy disebut-sebut jadi kandidat pengganti Luis Milla. Proses pembicaraan awal sudah dilakukan dengan pelatih asal Skotlandia itu yang saat ini menukangi klub Bhayangkara FC.
"Setelah semuanya jelas, maka ada waktu tambahan yang akan dilakukan PSSI untuk menggodok nama-nama pelatih alternatif. Paling lambat akhir September semuanya sudah jelas. Piala AFF 2018 akan digelar mulai awal November, PSSI tidak punya banyak waktu," ujar Joko Driyono.
Saat beruji coba melawan Mauritius pada Selasa (11/9/2018) tugas melatih timnas Indonesia dipegang oleh duet Bima Sakti dan Kurniawan Dwi Yulianto.
Equity World
Rabu, 12 September 2018
Equity World | Valentino Rossi: Ducati dan Honda Belajar dari Yamaha
Equity World | Valentino Rossi: Ducati dan Honda Belajar dari Yamaha
Equity World | Tim Movistar Yamaha belum juga mengakhiri paceklik kemenangannya di ajang MotoGP. Tim berlogo Garpu Tala itu belum memenangkan satu seri pun setelah terakhir kali Valentino Rossi berhasil merebut podium pertama pada MotoGP Assen, Belanda, 2017.
MotoGP San Marino juga kembali jadi 'kuburan' bagi pembalap-pembalap Tim Yamaha. Rossi dan rekan satu timnya Maverick Vinales sama sekali tidak berkuti pada balapan ini.
Rossi yang memiliki segudang pengalaman hanya mampu finis di urutan ketujuh. Sementara, pembalap Yamaha lainnya, Vinales harus puas di tempat kelima.
Sedangkan posisi pertama kembali diraih Ducati lewat pembalap andalannya, Andrea Dovizioso. Menyusul di posisi kedua, pembalap Honda Repsol, Marc Marquez.
Seperti dilansir Crash.net, perubahan pada mesin ditengarai menjadi kunci kebangkitan Ducati dan Honda. Sebab sejak menggunakan tata letak V4, mesin-mesin kuda besi Ducati dan Honda mampu bekerja lebih baik dan mulai mengikis hegemoni Yamaha di lintasan.
Sementara, Yamaha masih setia dengan sistem blok empat silinder yang diterapkan pada sepeda motor Rossi sejak pertama kali tiba 2004 lalu. Belakangan, permasalah elektronik dan kerap dikeluhkan oleh The Doctor--julukan Valentino Rossi di lintasan MotoGP.
"Bisa jadi, ada juga masalah pada mesin," kata Rossi menanggapi seperti dilansir Crash.
"Bisa kami katakan, Ducati dan Honda belajar dari Yamaha. Sejak 3-4 tahun lalu, mesin Yamaha sangat lembut dan Honda serta Ducati banyak 'menjerit', lebih agresif," katanya.
Menurut Rossi, sepertinya Ducati dan Honda mulai meniru sepeda motor Yamaha sejak tahun lalu. Bedanya, kedua tim itu masih menggunakan mesin V, sementara Yamaha tetap dengan blok 4 silinder. "Bisa jadi bagian dari masalah, tapi jujur saya tidak tahu," katanya.
8 Alasan Paling Penting Kenapa Kamu Harus Minum Air Putih yang Banyak! | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
Rekan setim Valentino Rossi, Maverick Vinales, juga bersikap sama. Vinales enggan membahas terlalu dalam mengenai mesin Yamaha. "Saya bukan teknisi. Saya tidak tahu (apakah Yamaha perlu berganti mesin ke V4)," kata pembalap asal Spanyol tersebut
Finis di posisi kelima pada MotoGP San Marino, Vinales mengaku tidak dalam posisi mengomentari mengenai perbedaan model mesin. Dia hanya fokus pada cengkraman ban.
"Saya hanya tahu saat sepeda motor punya cengkraman, itulah sepeda motor terbaik untuk ditunggangi. Namun sesaat setelah kami kehilangan cengkraman, elektronik tidak akan banyak membantu, dan itu sangat menyulitkan untuk jadi cepat dan akurat," katanya.
Equity World
Equity World | Tim Movistar Yamaha belum juga mengakhiri paceklik kemenangannya di ajang MotoGP. Tim berlogo Garpu Tala itu belum memenangkan satu seri pun setelah terakhir kali Valentino Rossi berhasil merebut podium pertama pada MotoGP Assen, Belanda, 2017.
MotoGP San Marino juga kembali jadi 'kuburan' bagi pembalap-pembalap Tim Yamaha. Rossi dan rekan satu timnya Maverick Vinales sama sekali tidak berkuti pada balapan ini.
Rossi yang memiliki segudang pengalaman hanya mampu finis di urutan ketujuh. Sementara, pembalap Yamaha lainnya, Vinales harus puas di tempat kelima.
Sedangkan posisi pertama kembali diraih Ducati lewat pembalap andalannya, Andrea Dovizioso. Menyusul di posisi kedua, pembalap Honda Repsol, Marc Marquez.
Seperti dilansir Crash.net, perubahan pada mesin ditengarai menjadi kunci kebangkitan Ducati dan Honda. Sebab sejak menggunakan tata letak V4, mesin-mesin kuda besi Ducati dan Honda mampu bekerja lebih baik dan mulai mengikis hegemoni Yamaha di lintasan.
Sementara, Yamaha masih setia dengan sistem blok empat silinder yang diterapkan pada sepeda motor Rossi sejak pertama kali tiba 2004 lalu. Belakangan, permasalah elektronik dan kerap dikeluhkan oleh The Doctor--julukan Valentino Rossi di lintasan MotoGP.
"Bisa jadi, ada juga masalah pada mesin," kata Rossi menanggapi seperti dilansir Crash.
"Bisa kami katakan, Ducati dan Honda belajar dari Yamaha. Sejak 3-4 tahun lalu, mesin Yamaha sangat lembut dan Honda serta Ducati banyak 'menjerit', lebih agresif," katanya.
Menurut Rossi, sepertinya Ducati dan Honda mulai meniru sepeda motor Yamaha sejak tahun lalu. Bedanya, kedua tim itu masih menggunakan mesin V, sementara Yamaha tetap dengan blok 4 silinder. "Bisa jadi bagian dari masalah, tapi jujur saya tidak tahu," katanya.
8 Alasan Paling Penting Kenapa Kamu Harus Minum Air Putih yang Banyak! | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
Rekan setim Valentino Rossi, Maverick Vinales, juga bersikap sama. Vinales enggan membahas terlalu dalam mengenai mesin Yamaha. "Saya bukan teknisi. Saya tidak tahu (apakah Yamaha perlu berganti mesin ke V4)," kata pembalap asal Spanyol tersebut
Finis di posisi kelima pada MotoGP San Marino, Vinales mengaku tidak dalam posisi mengomentari mengenai perbedaan model mesin. Dia hanya fokus pada cengkraman ban.
"Saya hanya tahu saat sepeda motor punya cengkraman, itulah sepeda motor terbaik untuk ditunggangi. Namun sesaat setelah kami kehilangan cengkraman, elektronik tidak akan banyak membantu, dan itu sangat menyulitkan untuk jadi cepat dan akurat," katanya.
Equity World
Senin, 10 September 2018
Equity World | Neymar Diminta Lebih Bertanggung Jawab Jadi Kapten Timnas Brasil
Equity World | Neymar Diminta Lebih Bertanggung Jawab Jadi Kapten Timnas Brasil
Equity World | Gilberto Silva meyakini ban kapten timnas Brasil akan membuat Neymar jadi pemain yang lebih bertanggung jawab. Menurut Silva, Neymar memang pantas dianggap sebagai pemain terbaik Brasil saat ini dan ban kapten tersebut layak dia kenakan.
Sebelumnya, ban kapten timnas Brasil dikenakan beberapa pemain. Pelatih Brasil Tite menerapkan kebijakan rotasi di Piala Dunia 2018 lalu. Pemain-pemain seperti Thiago Silva, Miranda, dan Marcelo bergantian menjadi kapten.
Tapi, kini Tite sudah menghapus kebijakan tersebut. Dia mengangkat Neymar sebagai kapten permanen Selecao. Ia berharap keputusan tersebut akan berdampak positif baik bagi sang pemain maupun bagi kebaikan tim Brasil sendiri.
Neymar terus dikritik selama Piala Dunia 2018 karena reaksi berlebihan saat dilanggar lawan. Kendati demikian, kini setelah menjadi kapten, Silva percaya Neymar akan berubah jadi lebih baik.
Menurut Silva, keputusan menjadikan Neymar sebagai kapten permanen Brasil dilakukan juga untuk melindungi reputasinya. Selain itu, dengan ban kapten tersebut, Neymar juga diharapkan lebih memahami tanggung jawabnya sebagai pemain terbaik dalam tim Brasil.
"Saya percaya mereka (Brasil) ingin lebih melindungi Neymar karena kritik yang dia terima di Piala Dunia," kata Silva kepada fourfourtwo.
"Juga untuk mengingatkan dia bahwa dia memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk tim, untuk apa yang dia representasikan dalam dunia sepak bola."
Silva pun percaya Neymar masih memiliki banyak potensi yang belum berkembang sempurna. Dia menilai Neymar masih bisa jadi pemain yang jauh lebih baik dari kondisinya saat ini.
Karena itu, memberikan ban kapten pada Neymar dinilai sebagai keputusan yang sangat tepat. Neymar akan terus berkembang dan merasa bertanggung jawab pada statusnya sebagai kapten.
5 Alasan Cewek irit Itu Calon Istri Bijaksana, yang Paham Mengatur Kebutuhan Tanpa Berlebihan | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
"Status kapten tersebut membantunya untuk memahami tanggung jawab sebagai sesuatu yang positif, sebagai perkembangan personal," ucap mantan pemain timnas Brasil itu.
"Penting untuk mempertahankan fokusnya dan mengabaikan kritik. Dia masih memiliki banyak hal yang bisa dilakukan dalam perkembangannya," tutup Silva.
Equity World
Equity World | Gilberto Silva meyakini ban kapten timnas Brasil akan membuat Neymar jadi pemain yang lebih bertanggung jawab. Menurut Silva, Neymar memang pantas dianggap sebagai pemain terbaik Brasil saat ini dan ban kapten tersebut layak dia kenakan.
Sebelumnya, ban kapten timnas Brasil dikenakan beberapa pemain. Pelatih Brasil Tite menerapkan kebijakan rotasi di Piala Dunia 2018 lalu. Pemain-pemain seperti Thiago Silva, Miranda, dan Marcelo bergantian menjadi kapten.
Tapi, kini Tite sudah menghapus kebijakan tersebut. Dia mengangkat Neymar sebagai kapten permanen Selecao. Ia berharap keputusan tersebut akan berdampak positif baik bagi sang pemain maupun bagi kebaikan tim Brasil sendiri.
Neymar terus dikritik selama Piala Dunia 2018 karena reaksi berlebihan saat dilanggar lawan. Kendati demikian, kini setelah menjadi kapten, Silva percaya Neymar akan berubah jadi lebih baik.
Menurut Silva, keputusan menjadikan Neymar sebagai kapten permanen Brasil dilakukan juga untuk melindungi reputasinya. Selain itu, dengan ban kapten tersebut, Neymar juga diharapkan lebih memahami tanggung jawabnya sebagai pemain terbaik dalam tim Brasil.
"Saya percaya mereka (Brasil) ingin lebih melindungi Neymar karena kritik yang dia terima di Piala Dunia," kata Silva kepada fourfourtwo.
"Juga untuk mengingatkan dia bahwa dia memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk tim, untuk apa yang dia representasikan dalam dunia sepak bola."
Silva pun percaya Neymar masih memiliki banyak potensi yang belum berkembang sempurna. Dia menilai Neymar masih bisa jadi pemain yang jauh lebih baik dari kondisinya saat ini.
Karena itu, memberikan ban kapten pada Neymar dinilai sebagai keputusan yang sangat tepat. Neymar akan terus berkembang dan merasa bertanggung jawab pada statusnya sebagai kapten.
5 Alasan Cewek irit Itu Calon Istri Bijaksana, yang Paham Mengatur Kebutuhan Tanpa Berlebihan | Equity World
Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World
"Status kapten tersebut membantunya untuk memahami tanggung jawab sebagai sesuatu yang positif, sebagai perkembangan personal," ucap mantan pemain timnas Brasil itu.
"Penting untuk mempertahankan fokusnya dan mengabaikan kritik. Dia masih memiliki banyak hal yang bisa dilakukan dalam perkembangannya," tutup Silva.
Equity World
Langganan:
Postingan (Atom)