Rabu, 18 Januari 2017

Cara Mudah Kurangi Konsumsi "Junk Food"

PT Equityworld | Cara Mudah Kurangi Konsumsi "Junk Food"




PT Equityworld | Bahkan bagi yang terbiasa makan sehat, jujur saja sulit melawan kelezatan kue cokelat, kentang goreng, burger atau pun donat yang ditawarkan ke hadapan Anda. Iman langsung runtuh melawan godaan nikmat itu.

Menurut sebuah riset baru, cara terbaik melawan situasi itu adalah mengambil sendiri daripada disajikan orang lain. Hasil penelitian yang diterbitkan di Journal of Marketing Research itu mengungkapkan, seseorang jadi makan lebih sedikit makanan tak sehat ketika mengambil sendiri daripada diambilkan orang lain sepiring penuh.

"Kami menemukan ketika peserta penelitian diberi pilihan apakah akan atau tidak mengonsumsi camilan yang dipandang kurang sehat, mereka punya kecenderungan lebih besar mengonsumsi ketika lebih sedikit keterlibatan fisik dibutuhkan untuk mengambil makanan tersebut," kata peneliti Linda Hagen, Aradhna Krishna dan Brent McFerran.

Jadi ketika makan junk food harus membuat Anda berusaha misalnya berdiri, pergi ke meja dan memilih sendiri cokelat-cokelat yang ada, maka Anda cenderung makan lebih sedikit daripada diberi sepiring oleh orang lain.

"Kami menyimpulkan perilaku ini terjadi karena lebih sedikit kegiatan fisik terlibat dalam penyajian makanan membuat si peserta menolak tanggung jawab atas tindakan makan tak sehat. Kita merasa jika seseorang menyuguhkan makanan enak, itu bukan salah kita, kan?," katanya.

Menariknya, peneliti menemukan hal yang sama tidak berlaku pada makanan sehat.

Untuk sampai pada kesimpulan itu, peneliti melakukan lima eksperimen berbeda. Sukarelawan dibawa ke laboratorium dimana ada Reese's Pieces (sejenis cokelat warna-warni M&M) ditinggalkan di meja untuk dimakan mereka.

Metoda penyajian berbeda juga diuji. Ketika cokelat ditaruh di mangkuk besar agar sukarelawan mengambil sendiri, tak ada yang mengambil.

Tak kalah menarik kunjungi juga : PT Equityworld

Namun ketika cokelat itu disajikan dalam mangkuk kecil, sekitar sepertiga peserta memakannya.

Jadi jika ingin makan lebih sedikit junk food, mungkin jawabannya adalah menyajikan makanan dengan cara yang mengharuskan kita mengukur sendiri porsi karena kita tampaknya malas untuk melakukannya.

Selasa, 17 Januari 2017

Meninggal Mendadak Setelah Olahraga, Apa Sebabnya?

Equityworld Futures | Meninggal Mendadak Setelah Olahraga, Apa Sebabnya?


Equityworld Futures | Beberapa kali kita pernah mendengar kasus seorang atlet yang meninggal mendadak setelah melakukan latihan olahraga. Padahal, anggapan umum terhadap atlet adalah orang yang sehat. Lantas kenapa mereka bisa meninggal secara mendadak?

Salah satu penyebab kematian mendadak pada atlet adalah berhentinya kerja jantung secara tiba-tiba. Kejadian tersebut dipicu oleh olahraga dengan intensitas tinggi yang dilakukan dalam waktu lama.

Dokter konsultan jantung dan elektrofisiologis Jeremy Chow menjelaskan, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan seseorang bisa mengalami kematian jantung mendadak atau sudden cardiac death (SCD). Berikut di antaranya.

1. Kelainan jantung kongenital
Kelainan jantung kongenital merupakan kondisi cacat pada jantung atau dikenal juga dengan kelainan bawaan. Kondisi ini sudah ada sejak seorang individu dilahirkan. Umumnya seseorang yang mengalami kelainan jantung kongenital tidak dapat hidup lama, kecuali mendapat tindakan operatif pada jantungnya.

2. Kelainan otot jantung
Kondisi ini bisa berupa hipertropi (pembesaran) otot jantung yang berakibat dari gagalnya jantung untuk berfungsi secara normal. Chow mengatakan, 80 persen SCD disebabkan oleh kondisi ini.

"Ini merupakan faktor genetik sehingga tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya," ujar dokter dari Asian Heart & Vascular Centre, Gleneagles Medical Centre, Singapura, dalam sebuah wawancara Selasa (29/4/2014) di Jakarta.

3. Aritmia
Aritmia dikenal juga sebagai gangguan irama jantung. Kondisi ini disebabkan oleh permasalahan kelistrikan jantung. Saat terjadinya aritmia, detak jantung bisa terjadi sangat lambat bahkan berhenti. Inilah yang menyebabkan kematian.

4. Abnormalitas arteri jantung
Gangguan ini berupa adanya penyumbatan pada arteri ke jantung sehingga mengakibatkan fungsi jantung yang terganggu. Abnormalitas arteri juga bisa berarti kelainan pada letak maupun cabang dari arteri.

5. Infeksi atau inflamasi
Virus atau bakteri bisa menginfeksi organ-organ dalam tubuh manusia, termasuk jantung. Infeksi menyebabkan inflamasi atau peradangan di jantung yang memicunya tidak berfungsi dengan baik.

"Dengan memiliki salah satu faktor di atas, seseorang memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami SCD. Bahkan, di usia muda, di bawah 40 tahun, mereka bisa mengalaminya, terutama saat melakukan olahraga dengan intensitas tinggi dalam waktu panjang," ujar Chow.

Tak bergejala

Chow menegaskan, SCD berbeda dengan serangan jantung meskipun sama-sama menyebabkan jantung gagal berfungsi dan berujung pada kematian. SCD, kata dia, umumnya tidak bergejala, tidak seperti serangan jantung.

"Biasanya, saat mengalami serangan jantung, ada rasa nyeri di dada yang menjalar dan orang bisa bertahan beberapa waktu. Namun, pada SCD, kematian bisa langsung terjadi saat itu juga dan sayangnya tidak ada gejala," ujarnya.

Tak kalah menarik kunjungi juga : Equityworld Futures

Serangan jantung kebanyakan disebabkan oleh penyakit jantung yang berlangsung kronik dalam waktu lama. Misalnya, penumpukan plak di pembuluh darah yang mempersempit pembuluh darah bisa menyebabkan serangan jantung jika sudah tersumbat. Ini berbeda dengan SCD, yang kebanyakan faktor pemicunya merupakan bawaan atau faktor genetik.

Senin, 16 Januari 2017

Ini bahaya yang perlu kamu tahu jika berdarah saat sikat gigi

Equity World | Ini bahaya yang perlu kamu tahu jika berdarah saat sikat gigi
 

 
Equity World | Hingga saat ini masih banyak yang menganggap bahwa gusi berdarah disebabkan oleh peradangan gusi. Namun ternyata gusi berdarah bisa menjadi pertanda akan adanya penyakit.

Dan berikut beberapa penyakit yang kemungkinan dialamimu jika mengalami kejadian berdarah saat menyikat gigi, disarikan dari sejumlah sumber.

1. Penyakit Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP).
Ini adalah penyakit kelainan autoimun spesifik yang memengaruhi jumlah trombosit atau platelet –yang berfungsi membantu bekuan darah. Oleh karena itu, penderita ITP akan mudah memar atau berdarah secara berlebihan pada gusi, hidung, air seni, usus dan lainnya.

Penderita ITP berat sebaiknya menghindari aktivitas fisik yang berisiko menyebabkan perdarahan atau memar, membatasi konsumsi alkohol, menghentikan pemakaian obat-obatan –seperti aspirin dan ibuprofen.

2. Leukimia.
Leukimia adalah penyakit kanker yang menyebabkan sel darah putih menjadi ganas, dan diproduksi secara berlebihan di dalam sumsum tulang. Sebanyak 25% kejadian leukimia pada anak memiliki gejala awal peradangan gusi atau gingivitis.

Masuknya sel-sel leukimia ke dalam gusi menyebabkan gusi meradang dan menurunkan kemampuannya untuk melawan infeksi, sehingga gusi menjadi mudah berdarah. Perdarahan akan berlanjut sampai beberapa menit, karena darah tidak membeku secara normal.

3. Hemofilia.
Darah pada penderita hemofilia tidak dapat membeku dengan sendirinya secara normal, dan berjalan lambat. Kondisi ini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat serta nyeri sendi yang menahun. Hemofilia banyak terjadi pada laki-laki. Sedangkan wanita hanya menjadi pembawa sifat (carrier). Hemofilia ringan menyebabkan darah lama membeku setelah cabut gigi, operasi atau saat terkena trauma yang minimal.

4. Kelainan Faktor Pembeku Darah VII.
Kelainan ini menyebabkan fibrin bekuan darah tidak terbentuk dengan kuat, sehingga perdarahan sulit dan lama berhenti. Kelainannya bisa berupa kurangnya produksi faktor VII atau adanya penyebab yang mengganggu faktor VII. Faktor VII adalah protein yang diproduksi pada hati –memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah.

Tak kalah menarik kunjungi juga : Equity World

5. Penyakit Von Willebrand.
Faktor Von Willebrand (VWF) adalah protein yang membantu platelet berkumpul dan membeku. Jika kadar VWF dalam darah rendah, platelet tidak akan berfungsi dengan normal sehingga memperpanjang masa perdarahan. Penyakit ini ditandai dengan mudah memar, perdarahan hidung, gusi dan menstruasi yang berlebihan.

Jumat, 13 Januari 2017

Kamu mau diet tapi malas olahraga? Coba cara tak terduga ini ya

PT Equityworld | Kamu mau diet tapi malas olahraga? Coba cara tak terduga ini ya
 
PT Equityworld | Kebanyakan orang sulit mengatasi berat badan berlebih. Namun, banyak faktor yang membuat seseorang malas melakukan diet untuk menurunkan berat badan. Entah alasannya terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai nggak sempat olahraga atau nggak tahan lihat makanan enak.

Ternyata hal itu memang yang menjadi pemicu bagi mereka yang punya masalah berat badan untuk membakar kalori. Akhirnya mereka hanya pasrah menerima bentuk tubuh yang terus-terusan melebar. Dikutip dari brilio.net, siapa sangka, ternyata berat badan bisa diatasi hanya dengan berendam di air panas lho.

Baru-baru ini para ahli dari Loughborough University menemukan fakta berendam di air panas dengan suhu 40 derajat Celsius lebih efektif membakar kalori dan menurunkan gula darah daripada berjalan cepat. Boleh jadi suhu 40 derajat Celcius terbilang cukup panas, tapi jangan terlalu dipikirkan panasnya. Dengan metode yang tepat dan baik, berendam air panas akan memberikan energi positif pada tubuh.

Steve Faulkner dari Loughborough University di Inggris telah melakukan riset dengan mengikuti 2.300 peserta laki-laki setengah baya selama kurang lebih 20 tahun. Mereka diteliti dengan dilengkapi monitor. Hasilnya, berendam air panas meningkatkan aliran darah dan membakar energi lebih cepat.

Berdasarkan teori, ini ada efek hebat dari heat shock protein yang dilepaskan ketika suhu tubuh dinaikkan secara signifikan. Dalam tahapan ini pada akhirnya akan menurunkan kadar gula darah. Kamu cukup berendam air panas selama satu jam. Itu setara dengan berjalan kaki selama 20-30 menit dan bisa membakar sekitar 126 kalori.

Tak kalah menarik kunjungi juga : PT Equityworld

Tetapi meski begitu tetap harus ingat untuk mengontrol pola makan. Mendapatkan cara mudah bukan berarti hidup dengan pola makan seenaknya. Kamu juga sesekali gerakkan tubuh supaya persendian dan urat tidak kaku. Nah, sekarang tidak ada alasan untuk tidak menurunkan berat badan kan?