Kamis, 30 Oktober 2014

Emas Mendekati Level 3 Pekan Terendah Pasca The Fed Optimis Terhadap Ekonomi AS


Emas tertahan di dekat level tiga pekan terendahnya pada hari Kamis pagi pasca Federal Reserve AS mengakhiri program stimulus pembelian obligasi dan mengungkapkan keyakinannya dalam pemulihan ekonomi, meredupkan daya tarik emas sebagai safe haven.
Spot emas stagnan pada level $1,212.60 per ons pukul 07:31 di Singapura. Di sesi sebelumnya, emas jatuh ke level $1,208.26 - terendah sejak 8 Oktober lalu, sebelum ditutup turun sebesar 1,3 persen.
Emas berjangka AS anjlok sekitar sebesar 1 persen ke level $1,212.80 pada hari Kamis, mengikuti penurunan di spot emas.
The Fed pada Rabu mengakhiri program pembelian obligasi bulanannya dan menjatuhkan karakterisasi pelemahan pasar tenaga kerja AS seiring secara "signifikan" menunjukkan peningkatan kepercayaan prospek perekonomian.
Dalam sebuah pernyataan pasca pertemuan dua hari, sebagian besar bank sentral menolak volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, peredupan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan prospek inflasi yang lemah seiring tidak mungkin untuk melemahkan kemajuan menuju tujuan pengangguran dan inflasi.
Emas, sering dianggap sebagai alternatif investasi saat ketidakpastian ekonomi dan keuangan, jatuh di tengah kekhawatiran bahwa mosi percaya dalam pemulihan bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga segera. Bullion, sebagai aset non-berbunga, bisa menerima pukulan ketika suku bunga naik di AS.  (izr)
Sumber: Reuters

Persediaan Minyak AS Meningkat Akibatkan WTI Turun Dari Level Tertinggi


West Texas Intermediate turun dari level tertinggi lebih dari sepekan terakhir pasca sebuah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka turun sebesar 0,3 persen di New York pasca kemarin naik ke level tertinggi sejak 21 Oktober lalu. Stok minyak mentah naik 2,06 juta per barel pekan lalu, merupakan kenaikan yang paling tinggi dalam hampir empat bulan terakhir, Administrasi Informasi Energi mengatakan kemarin. Sementara pasokan minyak dan permintaan akan kembali stabil dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak melancarkan perang harga, menurut kelompok sekretaris jenderal Abdalla El-Badri, mengatakan pada konferensi Minyak & Uang di London kemarin.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 31 sen ke level $ 81,89 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level $ 81,90 pukul 9:02 pagi di Seoul. Kontrak tersebut naik 78 sen ke level $ 82,20 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 55 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga turun 17 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember turun 24 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 86,88 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak tersebut naik 1,3 persen kemarin. Sementara minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 4,99 di bandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 29 Oktober 2014

Dolar Gelar Penurunan untuk Hari Ketiga Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed


Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar  menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin, terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin di Washington.
Indeks dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober, penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85 persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Pasokan Bahan Bakar AS Menyusut Akibatkan WTI Dekati Level 1-Pekan Tertinggi


West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati harga tertinggi hampir satu pekan terakahir jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar kendaraan bermotor menyusut ke level terendah dalam dua tahun terakhir di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka stagnan di New York, pasca menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir kemarin. Stok bensin AS kemungkinan turun 900.000 barel ke level 203.500.000 pekan lalu, menurut survei Bloomberg News jelang data dari Administrasi Informasi Energi hari ini. Sementara persediaan turun sebesar 3,7 juta barel, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut pernyataan Live Squawk di Twitter.
WTI untuk pengiriman Desember berada di level $ 81,55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga naik 13 sen, pukul 9:08 pagi di Seoul. Kontrak naik 42 sen ke level $ 81,42 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 68 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga WTI turun 17 persen di tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember naik 6 sen ke level $ 86,09 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Sementara minyak mentah acuan Eropa lebih tinggi sebesar $ 4,56 dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg