Equityworld Futures | Harga Emas Gagal Bersinar, Tertekan Data Tenaga Kerja AS
Equityworld Futures
| Harga emas dunia jatuh pada perdagangan Kamis (3/7/2025). Setelah
data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan
mengurangi harapan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu
dekat.
Equityworld Futures | Harga Emas Akhirnya Ambruk, Investor Mulai Kehilangan Harapan
Dikutip Reuters, penguatan dolar AS turut menekan daya tarik harga emas.
Berdasarkan
data Refinitiv, harga emas jatuh 0,9% ke level US$ 3.328,63 per ons,
setelah sempat anjlok lebih dari 1% pada awal peradgangaan. Sementara
itu, kontrak berjangka emas AS justru naik tipis 0,4% dan ditutup di US$
3.342,90 per ons.
Tekanan pada harga emas terjadi setelah data
nonfarm payrolls (NFP) AS menunjukkan penambahan 147 ribu lapangan kerja
pada bulan lalu, jauh melampaui estimasi ekonom yang hanya
memperkirakan kenaikan sebesar 110 ribu.
Data tersebut memperkuat spekulasi bahwa The Fed belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Direktur
Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger mengatakan, dengan
data tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan, kemungkinan
pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat, khususnya di bulan Juli,
menjadi sangat kecil.
“Akibatnya, dolar AS menguat dan memberi tekanan tambahan pada harga emas," ujarnya.
Suku Bunga The Fed
Dolar
AS dan indeks saham AS juga menguat, seiring ekspektasi bahwa The Fed
baru akan mulai memangkas suku bunga pada Oktober 2025. Saat ini pasar
memperkirakan total pemangkasan sebesar 51 basis poin hingga akhir
tahun, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 66 bps.
Sebagai
catatan, emas cenderung menguat di tengah lingkungan suku bunga rendah
karena tidak memberikan imbal hasil, sehingga menjadi lebih menarik
ketika suku bunga turun.
Sementara itu, dari sisi perdagangan
internasional, AS dan Vietnam mencapai kesepakatan menjelang batas waktu
9 Juli 2025 saat tarif baru AS dijadwalkan mulai berlaku. Di sisi
politik.
Partai Republik di DPR AS juga mendorong pengesahan
rancangan undang-undang pemotongan pajak dan belanja besar-besaran yang
diprakarsai Donald Trump, yang diperkirakan menambah utang AS hingga US$
3,4 triliun.
"Jika beban utang AS terus meningkat, kekhawatiran
terhadap nilai dolar AS bisa bertambah. Dalam jangka panjang, ini bisa
mendukung harga emas," kata Carsten Menke, analis dari Julius Baer.
Untuk
logam mulia lainnya, harga perak naik 0,7% ke US$ 36,84 per ons.
Sedangkan platinum anjlok 3,1% menjadi US$ 1.374,89 dan palladium
terpangkas 1,5% ke US$ 1.137,69.