Equityworld Futures | Harga Emas Makin Merajalela, Dekati Rekor Tertinggi 3 Bulan
Equityworld Futures | Harga emas masih mengangkasa dan melanjutkan tren positif yang sudah terjadi sejak awal pekan.
Equityworld Futures | Donald Trump Bikin Tren Harga Emas Naik, Peluang Investasi?
Merujuk Refinitiv, harga emas ditutup di posisi US$ 2.755,03 per troy ons pada perdagangan kemarin, Rabu (22/1/2025). harganya menguat 0,39%. Harga penutupan kemarin adalah yang tertinggi sejak 30 Oktober 2024 atau hampir tiga bulan terakhir. Penutupan pada 30 Oktober 2024 di US$ 2.786,19 per try ons adalah rekor tertinggi sepanjang masa.
Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif emas dengan menguat selama tiga hari beruntun dengan penguatan mencapai 1,98%.
Harga emas sedikit melemah pada hari ini. Pada perdagangan Kamis(23/1/2025), pada pukul 6:40 WIB harga emas berada di level US$ 2.754,62 per troy ons, atau melemah 0,01%.
Penguatan harga emas utamanya dipicu oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS) serta imbal hasil US Treasury.
Indeks dolar .DXY merosot ke level 108,17 yang merupakan level terendah dalam lebih dari tiga minggu, membuat logam mulia yang dihargai dalam dolar menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
Imbal hasil US Treasury juga melandai ke 4,57%, dari posisi sebelumnya yang nyaris mendekati 5%. Emas tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya imbal hasil US Treasury akan membuat emas lebih menarik.
"Ketidakpastian mengenai tarif yang diusulkan dan hal lainnya, dan emas cenderung menguntungkan saat ada ketidakpastian besar atau bahkan moderat di pasar. Emas adalah instrumen alami yang sering dipilih orang," kata Ryan McIntyre, manajer portofolio senior di Sprott Asset Management, dikutip Reuters.
Trump mengatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas penerapan tarif 10% untuk barang-barang impor dari China pada 1 Februari, pada hari yang sama dengan yang sebelumnya dia sebutkan bahwa Meksiko dan Kanada bisa dikenakan tarif sekitar 25%.
Emas sering dianggap sebagai tempat berlindung di masa-masa ketegangan ekonomi dan geopolitik, namun kebijakan yang diusulkan Trump umumnya dipandang sebagai inflasioner, yang berpotensi memaksa Federal Reserve AS untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam waktu lama untuk mengendalikan tekanan harga yang meningkat.
Trump belum memberikan banyak rincian tentang tarif yang diusulkan, sehingga investor meragukan agresivitas langkah tersebut dan sejauh mana dampaknya.
"(Trump) mungkin sedikit lebih lunak dalam hal tarif daripada yang dikhawatirkan, yang membantu - tarif yang lebih rendah dianggap menunjukkan inflasi yang lebih rendah, sehingga ada potensi pemotongan suku bunga lebih lanjut," kata Tai Wong, pedagang logam independen.