Equityworld Futures | Harga Emas Jatuh Terendah Dua Bulan, Terguncang Hawkish Powell
Equityworld Futures | Harga emas dunia terguncang akibat pernyataan hawkish dari Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, yang mempupus harapan pemangkasan bunga acuan pada pertemuan bank sentral Amerika bulan depan.
Equityworld Futures | Dolar AS Perkasa, Harga Emas Sentuh Level Terendah dalam 2 Bulan
Harga emas di pasar spot dunia dini hari tadi ditutup melemah 0,32% ke level US$2.564,85 per troy ounce, menjadikan harga komoditas penting ini bersiap mencetak kerugian mingguan terbesar sejak 2021 silam.
Pagi ini di pembukaan pasar Asia, harga emas bergerak stabil di kisaran US$2.566,77 per troy ounce, terendah sejak pertengahan September lalu.
Harga emas mengalami tekanan tak berkesudahan sejak hasil Pilpres AS menempatkan Donald Trump sebagai Presiden AS berikutnya. Dalam lima hari perdagangan terakhir, harga emas terus melemah.
Pagi ini, meski harganya beringsut sedikit naik tipis, akan tetapi secara mingguan emas sudah membukukan penurunan 4,42%, penurunan harga terbesar sejak Juni 2021 silam menurut catatan Bloomberg.
Bahkan, dengan posisi harga saat ini, emas sudah terpangkas 8% dari posisi rekor tertinggi sepanjang masa yang pernah pecah pada 31 Oktober lalu.
Pernyataan bernada hawkish Powell yang menilai bank sentral paling berpengaruh di dunia itu tidak akan memangkas bunga acuan terburu-buru melihat ekonomi AS masih tangguh, telah menjatuhkan ekspektasi penurunan bunga acuan The Fed.
Ekspektasi pasar kini mengarah pada kebijakan menahan bunga acuan oleh The Fed dalam pertemuan Desember nanti.
Pupusnya harapan penurunan bunga acuan menjadi kabar buruk bagi emas sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil. Sebaliknya, bagi surat utang AS, pernyataan Powell sontak melejitkan tingkat imbal hasil surat utang terutama untuk tenor pendek yang sensitif terhadap pergerakan bunga acuan.
Namun, meski sepekan ini buruk bagi emas, harga komoditas berharga itu sudah mencetak kenaikan 20% sepanjang tahun ini terutama disokong oleh dinamika seputar arah kebijakan bunga acuan The Fed, juga didukung aksi beli bank sentral serta ketegangan geopolitik yang silih berganti meningkat.