Equityworld Futures | Wall Street Melemah Usai Data Tenaga Kerja AS Jeblok
Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/9), tertekan data tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan signifikan. Investor menimbang risiko ekonomi dengan peluang pemangkasan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (The Fed) bulan ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Makin Panas, Siap-Siap Tembus Rekor Tertinggi Lagi
Mengutip Reuters pada Senin (8/9), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penciptaan lapangan kerja hanya 22.000 pada Agustus 2025, jauh di bawah ekspektasi 75.000. Laporan ini menegaskan tanda-tanda pasar tenaga kerja melambat.
“Laporan penggajian hari ini mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja dan membenarkan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed akhir bulan ini,” kata Bill Merz, Head of Capital Markets Research and Portfolio Construction di U.S. Bank Asset Management, Minneapolis.
Meski dibuka menguat dan sempat mencetak rekor baru, ketiga indeks utama berbalik arah dan ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 220,43 poin atau sebesar 0,48 persen ke 45.400,86. S&P 500 (.SPX) terkoreksi 20,58 poin atau 0,32 persen ke 6.481,50, dan Nasdaq Composite (.IXIC) melemah tipis 7,31 poin atau 0,03 persen ke 21.700,39.
Secara mingguan, Dow Jones turun 0,3 persen, S&P 500 naik 0,3 persen, dan Nasdaq naik 1,1 persen.
CEO IG North America, Pete Mulmat menilai pasar masih cukup tangguh. "Dibutuhkan lebih dari satu set data yang buruk agar kita dapat menyingkirkan pasar ini pada titik ini,” ujar dia.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga menjadi katalis positif. Data London Stock Exchange Group (LSEG) menunjukkan pasar futures menilai peluang 93 persen The Fed memangkas 25 basis poin pada 16-17 September, bahkan 7 persen memperkirakan pemangkasan lebih agresif 50 basis poin.
Sektor real estate mendapat sentimen positif dengan kenaikan 1 persen, sementara Philadelphia Housing Index (.HGX) melonjak 2,1 persen.
Saham Broadcom melonjak 9,4 persen berkat pesanan chip AI senilai USD 10 miliar dari pelanggan baru. Namun, pelemahan saham lain seperti Kenvue yang anjlok 9,3 persen dan Lululemon yang ambles 18,6 persen setelah memangkas proyeksi laba menahan laju indeks.
Di New York Stock Exchange (NYSE), saham naik melampaui yang turun dengan rasio 1,87 banding 1, dengan 508 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 64 saham mencatat terendah baru. Pada Nasdaq, rasio saham naik-turun 1,42 banding 1.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,95 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 16,05 miliar dalam 20 hari terakhir.
Senin, 08 September 2025
Equityworld Futures | Wall Street Melemah Usai Data Tenaga Kerja AS Jeblok
Rabu, 03 September 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Imbas Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed
Equityworld Futures | Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Imbas Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed
Equityworld Futures | Harga emas dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Selasa (2/9/2025) atau Rabu (3/9/2025) pagi WIB. Emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan kemarin.
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Cetak Rekor Baru, Sentuh Level $3,544 per Ons
Lonjakan ini didorong menguatnya permintaan emas seiring meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), serta adanya risiko politik dan ekonomi.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 1,5 persen menjadi 3.529,01 dollar AS per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 3.529,93 dollar AS per ons pada awal perdagangan.
Adapun sepanjang tahun 2025, harga emas di pasar spot tercatat sudah menguat 34,5 persen.
Sementara harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember ditutup naik 2,2 persen ke 3.592,20 dollar AS per ons.
"Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat, ditambah dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed September ini. Kami melihat rekor baru masih mungkin tercipta,” kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia Standard Chartered Bank.
Pasar kini memperkirakan hampir 92 persen peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed tanggal 17 September 2025 mendatang, menurut data CME FedWatch.
Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya lebih diminati investor.
Para analis juga menilai rekor kenaikan emas tahun ini didukung pula pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral, melemahnya dollar AS, diversifikasi portofolio dari dollar AS, serta permintaan aset aman atau safe haven di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan global.
Selain faktor ekonomi, ketidakpastian politik AS juga memperkuat daya tarik emas.
Presiden AS Donald Trump belakangan ini berselisih dengan The Fed, termasuk mendorong pencopotan Gubernur The Fed Lisa Cook, yang kini tengah menempuh jalur hukum. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap independensi bank sentral AS.
"Tuduhan terhadap Cook merupakan peringatan yang jelas bagi anggota FOMC lainnya untuk tunduk pada tekanan pemerintah terkait penurunan suku bunga yang substansial. Situasi seperti ini membuat emas semakin menarik,” tulis Commerzbank dalam catatan risetnya.
Selanjutnya, perhatian investor tertuju pada rilis data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls/NFP) AS pada Jumat mendatang. Data ini akan menjadi petunjuk penting mengenai seberapa besar peluang pemangkasan suku bunga pada bulan September.
"Jika data ketenagakerjaan lemah minggu ini, maka dapat memicu kembali diskusi seputar kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 bps," kata Zain Vawda, analis di MarketPulse oleh OANDA.
Selasa, 02 September 2025
Equityworld Futures | Usai Libur Hari Buruh AS, Wall Street Bakal Hadapi September yang Berat
Equityworld Futures | Usai Libur Hari Buruh AS, Wall Street Bakal Hadapi September yang Berat
Equityworld Futures | Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau yang dikenal dengan Wall Street libur pada perdagangan Senin 1 September 2025 untuk merayakan Hari Buruh di AS.
Equityworld Futures | Harga Emas Meroket, Tembus Level Kunci
Dilaporkan CNBC, Wall Street akan segera menghadapi bulan yang berat. Pasalnya, September merupakan bulan dengan penurunan terbesar bagi S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq sejak 1950.
Indeks S&P 500 khususnya telah mengalami kinerja September yang sangat lemah selama 10 tahun terakhir.
Di sisi lain, indeks pasar secara umum rata-rata mengalami penurunan sebesar 0,7 persen selama bulan tersebut.
Sebelumnya, indeks-indeks utama Wall Street ditutup pada bulan Agustus dengan kenaikan yang solid.
Indeks Dow Jones, yang terdiri dari 30 saham, mencatat kenaikan lebih dari 3 persen pada bulan Agustus. Sementara S&P 500 mencatat kenaikan hampir 2 persen.
Sedangkan, indeks Nasdaq yang didominasi saham teknologi, mencatat kenaikan sebesar 1,6 persen pada bulan Agustus.
Pasar mencapai titik tertinggi baru di akhir pekan panjang dan bulan yang secara historis buruk bagi indeks acuan utama.
Pada akhir perdagangan Agustus, saham anjlok karena investor menarik sejumlah uang dari pasar menjelang akhir pekan panjang setelah indeks S&P 500 mencetak rekor dan kinerja Nvidia yang solid minggu lalu.
Sementara itu, data inflasi baru menunjukkan kenaikan harga masih menjadi risiko menjelang bulan baru.
Indeks S&P 500 ditutup melemah 0,64 persen pada level 6.460,26, tetapi tetap mencatatkan kenaikan bulan keempat berturut-turut.
Lalu, indeks Nasdaq Composite turun 1,15 persen dan ditutup pada level 21.455,55.
Sementara indeks Dow Jones Industrial Average turun 92,02 poin atau 0,20 persen dan ditutup pada 45.544,88.
Personal Consumption Expenditure (PCE) inti, ukuran inflasi utama yang diawasi oleh Federal Reserve yang mengecualikan biaya makanan dan energi, meningkat 2,9 persen pada Juli 2025.
Hasil ini sejalan dengan ekspektasi tetapi terjadi percepatan dari bulan sebelumnya dan merupakan level tertinggi sejak Februari.
Senin, 01 September 2025
Equityworld Futures | Arah Wall Street Pekan Ini: Investor Menanti Data Ketenagakerjaan AS
Equityworld Futures | Arah Wall Street Pekan Ini: Investor Menanti Data Ketenagakerjaan AS
Equityworld Futures | Rilis data pasar tenaga kerja AS akan menguji keyakinan investor atas pemangkasan suku bunga dan tren reli saham Wall Street dalam sepekan ke depan.
Equityworld Futures | Harga Emas Spot Sentuh Level Tertinggi Empat Bulan Senin (1/9) Pagi
Melansir Reuters pada Senin (1/9/2025), data ketenagakerjaan bulan lalu yang jauh lebih lemah dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan kembali memangkas suku bunga pada pertemuan September mendatang, sebagai upaya menopang pasar tenaga kerja meski risiko inflasi masih membayangi.
Menurut Jack Janasiewicz, Lead Portfolio Strategist di Natixis Investment Managers Solutions, laporan ketenagakerjaan yang kembali lemah pada Agustus berpotensi memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi. Namun, di sisi lain, pasar bisa menilai hal itu sebagai alasan untuk mendorong pemangkasan suku bunga lebih agresif.
“Penurunan suku bunga kemungkinan lebih dominan ketimbang perlambatan moderat di pasar tenaga kerja, yang pada akhirnya akan menopang perekonomian dan pasar saham,” ujarnya.
Laporan ketenagakerjaan menjadi rilis ekonomi utama pertama bulan ini. Survei Reuters memperkirakan penambahan 75.000 tenaga kerja pada Agustus, setelah bulan sebelumnya hanya tercatat 73.000 dengan revisi turun signifikan pada dua bulan sebelumnya.
Alex Grassino, Global Chief Economist di Manulife Investment Management, menilai indikator lain seperti tingkat pengangguran dan upah per jam kemungkinan menunjukkan pesan serupa: pasar tenaga kerja AS telah mendingin.
Ekspektasi pasar bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada September semakin menguat setelah Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan risiko di pasar kerja meningkat. Data LSEG pada Jumat menunjukkan probabilitas 89% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan 16–17 September mendatang.
“Itu membutuhkan kekuatan yang sangat luas dalam laporan untuk membuat The Fed mempertimbangkan kembali langkah pemangkasan suku bunga, dan kemungkinan itu cukup rendah,” kata Drew Matus, Chief Market Strategist di MetLife Investment Management.
Matus menambahkan, “Laporan yang moderat sekalipun tidak akan menghentikan The Fed untuk memangkas suku bunga.”
Futures suku bunga Fed juga mencerminkan ekspektasi pemangkasan sekitar 55 basis poin hingga akhir tahun atau setara lebih dari dua kali penurunan standar.
Saham AS terus menguat sejak menyentuh titik terendah tahun ini pada April. Investor mengabaikan kekhawatiran bahwa tarif impor yang diterapkan Presiden Donald Trump akan menyeret ekonomi ke jurang resesi. Saham teknologi dan sektor lain pun mendapat dorongan dari optimisme atas potensi bisnis kecerdasan buatan (AI).
Namun, pada perdagangan Jumat (29/8/2025), indeks saham terkoreksi karena penurunan di saham terkait AI memperburuk pelemahan sektor teknologi. Menjelang laporan keuangan Broadcom pada Kamis depan, indeks S&P 500 tercatat naik 1,9% sepanjang Agustus, mendorong kenaikan sepanjang tahun menjadi sekitar 10%, mendekati level tertinggi sepanjang masa.
Meski demikian, pasar kini memasuki periode yang secara historis rawan. Berdasarkan Stock Trader’s Almanac, dalam 35 tahun terakhir, September tercatat sebagai bulan terburuk bagi S&P 500 dengan rata-rata penurunan 0,8%. Indeks bahkan turun di 18 dari 35 kali perdagangan September, menjadikannya satu-satunya bulan yang lebih sering mencatat penurunan.