Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Gak Kompak Lagi, Investor Masih Wait and See?
Equityworld Futures | Bursa Asia-Pasifik cenderung dibuka bervariasi pada awal perdagangan Senin (8/1/2024), karena investor menantikan data dan peristiwa ekonomi penting pada pekan ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Terancam Labil Pekan Ini, Ada Kabar Penting dari Amerika
Per pukul 08:30 WIB, indeks Straits Times Singapura menguat 0,45%, ASX 200 Australia naik 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,39%.
Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,09% dan Shanghai Composite China melemah 0,23%.
Sementara untuk pasar saham Jepang pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Coming of Age Day (Hari Kedewasaan).
Investor cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda pada pekan ini, seperti inflasi China periode Desember 2023 yang akan dirilis pada Jumat mendatang.
Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah menguatnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupnaik tipis 0,07%, S&P 500 menguat 0,18%, dan Nasdaq Composite bertambah sedikit 0,09%.
Sepanjang pekan lalu, yang menjadi pekan pertama 2024, indeks DJIA terpantau melemah 0,59%, sedangkan S&P 500 ambles 1,52%, dan Nasdaq ambruk 3,25%.
Investor bersikap hati-hati pada pekan pertama 2024, karena mereka menanti kejelasan lebih lanjut mengenai kapan penurunan suku bunga akan dimulai dan seberapa cepat hal tersebut akan terjadi.
Harapan akan adanya laju pelonggaran yang cepat telah memicu reli yang sangat besar di pekan terakhir 2023, yang membawa S&P 500 berada dalam kisaran 1% dari level tertinggi sepanjang masa, sehingga pelemahan hipotesis tersebut telah menjadi isyarat untuk aksi profit taking.
Sementara itu, perdagangan Jumat pekan lalu memperlihatkan pergerakan pasar sepanjang hari, karena investor menyerap data makroekonomi terbaru yang menawarkan pandangan kontras mengenai kapan penurunan suku bunga dapat dimulai.
Awalnya, data ketenagakerjaan yang kuat dalam laporan Departemen Tenaga Kerja, yang menunjukkan perusahaan-perusahaan AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari perkiraan pada Desember 2023, meredam ekspektasi pelonggaran suku bunga secara cepat, sehingga mendorong masa depan lebih rendah.
Namun, survei dari Institute for Supply Management (ISM) kemudian menunjukkan aktivitas di sektor jasa turun pada Desember 2023, menunjukkan bahwa perekonomian yang lebih lemah. Hal ini mendorong mereka yang bertaruh pada pelonggaran cepat, sehingga membuat pasar lebih tinggi sepanjang pagi dan sore hari.
Meskipun ada fluktuasi lebih lanjut di sore hari, pada akhirnya ketiga indeks acuan tersebut berhasil meraih kemenangan hari tersebut - sesi positif pertama di tahun 2024 untuk S&P dan Nasdaq.
Di lain sisi, investor juga merespons terkait data NFP AS periode Desember 2023. Data NFP AS pada Desember 2023 naik menjadi naik 216.000. Angka ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar 170.000. Sedangkan kenaikan 199.000 di November direvisi lebih rendah menjadi 173.000.
Rincian lainnya dari laporan tersebut menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran tetap tidak berubah di 3,7% dan inflasi upah tahunan, yang diukur dengan perubahan Pendapatan Rata-Rata Per Jam, naik ke 4,1% dari 3,9% di Desember.
Dalam hal ini, maka data tenaga kerja di Negeri Paman Sam sejatinya masih cukup kuat dan hal ini dapat mengurangi optimisme pasar akan berakhirnya era suku bunga tinggi pada tahun ini.
Di lain sisi, imbal hasil surat utang AS, yang merupakan indikator ekspektasi suku bunga, naik lebih tinggi setelah data tersebut dirilis, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik melampaui 4% ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.
Senin, 08 Januari 2024
Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Gak Kompak Lagi, Investor Masih Wait and See?
Jumat, 05 Januari 2024
Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Terjeda Jelang Rilis Data Gaji Pekerja AS
Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Terjeda Jelang Rilis Data Gaji Pekerja AS
Equityworld Futures | Harga logam mulia tak menunjukkan perubahan alias bergerak stabil setelah mengalami empat sesi penurunan karena investor bersiap mendapatkan data non-farm payrolls AS yang dapat mempengaruhi jalur suku bunga Federal Reserve. Saat harga emas hari ini stabil, harga paladium tergelincir karena prospek permintaan jangka panjang yang suram.
Equityworld Futures | Harga Emas Bangkit Karena Huru-Hara di Iran, Rawan Loyo Karena Amerika
Harga emas di pasar spot naik tipis 0,2% menjadi USD 2,044.39 per ounce, sehari setelah mencapai level terendah sejak 21 Desember. Adapun harga emas berjangka AS ditutup naik 0,4% ke posisi USD 2.050.
“Peningkatan pasar emas membutuhkan dorongan baru untuk memulai reli harga,” kata Jim Wyckoff, Analis Senior di Kitco Metals melansir CNBC.
“(Tetapi) jika data ketenagakerjaan lebih kuat, hal ini akan memberikan tekanan pada harga dan mungkin mengurangi ekspektasi (pasar) terhadap penurunan suku bunga Fed,” jelas dia.
Rencananya, laporan non-farm payrolls AS akan dirilis pada hari Jumat. Data sebelumnya menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan AS turun lebih dari perkiraan pada pekan lalu.
Di mana, perusahaan swasta AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari perkiraan pada bulan Desember, menunjukkan kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja.
Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed pada pertemuan kebijakan bulan Maret sebesar 65%, menurut alat CME FedWatch.
Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil. Ini membuat harga emas dunia bisa kurang diminati.
Kamis, 04 Januari 2024
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terkapar, Ini Gegaranya
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terkapar, Ini Gegaranya
Equityworld Futures | Harga emas dunia berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange perdagangan Rabu waktu setempat terpantau melemah. Penguatan indeks dolar AS memengaruhi pergerakan emas batangan ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Tumbang 1% Karena Amerika, Pemiliknya pun Kecewa
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun USD30,60 atau 1,48 persen menjadi USD2.042,80 per ounce. Sementara harga perak untuk pengiriman Maret turun 79,60 sen atau 3,32 persen menjadi USD23,157 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun USD11,20 atau 1,12 persen menjadi USD987,10 per ounce.
?Melansir Xinhua, Kamis, 4 Januari 2023, tak lama setelah lantai perdagangan emas ditutup, risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember dirilis. Pejabat Fed berpendapat suku bunga telah mencapai puncaknya, namun prospeknya masih belum pasti. Mereka tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Dalam sambutan yang disiapkan untuk disampaikan kepada Kamar Dagang Raleigh di North Carolina pada Rabu, Presiden Federal Reserve Richmond Thomas Barkin mengatakan ia tidak memiliki cara untuk memperkirakan waktu kemungkinan kenaikan atau penurunan suku bunga. Perubahan kebijakan akan bergantung pada data ekonomi.
Barkin mengatakan risiko terhadap soft landing masih ada, termasuk dampak tertunda dari suku bunga tinggi saat ini yang lebih parah dari yang diharapkan. Serta guncangan dari luar atau inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan membuat pengembalian penuh ke target The Fed lebih sulit dari yang diantisipasi.
Data ekonomi AS
Data ekonomi yang dirilis Rabu mendukung emas. Indeks manufaktur Institute for Supply Management (ISM) adalah 47,4 persen pada Desember 2023, naik dari 46,7 persen pada November.
Meskipun sedikit lebih tinggi dari perkiraan konsensus, angka tersebut masih berada di bawah angka 50 poin yang memisahkan pertumbuhan dan kontraksi.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pemberi kerja di AS membukukan 8,8 juta lowongan pekerjaan pada November, turun sedikit dari Oktober dan paling sedikit sejak Maret 2021. Laporan ketenagakerjaan besar AS akan dirilis Jumat.
Rabu, 03 Januari 2024
Equityworld Futures | Harga Emas Ambruk 3 Hari Beruntun, Kapan Menguatnya?
Equityworld Futures | Harga Emas Ambruk 3 Hari Beruntun, Kapan Menguatnya?
Equityworld Futures | Harga emas mencoba melakukan perlawanan pada awal perdagangan hari ini, setelah ambruk tiga hari beruntun pada perdagangan sebelumnya. Pelemahan emas di awal tahun 2024 karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) di tengah ekspetasi penurunan suku bunga oleh bank sentral AS The Federal Reverse (The Fed).
Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini di Awal 2024 Potensi Bullish Terdorong Sentimen The Fed
Pada perdagangan Selasa (2/1/2023) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,20% di posisi US$ 2058,51 per troy ons. Dengan demikian, harga emas melandai dalam tiga hari beruntun dengan pelemahan mencapai 0,9%.
Sementara, hingga pukul 05.22 WIB Rabu (3/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,01% di posisi US$ 2058,72 per troy ons.
Emas memasuki tahun 2024 di bawah tekanan dari lonjakan dolar AS, namun tetap bertahan di tengah ekspektasi The Fed akan menurunkan suku bunga pada tahun ini dan meningkatnya kekhawatiran atas serangan terhadap pelayaran di Laut Merah.
Indeks dolar naik 0,88% di level 101,92 pada perdagangan Selasa (2/1/2023), di jalur kenaikan harian terbesar sejak Juli. Selain itu kenaikan imbal hasil Treasury AS yang lebih tinggi, membuat emas batangan yang dibanderol dalam dolar lebih mahal bagi pembeli luar negeri.
Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures menjelaskan emas mendapat sokongan kuat dari memanasnya konflik di Timur Tengah,.
Harga emas melonjak 13% pada tahun 2023 yang merupakan kenaikan tahunan pertama sejak tahun 2020 dan diperkirakan akan mencapai rekor tertinggi pada 2024. Penguatan emas akan ditopang oleh suku bunga yang lebih rendah.
Suku bunga AS yang lebih rendah akan membuat dolar AS melandai sehingga mengurangi opportunity cost dari memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
"Ketika kita melihat seberapa besar kenaikan harga emas yang diperoleh dari ekspektasi penurunan suku bunga pada tahun 2023, kita bisa melihat kenaikan yang signifikan pada tahun 2024 ketika bank sentral benar-benar mulai melonggarkan kebijakan mereka," ujar Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, dikutip dari Reuters.
Dia menambahkan bahwa kapan sebenarnya dan tingkat penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk.
Minggu ini, perhatian pasar tertuju pada risalah rapat The Fed terakhir yang dijadwalkan pada hari Kamis. Data lowongan pekerjaan AS dan data non-farm payrolls bulan Desember, yang keduanya akan dirilis pada hari Jumat, juga akan dipantau dengan cermat.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.