Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)
Equity World | Pasar Asia-Pasifik bersiap untuk pembukaan yang lemah di minggu terakhir bulan Juni, mengikuti pasar A.S. yang menghentikan kenaikan beruntun selama seminggu pada hari Jumat.
Selama akhir pekan, Eropa juga menyaksikan pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner di Rusia, dan akan menekan pasar Eropa.
Di Jepang, Nikkei 225 tampaknya melanjutkan penurunannya, dengan kontrak berjangka di Chicago di 32.690, dan pasangannya di Osaka di 32.600 melawan penutupan terakhirnya di 32.781,54. Negara ini juga akan merilis indeks harga produsen untuk sektor jasa pada bulan Mei pada hari Senin.
Di Australia, kontrak berjangka untuk S&P/ASX 200 berada di 7.043, lebih rendah dari penutupan terakhirnya di 7.099,2.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga bersiap turun, dengan kontrak berjangka di 18.764 dibandingkan dengan penutupan HSI di 18.889,97.
Ketiga indeks utama AS meluncur di sesi perdagangan Jumat, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,65%, sementara S&P 500 turun 0,77% dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 1,01%.
Harga saham Apple menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa pada Jumat sore, berhasil mencapai tertinggi baru sepanjang masa bahkan ketika rata-rata utama menurun. Sementara sebelumnya harga saham Apple hanya naik sebesar 0,1%.
Aktivitas manufaktur di AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni, menurut pembacaan PMI flash S&P yang dirilis Jumat yang merupakan yang terendah dalam enam bulan.
Indeks mencatat 46,3, turun dari 48,4 pada bulan Mei dan di bawah perkiraan Dow Jones 49,0. Karena angka tersebut mengukur tingkat perusahaan yang melaporkan ekspansi, angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.
Di sisi sektor jasa, pembacaan 54,1 adalah level terendah dua bulan dan di bawah 54,9 di bulan Mei. Indeks komposit berada di 53,0, di bawah 54,3 dari bulan sebelumnya tetapi masih menunjukkan ekspansi meskipun terendah dalam tiga bulan.
Imbal hasil Treasury AS turun pada hari Jumat karena investor mencerna pernyataan dari pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell.Pembuat kebijakan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan diperlukan untuk membawa inflasi lebih dekat ke target 2% bank sentral.
Senin, 26 Juni 2023
Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)
Jumat, 23 Juni 2023
Equity World | Wall Street Kebakaran Lagi, Sudah 4 Hari Beruntun
Equity World | Wall Street Kebakaran Lagi, Sudah 4 Hari Beruntun
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street lagi-lagi dibuka terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/6/2023), karena investor cenderung masih merespons negatif dari sikap bank sentral AS yang masih akan hawkish.
Dengan ini, maka koreksi Wall Street sudah terjadi selama empat hari beruntun sejak perdagangan Jumat pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,15% ke posisi 33.900,738, S&P 500 terpangkas 0,24% ke 4.355,01, dan Nasdaq Composite terdepresiasi 0,37% menjadi 13.452,8.
Saham teknologi kembali merana karena memudarnya antusiasme pasar terhadap prospek kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan potensi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan hawkish pada tahun ini.
Saham Tesla ambles 2,4%, setelah Morgan Stanley dalam beberapa hari menurunkan peringkat Tesla. Analis Morgan Stanley, Adam Jonas, yang sudah lama menjadi penganut bull Tesla, merevisi peringkatnya menjadi equal weight, dari sebelumnya di peringkat overweight.
Sementara itu, saham kecerdasan buatan AMD anjlok 5,7% dan saham Intel ambruk 6%.
Di lain sisi, investor juga masih kecewa dengan sikap The Fed yang berpotensi masih hawkish setidaknya hingga akhir tahun ini.
Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak kenaikan suku bunga kedepan karena inflasi masih cukup tinggi dan juga masih cukup jauh dari target yang ditetapkan sebesar 2%.
"Tekanan inflasi terus tinggi dan proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," katanya dalam sambutan yang disiapkan untuk dengar pendapat di depan Komite Jasa Keuangan DPR.
Komentar tersebut muncul setelah kesimpulan dari pertemuan pekan lalu ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut.
Namun, para pejabat The Fed mengindikasikan ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi di akhir tahun ini.
"Hampir semua peserta FOMC memperkirakan akan tepat untuk menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh pada akhir tahun ini," ujar Powell dihadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS Rabu kemarin.
Dengan pernyataan Powell tersebut, pelaku pasar mengharapkan hanya satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bp pada Juli mendatang oleh The Fed untuk sisa tahun ini.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 74,4% The Fed akan mengerek lagi suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Juli mendatang. Sedangkan sisanya yakni sebesar 25,6% The Fed akan kembali menahan suku bunga.
Sementara itu, Powell akan menyampaikan Laporan Kebijakan Moneter Semesteran kepada Komite Perbankan Senat pada Kamis pagi waktu setempat. Investor akan mencari komentar lebih lanjut tentang inflasi dan suku bunga.
Di lain sisi, investor juga mencerna data klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 264.000 untuk pekan yang berakhir 17 Juni.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memprediksi total klaim pengangguran mencapai 256.000 pada akhir pekan lalu.
Kamis, 22 Juni 2023
Equity World | Pemilik Emas yang Sabar Ya, Harga Emas Ambruk Tujuh Hari
Equity World | Pemilik Emas yang Sabar Ya, Harga Emas Ambruk Tujuh Hari
Equity World | Harga emas belum juga bersinar. Pada perdagangan Senin (19/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.950,12 per ton. Harganya melemah 0,37%.
Pelemahan tersebut memperpanjang tren negatif emas. Sang logam mulia sudah melemah sejak 9 Juni tahun ini atau dalam tujuh perdagangan terakhir.
Harga emas juga sudah jauh melandai dari US$ 1.977,88 per ton pada 1 Juni 2023 menjadi US$ 1.950,12 per ton kemarin.
Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan Selasa (20/6/2023), harga emas menguat tipis 0,07% di posisi US$ 1.951,44 per troy ons.
Harga emas diperkirakan masih akan melemah sampai pelaku pasar menemukan katalis baru. Katalis tersebut diharapkan datang dari testimoni Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS pada Rabu dan Kamis pekan ini (21-22 Juni).
Testimoni Powell diharapkan bisa memberi arah yang lebih jelas mengenai kebijakan The Fed ke depan.
Pasalnya, pada rapat The Fed pekan lalu, Powell hanya mengisyaratkan jika The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini tanpa disertai keterangan besarannya dan kapan.
Sebagai catatan, The Fed akhirnya mempertahankan suku bunga di kisaran 5-5,25% pada pekan lalu. Ini adalah pertama kali The Fed mempertahankan suku bunga setelah mengereknya sebanyak 10 kali sejak Maret 2022.
Analis OANDA Craig Erlam menjelaskan emas akan bergerak di kisaran US$ 1.940-1.980 per troy ons.
"Emas gagal menguat karena apa yag terjadi pekan lalu," tutur Erlam, dikutip Reuters.
Ekonom dari TD Securities menjelaskan masih ada peluang emas untuk naik ke depan. Pasalnya, data-data ekonomi terbaru AS menunjukkan jika ekonomi mereka melemah.
Data tenaga kerja AS justru memburuk. Klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000.
Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi signal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi turun tajam.
"Kami memperkirakan inflasi akan segera melandai sehingga ada peluang untuk turun. Dengan fakta itu, emas diharapkan bisa membaik pada bulan-bulan ke depan," tutur analis ekonom dari TD Securities, dikutip FX Streets.com.
Rabu, 21 Juni 2023
Equity World | Wall Street Terkoreksi, Dibayangi Kekhawatiran Arah Suku Bunga The Fed
Equity World | Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada awal perdagangan Selasa (20/6), menyusul komentar hawkish dari beberapa pejabat Federal Reserve pekan lalu. Sementara itu, saham PayPal naik setelah sepakat untuk menjual sebagian dari pinjaman paylaternya di Eropa.
Mengutip Reuters, pada saat bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 92,46 poin, atau 0,27%, ke level 34.206,66. S&P 500 turun 13,48 poin, atau 0,31% ke level 4.396,11, sedangkan Nasdaq Composite turun 47,28 poin, atau 0,35% ke level 13.642,30.
Pada Jumat pekan lalu, pejabat Fed Christopher Waller memperingatkan bahwa inflasi inti tidak turun seperti yang diperkirakan.
Sedangkan pejabat Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan dia nyaman dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut mengingat inflasi masih belum kembali ke 2%.
Pedagang melihat peluang kenaikan suku bunga tahun ini hanya sekali yakni sebesar 25 basis poin mencapai 74%.
Investor menantikan komentar dari Wakil Gubernur Fed Michael Barr dan kesaksian kebijakan moneter setengah tahunan Gubernur Fed Jerome Powell kepada Komite Urusan Keuangan DPR AS pada hari Rabu.
"Investor memulai liburan, dan menantikan beberapa hari (testimoni) Powell di Capitol Hill," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth.
"Dia (Powell) akan sangat berhati-hati untuk berbicara tentang apa konsensus saat ini di sekitar meja di Fed pada pertemuan terakhir, karena masih ada banyak data bagi mereka untuk disebarluaskan antara sekarang dan pertemuan berikutnya di bulan Juli."
Saham PayPal Holdings naik 1,6% setelah perusahaan investasi KKR & Co setuju untuk membeli hingga 40 miliar euro (US$ 43,71 miliar) dari operator pembayaran paylater di Eropa.
Saham perusahaan China yang terdaftar di AS termasuk Alibaba Group, JD.com dan PDD Holdings turun antara 2% dan 5% dalam perdagangan premarket karena China melakukan pemotongan suku bunga acuan pinjaman yang lebih kecil dari perkiraan.