Equity World | Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi dan Kekhawatiran Resesi AS
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, (13/4/2023) setelah rilis pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atah the Federal Reserve (the Fed). Dari pertemuan the Fed menunjukkan kalau pejabat the Fed melihat ekonomi AS memasuki resesi setelah krisis perbankan.
Dikutip dari CNBC, disebutkan mengenai ringkasan pertemuan the Fed. “Mengingat penilaian mereka tentang dampak ekonomi potensial dari perkembangan sektor perbankan baru-baru ini, proyeksi staf pada saat pertemuan Maret termasuk resesi ringan mulai akhir tahun ini dengan pemulihan selama dua tahun berikutnya,” demikian dari kutipan ringkasan pertemuan itu.
Komentar dari the Fed menghapus kenaikan sebelumnya yang terlihat di wall street setelah rilis laporan indeks harga konsumen yang menunjukkan inflasi mereda pada Maret. CPI naik 0,1 persen pada bulan ini terhadap estimasi Dow Jones sebesar 0,2 persen dan 5 persen dari tahun lalu versus estimasi 5,1 persen. Tidak termasuk makanan dan energi, CPI inti naik 0,4 persen dan 5,6 persen secara tahunan.
Indeks Kospi Korea Selatan alami penurunan terbesar pada awal sesi perdagangan. Indeks Kospi susut 0,43 persen dan indeks Kosdaq susut 0,47 persen. Di Australia, indeks ASX 200 turun 0,1 persen menjelang laporan tingkat pengangguran pada Maret 2023. Sementara, indeks Nikkei 225 Jepang susut 0,3 persen. Indeks Topix melemah 0,23 persen.
Indeks Hang Seng futures melemah seiring investor menanti data perdagangan China. Di wall street, bursa saham AS lesu. Indeks Dow Jones menghentikan kenaikan beruntun dalam empat hari, dan hapus kenaikan sebelumnya menyusul laporan inflasi Amerika Serikat dan turun 0,11 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,41 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 0,85 persen.
Kamis, 13 April 2023
Equity World | Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi dan Kekhawatiran Resesi AS
Rabu, 12 April 2023
Equity World | Saham Asia Diproyeksi Bertenaga Jelang Data Inflasi AS
Equity World | Saham Asia Diproyeksi Bertenaga Jelang Data Inflasi AS
Equity World | Saham Asia bakal dibuka lebih tinggi menjelang pengumuman data inflasi AS yang mungkin memberi sinyal kenaikan bunga The Fed.
Futures untuk tolok ukur ekuitas di Australia dan Jepang naik. Sementara kontrak untuk Hong Kong sedikit berubah. Futures AS sedikit lebih tinggi di awal perdagangan Asia.
Melansir Bloomberg, Rabu (12/4/2023), Aussie stabil, menahan kenaikan hari Selasa versus dolar yang melemah secara luas, dan yen berfluktuasi setelah jatuh untuk hari keempat pada hari Selasa. Obligasi Australia dibuka lebih rendah, dengan imbal hasil 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 3,25%.
S&P 500 ditutup hampir datar, sementara Nasdaq 100 yang padat teknologi turun untuk kelima kalinya dalam enam hari karena investor menilai kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya di bulan Mei.
Treasuries AS beragam, dengan imbal hasil dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan naik lebih jauh di atas 4%.Pedagang memperkirakan suku bunga AS akan mencapai puncaknya sekitar 5%, dengan Fed kemudian memangkas setidaknya 50 basis poin sebelum akhir 2023.
Inflasi utama diperkirakan akan melambat untuk ukuran bulanan dan tahunan. Sementara pembacaan inti diperkirakan akan sedikit berkurang dari bulan ke bulan, yang sesuai dengan 5,6% tahun-ke-tahun dan di atas angka utama 5,1%.
Inflasi utama yang melampaui batas menunjukkan "disinflasi baru-baru ini memiliki komponen sementara yang kuat, dan inflasi dasar turun jauh lebih lambat.
"Jika inflasi berjalan lebih panas dari yang diperkirakan, itu akan merusak gagasan bahwa Fed akan memangkas suku bunga secara agresif pada akhir tahun, dan itu akan membuat pasar rentan terhadap kemunduran," Tom Essaye, mantan pedagang Merrill Lynch yang mendirikan The Sevens.
Senin, 10 April 2023
Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Usai Libur Panjang Paskah
Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Usai Libur Panjang Paskah
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Senin, (10/4/2023). Hal ini seiring investor kembali usai libur panjang Paskah.
Dikutip dari CNBC, indeks Nikkei 225 dibuka menguat 0,65 persen, dan indeks Topix bertambah 0,8 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,41 persen. Namun, indeks Kosdaq melemah 0,2 persen. Sementara itu, bursa saham Australia dan Hong Kong masih libur peringati Paskah hingga Senin pekan ini.
Di sisi lain, India akan rilis gambaran rilis defisit fiskal pada Maret 2023, serta data perdagangan Maret. Sedangkan penjualan ritel India pada Februari juga akan dirilis. Pekan lalu, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada Kamis, 6 April 2023.
Indeks S&P 500 naik 0,36 persen. Sedangkan indeks Nasdaq bertambah 0,76 persen yang didorong kenaikan saham Alphabet dan Microsoft.Indeks Dow Jones naik 2,57 poin ke posisi 33.485,29 setelah sempat merosot lebih dari 150 poin.
Pada Jumat pekan lalu, Samsung Electronics perkirakan laba operasi kuartal I 2023 turun menjadi 600 miliar won atau sekitar USD 455 juta. Laba operasi itu turun 95,7 persen dari periode sama tahun lalu 14,12 triliun won. Pendapatan diprediksi susut hampir 20 persen dibandingkan tahun lalu 63 triliun won. Saham Samsung dibuka naik 3,2 persen di tengah prediksi perseroan.
Kamis, 06 April 2023
Equity World | Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!
Equity World | Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!
Equity World | Harga emas masih berlari kencang menyambut semakin melandainya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Equity World | Harga Emas Naik Lagi, Diprediksi Makin Mahal di Akhir Tahun 2023
Pada penutupan perdagangan Rabu (5/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.020,35 per troy ons. Harga sang logam mulia naik tipis 0,02%.
Kenaikan tipis itu sudah mampu membawa emas kepada rekor yang luar biasa.
Harga penutupan kemarin merupakan yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 atau tertinggi dalam hampir setahun terakhir.
Harga penutupan kemarin merupakan yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 atau tertinggi dalam hampir setahun terakhir.
Kenaikan tipis juga mempertahankan emas dalam level psikologis US$ 2.000 per troy ons. Sebagai catatan, emas mulai masuk kembali ke level tersebut setelah melonjak 1,81% pada Selasa (4/4/2023).
Lonjakan harga sekaligus membawa emas ke level US$ 2.000 untuk pertama kalinya sejak 8 Maret 2022 atau 12 bulan terakhir.
Harga emas juga masih menguat pada pagi hari ini. Pada perdagangan hari ini, Kamis (6/4/2023) pukul 06:42 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.020,62 per troy ons. Harganya menguat tipis 0,013%.
Kenaikan emas kemarin dan hari ini merupakan imbas positif dari terus melandainya data tenaga kerja AS.
Data tenaga kerja yang keluar pada Rabu malam waktu Indonesia menunjukkan jika tambahan pekerja baru atau penciptaan lapangan kerja di sektor swasta di AS hanya bertambah 145.000 pada Maret 2023.
Jumlah tersebut turun dari 261.000 pada Februari 2203 serta jauh di bawah ekspektasi pasar yang berkisar 210.000.
Data tersebut keluar hanya berselang sehari setelah laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta.
Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023.
Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta dalam dua tahun terakhir. Jumlah lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.
Anjloknya lapangan kerja baru di AS tentu saja menjadi kabar baik bagi emas.
Lapangan kerja yang turun menjadi sinyal melandainya inflasi. Sebelumnya, inflasi AS dan indeks harga produsen ataupun indeks pengeluaran pribadi warga AS juga melandai.
Data-data tersebut menjadi sinyal ada pelemahan ekonomi AS. Artinya, ada peluang bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk melunak.
Ekspektasi pasar kini menunjukkan 40% pelaku pasar memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga acuan Mei mendatang. Sebanyak 60% atau mayoritas melihat The Fed akan menahan suku bunga
"Laju ekonomi yang melandai jelas menjadi hal yang berisiko bagi pasar keuangan lain (seperti sham) tetapi tidak bagi emas. Kondisi itu sangat menguntungkan aset safe haven seperti emas," tutur Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.