Selasa, 25 Oktober 2022

Equity World | Harga Emas Rebound Tipis, Investor Cermati Kebijakan The Fed

Equity World | Harga Emas Rebound Tipis, Investor Cermati Kebijakan The Fed

Equity World | Harga emas kembali rebound pada perdagangan Selasa (25/10) pagi. Pukul 07.22 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2022 di Commodity Exchange ada di US$ 1.656,80 per ons troi, naik 0,16% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.654,10 per ons troi.

Pergerakan emas di pasar Asia cenderung stabil karena para trader masih menilai apakah Federal Reserve akan menunjukkan kebijakan suku bunga yang hawkish pada pekan depan.

Harga emas telah terpukul dalam beberapa bulan terakhir, jatuh hampir 20% dari puncaknya pada Maret lalu karena bank sentral AS memperketat kebijakan moneter secara  agresif.

Kini, fokus investor beralih ke ukuran kenaikan suku bunga The Fed ke depan, karena bank sentral di seluruh dunia berusaha untuk menekan lonjakan inflasi.

Investor bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 1-2 November, dan kembali naik 50 bps-75 bps pada Desember.

Kenaikan suku bunga The Fed akan membawa gejolak baru di pasar emas, mendorong investor untuk mencari perlindungan di greenback dan membuat emas batangan tertekan.

Senin, 24 Oktober 2022

Equity World | "Perpecahan" The Fed Untungkan Emas, Harganya Melonjak 2%

Equity World | "Perpecahan" The Fed Untungkan Emas, Harganya Melonjak 2%

Equity World | Pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dikabarkan terbelah mengenai kebijakan moneter mereka ke depan. Sebagian dari mereka menginginkan jika kebijakan moneter bisa dilonggarkan mulai Desember mendatang tetapi sebagian dari mereka menentangnya.

Keinginan sebagian pejabat The Fed untuk melonggarkan kebijakan ini tentu saja berdampak positif ke emas. Ada harapan jika kebijakan agresif The Fed akhirnya mereda sehingga harga emas terangkat.

Wall Street Journal melaporkan jika seluruh pejabat The Fed sepakat untuk mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada November mendatang. Perbedaan pendapat terjadi mengenai kebijakan moneter setelah bulan tersebut atau Desember.

Presiden The Fed San Franciso Mary Daly adalah salah satu pejabat yang menyuarakan keinginan agar The Fed bisa melonggarkan kebijakan agresifnya. Pelonggaran diperlukan untuk mencegah ekonomi AS agar tidak melambat secara tajam.

Sebaliknya, Presiden The Fed Chicago Charles Evans menegaskan jika kebijakan ketat tetap harus dilanjutkan. Dia menginginkan suku bunga acuan bisa dinaikkan hingga 4,5% pada tahun depan untuk kemudian ditahan.

Sebagai catatan, The Fe sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 bps pada tahun ini ke kisaran 3.0-3,25%.

"Artikel Wall Street Journal yang menyebut mengenai fase kenaikan menjadi masukan berharga bagi pelaku pasar, termasuk emas," tutur analis komoditas TD Securities Daniel Ghali, dilansir dari Reuters.

Ghali menambahkan adanya harapan jika The Fed melonggarkan kebijakan agresifnya inilah yang membuat harga emas terangkat dalam dua hari terakhir.

Pada perdagangan Senin (24/10.2022) pukl 06:05 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.660,06 per troy ons, naik 0,21% dibandingkan hari sebelumnya.

Penguatan pada pagi hari memperpanjang tren positif emas yang sudah menguat sejak Jumat pekan lalu. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah melonjak 2%.
Dalam sepekan, harga emas juga masih menguat 0,61% secara point to point. Harga emas juga masih menguat 1,03% sebulan tetapi ambles 8,2% setahun.

Pergerakan emas pada tahun ini sangat sensitif pada tingkat suku bunga acuan The Fed. Emas selalu terpuruk begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Sejak The Fed menaikkan suku bunga pada Maret lalu, harga emas sudah ambles US$ 282, 3 per troy ons.

Kenaikan suku bunga akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Keduanya berdampak negatif ke emas. Dolar AS yang melambung membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat pemerintah AS akan membuat emas kurang menarik.


Jumat, 21 Oktober 2022

Equity World | Nasib! Sudah Anjlok 2%, Harga Emas Diramal Merosot Terus

Equity World | Nasib! Sudah Anjlok 2%, Harga Emas Diramal Merosot Terus

Equity World | Harga emas masih betah bergerak di zona merah. Pada perdagangan Jumat (21/10/2022) pukul 06:07 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.625,72 per troy ons. Harga emas melandai 0,12%.

Pelemahan hari ini memperpanjang tren negatif emas yang sudah berlangsung sejak Rabu atau dalam tiga hari terakhir. Pada perdagangan Kamis (20/10/2022), harga emas juga melemah 0,05% ke US$ 1.627,66 per troy ons. Dalam tiga hari perdagangan, harga emas sudah ambles 1,7% atau nyaris 2%.

Dalam sepekan, harga emas sudah turun 0,98% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 2,87% sementara dalam setahun anjlok 8,8%.

Analis dari High Ridge Futures David Meger memperkirakan harga emas masih terus turun ke depan. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada bulan depan.

"Jika suku bunga acuan terus naik maka itu akan membebani harga emas dalam jangka pendek. Pelaku pasar jelas hanya fokus pada faktor The Fed dari pada faktor penggerak emas lainnya," tutur Meger, dikutip dari Reuters.

Seperti diketahui, The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November mendatang.

Besarnya fokus pelaku pasar terhadap kebijakan The Fed juga mengabaikan fakta jika dolar AS melemah kemarin. Emas biasanya akan menguat begitu dolar AS melemah tetapi pada pagi hari ini tetap melandai.

Indeks dolar turun 0,09% ke posisi 112,88 pada perdagangan kemarin setelah Perdana Menteri Inggris Liz Truss mundur. Langkah Truss membuat pound sterling menguat dan dolar ikut melemah.

Sejumlah data terbaru ekonomi AS menunjukkan hal yang bertentangan. Jumlah klaim pengangguran menurun pekan lalu yang menjadi sinyal masih kencangnya laju ekonomi AS. Data ini akan semakin mendukung kenaikan suku bunga acuan The Fed. Namun, penjualan rumah existing di AS ambruk selama delapan bulan beruntun di September.

"Ada banyak yang berpendapat jika ekonomi AS akan melandai dan ini mungkin akan membuat The Fed melonggarkan kebijakan di masa mendatang. Namun, harga emas saat ini hanya didasarkan pada apa yang akan dilakukan The Fed dalam waktu dekat," tutur CEO of Circle Squared Alternative Investments Jeffrey Sica.

Kamis, 20 Oktober 2022

Equity World | Amsyong Gengs! Harga Emas Cetak Rekor Terendahnya Lagi

Equity World | Amsyong Gengs! Harga Emas Cetak Rekor Terendahnya Lagi

Equity World | Makin kencangnya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) membuat emas terpuruk sangat dalam.

Pada perdagangan Kamis (20/10/2022) pukul 06: 12 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.627,14 per troy ons. Harga emas melandai 0,08%.

Harga emas pagi hari ini merupakan yang terendah sejak 29 September 2022 atau dalam tiga pekan terakhir. Melemahnya emas pagi ini juga memperpanjang tren negatif emas yang terjadi kemarin. Pada perdagangan Rabu (19/10/2022), harga emas ambruk 1,4% ke US$ 1.628,48 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas sudah melandai 2,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas ambles 2,2% sementara dalam setahun anjlok 8,7%.

Analis IG Yeap Jun Rong mengatakan pelemahan emas merupakan respon dari semakin kencangnya ekspektasi pasar mengenai kebijakan agresif The Fed.
Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari, Selasa (18/10/2022), mengatakan The fed bisa saja menaikkan suku bunga acuan hingga di atas 4,75% jika inflasi belum saja mereda.

The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 200 basis points (bps) menjadi 3,00-3,25% sepanjang 2022. Pasar berekspektasi The Fed akan mengerek suku bunga acuan sebesar 75 bps.

The Fed akan menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada 1-2 November mendatang.
"Pelaku pasar menginginkan kejelasan kapan kebijakan agresif The Fed berakhir sebelum mulai percaya diri membeli emas," tutur Yeap Jun Rong, dikutip dari Reuters

Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed juga membuat dolar AS menguat tajam sehingga emas pun menjad kurang menarik karena semakin mahal.

Indeks dolar pada pagi hari ini ada di kisaran 112,98 atau menguat 0,76% dibandingkan hari sebelumnya. Analis dari City Index Fawad Razaqzada memperkirakan harga emas kemungkinan akan terus melemah ke depan.

"Emas akan melemah bahkan bisa terus melandai ke kisaran US$ 1.600 per troy ons," tutur Razaqzada.

Goldman Sachs melakukan sejumlah perhitungan atas proyeksi harga emas ke depan. Ada empat skenario terkait pergerakan emas yang menggambarkan sekuat dan selemah apa sang logam mulia akan bergerak.

Empat scenario tersebut adalah soft landing, resesi di AS dengan pemangkasan suku bunga yang tajam, inflasi melonjak, kenaikan suku bunga lebih tinggi, dan resesi di AS dengan pemangkasan suku bunga terbatas.

Perhitungan berdasarkan empat skenario tersebut menghasilkan pergerakan yang berbeda dari harga emas. Emas bisa ambruk ke level US$ 1.500 hingga melambung ke kisaran US$ 2.250 per troy ons.