Kamis, 18 November 2021

Equity World | Bursa Asia Pasifik Bergerak Hati-Hati Paska Tergelincirnya Wall Street

Equity World | Saham Asia-Pasifik ditetapkan untuk diperdagangkan dengan hati-hati pada hari Kamis, menyusul kerugian semalam di Wall Street.

Futures menunjuk ke pembukaan yang lebih rendah di Jepang, di mana benchmark Nikkei 225 kehilangan 0,4% di sesi sebelumnya.

Emas Dunia Pamer Kemilau di Tengah Kekhawatiran Lonjakan Inflasi | Equity World

Di Australia, ASX 200 turun 0,3% pada awal perdagangan karena sektor energi kehilangan 1,66% dan subindeks keuangan tertimbang tergelincir 0,53 persen.

Bank-bank yang dikenal dengan “Big Four” di Australia berjuang untuk mendapatkan keuntungan: Saham ANZ turun 0,86%, Commonwealth Bank turun 0,87%, Westpac kehilangan 0,58% dan National Australia Bank turun 0,38 persen.

“Ekuitas melemah semalam karena kekhawatiran inflasi, karena inflasi Inggris lebih kuat dari yang diharapkan dan kendala pasokan membebani perumahan baru di AS,” kata analis di ANZ Research dalam catatan pagi.

Indeks Harga Konsumen Inggris naik 4,2% dalam 12 bulan hingga Oktober, naik dari 3,1% pada September dan mengalahkan ekspektasi ekonom sebesar 3,9 persen.

Data hari Rabu diperkirakan akan menambah tekanan pada Bank of England untuk bertindak berdasarkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember. Bank sentral mempertahankan suku bunga stabil pada November, menentang ekspektasi banyak investor bahwa itu akan menjadi bank sentral besar pertama yang menaikkan suku bunga setelah pandemi virus corona.

Harga minyak mentah turun

Harga minyak turun di sesi sebelumnya di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang kelebihan pasokan dan pemulihan permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent turun 2,6% menjadi $80,28 per barel sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menetap 3% lebih rendah pada $78,36.

“Rilis laporan mingguan (Administrasi Informasi Energi AS) yang menunjukkan penurunan besar dalam persediaan tidak banyak menghentikan penjualan,” tulis analis ANZ Research Kamis.

“Ini mungkin karena nada bearish yang ditetapkan IEA dan OPEC awal pekan ini dalam laporan pasar minyak bulanan mereka. Keduanya memperkirakan pasar akan mengalami surplus dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tambah mereka.

Pemerintahan Presiden Joe Biden juga telah meminta beberapa negara konsumen minyak terbesar di dunia untuk mempertimbangkan melepaskan beberapa cadangan minyak mentah mereka untuk mengoordinasikan upaya untuk mendorong harga lebih rendah dan membantu pemulihan ekonomi, menurut laporan media.

Di tempat lain, di pasar mata uang, dolar AS terakhir diperdagangkan pada 95,828 terhadap sekeranjang rekan-rekannya — indeks dolar naik dari level di bawah 95,200 pada minggu sebelumnya.

Yen Jepang berpindah tangan pada 114,18 per dolar sementara dolar Australia diperdagangkan mendekati datar di $0,7267.

Rabu, 17 November 2021

Equity World | Wall Street Kirim Kabar Gembira, IHSG Siap ke 6.700 Lagi

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat 0,53% ke 6.651,208 Selasa kemarin, sekaligus menghentikan penurunan dalam 2 hari beruntun. Meski demikian investor asing kembali menjual bersih (net sell) Rp 62 milar, tidak sebesar awal pekan lalu yang lebih dari Rp 600 miliar.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (17/11), IHSG berpeluang kembali ke zona hijau, mengikuti pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street. Bahkan tidak menutup kemungkinan IHSG kembali mendekati rekor tertinggi sepanjang masa.

Wall Street kompak menghijau, S&P 500 terangkat data penjualan ritel | Equity World

Ketiga indeks utama Wall Street pada perdagangan Selasa waktu setempat sukses menguat. Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan Wall Street tentunya mengirim sentimen positif ke pasar Asia.

Data penjualan ritel AS yang dirilis kemarin juga mendongkrak kinerja Wall Street. Departemen Perdagangan AS melaporkan penjualan ritel di bulan Oktober tumbuh hingga 1,7%, jauh lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,8% dan lebih tinggi dari ekspektasi Dow Jones sebesar 1,5%.

Sementara itu, penjualan ritel inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan juga tumbuh 1,7%, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 0,7%, dan ekspektasi 1%.

Data penjualan ritel tersebut menunjukkan perekonomian Amerika Serikat masih berada pada jalur pemulihan, di tengah inflasi yang tinggi. Sehingga risiko stagflasi menjadi minim. 

Secara teknikal, IHSG akhirnya sukses menguat setelah terkoreksi terkoreksi 2 hari beruntun. Meski demikian, IHSG belum bisa lepas dari tekanan pola Doji pada Kamis (11/11).

Pola Doji memberikan sinyal netral. Artinya, pelaku pasar masih ragu-ragu menentukan arah, apakah lanjut naik atau balik turun.

Tetapi, mengingat Doji muncul saat posisi IHSG sedang tinggi, memang risiko koreksi menjadi lebih besar.

Sementara itu jika melihat grafik 1 jam, indikator stocahastic sudah bergerak naik tetapi belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Dengan Stochastic yang belum mencapai wilayah overbought maka peluang IHSG melanjutkan kenaikan masih terbuka.

Resisten terdekat berada di kisaran 6.675, jika dilewati IHSG berpeluang ke 6.700 mendekati lagi rekor tertinggi sepanjang masa. Sementara itu, support terdekat berada di kisaran 6.600 hingga 6.590, jika ditembus IHSG berisiko turun ke 6.560 hingga 6.540.

Selasa, 16 November 2021

Equity World | Melesat, Harga Emas Dunia Naik ke Level Tertingginya Dalam 5 Bulan Terakhir

Equity World | Harga emas dunia mencapai level tertinggi lima bulan pada perdagangan Senin, karena kekhawatiran laju inflasi yang meningkat.

Mengutip CNBC, Selasa (16/11/2021) harga emas di pasar spot naik 0,1 persen menjadi USD1.866,03 per ounce menyusul sedikit kemunduran pada awal sesi karena aksi ambil untung.

Mayoritas Bursa Asia Dibuka Melemah, RBA Tahan Suku Bunga | Equity World

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup turun 0,1 persen menjadi USD1.866,60 per ounce.

Ada beberapa aksi ambil untung secara rutin oleh pedagang emas berjangka pendek tetapi tren kenaikan emas masih ada, kata Jim Wyckoff, analis Kitco Metals.

Emas melesat sekitar USD100 selama delapan sesi terakhir, kenaikan beruntun terpanjang sejak Mei, ketika daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi didorong lonjakan indeks harga konsumen Amerika dan karena bank sentral utama mempertahankan sikap dovish pada suku bunga.

Kenaikan suku bunga cenderung mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan bunga karena meningkatkan opportunity cost logam tersebut. Namun, imbal hasil US Treasury 10-tahun naik mendekati level tertinggi tiga minggu, meningkatkan opportunity cost untuk memegang emas.

Indeks Dolar (Indeks DXY) menguat 0,3 persen ke level tertinggi 16-bulan terhadap sekeranjang pesaingnya.

Analis Saxo Bank, Ole Hansen memperingatkan, "Jika emas gagal menembus di atas USD1.870 hari ini, ada risiko yang dapat mendorongnya kembali ke area USD1.830-1.835, karena hal itu dapat mengecewakan beberapa investor," katanya.

Presiden Minneapolis Federal Reserve Bank, Minggu, mengatakan dia memperkirakan inflasi lebih tinggi dalam beberapa bulan ke depan, tetapi menegaskan bank sentral AS tidak boleh bereaksi berlebihan terhadap peningkatan inflasi karena kemungkinan bersifat sementara.

"Normalisasi kebijakan Federal Reserve, suku bunga yang lebih tinggi, penguatan dolar AS, dan tekanan inflasi kemungkinan memudar pada 2022 mendorong pelemahan harga perak," kata analis UBS.

Logam lainnya Perak turun 0,8 persen menjadi USD25,09 per ounce. Platinum naik 0,6 persen menjadi USD1.088,51 per ounce dan paladium melambung 2,5 persen menjadi USD2.161,07 per ounce.

Senin, 15 November 2021

Equity World | Wall Street Terus Menguat di Tengah Lonjakan Inflasi AS?

Equity World | Wall Street menguat di tengah lonjakan inflasi di Amerika Serikat. Secara tahunan, inflasi di AS mencapai 6,2 persen, tertinggi dalam 30 tahun terakhir.

Padahal, momok inflasi tinggi, suku bunga dan imbal hasil obligasi, biasanya menimbulkan masalah bagi saham. Namun tidak kali ini, bursa saham AS malah terus naik.

Usai Tembus Level Psikologis, Harga Emas Diramal Melambung Pekan Ini | Equity World

Seperti penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, Wall Street kompak menguat. Dikutip dari Reuters, Senin (14/11) Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 160,78 poin, atau 0,45 persen menjadi 36.082,01; S&P 500 (.SPX) naik 30,62 poin, atau 0,66 persen pada 4.679,89; dan Nasdaq Composite (.IXIC) menambahkan 140,70 poin, atau 0,9 persen pada 15.844,98.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor layanan komunikasi (.SPLRCL) memimpin kenaikan, sementara sektor energi (.SPNY) mengalami penurunan persentase terbesar.

Meskipun menguat signifikan, ketiga indeks saham utama Wall Street melemah dibandingkan penutupan pada Jumat pekan sebelumnya. Capaian ini mengakhiri kenaikan mingguan kelima kali berturut-turut.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan saat ini terdapat banyak lowongan pekerjaan. Jumlahnya bahkan tidak bergerak dari rekor tertinggi meskipun ada banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan.

Di sisi lain, kondisi konsumsi rumah tangga yang melemah juga mulai membuat para peritel khawatir. Sebab liburan akhir tahun yang menjadi musim belanja paling penting semakin dekat sementara tingkat konsumsi belum membaik.

Sejumlah emiten peritel seperti Walmart Inc (WMT.N), Target Corp (TGT.N), Home Depot Inc (HD.N), dan Macy's Inc (M.N) akan melaporkan kinerja keuangan mereka mulai pekan ini. Pelaporan tersebut akan musim pendapatan kuartal ketiga yang sebagian besar menunjukkan hasil yang positif.

Per Jumat lalu, sebanyak 459 perusahaan di S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan mereka. Dari jumlah tersebut, 80 persen menghasilkan pendapatan di atas prediksi konsensus.

Saham Johnson & Johnson (JNJ.N) naik 1,3 persen di tengah berita bahwa raksasa perawatan kesehatan tersebut akan terbagi menjadi dua perusahaan. Perseroan dikabarkan akan memisahkan segmen perawatan kesehatan konsumennya dari bisnis farmasi/perangkat medis.

Sementara itu saham Tesla Inc (TSLA.O) turun 3,6 persen di tengah berita Elon Musk telah menjual saham tambahan USD 700 juta. Sementara itu produsen mobil listrik saingan Tesla, Rivian Automotive Inc (RIVN.O), naik 3,3 persen. Sedangkan saham Alibaba Group Holding yang terdaftar di AS tergelincir 1,1 persen.