Equity World | Wall Street memerah terseret proyeksi The Fed atas kenaikan suku bunga 2023
Equity World | Tiga indeks acuan Wall Street ditutup terkoreksi pada perdagangan Rabu (16/6). Petinggi Federal Reserve membuat investor bingung dengan indikasi bahwa bank sentral dapat mulai menaikkan suku bunga pada tahun 2023, setahun lebih awal dari yang diharapkan.
Melansir Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 265,66 poin atau 0,77% menjadi 34.033,67, S&P 500 kehilangan 22,89 poin atau 0,54% menjadi 4.223,7, dan Nasdaq Composite turun 33,17 poin, atau 0,24%, menjadi 14.039,68.
Proyeksi baru melihat mayoritas 11 dari 18 pejabat bank sentral AS mencatat setidaknya dua persen kenaikan suku bunga untuk tahun 2023.
Para petinggi The Fed juga berjanji untuk mempertahankan kebijakan yang mendukung untuk saat ini guna mendorong pemulihan pekerjaan yang sedang berlangsung.
The Fed mengutip prospek ekonomi yang membaik, dengan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan diperkirakan mencapai 7% tahun ini.
Namun, investor terkejut mengetahui para pejabat sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih awal dari 2024.
Data Ekonomi AS Suram, Emas Berjangka Naik | Equity World
"Pada awalnya, plot titik yang memproyeksikan dua kenaikan pada tahun 2023 lebih hawkish dari yang diharapkan dan pasar bereaksi seperti itu," kata Daniel Ahn, kepala ekonom AS di BNP Paribas.
Benchmark imbal hasil US Treasury tenor 10tahun naik di tengah berita Fed, sementara indeks dolar, yang melacak greenback terhadap enam mata uang utama, naik ke puncak enam minggu.
Dengan inflasi yang meningkat lebih cepat dari yang diharapkan dan ekonomi bangkit kembali dengan cepat, pasar telah mencari petunjuk kapan The Fed dapat mengubah kebijakan yang diberlakukan tahun lalu untuk memerangi dampak ekonomi dari pandemi, termasuk program pembelian obligasi besar-besaran.
The Fed mengulangi janjinya untuk menunggu "kemajuan lebih lanjut yang substansial" sebelum mulai beralih ke kebijakan yang disesuaikan dengan ekonomi terbuka penuh.
Ini juga mempertahankan suku bunga acuan jangka pendek mendekati nol dan mengatakan akan terus membeli obligasi $ 120 miliar setiap bulan untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Kamis, 17 Juni 2021
Equity World | Wall Street memerah terseret proyeksi The Fed atas kenaikan suku bunga 2023
Rabu, 16 Juni 2021
Equity World | Wall Street Tergelincir Jelang Pertemuan The Fed
Equity World | Wall Street Tergelincir Jelang Pertemuan The Fed
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa, 15 Juni 2021 waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq tergelincir dari posisi tertingginya seiring investor menanti hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 melemah 0,2 persen menjadi 4.246,59 setelah naik 0,1 persen ke posisi tertinggi baru di kisaran 4.257,16. Indeks Dow Jones susut 94,42 poin atau 0,3 persen menjadi 34.299,33. Indeks Nasdaq turun 0,7 persen menjadi 14.072 setelah saham Apple, Alphabet, Amazon dan Microsoft melemah.
Sektor real estate dan teknologi alami tekanan terbesar pada perdagangan Selasa, sementara itu sektor energi naik 2,1 persen. Saham Diamondback Energy naik 5,1 persen dan Exxon Mobil dan Occidental Petroleum menguat lebih dari tiga persen.
Dari data ekonomi, indeks harga produsen melonjak 6,6 persen hingga Mei 2021. Kenaikan itu terbesar dalam 12 bulan ini. Secara bulanan, indeks harga produsen naik 0,8 persen. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones 0,6 persen.
Wah! Harga Emas Jatuh Lagi Akibat Isu Tapering Fed | Equity World
Sementara itu, data ritel penjualan pada Mei 2021 susut 1,3 persen dibandingkan dari harapan ekoom sekitar 0,7 persen.
"Data yang beragam tidak membuat pasar khawatir. Pasar hampir tidak merespons dengan sedikit cukup berani untuk mengambil posisi besar menjelang pertemuan the Fed," ujar Analis City Index Fiona Cincotta, dilansir dari CNBC, Rabu (16/6/2021).
Ia menambahkan, hal yang menjadi pertanyaan mengenai the Federal Reserve (the Fed) akan memulai dengan sangat lambat mendiskusikan taper tantrum atau pengurangan pembelian obligasi dan perdebatan seputar kebijakan moneter yang lebih ketat.
Pertemuan kebijakan the Federal Reserve dalam dua hari ini menjadi titik fokus pasar pekan ini. Bank sentral AS diperkirakan tidak akan mengambil tindakan apapun.
Namun, komentar tentang suku bunga, inflasi dan ekonomi dapat mendorong pergerakan pasar. Pelaku pasar akan mendengarkan dengan cermat komentar tentang inflasi dan rencana pengurangan obligasi.
"Semakin lama mereka menunggu untuk berbicara, apalagi taper, ketidakseimbangan tumbuh. Risiko taper ditambah data inflasi tinggi baru-baru ini dan masalah seputar tingkat RRP/IOER kemungkinan akan membuat pertemuan terakhir the Fed bisa dovish,” kata Head of US Macro Strategy MUFG, George Goncalves.
Miliarder Paul Tudor Jones menuturkan, pertemuan the Fed ini bisa menjadi paling penting dalam karier ketua the Federal Reserve Jerome Powell.
Tudor juga memperingatkan Powell dapat memicu aksi jual besar-besaran dalam aset berisiko jika tidak melakukan pekerjaan yang baik untuk memberi sinyal penurunan dalam pembelian aset bulanan the Fed.
Selasa, 15 Juni 2021
PT Equityworld | Wall Street: Indeks S&P 500 dan Nasdaq capai rekor penutupan tertinggi baru lagi
PT Equityworld | Wall Street: Indeks S&P 500 dan Nasdaq capai rekor penutupan tertinggi baru lagi
PT Equityworld | Wall Street tampil cukup baik di awal pekan dengan dua dari tiga indeks utama ditutup di rekor tertinggi baru. Padahal, di saat yang sama investor cenderung fokus pada pertemuan Federal Reserve yang digelar pekan ini ketimbang penambah posisi.
Senin (14/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 85,85 poin atau 0,25% menjadi 34.393,75, indeks S&P 500 naik 7,71 poin atau 0,18% ke 4.255,15 dan Nasdaq Composite menguat 104,72 poin atau 0,74% menuju 14.174,14.
Dengan hasil ini indeks S&P telah naik 13,1% di tahun ini. Sedangkan Dow Jones dan Nasdaq, masing-masing menguat 12,7% dan 9,2% sepanjang 2021.
Pada sesi ini, investor mencari isyarat baru dari bank sentral Amerika Serikat (AS) tentang prospek inflasi, setelah data terbaru menunjukkan ekonomi Negeri Paman Sam mendapatkan kembali momentum untuk bangkit tetapi tidak terlalu panas. Hal tersebut telah berhasil meredakan kekhawatiran investor tentang lonjakan inflasi.
Sementara The Fed telah meyakinkan bahwa setiap lonjakan inflasi akan bersifat sementara. Pembuat kebijakan dapat mulai membahas pengurangan pembelian obligasi pada pertemuan FOMC yang digelar pada 15-16 Juni.
PT Equityworld | Investor Gelisah Tunggu Pertemuan Fed, Harga Emas Makin Anjlok
Kebanyakan analis, bagaimanapun, tidak mengharapkan keputusan sebelum konferensi tahunan Jackson Hole, Wyoming, yang dilakukan bank sentral pada bulan Agustus. Mengingat, setiap perubahan dalam retorika dovish dari The Fed dapat menjungkirbalikkan pasar saham.
"Ada argumen yang benar-benar bagus di kedua sisi perdebatan inflasi, tetapi untuk berpikir itu ide yang baik untuk membuat perubahan substantif sekarang, berdasarkan kenaikan inflasi yang berkelanjutan atau tingkat sementara, tampaknya konyol bagi saya," kata Mark Stoeckle, CEO dan manajer portofolio senior dari Adams Funds.
Saham-saham terkait teknologi dengan pertumbuhan tinggi, berada di jantung aksi jual yang didorong oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga, telah mendapatkan kembali pijakannya di bulan ini dengan mengorbankan saham industri, keuangan, dan material yang terkait dengan ekonomi.
Indeks teknologi S&P ditutup pada level 2.515. Ini hanya sedikit di bawah dari level tertinggi yang pernah dicapai pada 26 April lalu. Itu adalah salah satu dari setengah lusin sektor yang berakhir di wilayah positif. Bahan dan keuangan adalah penghambat utama.
Pada perdagangan kali ini, saham Lordstown Motors Corp jatuh 18,8% setelah Chief Executive Steve Burns dan Chief Financial Officer Julio Rodriguez mengundurkan diri, beberapa hari setelah pembuat truk listrik memperingatkan bahwa mungkin tidak memiliki cukup uang untuk bertahan dalam bisnis selama tahun depan.
Senin, 14 Juni 2021
PT Equityworld | Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan
PT Equityworld | Bursa Saham Asia Bervariasi Jelang Akhir Pekan
PT Equityworld | Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat pagi, (11/6/2021), mengikuti bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street dengan indeks saham S&P 500 cetak rekor tertinggi.
Di indeks saham Jepang Nikkei 225 menguat 0,16 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix mendatar. Di Korea Selatan, indeks saham Kospi naik 0,57 persen. Indeks saham ASX 200 cenderung mendatar. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,14 persen.
Di Wall Street, indeks saham S&P 500 menguat 0,5 persen ke posisi tertinggi 4.239,18. Indeks saham Dow Jones mendaki 19,1 poin ke posisi 34.466,24. Sementara itu, indeks Nasdaq bertambah 0,78 persen ke posisi 14.020.
Sementara itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) setelah rilis laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang diawasi ketat.
Harga konsumen AS melonjak 5 persen pada Mei 2021, dan merupakan laju tercepat sejak Agustus 2008. Angka harga konsumen itu lebih tinggi dari prediksi ekonom sekitar 4,7 persen.
Indeks dolar AS berada di posisi 90,073 setelah bergerak fluktuaktif di kisaran level 90 pada pekan ini. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,37 per dolar AS.
Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan, Seminggu Anjlok Rp 11.000 | PT Equityworld
Harga minyak melemah pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak mentah berjangka Brent melemah 0,12 persen menjadi USD 72,43 per barel. Harga minyak mentah berjangka Amerika Serikat turun 0,13 persen menjadi USD 70,20 per barel.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Kamis, 10 Juni 2021. Indeks S&P 500 naik ke level tertinggi sepanjang masa seiring investor mengabaikan laporan inflasi utama yang menunjukkan kenaikan tekanan harga yang lebih besar dari perkiraan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,5 persen ke rekor penutupan tertinggi di 4.239,18. Indeks S&P 500 juga mencapai rekor intraday di posisi 4.249,74, melampaui level tertinggi pada 7 Mei 2021 setelah pasar diperdagangkan sideway selama sebulan.
Indeks Dow Jones naik 19,10 poin atau kurang dari 0,1 persen menjadi 34.466,24. Indeks Nasdaq naik 0,8 persen menjadi 14.020,33.
Harga konsumen untuk Mei berakselerasi pada laju tercepat sejak musim panas 2008 di tengah pemulihan ekonomi dari resesi yang dipicu pandemi COVID-19. Indeks harga konsumen yang mewakilii makanan, energi, bahan makanan dan harga barang naik lima persen dari tahun lalu. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones telah mengharapkan kenaikan 4,7 persen.
“Saya pikir ada banyak orang yang menahan diri, yang ingin melihat angka inflasi yang lebih panas,” ujar Jim Cramer dari CNBC, dilansir Jumat, 11 Juni 2021.
Kekhawatiran lonjakan inflasi telah membebani pasar saham pada bulan lalu. Investor khawatir lonjakan harga akan menaikkan biaya bagi perusahaan memicu kenaikan suku bunga dan menyebabkan the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat menghapus kebijakan kelonggaran moneternya.
“CPI ini tidak akan mengubah narasi secara dramatis, dan masih ada indikasi bahwa momentum inflasi akan mereda dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli dilansir dari CNBC.
Banyak ekonom juga mengatakan lonjakan biaya mobil bekas dapat mencondongkan pembacaan inflasi.. Harga mobil dan truk bekas melonjak lebih dari 7 persen. Lonjakan harga mobil bekas kemungkinan mencerminkan fenomena sementara terkait pandemi COVID-19 dan pasokan mobil.
Sebuah laporan terpisah yang dirilis pada Kamis pekan ini menunjukkan klaim pengangguran untuk pekan terakhir 5 Juni mencapai 376.000. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perkiraan Dow Jones mencapai 370.000. Jumlah tersebut masih menjadi yang terendah pada era pandemi COVID-19.
Di sisi lain, saham UPS naik sekitar 1 persen setelah kenaikan dari JPMorgan. Saham Boeing menguat, tetapi Delta Airlines tergelincir.
Sementara itu, saham ritel video game dan meme GameStop turun 27 persen bahkan setelah perusahaan menunjuk mantan eksekutif Amazon Matt Furlong untuk menjadi CEO berikutnya dan mengatakan penjualan naik 25 persen pada kuartal terakhir. Perusahaan juga menyatakan akan menjual hingga 5 juta saham tambahan.