Rabu, 16 Oktober 2019

Equity World | AS Masih Jauh dari Resesi, Bursa Saham Asia Tancap Gas!

Equity World | AS Masih Jauh dari Resesi, Bursa Saham Asia Tancap Gas!

Equity World | Bursa saham utama kawasan Asia kompak mengawali perdagangan hari ini, Rabu (16/10/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, indeks Nikkei melejit 1,23%, indeks Shanghai menguat 0,05%, indeks Hang Seng naik 0,19%, indeks Straits Times terapresiasi 0,48%, dan indeks Kospi bertambah 0,62%.

Rilis laporan keuangan yang oke dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham AS menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Untuk diketahui, bulan Oktober menjadi waktu dari perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa saham AS untuk merilis kinerja keuangannya, baik untuk periode kuartal III (jika menggunakan tahun kalender) maupun untuk periode kuartal IV (jika menggunakan tahun fiskal).

Dari 500 perusahaan yang termasuk ke dalam indeks S&P 500, sebanyak 34 telah merilis kinerja keuangannya hingga Selasa pagi (15/10/2019) waktu setempat. Dari 34 perusahaan tersebut, sebanyak 29 berhasil mengalahkan ekspektasi analis, berdasarkan data dari The Earnings Scout yang kami lansir dari CNBC International.

Salah satu perusahaan yang membukukan kinerja kinclong adalah J.P. Morgan Chase yang merupakan bank terbesar di AS dari sisi aset. Pada kuartal III-2019, perusahaan membukukan pendapatan senilai US$ 30,1 miliar, mengalahkan ekspektasi yang senilai US$ 28,5 miliar. Sementara itu, laba bersih per saham tercatat berada di level US$ 2,68, juga di atas ekpektasi yang senilai US$ 2,45.

Dengan rilis kinerja keuangan yang oke, praktis kekhawatiran bahwa AS akan masuk ke jurang resesi menjadi memudar. Apalagi, di sisi lain The Federal Reserve (The Fed) selaku bank sentral AS masih diyakini akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada akhir bulan ini.


Equity World

Emas Susah Naik, Apa Benar Gejolak Dunia Sudah Selesai? | Equity World


Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 15 Oktober 2019, probabilitas The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan pada bulan ini berada di level 79,6%. Satu bulan yang lalu, probabilitasnya masih berada di level 33,5%.

Untuk diketahui, di sepanjang tahun 2019 The Fed telah memangkas tingkat suku bunga acuan sebanyak dua kali, masing-masing sebesar 25 bps, yakni pada bulan Juli dan September. Jika ditotal, federal funds rate sudah dipangkas sebesar 50 bps oleh Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan koleganya di bank sentral.

Jika tingkat suku bunga acuan dipangkas lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.

Kala roda perekonomian AS berputar dengan lebih kencang, tentulah roda perekonomian dunia juga akan ikut berputar dengan lebih kencang, mengingat posisi AS selaku negara dengan nilai perekonomian terbesar di planet bumi.

Selasa, 15 Oktober 2019

Equity World | Was-was dengan Hasil Perang Dagang, Wall Street Nyungsep

Equity World | Was-was dengan Hasil Perang Dagang, Wall Street Nyungsep

Equity World | Wall Street, bursa saham Amerika Serikat, ditutup melemah pada perdagangan Senin (14/10/2019). Ketidakpastian menyusul negosiasi perdagangan AS-China menggerus sentimen investor.

Dow Jones turun 29,97 poin atau 0,11% ke 26.786,62. Sementara S&P 500 kehilangan 4,07 poin atau 0,14% menjadi 2.966,2 sedangkan Nasdaq turun 8,39 poin atau 0,1% menjadi 8.048,65.

Pada negosiasi 10-11 Oktober lalu, AS mengatakan akan menunda kenaikan tarif di Oktober. Namun sayangnya pemerintah Uncle Sam ini, tidak menyebutkan apakah penundaan berlaku untuk kenaikan tarif Desember.

Equity World

China Ogah Teken Deal dengan AS, Emas Balik ke US$ 1.500/Oz?  | Equity World


China pun dikabarkan menginginkan pembicaraan tambahan dengan AS. Hal ini juga diamini Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin.

"Karena masih banyak pertanyaan yang tersisa, ada keraguan signifikan gencatan senjata ini akan berlangsung hingga 2020," kata Jason Pride, CIO sebuah private wealth di Glenmede.

"Kemungkinan, masalah ini akan muncul kembali sebelum pemilihan (Pilpres AS), mungkin dalam bentuk ancaman tarif yang diperbarui atau tindakan yang menargetkan masing-masing perusahaan China," katanya lagi.

Senin, 14 Oktober 2019

Equity World | Friksi Dagang AS-China Mengendur, Tapi Ketegangan Masih Ada

Equity World | Friksi Dagang AS-China Mengendur, Tapi Ketegangan Masih Ada

Equity World | Beralih ke bursa AS, kemajuan negosiasi dagang tersebut juga turut dinikmati oleh tiga indeks utama Negeri Paman Sam. Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) melonjak 319,92 poin atau naik 1,21% ke level 26.816,59. Indeks Nasdaq melejit 1,34% ke 8.057,39 sementara indeks S&P terapresiasi 1,09% ke level 2.970,27 pada penutupan perdagangan Jumat.

Menghijaunya bursa dipicu oleh kabar melegakan atas kemajuan yang dicapai dari negosiasi dagang AS-China di Washington minggu kemarin.

Negosiasi yang terjadi berjalan mulus dan bisa dibilang mencatatkan kemajuan signifikan setelah menempuh drama tit for tat bea masuk yang membuat kondisi perekonomian global merana 15 bulan terakhir ini.

Beberapa poin substansial yang menjadi fokus perbincangan tersebut seperti pembahasan terkait kekayaan intelektual dan jasa keuangan, penundaan tarif serta pembelian produk pertanian AS oleh China.

Equity World

Keperkasaan Emas Dunia & Antam Pudar, Saatnya Ditinggalkan? | Equity World



AS berjanji akan menunda kenaikan tarif sebesar 30% pada barang China senilai US$ 250 miliar yang seharusnya berlaku per 15 Oktober nanti. Di sisi lain China juga menjanjikan beberapa hal yang salah satunya berupa konsesi pembelian produk-produk pertanian AS senilai US$ 40-50 miliar.

Walaupun sudah mencapai kemajuan yang substansial pada “fase pertama” ini, para pejabat kedua negara menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dalam kesepakatan ini.

Pemerintahan Trump juga belum memberikan putusan yang sama untuk barang-barang dari China yang akan kena tarif tambahan pada Desember nanti seperti ponsel, laptop, mainan dan pakaian yang kena tarif tambahan hingga 15%.

Jumat, 11 Oktober 2019

PT Equityworld | Trump Bikin Pusing, Tak Apa Karena Harga Emas Antam Melesat!

PT Equityworld | Trump Bikin Pusing, Tak Apa Karena Harga Emas Antam Melesat!

PT Equityworld | Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 4.000 (0,56%) menjadi Rp 717.000 per gram pada perdagangan Kamis ini (10/10/2019), dari Rp 713.000 per gram Rabu kemarin.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam hari ini, harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 71,7 juta dari harga kemarin Rp 71,3 juta per batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik tipis kemarin setelah kabar perundingan damai dagang China-Amerika Serikat (AS) justru menunjukkan tanda-tanda kemunduran.

PT Equityworld

Trump Selow Lagi Jelang Negosiasi dengan China, Emas Amblas | PT Equityworld


Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 3.000 per gram hari ini menjadi Rp 690.000 per gram dari Rp 687.000 per gram kemarin. Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut.