Equity World | Perang Dagang, Trump Belum Siap Bikin Perjanjian dengan China
Equity World | “Karena saya tidak percaya bahwa Tiongkok dapat terus membayar tarif senilai ratusan miliar dolar ini. Saya tidak percaya mereka bisa melakukan itu," kata Trump.
Sementara itu, China pada akhir pekan ini menyebut tarif Trump melukai ekonomi negara tersebut.
Guo Shuqing, Kepala Otoritas Perbankan dan Asuransi China, mengatakan, tarif yang lebih tinggi akan memiliki dampak yang sangat terbatas dan justru akan merugikan AS .
Di sisi lain China juga telah meningkatkan wacana anti-AS sejak pembicaraan gagal dan Trump memasukkan Huawei dan sejumlah afiliasinya dalam daftar hitam sejak awal bulan ini dalam upaya untuk membatasi akses perusahaan tersebut ke pasar AS.
Kementerian Luar Negeri China mengatakan pada hari Senin bahwa setiap perselisihan antara China dan Amerika Serikat harus diselesaikan melalui pembicaraan.
Hal itu disampaikan juru bicara kementerian Lu Kang membuat komentar di briefing berita harian seperti dilansir Reuters yang dikutip Kontan.
Kendati demikian, China tidak menjelaskan lebih lanjut seperti apa mekanisme pembicaraan perdagangan dengan AS dilanjutkan di tengah kebuntuan pembicaraan dua negara saat ini.
Seperti diketahui, AS terus menekan China dengan memasukkan salah satu perusahaan teknologi raksasa China yakni Huawei dalam daftar hitam pemerintah AS karena dituding sebagai mata-mata China.
Sementara China dalam sejumlah kesempatan mengatakan, pembicaraan dengan AS hanya bisa berlangsung bila keduanya dalam posisi setara dan saling menghormati.
Equity World
AS dan China Kembali Bersitegang Picu Harga Emas Naik | Equity World
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Perang Dagang, Trump Belum Siap Bikin Perjanjian dengan China, http://wartakota.tribunnews.com/2019/05/28/perang-dagang-trump-belum-siap-bikin-perjanjian-dengan-china?page=2.
Editor: Aloysius Sunu D
Selasa, 28 Mei 2019
Senin, 27 Mei 2019
Equity World | Harga emas merangkak naik di tengah ketidakpastian global, analis: Awas koreksi
Equity World | Harga emas merangkak naik di tengah ketidakpastian global, analis: Awas koreksi
Equity World | Pada perdagangan sesi siang, harga emas bergerak naik di tengah ketidakpastian global mulai dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang makin panas serta Brexit makin mengambang.
Senin (27/5) pukul 12.48 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.286,80 per ons troi, tumbuh 0,15% jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin pada US$ 1.284,93 per ons troi.
Ketegangan dagang AS-China, belakangan cenderung merugikan China. Kebijakan AS yang memboikot perusahaan teknologi asal China, yakni Huawei Technologies Inc. masuk ke negeri Paman Sam.
Sudah jatuh tertimpa tangga, AS akan menambah daftar hitam perusahaan Chnia. Rabu (22/5) AS berencana mencekal perusahaan video China Hikvision. Tak berhenti sampai di sana, AS membujuk Korea Selatan ikut gerakan boikot Huawei. Selanjutnya, kedua negara Adidaya ini dijadwalkan bakal bertemu bulan depan.
Ketidakpasitan Brexit makin bertambah setelah pekan lalu Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May berencana mengundurkan diri yang efektif per 7 Juni mendatang. Kepergian May akan memperdalam krisis Brexit karena pemimpin baru kemungkinan menginginkan perpecahan yang lebih tegas, meningkatkan kemungkinan konfrontasi dengan Uni Eropa dan kemungkinan pemilihan cepat parlemen yang tidak dapat diprediksi.
Analis, PT Pruton Mega Berjangka, Cahyo Dewanto mengatakan saat ini dollar AS terpantau melemah sehingga pasar lari ke aset safe haven lain. Jumat (24/5), AS melaporkan aktivitas manufaktur AS melambat ke level terlemah dalam lima tahun di bulan Mei sementara penjualan rumah baru turun 6,9% di bulan April.
Cahyo mengatakan naiknya harga emas didukung oleh pergerakan teknikal bullish saat ini yang sedang mengejar resisitance. “Masih ada potensi koreksi karena sebenarnya tren emas pada daily chart adalah bearish,” kata Cahyo kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).
Harga Emas Terkoreksi Dengan Reboundnya Saham Dunia | Equity World
Equity World
Secara teknikal ia mengamati indicator moving average (MA) 50, MA 100 berada di area jual, tapi MA 200 mengindikasikan beli. Selanjutnya, indicator relative strength index (RSI) 14 dan stochastic di zona netral. Kemudian, moving average convergence divergence (MACD) 12,26 mengindikasikan jual.
ADX(14) =Buy
Untuk itu, Cahyo merekomendasikan netral untuk perdagangan emas dengan prediksi pergerakan harga besok di kisaran US$ 1.283,25-US$ 1.286,85 per ons troi. Sementara sepekan ke depan di level US$ 1.280-US$ 1.290 per ons troi.
Equity World | Pada perdagangan sesi siang, harga emas bergerak naik di tengah ketidakpastian global mulai dari perang dagang Amerika Serikat (AS)-China yang makin panas serta Brexit makin mengambang.
Senin (27/5) pukul 12.48 WIB, harga emas untuk pengiriman Juni 2019 di Commodity Exchange berada di US$ 1.286,80 per ons troi, tumbuh 0,15% jika dibandingkan dengan harga penutupan kemarin pada US$ 1.284,93 per ons troi.
Ketegangan dagang AS-China, belakangan cenderung merugikan China. Kebijakan AS yang memboikot perusahaan teknologi asal China, yakni Huawei Technologies Inc. masuk ke negeri Paman Sam.
Sudah jatuh tertimpa tangga, AS akan menambah daftar hitam perusahaan Chnia. Rabu (22/5) AS berencana mencekal perusahaan video China Hikvision. Tak berhenti sampai di sana, AS membujuk Korea Selatan ikut gerakan boikot Huawei. Selanjutnya, kedua negara Adidaya ini dijadwalkan bakal bertemu bulan depan.
Ketidakpasitan Brexit makin bertambah setelah pekan lalu Perdana Menteri (PM) Inggris, Theresa May berencana mengundurkan diri yang efektif per 7 Juni mendatang. Kepergian May akan memperdalam krisis Brexit karena pemimpin baru kemungkinan menginginkan perpecahan yang lebih tegas, meningkatkan kemungkinan konfrontasi dengan Uni Eropa dan kemungkinan pemilihan cepat parlemen yang tidak dapat diprediksi.
Analis, PT Pruton Mega Berjangka, Cahyo Dewanto mengatakan saat ini dollar AS terpantau melemah sehingga pasar lari ke aset safe haven lain. Jumat (24/5), AS melaporkan aktivitas manufaktur AS melambat ke level terlemah dalam lima tahun di bulan Mei sementara penjualan rumah baru turun 6,9% di bulan April.
Cahyo mengatakan naiknya harga emas didukung oleh pergerakan teknikal bullish saat ini yang sedang mengejar resisitance. “Masih ada potensi koreksi karena sebenarnya tren emas pada daily chart adalah bearish,” kata Cahyo kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).
Harga Emas Terkoreksi Dengan Reboundnya Saham Dunia | Equity World
Equity World
Secara teknikal ia mengamati indicator moving average (MA) 50, MA 100 berada di area jual, tapi MA 200 mengindikasikan beli. Selanjutnya, indicator relative strength index (RSI) 14 dan stochastic di zona netral. Kemudian, moving average convergence divergence (MACD) 12,26 mengindikasikan jual.
ADX(14) =Buy
Untuk itu, Cahyo merekomendasikan netral untuk perdagangan emas dengan prediksi pergerakan harga besok di kisaran US$ 1.283,25-US$ 1.286,85 per ons troi. Sementara sepekan ke depan di level US$ 1.280-US$ 1.290 per ons troi.
Jumat, 24 Mei 2019
Equity World | Harga Emas Antam Tertahan di Rp662 Ribu per Gram
Equity World | Harga Emas Antam Tertahan di Rp662 Ribu per Gram
Equity World | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam terpantau stagnan di harga Rp662 ribu per gram pada perdagangan Kamis (23/5) ini. Pada perdagangan kemarin, harga logam mulia itu turun Rp1.000 per gram.
Harga pembelian kembali (buyback) juga stabil di posisi Rp587 ribu per gram. Emas batangan Antam dijual dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram.
Harga emas per gram pun berbeda untuk setiap ukuran emas. Berdasarkan situs logammulia.com, emas batangan Antam dengan ukuran 0,5 gram dijual dengan harga Rp355 ribu, sedangkan ukuran satu gram dijual dengan harga Rp662 ribu.
Lebih lanjut, emas dengan ukuran dua gram dijual dengan harga Rp1,27 juta, ukuran tiga gram sebesar Rp1,88 juta, ukuran lima gram sebesar Rp3,13 juta, dan ukuran sepuluh gram sebesar Rp6,19 juta.
Sedangkan emas dengan ukuran 25 gram dijual dengan harga Rp15,38 juta, ukuran 50 gram dijual dengan harga Rp30,68 juta, dan ukuran 100 gram dijual dengan harga Rp61,3 juta.
Lalu, emas dengan ukuran 250 gram dijual dengan harga Rp153 juta, ukuran 500 gram dijual dengan harga Rp305,8 juta, dan ukuran 1.000 gram dijual dengan harga Rp611,6 juta.
Selain menjual emas batangan polos, perusahaan pelat merah tersebut juga menjual emas batangan dengan motif batik dan emas tematik dengan harga yang berbeda-beda. Antam juga menyediakan perak murni 99,95 persen serta koin dinar dan dirham.
Sementara itu, harga emas global terpantau naik tipis pada perdagangan Rabu (23/5). Harga emas merangkak naik usai turun ke level terendah dalam dua minggu terakhir di sesi sebelumnya.
Harga Emas Naik Imbas Dolar Melemah | Equity World
Equity World
Kenaikan emas global dipicu pelemahan dolar AS dan jatuhnya pasar ekuitas akibat kekhawatiran perdagangan dagang babak baru serta menjelang rilis kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1 persen menjadi US$1.275,65 per ons. Sebelumnya harga emas global sempat jatuh ke level terendah sejak 3 Mei 2019 ke US$1.268,97 pada Selasa, (21/5).
Equity World | Harga emas PT Aneka Tambang Tbk atau Antam terpantau stagnan di harga Rp662 ribu per gram pada perdagangan Kamis (23/5) ini. Pada perdagangan kemarin, harga logam mulia itu turun Rp1.000 per gram.
Harga pembelian kembali (buyback) juga stabil di posisi Rp587 ribu per gram. Emas batangan Antam dijual dalam berbagai ukuran, mulai dari 0,5 gram hingga 1.000 gram.
Harga emas per gram pun berbeda untuk setiap ukuran emas. Berdasarkan situs logammulia.com, emas batangan Antam dengan ukuran 0,5 gram dijual dengan harga Rp355 ribu, sedangkan ukuran satu gram dijual dengan harga Rp662 ribu.
Lebih lanjut, emas dengan ukuran dua gram dijual dengan harga Rp1,27 juta, ukuran tiga gram sebesar Rp1,88 juta, ukuran lima gram sebesar Rp3,13 juta, dan ukuran sepuluh gram sebesar Rp6,19 juta.
Sedangkan emas dengan ukuran 25 gram dijual dengan harga Rp15,38 juta, ukuran 50 gram dijual dengan harga Rp30,68 juta, dan ukuran 100 gram dijual dengan harga Rp61,3 juta.
Lalu, emas dengan ukuran 250 gram dijual dengan harga Rp153 juta, ukuran 500 gram dijual dengan harga Rp305,8 juta, dan ukuran 1.000 gram dijual dengan harga Rp611,6 juta.
Selain menjual emas batangan polos, perusahaan pelat merah tersebut juga menjual emas batangan dengan motif batik dan emas tematik dengan harga yang berbeda-beda. Antam juga menyediakan perak murni 99,95 persen serta koin dinar dan dirham.
Sementara itu, harga emas global terpantau naik tipis pada perdagangan Rabu (23/5). Harga emas merangkak naik usai turun ke level terendah dalam dua minggu terakhir di sesi sebelumnya.
Harga Emas Naik Imbas Dolar Melemah | Equity World
Equity World
Kenaikan emas global dipicu pelemahan dolar AS dan jatuhnya pasar ekuitas akibat kekhawatiran perdagangan dagang babak baru serta menjelang rilis kebijakan moneter bank sentral AS, Federal Reserve.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik tipis 0,1 persen menjadi US$1.275,65 per ons. Sebelumnya harga emas global sempat jatuh ke level terendah sejak 3 Mei 2019 ke US$1.268,97 pada Selasa, (21/5).
Kamis, 23 Mei 2019
Equityworld Futures | Sentimen Positif-Negatif Sama Kuat, Harga Emas Stabil
Equityworld Futures | Sentimen Positif-Negatif Sama Kuat, Harga Emas Stabil
Equityworld Futures | Pergerakan harga emas masih sangat terbatas cenderung stabil. Sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih membuat instrumen emas tetap dipertahankan oleh investor.
Pada perdagangan hari Kamis (23/5/2019), harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) terkoreksi terbatas 0,05% ke level US$ 1.273,6/troy ounce setelah naik tipis 0,08% sehari sebelumnya.
Adapun harga emas di pasar spot terpantau menguat amat tipis 0,01% ke posisi US$ 1.273,5/troy ounce, setelah melemah 0,11 kemarin (22/5/2019).
Harga emas masih mendapat sokongan dari sejumlah ketidakpastian politik dan ekonomi global.
Setelah perang dagang AS-China jilid II resmi dimulai pekan lalu, kini ancaman eskalasi kembali muncul.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS akan mulai memberlakukan tarif impor untuk barang-barang asal China senilai US$ 300 miliar setidaknya dalam waktu satu bulan ke depan.
Sebagai informasi, AS sudah memberlakukan tarif 25% pada barang China senilai US$ 200 miliar pekan lalu. Sementara saat ini untuk barang-barang lain yang senilai US$ 300 miliar belum menjadi korban perang dagang.
Apabila AS benar memberlakukan kebijakan sesuai dengan perkataan Mnuchin, maka akan ada barang China senilai US$ 500 miliar yang menjadi objek perang dagang. China pun hampir pasti akan menerapkan kebijakan serupa. Perang dagang ronde 3 menjadi sulit untuk dihindari.
Apalagi Mnuchin juga mengatakan bahwa pihaknya belum merencanakan dialog dagang dengan China hingga hari Rabu (22/5/2019), mengutip CNBC International.
Damai dagang menjadi terasa sangat jauh. Perlambatan ekonomi akibat dua raksasa ekonomi global saling hambat hubungan dagang yang sudah mulai terasa sejak tahun 2018 semakin sulit hilang. Bahkan berpotensi bertambah parah.
Alhasil potensi koreksi nilai aset pun meningkat, terlebih pada instrumen-instrumen berisiko. Emas yang biasanya menjadi instrumen pelindung nilai (hedging) pun masih dipertahankan untuk menghindari kerugian yang parah.
Beralih ke Benua Biru, nasib perceraian Inggris dengan Uni Eropa (brexit) yang kian tak pasti telah memaksa pemimpin House of Common, Andrea Leadsom mundur dari jabatannya.
Dirinya mengatakan bahwa tidak ingin mendukung pemerintahan yang memasukkan opsi referendum kedua pada pemungutan suara atas proposal brexit. Karena menurut Leadsom, referendum merupakan sesuatu yang sangat berisiko membawa perpecahan.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May dijadwalkan untuk bertemu dengan komite 1922 atau yang biasa dikenal dengan komite konservatif pada hari Jumat (24/5/2019) waktu setempat.
Sebelumnya pemerintah Inggris dikabarkan akan membawa kembali proposal brexit ke hadapan parlemen dengan memasukkan opsi referendum kedua bila ditolak untuk keempat kalinya.
Equityworld Futures
Risalah Pertemuan The Fed keluar, Harga Emas Stabil | Equityworld Futures
Nasib brexit yang masih tak pasti membuat pelaku pasar ragu untuk masuk ke pasar keuangan. Karena bila sampai keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (no deal brexit), ekonomi Inggris terancam terkontraksi hingga 8%.
Akan tetapi setidaknya notulen The Fed dapat membuat pelaku pasar yakin kekuatan dolar tahun ini dapat dipertahankan. Pasalnya dalam notulen rapat The Fed edisi Mei 2019, Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak akan mengubah suku bunga 'untuk sementara waktu. Artinya setidaknya kekuatan dolar dapat dipertahankan dan bisa menjadi alternatif safe haven.
Selain itu nilai dolar yang kuat akan membuat harga emas menjadi relatif mahal bagi pemegang mata uang lain. Daya tarik emas agak sedikit pudar karenanya.
Equityworld Futures | Pergerakan harga emas masih sangat terbatas cenderung stabil. Sentimen perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China masih membuat instrumen emas tetap dipertahankan oleh investor.
Pada perdagangan hari Kamis (23/5/2019), harga emas kontrak pengiriman Juni di bursa New York Commodity Exchange (COMEX) terkoreksi terbatas 0,05% ke level US$ 1.273,6/troy ounce setelah naik tipis 0,08% sehari sebelumnya.
Adapun harga emas di pasar spot terpantau menguat amat tipis 0,01% ke posisi US$ 1.273,5/troy ounce, setelah melemah 0,11 kemarin (22/5/2019).
Harga emas masih mendapat sokongan dari sejumlah ketidakpastian politik dan ekonomi global.
Setelah perang dagang AS-China jilid II resmi dimulai pekan lalu, kini ancaman eskalasi kembali muncul.
Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin mengatakan bahwa AS akan mulai memberlakukan tarif impor untuk barang-barang asal China senilai US$ 300 miliar setidaknya dalam waktu satu bulan ke depan.
Sebagai informasi, AS sudah memberlakukan tarif 25% pada barang China senilai US$ 200 miliar pekan lalu. Sementara saat ini untuk barang-barang lain yang senilai US$ 300 miliar belum menjadi korban perang dagang.
Apabila AS benar memberlakukan kebijakan sesuai dengan perkataan Mnuchin, maka akan ada barang China senilai US$ 500 miliar yang menjadi objek perang dagang. China pun hampir pasti akan menerapkan kebijakan serupa. Perang dagang ronde 3 menjadi sulit untuk dihindari.
Apalagi Mnuchin juga mengatakan bahwa pihaknya belum merencanakan dialog dagang dengan China hingga hari Rabu (22/5/2019), mengutip CNBC International.
Damai dagang menjadi terasa sangat jauh. Perlambatan ekonomi akibat dua raksasa ekonomi global saling hambat hubungan dagang yang sudah mulai terasa sejak tahun 2018 semakin sulit hilang. Bahkan berpotensi bertambah parah.
Alhasil potensi koreksi nilai aset pun meningkat, terlebih pada instrumen-instrumen berisiko. Emas yang biasanya menjadi instrumen pelindung nilai (hedging) pun masih dipertahankan untuk menghindari kerugian yang parah.
Beralih ke Benua Biru, nasib perceraian Inggris dengan Uni Eropa (brexit) yang kian tak pasti telah memaksa pemimpin House of Common, Andrea Leadsom mundur dari jabatannya.
Dirinya mengatakan bahwa tidak ingin mendukung pemerintahan yang memasukkan opsi referendum kedua pada pemungutan suara atas proposal brexit. Karena menurut Leadsom, referendum merupakan sesuatu yang sangat berisiko membawa perpecahan.
Perdana Menteri Inggris, Theresa May dijadwalkan untuk bertemu dengan komite 1922 atau yang biasa dikenal dengan komite konservatif pada hari Jumat (24/5/2019) waktu setempat.
Sebelumnya pemerintah Inggris dikabarkan akan membawa kembali proposal brexit ke hadapan parlemen dengan memasukkan opsi referendum kedua bila ditolak untuk keempat kalinya.
Equityworld Futures
Risalah Pertemuan The Fed keluar, Harga Emas Stabil | Equityworld Futures
Nasib brexit yang masih tak pasti membuat pelaku pasar ragu untuk masuk ke pasar keuangan. Karena bila sampai keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun (no deal brexit), ekonomi Inggris terancam terkontraksi hingga 8%.
Akan tetapi setidaknya notulen The Fed dapat membuat pelaku pasar yakin kekuatan dolar tahun ini dapat dipertahankan. Pasalnya dalam notulen rapat The Fed edisi Mei 2019, Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral tidak akan mengubah suku bunga 'untuk sementara waktu. Artinya setidaknya kekuatan dolar dapat dipertahankan dan bisa menjadi alternatif safe haven.
Selain itu nilai dolar yang kuat akan membuat harga emas menjadi relatif mahal bagi pemegang mata uang lain. Daya tarik emas agak sedikit pudar karenanya.
Langganan:
Postingan (Atom)