Equity World | Ancaman Trump ke China Mendekati Kenyataan, Wall Street Galau
Equity World | Indeks-indeks acuan Wall Street ditutup bervariasi setelah mengalami sesi perdagangan yang bergejolak, Rabu (8/5/2019). Para investor dibuat gelisah oleh perkembangan terbaru perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Dow Jones Industrial Average masih mampu menguat mesti sangat tipis 0,01%, S&P 500 melemah 0,16%, sementara Nasdaq Composite terkoreksi 0,26% di akhir perdagangan.
Dalam sesi perdagangan itu, Dow Jones sempat melemah hingga 75 poin dan juga naik hingga 153 poin. Sesi yang begejolak ini terjadi setelah dalam dua hari terakhir Dow Jones anjlok hampir 540 poin, CNBC International melaporkan.
Dow Jones sempat melesat naik di tengah hari setelah juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengonfirmasi twit Presiden Donald Trump bahwa delegasi China akan tetap datang berunding ke AS untuk mencapai perjanjian dagang.
Para investor cemas AS dan China tidak akan mampu menyelesaikan perseteruan mereka sebelum bea impor Trump yang baru berlaku Jumat ini.
Equity World
Investor Khawatir Perang Dagang, Harga Emas Tertekan | Equity World
Kantor Perwakilan Dagang AS resmi merilis pernyataan bahwa Washington akan menaikkan tarif bea masuk bagi impor produk-produk China senilai US$ 200 miliar dari 10% menjadi 25%. Kebijakan tersebut berlaku mulai 10 Mei, Rabu waktu setempat.
Produk-produk yang bakal terkena kenaikan bea masuk antara lain modem dan router internet, papan sirkuit, pengisap debu, sampai furnitur.
China pada Rabu mengatakan akan mengambil langkah balasan yang diperlukan apabila AS menaikkan bea masuknya Jumat ini sebagaimana yang diancamkan oleh Trump hari Minggu lalu. Kementerian Perdagangan China mengumumkan Beijing akan membalas jika AS menaikkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar dari 10% menjadi 25%.
Kamis, 09 Mei 2019
Rabu, 08 Mei 2019
Equityworld Futures | Ancaman Perang Dagang Babat Habis Wall Street
Equityworld Futures | Ancaman Perang Dagang Babat Habis Wall Street
Equityworld Futures | Indeks-indeks acuan Wall Street terjun bebas, Selasa (7/5/2019), setelah pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) memberi sinyal bahwa kenaikan bea impor bagi produk-produk China akan benar-benar terjadi akhir pekan ini.
Kabar itu membuat kecewa para investor yang berharap bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump itu hanyalah sebuah taktik negosiasi.
Dow Jones Industrial Average anjlok 1,79%, S&P 500 rontok 1,65%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 1,96% di akhir perdagangan. Ini adalah pelemahan Dow Jones terdalam sejak 3 Januari lalu.
Saham-saham perusahaan yang sangat bergantung pada perdagangan internasional terbabat habis. Saham Caterpillar amblas 2,26% sementara saham Boeing rontok 3,87%.
Saham-saham perusahaan pembuat chip yang rentan terhadap pembalasan bea impor dari China ikut kena getahnya. Nvidia anjlok 3,75% sementara Apple juga rontok 2,7%, dilansir dari CNBC International.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan menaikkan bea masuk terhadap impor China mulai Jumat ini. Pernyataannya itu muncul setelah Trump mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap China menjadi 25% dari 10% yang dikenakan saat ini.
Harga Emas Naik Tipis karena Investor Menjauh dari Aset Berisiko | Equityworld Futures
Equityworld Futures
Selain itu, Trump juga mengancam akan mengenakan bea impor baru sebesar 25% terhadap produk China lainnya senilai US$325 miliar dalam waktu dekat.
Ancaman pengenaan tarif itu bila benar-benar dilakukan akan berisiko dibalas oleh China.
Komentar Lighthizer itu menaikkan kemungkinan diwujudkannya ancaman kenaikan tarif impor itu, kata ahli strategi UBS, Keith Parker, dalam sebuah catatan riset. Perang dagang dapat memangkas pertumbuhan global sebanyak 45 basis poin sementara pertumbuhan ekonomi China akan terpukul antara 1,2% sampai 1,5%.
Equityworld Futures | Indeks-indeks acuan Wall Street terjun bebas, Selasa (7/5/2019), setelah pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) memberi sinyal bahwa kenaikan bea impor bagi produk-produk China akan benar-benar terjadi akhir pekan ini.
Kabar itu membuat kecewa para investor yang berharap bahwa ancaman Presiden AS Donald Trump itu hanyalah sebuah taktik negosiasi.
Dow Jones Industrial Average anjlok 1,79%, S&P 500 rontok 1,65%, dan Nasdaq Composite terjun bebas 1,96% di akhir perdagangan. Ini adalah pelemahan Dow Jones terdalam sejak 3 Januari lalu.
Saham-saham perusahaan yang sangat bergantung pada perdagangan internasional terbabat habis. Saham Caterpillar amblas 2,26% sementara saham Boeing rontok 3,87%.
Saham-saham perusahaan pembuat chip yang rentan terhadap pembalasan bea impor dari China ikut kena getahnya. Nvidia anjlok 3,75% sementara Apple juga rontok 2,7%, dilansir dari CNBC International.
Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan kepada wartawan bahwa AS akan menaikkan bea masuk terhadap impor China mulai Jumat ini. Pernyataannya itu muncul setelah Trump mengatakan akan menaikkan bea impor terhadap China menjadi 25% dari 10% yang dikenakan saat ini.
Harga Emas Naik Tipis karena Investor Menjauh dari Aset Berisiko | Equityworld Futures
Equityworld Futures
Selain itu, Trump juga mengancam akan mengenakan bea impor baru sebesar 25% terhadap produk China lainnya senilai US$325 miliar dalam waktu dekat.
Ancaman pengenaan tarif itu bila benar-benar dilakukan akan berisiko dibalas oleh China.
Komentar Lighthizer itu menaikkan kemungkinan diwujudkannya ancaman kenaikan tarif impor itu, kata ahli strategi UBS, Keith Parker, dalam sebuah catatan riset. Perang dagang dapat memangkas pertumbuhan global sebanyak 45 basis poin sementara pertumbuhan ekonomi China akan terpukul antara 1,2% sampai 1,5%.
Selasa, 07 Mei 2019
Equityworld Futures | Dolar AS Menguat Berkat Trump, Harga Emas Keok
Equityworld Futures | Dolar AS Menguat Berkat Trump, Harga Emas Keok
Equityworld Futures | Harga emas sedikit berubah pada hari Senin (Selasa pagi WIB) karena dolar Amerika Serikat (AS) naik setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menaikkan tarif impor barang-barang China, meningkatkan ketegangan perdagangan AS-China dan mendorong investor untuk menjual aset berisiko.
Dilansir dari Reuters, Selasa (7/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.277.66 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD 1.279,8 per ounce.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD 200 miliar pada pekan ini. Dia juga menyatakan akan menargetkan lebih lanjut USD 325 miliar barang China dengan tarif 25 persen, pada dasarnya mencakup semua produk yang diimpor ke Amerika Serikat dari China.
“Kami melihat pasar bereaksi terhadap ketidakpastian tentang pembicaraan perdagangan AS-China. Ini menciptakan kegugupan di pasar. Dolar AS sedikit lebih kuat, melawan beberapa langkah potensial yang akan kita lihat di emas, ”kata Ole Hansen, Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank.
Dolar AS, yang merupakan safe-haven yang disukai selama ketegangan perdagangan AS-China terjadi sejak tahun lalu, naik 0,1 persen.
Harga emas sebelumnya telah mencapai puncaknya hampir satu minggu di level USD 1.285,51 per ounce karena komentar Trump menekuk saham global dan harga minyak
"Meskipun harga emas naik, analisis teknis menunjukkan bahwa tekanan ke bawah pada logam mulia akan terus terjadi," kata analis OCBC.
Pekan lalu, suasana hati para investor emas telah berubah suram, mendorong logam ke level terendah empat bulan setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memupus harapan penurunan suku bunga tahun ini.
Equityworld Futures
Wall Street Tumbang Gara-Gara Ancaman Donald Trump ke China | Equityworld Futures
Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, pertukaran emas terbesar di dunia, berada di level terendah sejak 11 Oktober. Holdings turun 0,6 persen pada hari Jumat. Namun, permintaan fisik untuk logam telah kuat pekan lalu dari India dan Singapura.
Tak hanya harga emas, harga perak tergelincir 1 persen menjadi USD 14,78 per ounce, sedangkan platinum turun 1,2 persen menjadi USD 858,25 per ounce. Harga Palladium turun 1,6 persen menjadi USD 1.348,51 per ounce.
Equityworld Futures | Harga emas sedikit berubah pada hari Senin (Selasa pagi WIB) karena dolar Amerika Serikat (AS) naik setelah Presiden AS Donald Trump mengancam untuk menaikkan tarif impor barang-barang China, meningkatkan ketegangan perdagangan AS-China dan mendorong investor untuk menjual aset berisiko.
Dilansir dari Reuters, Selasa (7/5/2019), harga emas di pasar spot turun 0,1 persen menjadi USD 1.277.66 per ounce. Harga emas berjangka AS turun 0,1 persen menjadi USD 1.279,8 per ounce.
Presiden AS Donald Trump pada hari Minggu mengatakan akan menaikkan tarif barang-barang China senilai USD 200 miliar pada pekan ini. Dia juga menyatakan akan menargetkan lebih lanjut USD 325 miliar barang China dengan tarif 25 persen, pada dasarnya mencakup semua produk yang diimpor ke Amerika Serikat dari China.
“Kami melihat pasar bereaksi terhadap ketidakpastian tentang pembicaraan perdagangan AS-China. Ini menciptakan kegugupan di pasar. Dolar AS sedikit lebih kuat, melawan beberapa langkah potensial yang akan kita lihat di emas, ”kata Ole Hansen, Ahli Strategi Komoditas di Saxo Bank.
Dolar AS, yang merupakan safe-haven yang disukai selama ketegangan perdagangan AS-China terjadi sejak tahun lalu, naik 0,1 persen.
Harga emas sebelumnya telah mencapai puncaknya hampir satu minggu di level USD 1.285,51 per ounce karena komentar Trump menekuk saham global dan harga minyak
"Meskipun harga emas naik, analisis teknis menunjukkan bahwa tekanan ke bawah pada logam mulia akan terus terjadi," kata analis OCBC.
Pekan lalu, suasana hati para investor emas telah berubah suram, mendorong logam ke level terendah empat bulan setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell memupus harapan penurunan suku bunga tahun ini.
Equityworld Futures
Wall Street Tumbang Gara-Gara Ancaman Donald Trump ke China | Equityworld Futures
Sementara itu, kepemilikan SPDR Gold Trust, pertukaran emas terbesar di dunia, berada di level terendah sejak 11 Oktober. Holdings turun 0,6 persen pada hari Jumat. Namun, permintaan fisik untuk logam telah kuat pekan lalu dari India dan Singapura.
Tak hanya harga emas, harga perak tergelincir 1 persen menjadi USD 14,78 per ounce, sedangkan platinum turun 1,2 persen menjadi USD 858,25 per ounce. Harga Palladium turun 1,6 persen menjadi USD 1.348,51 per ounce.
Senin, 06 Mei 2019
Equity World | Jadi, Suku Bunga Acuan The Fed Tetap, Naik, atau Turun?
Equity World | Jadi, Suku Bunga Acuan The Fed Tetap, Naik, atau Turun?
Equity World | Gejolak pasar keuangan dunia dalam beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh 1 hal utama: The Federal Reserve. Pada hari Rabu (1/5/2019) waktu setempat, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan hasil pertemuannya di mana tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5%, sesuai ekspektasi pasar.
Namun, tak disangka-sangka Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega ternyata mengeluarkan pernyataan yang jauh dari kata dovish. Padahal, sebelumnya pelaku pasar begitu yakin bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan akan dikonfirmasi melalui pernyataan Powell selepas pertemuan tersebut.
"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
Sebelumnya, kuatnya laju perekonomian AS sudah terbaca dari angka pertumbuhan ekonominya. Pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal-I 2019 belum lama ini diumumkan sebesar 3,2% (QoQ annualized), jauh di atas konsensus dan capaian kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.
"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.
Equity World
Dolar AS Lesu, Harga Emas Menguat | Equity World
Di tengah berbagai ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia saat ini seperti perang dagang AS-China, perang dagang AS-Uni Eropa, dan Brexit, pemotongan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang sangat dinantikan pelaku pasar. Namun, pernyataan dari The Fed justru mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan terus dipertahankan.
Merespons hasil pertemuan The Fed, Wall Street ditutup melemah selama 2 hari beruntun (Rabu dan Kamis).
Namun pada hari Jumat (3/5/2019), Wall Street justru kompak menghijau. Pada perdagangan terakhir di pekan ini tersebut, indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat masing-masing sebesar 0,75% dan 0,96%, sementara indeks Nasdaq Composite melejit 1,58%.
Equity World | Gejolak pasar keuangan dunia dalam beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh 1 hal utama: The Federal Reserve. Pada hari Rabu (1/5/2019) waktu setempat, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu mengumumkan hasil pertemuannya di mana tingkat suku bunga acuan dipertahankan di level 2,25%-2,5%, sesuai ekspektasi pasar.
Namun, tak disangka-sangka Jerome Powell (Gubernur The Fed) dan kolega ternyata mengeluarkan pernyataan yang jauh dari kata dovish. Padahal, sebelumnya pelaku pasar begitu yakin bahwa pemangkasan tingkat suku bunga acuan akan dikonfirmasi melalui pernyataan Powell selepas pertemuan tersebut.
"Kami merasa stance kebijakan kami masih layak dipertahankan untuk saat ini. Kami tidak melihat ada tanda-tanda yang kuat untuk menuju ke arah sebaliknya. Saya melihat kita dalam jalur yang benar," tegas Powell dalam konferensi pers usai rapat, mengutip Reuters.
Sebelumnya, kuatnya laju perekonomian AS sudah terbaca dari angka pertumbuhan ekonominya. Pembacaan awal atas angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal-I 2019 belum lama ini diumumkan sebesar 3,2% (QoQ annualized), jauh di atas konsensus dan capaian kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 2,2%, seperti dilansir dari Forex Factory.
"Pasar tenaga kerja tetap kuat. Ekonomi juga tumbuh solid. Apa yang kami putuskan hari ini sebaiknya tidak dibaca sebagai sinyal perubahan kebijakan pada masa mendatang," tambah Powell.
Equity World
Dolar AS Lesu, Harga Emas Menguat | Equity World
Di tengah berbagai ketidakpastian yang menyelimuti perekonomian dunia saat ini seperti perang dagang AS-China, perang dagang AS-Uni Eropa, dan Brexit, pemotongan tingkat suku bunga acuan oleh The Fed menjadi sesuatu yang sangat dinantikan pelaku pasar. Namun, pernyataan dari The Fed justru mengindikasikan bahwa tingkat suku bunga acuan akan terus dipertahankan.
Merespons hasil pertemuan The Fed, Wall Street ditutup melemah selama 2 hari beruntun (Rabu dan Kamis).
Namun pada hari Jumat (3/5/2019), Wall Street justru kompak menghijau. Pada perdagangan terakhir di pekan ini tersebut, indeks Dow Jones dan S&P 500 menguat masing-masing sebesar 0,75% dan 0,96%, sementara indeks Nasdaq Composite melejit 1,58%.
Langganan:
Postingan (Atom)