Rabu, 07 Maret 2018

Equityworld Futures | Ini Posisi Pegawai Bank yang Paling Terancam Musnah

Equityworld Futures | Ini Posisi Pegawai Bank yang Paling Terancam Musnah
Hasil gambar untuk bank

Equityworld Futures | Jumlah pegawai bank terus mengalami penurunan. Dari laporan keuangan tahunan 2017, sejumlah bank besar mencatatkan penurunan jumlah pegawai sejak 2015.

Menanggapi hal tersebut, Ekonom INDEF Bhima Yudhistira mengatakan tren efisiensi pegawai akan terus berlanjut ke depannya. Hal ini karena persaingan dengan financial technology (fintech) semakin ketat, otomatis bank harus mulai melakukan efisiensi.

Menurut dia, faktor lain efisiensi adalah bank sedang mempersiapkan perjanjian kerja sama jasa keuangan di ASEAN.

"Setelah melakukan ratifikasi perjanjian ini, bank lokal akan bersaing bebas dengan bank asing. Kuncinya adalah efisiensi dan investasi teknologi, ini yang harus dilakukan bank," kata Bhima dikutip dati detik.com

Bhima menjelaskan, untuk mengantisipasi hal ini regulator terutama otoritas jasa keuangan (OJK) perlu mendorong bank agar memiliki rencana jangka panjang terkait program sumber daya manusia (SDM).

"Misalnya mendorong bank untuk merencanakan lebih matang untuk sumber daya manusianya, seperti peningkatan kapasitas pegawai, alih profesi dan pensiun dini," ujar dia.

Menurut Bhima posisi pegawai bank yang terancam digantikan oleh mesin adalah front office dan customer service. Namun bank masih membutuhkan pegawai untuk pos strategic management, IT Developer, dan fraud detector.

Baca juga : 5 Bahaya tersembunyi jika keseringan pakai tusuk gigi sehabis makan | Equityworld Futures

Pengamat Ekonomi, Aviliani menjelaskan saat ini bank juga sudah mulai menggalakan branchless banking atau layanan perbankan tanpa kantor.

Aviliani juga menjelaskan memasuki era digital, bank juga sudah dan harus bekerja sama dengan financial technology. Menurut dia dengan kerja sama ini maka pekerja level front office bisa berkurang.

Equityworld Futures

Selasa, 06 Maret 2018

Equityworld Futures | Gabriel García Marquez Tampil Sebagai Google Doodle, Siapa Dia?

Equityworld Futures | Gabriel García Marquez Tampil Sebagai Google Doodle, Siapa Dia?

Equityworld Futures | Google hari ini merayakan ulang tahun penulis asal Kolombia, Gabriel García Márquez yang ke-91 melalui Google Doodle.

Dalam doodle yang tampil di laman pencarian tersebut, ia tampil dengan kumis khasnya didampingi ilustrasi yang penuh dengan warna.

Gabo, begitu ia dikenal oleh banyak orang, lahir di Aracataca, Kolombia pada 6 Maret 1927. Ia meninggal dunia di kota Meksiko, Meksiko, 17 April 2014, saat berusia 87 tahun.

Raksasa mesin pencari ini memperingati hari kelahiran Gabo karena dianggap sebagai salah satu penulis paling penting di abad ke-20, dan salah satu penulis berbahasa Spanyol terbaik.

Semasa hidupnya, Gabo berhasil membawa pembaca novelnya ke dalam dunia realisme yang penuh magis di dalam novel pertamanya, yakni Leaf Storm (1955).

Berawal dari novel tersebut, Gabo mampu menuturkan kisah yang tak hanya menceritakan kisah fiksi dan gaib semata, ia juga mencampurnya dengan keadaan di dunia nyata.

Selama hidupnya, Garcia Marquez telah menulis tujuh novel, di mana judul tambahannya termasuk The General in the Labyrinth (1989), dan Of Love and Other Demons (1994).

Masa Akhir Hidup Gabo

Di tahun-tahun terakhir, Garcia Marquez menjelajahi hidupnya sendiri dalam memoir-nya berjudul Vivir para contarla atau Living to Tell the Tale (2002) yang mendapatkan pengakuan luar biasa oleh kritikus dan penggemar setianya.

Baca juga : Harga Emas Tergelincir Kekhawatiran Perang Dagang | Equityworld Futures

Sepanjang karirnya, Garcia Marquez berhasil memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Nobel Kesastraan pada 1982.

Gabo yang didiagnosa menderita kanker pada akhir 1990-an, dan menderita demensia ini pun menghembuskan nafas terakhirnya pada 17 April 2014 di Kota Meksiko.

Berkat kemampuannya bertutur di dalam karya-karyanya, Google pun menghormati warisan kesusastraannya dengan menampilkan sosok Gabo di Google Doodle hari ini.

Equityworld Futures

Senin, 05 Maret 2018

Equityworld Futures | Apple Bakal Rilis MacBook Air Murah Tahun Ini?

Equityworld Futures | Apple Bakal Rilis MacBook Air Murah Tahun Ini?


Equityworld Futures | Apple kabarnya berencana merilis laptop MacBook Air versi dengan harga terjangkau pada kuartal kedua 2018.

Hal tersebut disampaikan lewat analis KGI Securities Ming-Chi Kuo yang selama ini telah banyak memberikan analisisnya seputar perangkat Apple.

MacBook Air merupakan perangkat populer yang dijual dengan harga US$ 999 atau sekitar Rp 13,7 jutaan. Dalam beberapa tahun terakhir, Apple tidak mengubah banyak bentuk MacBook Air super tipis itu.

Kuo memprediksi Apple akan merilis MacBook Air berukuran 13 inci dengan banderol harga yang lebih terjangkau.

Dengan melepas MacBook Air yang dibanderol terjangkau, Kuo memperkirakan hal tersebut bakal meningkatkan penjualan perangkat laptop milik Apple.

Sekadar diketahui, tahun 2018 merupakan 10 tahun selebrasi kehadiran laptop MacBook Air di dunia laptop.

Sejak bertahun-tahun kehadirannya, baru pada musim panas lalu Apple memperbarui MacBook Air dengan prosesor Intel 1.8GHz yang lebih cepat.

Sayangnya sejauh ini belum diketahui MacBook Air seperti apa yang bakal dirilis Apple serta berapa banderol harga perangkat tersebut. Laporan sebelumnya mengungkapkan, Apple juga akan memperbarui perangkat AirPods mereka.

Awal Juni 2017, Apple justru memastikan kalau MacBook Air masih eksis dengan merilis MacBook Air 13 inci yang dibekali prosesor 1,8GHz. Pembaruan MacBook Air 13 inci ini hanya dari sektor CPU.

Dalam laporan Tech Crunch, tak ada pembaruan lain yang ditawarkan perusahaan yang bermarkas di Cupertino Amerika Serikat itu. Bahkan, Apple masih menggunakan prosesor Intel generasi kelima, Broadwell, pada perangkat ini.

Oleh karenanya, model MacBook Air teranyar ini sesungguhnya masih mengusung spesifikasi serupa dengan MacBook Air di versi 2015.

MacBook Air sendiri genap berusia 10 tahun pada Januari 2018. Saat itu, 2008, Steve Jobs yang menjabat CEO Apple memperkenalkan apa yang disebutnya sebagai laptop tertipis di dunia.

Sambil membuka amplop coklat tipis di depan hadirin, Jobs pun mengeluarkan sebuah laptop yang untuk saat itu ukurannya memang terbilang tipis.

Ya, Apple resmi memperkenalkan laptop tertipisnya ini pada 16 Januari 2008. Sebulan setelahnya, MacBook Air langsung dijual di pasaran.

Kiprah MacBook Air di industri laptop sendiri bisa dibilang sangat gemilang. Bahkan, MacBook Air adalah salah satu seri laptop Apple paling laris di sepanjang sejarah.

Baca juga : Catat! Ini Alat Bayar yang Aman untuk Belanja Online | Equityworld Futures

Bagaimana tidak, MacBook Air hadir dalam dua varian yang sama-sama tipis. Keduanya memiliki bobot 1,28 kg (untuk seri 11 inci) dan 1,35 kg (untuk seri 13 inci), yang terbilang sangat ringan pada kelasnya.

Berbeda dengan MacBook Pro, MacBook Air mengusung sejumlah perubahan desain, di antaranya seperti absennya slot CD Drive dan beberapa port USB.

MacBook Air juga menjadi laptop pertama yang hadir dengan trackpad multi touch dan kapasitas penyimpanan SSD.

Equityworld Futures

Jumat, 02 Maret 2018

Equity World | Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?

Equity World | Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?
Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?

Equity World | Aksi hujan uang saat ini tengah menjadi perhatian warga, karena aksi tersebut baru saja terjadi di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, kemarin. Aksi tersebut merupakan sebuah kegiatan dalam rangka promosi, namun ternyata cara ini pernah juga dilakukan di tahun 2008 lalu.

Pakar Marketing Tung Desem Waringin yang pernah melakukan aksi tersebut. Berbeda cara namun serupa. Tung Desem menebar uang dari langit menggunakan pesawat sebagai langkah promosi bukunya. Uang dengan pecahan Rp 1.000 sebanyak Rp 100 juta ditebar dijatuhkan dari pesawat dan menjadi perhatian warga, langkah tersebut merupakan strategi promosi bukunya berjudul Marketing Revolution.

"Misalnya, buku yang saya launching itu bukan hanya untuk branding tapi ada penawarannya. Jadi pada waktu saya launching buku selain sebar uang saya tambahin voucher seminar 3 hari di 10. Saat penjualan buku dalam 1 hari berhasil terjual 38.878 buku. Jadi terkenal tidak cukup kalau tidak ada penawaran," jelasnya.

Ternyat, Tung Desem juga bukan yang pertama melakukan metode promosi yang bikin heboh tersebut.

Tung Desem mengatakan ide tersebut lahir karena ia melihat Richard Branson, yang merupakan pendiri dan pemilik grup Virgin Records yang merupakan salah satu miliuner sukses yang terkenal didunia.

Tung Desem mengatakan, promosi yang dilakukan Richard Branson yang selalu mengundang perhatian banyak orang atau menjadi viral. Dirinya mengaku mendapatkan teori tersebut dan kemudian diaplikasikan dalam bentuk yang berbeda.

Sebuah hal yang saat itu dilakukan Tung Desem untuk menebar uang di langit, untuk mendapat perhatian masyarakat dalam bentuk promosi yang dilakukan untuk menjual bukunya saat itu.

"Saya dapat ide dari Richard Brandson, dia spesialis ahli menampilkan sesuatu yang heboh seperti itu," ujarnya.

Baca juga : 7 Penyakit Mahasiswa yang Bikin Sulit Bersaing di Dunia Kerja | Equity World

Tung Desem menjelaskan, beberapa tahun lalu saat dirinya meluncurkan buku pertama di tahun 2005 juga membuat perhatian warga dengan cara yang unik. Yaitu Tung Desem malakukan upcara di Jalan Jendral Sudirman dan menggunakan kuda perang lengkap dengan pakaian perang khas Jendral Sudirman. Aksi tersebut dikawal pasukan brimob dan pendapat banyak perhatian warga, ketika wartawan datang dan meliput baru lah promosi mulai dilakukan. Langkah tersebut merupakan aksi peluncuran buku marketing yaitu Vinansial Marketing aksi tersebut merupakan isi dari visi buku yang berperang melawan kemiskinan

"Nah untuk itu saya terbitkan buku mengenai vinansial revolution terlari 10.511 buku 2005 waktu itu kemudian. Aksi yang itu (tebar uang) di 2008 berhasil terjual sebanyak 38.878 terjual buku. Dulu bahkan uang yang disebar Rp 100 juta itu punya Gramedia, tapi setelah itu mereka dapat Rp 8 miliar dari penjualan buku (Marketing Revolution). Dengan buku seharga Rp 200 ribu dapat seminar dan dapat CD waktu itu pertama di dunia lho," paparnya.

Equity World