The yen traded 0.5 percent from a
seven-year low amid speculation Japanese Prime Minister Shinzo Abe will
call a general election to shore up support and postpone a planned
sales-tax increase.
The yen reached 116.10 per dollar this week,
the least since October 2007, after a ruling Liberal Democratic Party
lawmaker said preparations for a snap election have begun. It rebounded
yesterday after Finance Minister Taro Aso downplayed the possibility of a
delay in raising the levy. The euro held a loss before German data
forecast to confirm consumer prices fell last month. The Aussie traded
near the highest in a week before Chinese data on retail sales and
industrial production.
The yen traded at 115.50 per dollar as of
9:21 a.m. in Tokyo from 115.49 yesterday, when it rose 0.3 percent. It
was little changed at 143.66 per euro. The shared currency was at
$1.2434, after declining 0.3 percent in New York.
Australia™s dollar traded at 87.16 U.S. cents from 87.19 yesterday, when it touched 87.45, the most since Nov. 5.
Japan™s
currency has tumbled 5.5 percent against the dollar since Oct. 30, the
most among its developed-market peers, after policy makers surprised
investors at the end of last month with further currency-depreciating
stimulus from the Bank of Japan and pension reforms that allow more
money to flow abroad and into domestic stocks. Japan™s Nikkei 225 Stock
Average has surged 9.2 percent, and closed above 17,000 this week for
the first time in seven years.
Source : Bloomberg
Kamis, 13 November 2014
Gold Investor Exit Shakes Off Boredom With Higher Volatility
The
rout that sent gold prices to a four-year low is also shaking boredom
out of the market, with a rebound in volatility that™s giving some
investors more reason to sell.
The
metal™s 30-day volatility is close to the highest since January,
according to data compiled by Bloomberg. The measure in October touched
the lowest since 2010, with investors ignoring gold in favor of equities
for most of the year.
Gains
for the U.S. labor market lured the bears back. The metal erased its
2014 advance just before the Federal Reserve said it would stop buying
bonds. The declines accelerated as the dollar climbed to a five-year
high against a basket of 10 currencies and tumbling energy costs
signaled tame inflation. In the week ended Nov. 4, hedge funds cut
net-bullish gold bets by the most this year, and short holdings rose for
the first time in a month, the most-recent U.S. government data show.
Gold
futures for delivery in December fell 0.3 percent to settle at
$1,159.10 an ounce at 1:40 p.m. on the Comex in New York. Earlier, the
price climbed as much as 0.6 percent. On Nov. 7, the metal touched
$1,130.40, the lowest for a most-active contract since April 2010.
Source : Bloomberg
Senin, 10 November 2014
Emas Melemah Pasca Gain Terbesar Di Bulan Juni Setelah Aset SPDR Turun
Emas turun
dari level tertinggi dalam seminggu terkait ekspektasi bahwa biaya
pinjaman AS akan naik, dan aset dalam bursa ETP berbasis logam terbesar
memperpanjang penurunan. Perak dan platinum turun.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,7%
menjadi $ 1,170.09 per ons, dan berada di $ 1,170.91 pada pukul 8:01
pagi di Singapura, menurut Bloomberg generic pricing. Pada
tanggal 7 November, emas melonjak ke level $ 1,178.82, reli dari level
terendah dalam lebih dari empat tahun di level $ 1,132.16, setelah data
pekerjaan AS membuntuti perkiraan, menekan dolar.
Bullion menghentikan penurunan dalam dua
minggu pada pekan lalu setelah membukukan kenaikan 3,2% pada 7 November
yang merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak bulan Juni yang lalu.
Harga logam kuning naik bahkan ketika kepemilikan di SPDR Gold Trust
turun untuk hari keempat setidaknya sejak September 2008. Pengusaha di
AS menambah 214.000 pekerja pada bulan Oktober, meleset dari gain yang
diharapkan oleh para ekonom sebanyak 235.000 dan mengirimkan Indeks
Bloomberg Dollar Spot turun dari tertinggi lima tahun.
Emas untuk pengiriman Desember naik 0,1%
menjadi $ 1,171.40 per ons di bursa Comex New York setelah harga
teraktif naik ke level $ 1179 pada 7 November, yang merupakan level
tertinggi sejak 31 Oktober. Posisi net-long
dan opsi di New York berjangka turun 36% setelah spekulasi terkait
harga yang lebih tinggi turun 12%, terbesar sejak Desember 2012, data
pemerintah AS menunjukkan.
Perak untuk pengiriman segera turun 0,4%
menjadi $ 15,7254 per ons setelah naik 2,4% pada 7 November, yang
terbesar dalam sebulan.(frk)
Sumber : Bloomberg
Aussie Menguat Setelah Data Ekonomi China; Dollar Memperpanjang Penurunan
Dolar Australia menguat setelah data menunjukkan ekspor China naik lebih dari yang diharapkan, mitra dagang terbesar Australia. Greenback memperpanjang penurunan setelah pertumbuhan pekerjaan bulan Oktober lebih lemah dari perkiraan.
Mata uang AS turun menuju penurunan
harian kedua terhadap yen, setelah mencapai level tertinggi dalam tujuh
tahun pada minggu lalu karena Gubernur Bank of Japan, Haruhiko
Kuroda mengatakan tidak ada batasan untuk langkah-langkah pelonggaran
bank yang dapat mengatasi deflasi. Selandia Baru, kiwi dolar juga naik
akibat laporan China meningkatkan prospek untuk ekonomi terbesar di
kawasan Asia-Pasifik.
Mata uang Australia naik 0,1% menjadi
86,44 sen AS pada pukul 09:03 pagi di Tokyo dari 7 November. Dolar turun
0,1% menjadi 114,47 yen, setelah naik dalam minggu ketiga ke 114,60 dan
menyentuh level 115,59 pada 7 November, level tertinggi sejak November
2007.
Greenback melemah 0,1% menjadi $ 1,2464 terhadap euro. Mata uang 18-negara berada di level 142,63 yen dari 142,73 yen.
Dolar Selandia Baru naik 0,1% menjadi 77,64 sen AS.
Surplus perdagangan China diperluas
menjadi $ 45.4 miliar pada bulan Oktober, melampaui estimasi rata-rata
untuk surplus sebesar $ 42 miliar antara ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News.
Harga konsumen China diprediksi naik
1,6% pada bulan Oktober dari tahun sebelumnya, laju yang sama dengan
bulan sebelumnya, menurut survei ekonom terpisah sebelum biro statistik
merilis data hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
Langganan:
Postingan (Atom)