Equity World | Bursa Saham Asia Melesat Tersengat Wall Street, Penjualan Ritel Jepang Menguat
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa (28/2/2023). Penguatan bursa saham Asia Pasifik di tengah investor menanti rilis data ekonomi.
Dikutip dari CNBC, di Jepang, indeks Nikkei menguat 0,54 persen, dan indeks Topix bertambah 0,37 persen di tengah data penjualan ritel apda Januari 2023 mengalahkan harapan. Data penjualan ritel naik 6,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,57 persen jelang data penjualan ritel pada Januari 2023. Ekonomi berharap penjualan ritel naik 1,5 persen dibandingkan Desember. Indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,71 persen, dan indeks Kosdaq naik 0,49 persen.
India juga akan merilis data produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2022. PDB India diprediksi tumbuh 4,6 persen.
Di Amerika Serikat (AS), wall street menguat pada perdagangan Senin, 27 Februari 2023. Penguatan wall street ini di tengah pelaku pasar mencoba pulih usai pasar saham AS catat kinerja terburuk mingguan pekan lalu. Tiga indeks acuan di wall street menguat, indeks Nasdaq memimpin penguatan.
Penutupan Wall Street
Pada penutupan perdagangan, indeks Dow Jones menguat 72,17 poin atau 0,22 persen ke posisi 32.889,09. Indeks S&P 500 bertambah 0,31 persen ke posisi 3.982,24. Indeks Nasdaq menanjak 0,63 persen menjadi 11.466,98.
Pergerakan wall street juga terjadi karena kenaikan imbal hasil surat berharga AS mereda setelah melonjak pada Jumat pekan lalu setelah pembacaan inflasi yang lebih panas dari perkiraan.
“Kareana fokus baru pada inflasi yang lebih panas dan implikasinya terhadap the Fed, suku bunga sekali lagi mendorong saham,” ujar Investment Strategy Analyst Baird, Ross Mayfield, dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, harapan pergerakan cepat the Fed dan imbal hasil jangka pendek telah berisiko di pasar saham sehingga beberapa penangguhan pada suku bunga kemungkinan akan dongkrak saham.
Selasa, 28 Februari 2023
Equity World | Bursa Saham Asia Melesat Tersengat Wall Street, Penjualan Ritel Jepang Menguat
Senin, 27 Februari 2023
Equity World | Setelah Wall Street Koreksi Terbesar 2023, Laporan Keuangan Jadi Sentimen
Equity World | Setelah Wall Street Koreksi Terbesar 2023, Laporan Keuangan Jadi Sentimen
Equity World | “Saat kita menuju periode musiman yang lemah, dengan taruhan meningkat bahwa Fed mungkin naik 50 basis poin (bps) bukannya 25 bps pada Maret, meskipun masih pendapat minoritas, risiko pasar jangka pendek tetap turun meskipun tiga minggu berturut-turut mengalami penurunan. kerugian,” kata Louis Navellier, ketua dan pendiri perusahaan investasi pertumbuhan Navellier & Associates, Senin (27/2).
“Bearish membersihkan diri setelah Januari,” tambahnya.
Dalam sepekan ini, investor akan mencari petunjuk tentang bagaimana inflasi memengaruhi konsumen dan bisnis di tengah sejumlah laporan data ekonomi dan pendapatan perusahaan. Angka pesanan barang tahan lama akan dirilis Senin pagi waktu setempat. Keyakinan konsumen dan survei manufaktur ISM juga akan diumumkan dalam minggu ini.
Dalam pendapatan, hanya 6% dari S&P 500 yang akan dilaporkan tetapi investor mencari wawasan tentang konsumen dengan beberapa perusahaan ritel besar, restoran, beberapa nama perjalanan dan hiburan serta perusahaan makanan akan melaporkan. Target, Costco, Lowe's, dan Macy's adalah beberapa nama besar yang akan melaporkan pendapatan minggu ini.
Saham Berjangka Dibuka Datar
Saham berjangka dibuka sedikit berubah pada Minggu malam (Senin pagi WIB)
Dow Jones Industrial Average turun 15 poin, atau 0,05%. S&P 500 kehilangan 0,01%. Nasdaq Composite naik 0,01%.Pekan lalu rata-rata indeks saham utama Wall Street membukukan kerugian mingguan terbesar mereka tahun ini. Investor kini menunggu minggu besar lainnya di musim rilis laporan keuangan dari perusahaan ritel Amerika Serikat (AS).
Rata-rata indeks saham utama pada Jumat (24/2)nmengakhiri perdagangan lebih rendah dan membukukan penurunan mingguan terbesar mereka untuk 2023. Dow ditutup lebih rendah 3%, penurunan keempat minggu berturut-turut. S&P 500 kehilangan 2,7% dan Nasdaq Composite turun 3,3% untuk pekan lalu.
Saham merosot pada perdagangan terakhir pekan lalu dan imbal hasil (yield) Treasury melonjak, menyusul kenaikan yang lebih besar dari perkiraan dalam pembacaan terbaru untuk pengeluaran konsumsi pribadi, pengukur inflasi pilihan Federal Reserve (Fed).
Reli awal 2023 tampaknya memudar, karena investor menyerap risalah pertemuan Fed terbaru. Pelaku pasar menegaskan kembali sikap keras bank sentral AS terhadap inflasi, ditambah komentar baru-baru ini dari pejabat Fed yang memperingatkan suku bunga bisa naik lebih tinggi dan lebih lama dari yang diantisipasi.
Jumat, 24 Februari 2023
Equity World | Bursa Asia Menghijau pada Jumat (24/2) Pagi, Pasar Cermati Data Ekonomi AS dan BoJ
Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar bergerak lebih tinggi pada hari Jumat (24/2). Investor menunggu data ekonomi utama Amerika Serikat (AS) serta perkembangan di Jepang.
Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,44% dan Topix naik 0,16% karena data menunjukkan inflasi naik 4,2% pada Januari, sesuai dengan ekspektasi.
Investor juga akan mengamati dengan seksama saat calon gubernur bank sentral baru Kazuo Ueda berbicara di depan parlemen hari ini.
Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,32%. Kospi Korea Selatan memulai hari dengan naik 0,26% dan Kosdaq sedikit lebih tinggi.
Di Asia Tenggara, Malaysia diperkirakan akan melihat angka CPI untuk bulan Januari yang dirilis pada sore hari.
Singapura juga akan menunggu angka produksi manufaktur bulan Januari, diperkirakan akan mencapai 2,9% secara tahunan.
Semalam di Wall Street, saham ditutup lebih tinggi di tengah perdagangan yang bergejolak karena investor tetap khawatir tentang jalur kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Ketiga indeks utama mengakhiri hari di zona hijau, dengan S&P 500 menghentikan penurunan beruntun empat hari. Dow Jones Industrial Average naik 0,33% dan Nasdaq Composite naik 0,72%.
Kamis, 23 Februari 2023
Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Kamis (23/2) Pagi, Pasar Mencerna Risalah The Fed
Equity World | Bursa Saham Asia Beragam Kamis (23/2) Pagi, Pasar Mencerna Risalah The Fed
Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia Pasifik dibuka beragam pada hari Kamis (23/2). Setelah Federal Reserve AS merilis risalah pertemuan terbarunya yang menunjukkan anggota bank sentral masih berkomitmen untuk memerangi inflasi dengan kenaikan suku bunga.
Indeks S&P/ASX 200 dibuka turun 0,21%. Sedangkan Kospi Korea Selatan memulai hari dengan naik 0,5% dan Kosdaq naik 0,45%.
Korea Selatan akan menunggu keputusan bank sentralnya apakah akan menaikkan suku bunga. Jajak pendapat dari 42 ekonom memperkirakan Bank of Korea akan mempertahankan suku bunga pinjamannya pada 3,5%.
Pasar Jepang akan ditutup pada hari Kamis untuk ulang tahun Kaisar.
Hong Kong dan Singapura diperkirakan akan merilis indeks harga konsumen mereka, dengan CPI Singapura diperkirakan akan mencapai 7,1% untuk bulan Januari.
Semalam, Wall Street berakhir lebih rendah pada hari Rabu, dengan S&P 500 mencatat penurunan hari keempat berturut-turut.
Dow Jones Industrial Average juga mengakhiri hari lebih rendah, tetapi Nasdaq Composite melawan tren dan naik menjadi ditutup 0,13% lebih tinggi.
Sebagai informasi, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan anggota masih berkomitmen untuk melawan inflasi.
Di mana inflasi tetap "jauh di atas" target The Fed sebesar 2%. Selain itu pasar tenaga kerja masih "sangat ketat, berkontribusi pada tekanan kenaikan yang berkelanjutan pada upah dan harga."
Rabu, 22 Februari 2023
Equity World | Mengekor Wall Street, Bursa Asia Jatuh karena Menanti Data Ekonomi, Rabu (22/2)
Equity World | Mengekor Wall Street, Bursa Asia Jatuh karena Menanti Data Ekonomi, Rabu (22/2)
Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik jatuh pada perdagangan Rabu (22/2). Pasar menantikan data ekonomi terbaru di seluruh wilayah.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,7% karena investor mencerna lebih lanjut indeks harga produsen yang naik 1,6% secara tahunan dan Topix turun 0,6%. Di Korea Selatan, Kospi turun 1% dan Kosdaq juga turun 1,2%.
S&P/ASX 200 turun 0,74% karena Australia menunggu rilis indeks harga upahnya untuk kuartal keempat tahun 2022. Ekonom memperkirakan akan turun sebesar 3,5% pada kuartal keempat secara tahunan, menurut jajak pendapat Reuters.
Di Selandia Baru, Indeks S&P/NZX 50 turun 0,64%, menjelang keputusan kenaikan suku bunga bank sentral. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 50 basis poin sehingga suku bunga pinjaman menjadi 4,75%.
Anggaran Hong Kong akan disampaikan hari ini oleh sekretaris keuangan Paul Chan, yang juga akan mencakup angka PDB untuk tahun 2022.
Semalam, di Wall Street, Dow Jones Industrial Average turun 2,06% dan S&P 500 turun 2%, menandai penurunan terburuk untuk kedua indeks sejak 15 Desember. Nasdaq Composite yang padat teknologi turun 2,50%.
Selasa, 21 Februari 2023
Equity World | Kilau Harga Emas Terhalang Kenaikan Bunga The Fed
Equity World | Kilau Harga Emas Terhalang Kenaikan Bunga The Fed
Equity World | Harga emas terjebak dalam kisaran yang rapat pada perdagangan hari Senin. Harga emas hari ini hanya mampu naik tipis karena taruhan kenaikan lebih lanjut suku bunga bank sentral AS atau the Fed meredupkan prospek harga emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Mengutip CNBC, Selasa (21/2/2023), harga emas di pasar spot sedikit berubah di USD 1.842,40 per ons, pada pukul 03.47 GMT, setelah jatuh ke level terendah sejak akhir Desember di sesi sebelumnya.
Sedangkan harga emas berjangka AS mampu naik tipis 0,1 persen menjadi USD 1.851,30 per ons.
Suku bunga yang lebih tinggi membuat investor menahan untuk berinvestasi pada emas yang tidak memberikan bunga, meskipun dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastikan sebagai dampak kenaikan suku bunga.
"Data ekonomi positif baru-baru ini dan komentar dari The Fed cenderung membatasi pedagang untuk mengambil taruhan besar pada emas di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut," kata kepala analis komoditas di Geojit Financial Services, Hareesh V.
"Emas mungkin diperdagangkan lesu dalam kisaran ketat dalam jangka pendek." tambah dia.
Data Ekonomi AS
Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan tanda-tanda ketahanan ekonomi AS, harga konsumen yang lebih tinggi, rebound harga produsen dan pasar tenaga kerja yang ketat, memicu kekhawatiran bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.
Beberapa pejabat Fed pekan lalu mengisyaratkan bahwa lebih banyak kenaikan suku bunga diperlukan untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen.
Investor sekarang menunggu risalah pertemuan kebijakan terbaru The Fed yang akan dirilis pada hari Rabu. Pasar uang mengharapkan bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga acuan di atas 5 persen pada bulan Mei, dengan puncak suku bunga terlihat di 5,3 persen pada bulan Juli.
Indeks dolar AS
Indeks dolar AS menguat 0,1 persen, membuat emas batangan yang dijual dengan menggunakan dolar AS kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lain.
Perhatian investor juga akan tertuju pada ukuran inflasi yang disukai Fed, data pengeluaran konsumsi pribadi AS untuk Januari, yang akan dirilis akhir pekan ini sebagai isyarat inflasi.
Senin, 20 Februari 2023
Equity World | Bursa Asia Sebagian Besar Turun Awal Pekan Ini, Menanti Data Ekonomi Terbaru
Equity World | Bursa Asia Sebagian Besar Turun Awal Pekan Ini, Menanti Data Ekonomi Terbaru
Equity World | JAKARTA. Bursa saham Asia-Pasifik sebagian besar turun pada perdagangan Senin (20/2). Investor menantikan data ekonomi penting pada pekan ini. Risalah Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan akan dirilis Rabu.
Di Australia, S&P/ASX 200 diperdagangkan 0,1% lebih rendah karena risalah dari Reserve Bank of Australia dijadwalkan akan dirilis Selasa.
Sementara, indeks Nikkei 225 Jepang dibuka turun 0,19% dan Topix juga turun secara fraksional. Di Korea Selatan, Kospi dibuka 0,33% lebih rendah, sedangkan Kosdaq naik tipis.
China akan merilis keputusannya tentang suku bunga pinjaman 1 tahun dan 5 tahun hari ini. Sedangkan, di Asia Tenggara, Malaysia akan merilis data perdagangannya untuk bulan Januari.
Sebagai informasi Wall Street berakhir juga bervariasi dengan Dow Jones Industrial Average mengumpulkan lebih dari 100 poin tetapi masih melihat minggu negatif ketiga berturut-turut.
S&P 500 mengakhiri sesi hari Jumat lebih rendah untuk mencatat minggu negatif kedua berturut-turut dan Nasdaq Composite juga jatuh pada hari Jumat.
Jumat, 17 Februari 2023
Equity World | Wall Street Melemah Tajam, Data Tenaga Kerja Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga
Equity World | Wall Street berakhir melemah tajam setelah data inflasi yang kuat secara tak terduga dan penurunan klaim pengangguran mingguan menambah kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan harga.
Kamis (16/2), indeks S&P 500 ditutup melemah 1,38% ke 4.090,51 poin, indeks Nasdaq Composite turun 1,78% ke 11.855,83 poin dan indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 1,26% ke 33.696,39 poin.
Pelemahan bursa saham Amerika Serikat (AS) ini datang setelah laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan kenaikan harga produsen tertinggi dalam tujuh bulan di bulan Januari karena biaya produk energi melonjak.
Itu juga menunjukkan jumlah masyarakat AS yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran secara tak terduga turun di minggu lalu. Ini menawarkan lebih banyak bukti bahwa pasar tenaga kerja tetap ketat.
Data ekonomi hari Kamis dan laporan lainnya di minggu ini melukiskan gambaran inflasi yang masih membandel dan ekonomi yang tetap relatif kuat dalam menghadapi kampanye kenaikan suku bunga The Fed.
"Dengan data seperti ini, The Fed akan terus menaikkan suku bunga, dan tidak ada dari kita yang menginginkannya," kata Tim Ghriskey, senior portfolio strategist di Ingalls & Snyder di New York.
"Setidaknya ada bisikan sekarang tentang kemungkinan kenaikan 50 basis poin pada pertemuan berikutny," tambah Ghriskey.
Setelah aksi jual pada tahun 2022, indeks S&P 500 telah naik sekitar 7% sejauh ini pada tahun 2023. Hal tersebut didorong oleh pendapatan yang optimis dan ekspektasi hati-hati bank sentral AS telah menyelesaikan beban kampanye kenaikan suku bunga.
The Fed terlihat mendorong suku bunga acuan di atas angka 5% pada bulan Mei dan mempertahankannya di atas level tersebut hingga akhir tahun.
Juga pada hari Kamis, Presiden The Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan inflasi masih terlalu tinggi, dan mencatat bahwa dia terbuka untuk menaikkan suku lebih dari yang diinginkan rekan-rekannya pada pertemuan kebijakan moneter terakhir.
Presiden The Fed St. Louis James Bullard mengatakan kenaikan suku bunga yang berkelanjutan akan "mengunci" perlambatan inflasi, bahkan dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Penjualan di Wall Street dipercepat di akhir sesi.
Pada sesi ini, saham Tesla Inc turun 5,7% karena pembuat kendaraan listrik mengatakan menarik kembali 362.000 kendaraan AS dan memperbaikinya melalui pembaruan perangkat lunak over-the-air setelah regulator mobil AS mengatakan perangkat lunak Full Self-Driving Beta dapat menyebabkan crash.
Baca Juga: Warren Buffett Bilang Pisahkan Pikiran Anda dari Orang Banyak, Ini Maksudnya
Pedagang menukar saham Tesla senilai US$ 47 miliar, terhitung seperlima dari semua transaksi di saham S&P 500.
Saham Cisco Systems Inc naik 5,2% dan mencapai level tertinggi sembilan bulan setelah pembuat peralatan jaringan menaikkan perkiraan pendapatan setahun penuh.
Sejalan, saham Roku Inc melonjak 11% setelah perusahaan streaming video tersebut memperkirakan pendapatan kuartal pertama di atas estimasi pasar.
Namin, saham Shopify Inc merosot hampir 16% setelah perusahaan e-commerce Kanada memperkirakan pertumbuhan pendapatan yang melambat untuk kuartal saat ini meskipun ada kenaikan harga dan peluncuran produk baru.
Rabu, 15 Februari 2023
Equity World | Harga Emas Stabil, Menanti Sentimen Suku Bunga AS
Equity World | Harga Emas Stabil, Menanti Sentimen Suku Bunga AS
Equity World | Jakarta, Harga emas bergerak stabil pada hari Selasa lawan dolar AS, karena pejabat Federal Reserve AS tetap hawkish pada kenaikan suku bunga. Sementara kekhawatiran permintaan mengirim paladium katalis otomatis meluncur ke level terlemah sejak Agustus 2019.
Dikutip dari CNBC, Rabu (15/2/2023), harga emas di pasar spot hampir datar di USD 1.852,94 per ons. Emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi menetap di USD 1.851,80.
Data menunjukkan CPI AS naik 6,4 persen dalam 12 bulan hingga Januari – kenaikan terkecil sejak Oktober 2021. Bulan lalu, CPI naik 0,5 persen, juga sesuai dengan ekspektasi.
Harga emas naik sebanyak 0,8 persen pada hari Selasa setelah dolar AS jatuh ke level terendah dua minggu, tetapi mata uang pulih, membuat emas lebih mahal untuk pembeli di luar negeri.
Suku Bunga AS
Masih ada kekhawatiran bahwa Fed mungkin merasa perlu untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga dan melawan tekanan inflasi, yang akan membebani emas, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Setelah data IHK, Presiden Fed Richmond Thomas Barkin dan Presiden Federal Reserve Dallas Lorie Logan keduanya mengatakan bank sentral perlu fokus untuk menurunkan inflasi ke target 2 persen.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga kebijakannya setidaknya dua kali lebih banyak ke kisaran 5%-5,25%, dengan pasar keuangan mempertahankan peluang yang sama untuk kenaikan seperempat poin lebih lanjut di musim panas.
Bullion sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang untuk memegang aset dengan hasil nol.
Selasa, 14 Februari 2023
Equity World | Saham Asia-Pasifik Pagi Diperdagangkan Lebih Tinggi, Selasa (14/02)
Equity World | Saham Asia-Pasifik Pagi Diperdagangkan Lebih Tinggi, Selasa (14/02)
Equity World | Saham Asia-Pasifik diperdagangkan lebih tinggi, Selasa (14/02) karena investor menunggu rilis laporan indeks harga konsumen AS, yang akan membentuk langkah Federal Reserve ke depan.
Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,63% pada jam pertama perdagangan karena investor mengantisipasi rilis survei sentimen konsumen negara itu untuk bulan Februari.
Nikkei 225 berjangka di Chicago sedikit naik di 27.720, sementara mitranya di Osaka berdiri di 27.700, lebih tinggi dari penutupan terakhir di 27.427,32.
Yen Jepang berdiri di 132,33 melawan dolar AS menjelang pencalonan gubernur Bank Jepang berikutnya yang diharapkan pemerintah Jepang.
Nikkei melaporkan minggu lalu bahwa Kazuo Ueda akan dinominasikan untuk posisi gubernur Bank of Japan.
Singapura akan merilis anggarannya untuk tahun 2023 hari ini, karena menteri keuangan Lawrence Wong menjanjikan langkah-langkah tambahan untuk mendukung perekonomian di lingkungan inflasi.
India juga diperkirakan akan merilis data inflasinya di kemudian hari setelah negara tersebut melihat harga naik 5,7% secara tahunan di bulan Desember. Rupee India berada di posisi 82,59 melawan dolar AS.
Semalam di Wall Street, indeks utama ditutup lebih tinggi, mendapatkan kembali pijakannya setelah S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami penurunan mingguan terburuk dalam hampir dua bulan.
Senin, 13 Februari 2023
Equity World | Saham Asia-Pasifik Pagi Diperkirakan Akan Anjlok, Senin (13/02)
Equity World | Saham Asia-Pasifik Pagi Diperkirakan Akan Anjlok, Senin (13/02)
Equity World | Saham-saham di Asia-Pasifik diperkirakan jatuh pada hari Senin (13/02) karena investor menantikan rilis data ekonomi penting selama seminggu, termasuk indeks harga konsumen AS yang akan menentukan langkah Federal Reserve ke depan.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones berharap untuk melihat kenaikan 6,2% pada bulan Januari secara tahunan, setelah membukukan kenaikan 5,7% pada bulan Desember.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,24% pada jam pertama perdagangannya. S&P/NZX 50 turun 0,21% karena Selandia Baru bersiap untuk dampak lebih lanjut dari siklon tropis Gabrielle.
Yen Jepang berdiri di 131,61 melawan dolar AS, terus bergejolak setelah laporan Nikkei bahwa pemerintah Jepang akan mencalonkan Kazuo Ueda sebagai gubernur Bank Jepang berikutnya menggantikan Haruhiko Kuroda.
Kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 27.545 sedangkan mitranya di Osaka berada di 27.590, lebih rendah dari Nikkei 225 penutupan terakhir di 27.670,98.
Hasil pada obligasi pemerintah Jepang 10 tahun mencapai 0,498%, melayang di sekitar batas atas BOJ dari kisaran toleransinya.
Singapura dijadwalkan untuk merilis produk domestik bruto untuk kuartal keempat tahun 2022 di kemudian hari. Ekonom yang disurvei oleh Reuters berharap melihat pertumbuhan 2,3% dibandingkan tahun lalu, dan ekspansi 0,3% dari kuartal terakhir. Dolar Singapura berdiri di $1,33 melawan greenback.
Saham di Wall Street mengakhiri minggu pada hari Jumat dengan S&P 500 naik 0,2% dan Nasdaq Composite turun 0,61% — kedua indeks membukukan minggu terburuk sejak Desember setelah serangkaian pendapatan perusahaan dan pembicara Federal Reserve mengulangi pesan hawkish mereka bahwa ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjinakkan inflasi. Dow ditutup hampir 170 poin lebih tinggi.
Pembacaan indeks harga konsumen untuk bulan Januari, yang mengikuti harga sejumlah besar barang sebagai pengukur inflasi, akan dirilis hari Selasa. Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan kenaikan 0,4% pada IHK utama setiap bulan dan kenaikan 6,2% dari tahun sebelumnya.
Pengamat pasar juga mengharapkan pembacaan CPI untuk membantu mendikte langkah selanjutnya Federal Reserve pada suku bunga. Bank sentral terakhir menerapkan kenaikan suku bunga 25 basis poin, sementara Ketua Fed Jerome Powell mencatat inflasi mulai turun tetapi masih ada cara untuk pergi.
Emmanuel Cau, seorang analis di Barclays, mengatakan data inflasi kemungkinan akan menjadi katalis pasar ke depan.
Alphabet kehilangan kapitalisasi pasar sekitar $165 miliar selama dua hari
Ini merupakan minggu yang berat bagi Google-parent Alphabet, karena langkah AI baru-baru ini perusahaan gagal mengesankan investor. Saham turun sekitar 9% minggu ini, dengan laju penurunan mingguan terbesar sejak November.
Prospek konsumen membaik di bulan Februari, meskipun prospek inflasi juga naik
Sentimen konsumen telah meningkat pada bulan Februari tetapi begitu juga ekspektasi inflasi jangka pendek, menurut pengukur yang diawasi ketat.
Pembacaan awal Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan adalah 66,4 untuk bulan ini, naik dari 64,9 pada Januari dan di depan ekspektasi Dow Jones untuk 65,1. Indeks kondisi saat ini melonjak menjadi 72,6 dari 68,4 pada bulan Januari, sedangkan indeks ekspektasi masa depan turun tipis menjadi 62,3, turun dari 62,7.
Jumat, 10 Februari 2023
Equity World | Kecuali Nikkei, Bursa Asia Dibuka Lesu Lagi
Equity World | Kecuali Nikkei, Bursa Asia Dibuka Lesu Lagi
Equity World | Mayoritas bursa Asia-Pasifik kembali dibuka melemah pada perdagangan Jumat (10/2/2023), jelang rilis data inflasi China pada periode Januari 2023.
Per pukul 08:30 WIB, hanya indeks Nikkei 225 Jepang yang menguat yakni sebesar 0,76%. Sedangkan sisanya melemah. Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,3%, Shanghai Composite China turun 0,12%, Straits Times Singapura terkoreksi 0,49%, ASX 200 Australia terpangkas 0,66%, dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,89%.
Dari China, data inflasi consumer price index (CPI) dan producer price index (PPI) periode Januari 2023 akan dirilis pada pagi hari ini. Konsensus Trading Economics memperkirakan CPI China pada bulan lalu diprediksi naik menjadi 2,2% (year-on-year/yoy) dan 0,7% (month-to-month/mtm).
Sedangkan, PPI China pada bulan lalu diprediksi membaik menjadi -0,5% (yoy), dari sebelumnya pada Desember 2022 sebesar -0,7%, berdasarkan polling dari Trading Economics.
Data inflasi China akan dipantau ketat oleh pelaku pasar di Asia-Pasifik, sebagai bentuk dari dampak pembukaan kembali perekonomian China, setelah selama tiga tahun melawan pandemi Covid-19.
Sementara itu dari Australia, investor menunggu pernyataan bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) tentang kebijakan moneter kedepannya. Awal pekan ini, RBA kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,25%.
Bursa Asia-Pasifik cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street kemarin yang ditutup kembali lesu.
Indeks Dow Jones ditutup melemah 0,73%, S&P 500 merosot 0,88%, dan Nasdaq Composite ambles 1,02%.
Padahal di pembukaan perdagangan kemarin, Wall Street sempat menghijau. Dow Jones naik 0,7%, S&P 500 0,8%, dan Nasdaq melesat 1,4%.
Wall Street sebagai kiblat bursa saham dunia, kembali merosot, tentunya memberikan sentimen negatif ke pasar Asia hari ini.
"Wall Street tidak bisa mempertahankan mood yang bagus. Beberapa trader melihat The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diperkirakan pasar," kata Ed Moya, analis pasar di Oanda, sebagaimana dilansir CNBC Internasional.
Anjloknya saham Alphabet sebesar 4%, disusul dengan Meta 3% ikut menyeret Wall Street. Saham Disney yang sebelumnya menguat di awal perdagangan juga berbalik turun.
Kemudian, data yang dirilis dari AS menunjukkan klaim tunjangan pengangguran sebanyak 196.000 sepanjang pekan lalu, naik dari 13.000 dari pekan sebelumnya.
Rilis data ini membuat pelaku pasar melihat pasar tenaga kerja mulai melemah, tetapi pelaku pasar masih banyak yang was-was menanti rilis data inflasi pekan depan.
Sebab, jika inflasi kembali menanjak, ada risiko bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan kembali agresif menaikkan suku bunga. Hal ini juga diutarakan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell
"Kenyataannya kami bertindak berdasarkan data. Jadi jika kita terus melihat data, misalnya pasar tenaga kerja yang kuat atau inflasi yang kembali meninggi, itu akan membuat kami kembali menaikkan suku bunga dan bisa saja lebih tinggi dari yang diprediksi sebelumnya," ujar Powell.
Hasil polling dari Refinitiv menujukkan inflasi AS berdasarkan CPI tumbuh 0,5% pada Januari dari bulan sebelumnya (mtm). Ini berkebalikan dengan Desember 2022 yang terjadi deflasi (penurunan harga) sebesar 0,1% (mtm).
Selain itu, CPI inti juga diprediksi tumbuh 0,4% (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan Desember 0,3% (mtm).
Ekspektasi pasar terkait suku bunga The Fed kembali naik.
Sebelumnya berdasarkan perangkat FedWatch CME Group, pelaku pasar melihat puncak suku bunga The Fed tidak akan lebih dari 5%. Tetapi kini, ekspektasi tersebut kembali ke awal yakni 5% - 5,25%.
Bahkan, ada probabilitas sebesar 31% suku bunga The Fed berada di 5,25% - 5,5% pada Juni 2023. Probabilitas ini tentunya bisa semakin meningkat jika inflasi di AS kembali menunjukkan kenaikan.
Jika The Fed menaikkan suku bunga ke level itu, maka Amerika Serikat diprediksi akan mengalami resesi.
Kamis, 09 Februari 2023
Equity World | Wall Street Melorot Setelah Rally Baru-baru Ini, Saham Alphabet Rontok
Equity World | Wall Street Melorot Setelah Rally Baru-baru Ini, Saham Alphabet Rontok
Equity World | Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu (8/2), memangkas sebagian keuntungan pada sesi sebelumnya. Saham-saham yang berfokus pada teknologi memimpin penurunan.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 207,68 poin atau 0,61% ke level 33.949,01, S&P 500 turun 46,14 poin atau 1,11% ke level 4.117,86 dan Nasdaq Composite turun 203,27 poin atau 1,68% ke level 11.910,52.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,62 miliar saham, dengan rata-rata 11,93 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Seluruh sektor di S&P 500 turun, dengan sektor layanan komunikasi turun 4,1%, sektor teknologi turun 1,3% dan sektor utilitas turun 1,7%.
Indeks Nasdaq dan S&P melorot dipicu penurunan saham Alphabet yang melorot hingga 7,7% setelah AI Chatbot Bard yang baru memberi jawaban salah dalam iklan online.
Di sisi lain, pejabat Federal Reserve pada Rabu mengatakan akan lebih banyak kenaikan suku bunga karena bank sentral AS tetap berupaya mengendalikan inflasi.
Pejabat Fed Christopher Waller mengatakan inflasi tampaknya bersiap untuk terus melambat tahun ini tetapi perjuangan bank sentral AS untuk mencapai target inflasi sebesar 2% mungkin akan menjadi perjuangan yang panjang, sehingga memerlukan kebijakan moneter tetap ketat lebih lama dari yang diantisipasi.
Saham menguat pada hari Selasa setelah sesi Gubernur Fed Jerome Powell di hadapan Economic Club of Washington, di mana dia mengatakan suku bunga mungkin perlu bergerak lebih tinggi dari yang diharapkan jika ekonomi AS tetap kuat, tetapi mengatakan dia merasa proses disinflasi sedang berlangsung.
"Setelah pergerakan seperti ini dan pergerakan ke valuasi yang pasti di kubu yang lebih kaya, Anda perlu memiliki lebih banyak bukti untuk menjaga pasar naik lebih tinggi," kata Quincy Krosby, kepala strategi global di LPL Financial di Charlotte, Carolina Utara.
Investor khawatir tentang seberapa agresif langkah Fed tahun ini setelah laporan pekerjaan AS yang mengejutkan kuat pada hari Jumat.
Mereka juga khawatir tentang laporan pendapatan yang beragam dari perusahaan AS di musim laporan keuangan ini. Dengan hasil dari lebih dari setengah perusahaan S&P 500, pendapatan diperkirakan masih akan menurun dari tahun ke tahun pada kuartal keempat tahun 2022, menurut data IBES dari Refinitiv.
Investor juga mencerna komentar dari pidato kenegaraan Presiden Joe Biden Selasa malam, ketika dia mendukung seruan untuk mengenakan pajak buyback saham perusahaan.
Rabu, 08 Februari 2023
Equity World | Bursa Asia Beragam, IHSG Paling Cerah
Equity World | Bursa Asia Beragam, IHSG Paling Cerah
Equity World | Jakarta, Bursa Asia-Pasifik ditutup beragam pada perdagangan Selasa (7/2/2023), di mana investor mencerna kenaikan suku bunga bank sentral Australia pada hari ini yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Indeks Hang Seng Hong Kong ditutup menguat 0,36% ke posisi 21.298,699, Shanghai Composite China bertambah 0,29% ke 3.248,09, KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,55% ke 2.451,71, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melesat 0,89% menjadi 6.935,3.
Sedangkan untuk indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun tipis 0,03% ke 27.685,5, Straits Times Singapura terkoreksi 0,15% ke 3.380,84, dan ASX 200 Australia melemah 0,46% ke 7.504,1.
Dari Australia, bank sentral (Reserve Bank of Australia/RBA) menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 3,35% pada hari ini. Ini merupakan level tertinggi dalam satu dekade terakhir.
Meski tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, tetapi kenaikan suku bunga RBA ini sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
RBA menegaskan kembali bahwa kenaikan lebih lanjut akan diperlukan. Bank sentral Negeri Kanguru tersebut juga membatalkan pedoman yang dikeluarkan sebelumnya.
Setelah melakukan pertemuan kebijakan untuk Februari, RBA mengatakan inflasi inti lebih tinggi dari yang diharapkan. Suku bunga yang lebih tinggi diperlukan untuk memastikan bahwa inflasi kembali ke target 2%-3%.
Meski pasar telah memprediksi kenaikan ini, tetapi mereka sempat mengkhawatirkan risiko kenaikan yang lebih besar mengingat data inflasi yang di luar ekspektasi.
Ini menjadi kenaikan kesembilan sejak Mei tahun lalu. Secara keseluruhan, suku bunga acuan RBA telah dinaikkan sebanyak 325 bp.
Di lain sisi, bervariasinya bursa Asia-Pasifik pada hari ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar yang muncul kembali setelah dirilisnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang masih cukup kuat pada pekan lalu.
Secara mengejutkan perekonomian Paman Sam mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 517 ribu orang sepanjang Januari 2023, berdasarkan data dari Departemen Tenaga Kerja AS. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi di atas survei Reuters sebanyak 185 ribu orang,
Kemudian, tingkat pengangguran yang diprediksi naik menjadi 3,6% malah turun menjadi 3,4%. Rata-rata upah per jam masih tumbuh 4,4% (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari prediksi 4,3%.
Dalam kondisi normal, pasar tenaga kerja yang kuat, tingkat pengangguran yang turun, serta rata-rata upah per jam yang naik cukup tinggi adalah kabar baik. Tetapi dalam kondisi saat ini itu menjadi berita buruk.
Pasar tenaga kerja yang kuat, begitu juga dengan rata-rata upah berisiko membuat inflasi semakin sulit turun ke target bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sebesar 2%.
Artinya ada risiko The Fed kembali akan agresif menaikkan suku bunga dan suku bunga tinggi ditahan lebih lama lagi.
Untuk diketahui, pasar saat ini melihat puncak suku bunga The Fed di kisaran 4,75% - 5%, artinya akan naik 25 basis poin lagi dari level saat ini. Selain itu, The Fed juga diperkirakan akan memangkas suku bunganya di akhir tahun nanti.
Selasa, 07 Februari 2023
Equity World | Wall Street Turun pada Senin (6/2), Investor Menunggu Sinyal Lanjutan The Fed
Equity World | Wall Street Turun pada Senin (6/2), Investor Menunggu Sinyal Lanjutan The Fed
Equity World | JAKARTA. Wall Street melemah di awal pekan ini. Investor mempertimbangkan kemungkinan bahwa Federal Reserve mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk mulai memangkas suku bunga.
Senin (6/2), Dow Jones Industrial Average berakhir turun 34,99 poin atau 0,10% ke 33.891,02. Indeks S&P 500 kehilangan 25,5 poin atau 0,62% menjadi 4.110,98 dan Nasdaq Composite turun 119,51 poin atau 1% menjadi 11.887,45.
Trader Wall Street mencermati pidato pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) minggu ini, termasuk Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa. Investor akan memantau setiap perubahan dalam retorika bank sentral setelah data pekan lalu menunjukkan aktivitas jasa yang kuat pada bulan Januari serta pertumbuhan pekerjaan yang kuat.
"Pasar mendapat laporan ledakan pekerjaan dan orang-orang harus menilai kembali prospek Fed dan ekonomi. Besok akan menarik untuk melihat apakah Powell melanjutkan transformasinya dari hawk ke dove," kata Brian Jacobsen, ahli strategi investasi senior di Allspring Global Investments kepada Reuters.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen kemarin mengatakan bahwa AS dapat menghindari resesi karena inflasi turun sementara pasar tenaga kerja tetap kuat.
Setelah terpukul pada tahun 2022, Wall Street telah pulih dengan kuat pada tahun 2023. Penguatan Wall Street sejak awal tahun dipimpin oleh saham-saham pertumbuhan megacap di tengah harapan jangka pendek bahwa Fed akan meredam kenaikan suku bunga yang agresif. Pengetatan yang mengendur ini dapat mengurangi tekanan pada valuasi saham.
Pelaku pasar uang sekarang melihat suku bunga acuan memuncak di 5,1% pada bulan Juli. Prediksi ini sejalan dengan apa yang telah didukung oleh sebagian besar pembuat kebijakan berulang kali.
Imbal hasil nota Treasury AS 10 tahun memperpanjang kenaikan ke level tertinggi empat minggu. Di sisi perusahaan, analis memperkirakan pendapatan kuartal keempat perusahaan S&P 500 turun 2,8%, menurut Refinitiv.
Bertentangan dengan tren keseluruhan, harga saham Tesla Inc naik 2,5% setelah juri AS pada hari Jumat memutuskan CEO Elon Musk dan perusahaannya tidak bersalah menyesatkan investor ketika Musk tweeted pada tahun 2018 bahwa ia telah "mendapatkan dana" untuk membeli saham Tesla untuk go private perusahaan kendaraan listrik ini.
Saham meme, seperti AMC Entertainment dan Gamestop, juga menguat di akhir sesi, masing-masing berakhir 11,8% dan 7,2% lebih tinggi.
Harga saham China yang terdaftar di AS seperti Pinduoduo Inc turun 1,9% karena kekhawatiran geopolitik. Jet tempur militer AS menembak jatuh balon mata-mata China di lepas pantai Carolina Selatan pada hari Sabtu.
Sebagian besar dari 11 indeks sektor utama S&P 500 berada di zona merah, kecuali utilitas dan kebutuhan pokok konsumen.
Senin, 06 Februari 2023
Equity World | Wall Street Sepekan Tunjukkan Optimisme Investor di 2023
Equity World | Wall Street Sepekan Tunjukkan Optimisme Investor di 2023
Equity World | Bursa Saham AS, Wall Street sepekan menunjukkan tahun yang optimis. Pasar ekuitas berada di atas keuntungan, meski ada kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan kembali mengetatkan kebijakan moneter yang dapat membuat ekonomi terjun ke resesi.
Namun kinerja ekuitas di bulan Januari, seperti terlihat di pol grafik "golden cross" S&P 500 menunjukkan lebih banyak saham ke level tertinggi daripada posisi terendah baru.
Sinyal semacam itu jauh dari satu-satunya indikator yang digunakan pelaku pasar untuk membuat keputusan investasi, dan bukan merupakan bukti yang sangat mudah.
Prospek yang menurun pada perusahaan raksasa seperti Amazon dan Microsoft dan meningkatnya jumlah pekerjaan menjadi hawkish bahwa The Fed akan menyuntikkan catatan ketidakpastian baru ke pasar. Meskipun S&P 500 tetap naik 7,7% di 2023.
"Kami pikir ini adalah gambaran sehat yang dilukis di sini," kata Kepala Strategi Pasar Carson Group,Ryan Detrick, dilansir dari Reuters, Senin (6/2/2023).
S&P 500 naik 6,2% sepanjang Januari 2023. Hal tersebut didorong harapan bahwa Fed akan mampu menahan lonjakan inflasi tanpa merusak perekonomian.
Menurut Analisis Data CFRA Research, ketika S&P 500 naik pada Januari, pasar telah naik pada periode Februari-Desember sebanyak 83% dengan rata-rata kenaikan 11 bulan lebih dari 11%.
Namun, kenaikan Januari setelah tahun penurunan diikuti oleh kenaikan 23,1% dari Februari hingga Desember dengan tingkat keberhasilan 92%.
"Terlepas dari reli baru-baru ini yang mungkin membuat saham relatif mahal, rekam jejak menunjukkan bahwa mungkin kami memiliki beberapa potensi kenaikan," kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall.
Sementara itu, pengamat mencatat rata-rata pergerakan 50 hari S&P 500 naik di atas rata-rata pergerakan 200 hari pada hari Kamis, sebuah pola yang dikenal sebagai golden cross.
Sejak 1950, S&P 500 telah menghasilkan pengembalian rata-rata 12 bulan sebesar 10,5% setelah salib emas terbentuk, sedangkan pengembalian tahunan rata-rata keseluruhan sejak tahun 1950 adalah 9,1%.
Namun, ketika salib emas muncul karena rata-rata pergerakan 200 hari menurun - seperti sekarang - pengembalian rata-rata 12 bulan untuk S&P 500 melonjak menjadi 16,8%.
"Golden cross baru-baru ini menambah bukti teknis yang berkembang dari perubahan tren untuk S&P 500 dan selanjutnya meningkatkan kemungkinan pasar bearish terendah yang ditetapkan pada bulan Oktober," kata Turnquist dalam sebuah posting.
Adapun Willie Delwiche, seorang ahli strategi investasi di All Star Charts, mengatakan kelima indikator pada daftar pasar bullishnya terpenuhi pada bulan Januari, termasuk volume naik dan metrik selera risiko, sesuatu yang tidak terjadi sekali pada tahun 2022.
Salah satu indikator tersebut menunjukkan lebih banyak saham di New York Stock Exchange dan Nasdaq membuat tertinggi baru 52 minggu daripada terendah -- tanda bahwa reli dipimpin oleh berbagai saham, bukan sekelompok kelas berat. Itu terjadi berkali-kali di bulan Januari seperti yang terjadi sepanjang tahun 2022, kata Delwiche.
Namun, beberapa investor percaya bahwa saham mungkin telah berkembang pesat.
Jumat, 03 Februari 2023
Equity World | Pasar Asia Dibuka Mixed Setelah Reli Wall Street
Equity World | Pasar Asia Dibuka Mixed Setelah Reli Wall Street
Equity World | TOKYO, Saham di Asia Pasifik dibuka mixed pada Jumat (3/2) setelah reli Wall Street didorong oleh saham teknologi. Saham Meta melonjak 23%, menandai hari terbaiknya sejak 2013 setelah melihat laporan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan.
Nikkei 225 di Jepang naik 0,28% dan Topix turun 0,09%. Di Korea Selatan, Kospi juga turun 0,06% pada pembukaan sementara Kosdaq naik sedikit.
Indeks Manajer Pembelian Jasa au Jibun Bank Jepang untuk Januari 2023 dijadwalkan akan diterbitkan, setelah empat bulan pembacaan yang menandai pertumbuhan.
Di Australia, S&P/ ASX 200 naik 0,17% karena investor menunggu data perumahan untuk Desember 2023.
Indeks manajer pembelian layanan Caixin Tiongkok akan diterbitkan di kemudian hari. Singapura akan merilis penjualan ritelnya untuk bulan terakhir 2022.
Kekayaan bersih pendiri dan ketua Adani Group Gautam Adani turun lebih dalam semalam dan sekarang duduk di #21 di Bloomberg Billionaires Index. Dia kehilangan total kekayaan bersih US$ 59,2 miliar tahun ini menjadi US$ 63,1 miliar pada penutupan pasar Kamis (2/2).
S&P 500 Ditutup Lebih Tinggi
S&P 500 ditutup lebih tinggi pada Kamis setelah naik ke level terbaiknya dalam lima bulan. Indeks pasar yang lebih luas melonjak 1,47%, sementara Nasdaq Composite yang padat teknologi naik 3,25%.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average berkinerja buruk, turun 39,02 poin atau 0,11%.
Kamis, 02 Februari 2023
Equity World | IHSG Unjuk Gigi ke 6.862 Usai Rilis Data Inflasi
Equity World | IHSG Unjuk Gigi ke 6.862 Usai Rilis Data Inflasi
Equity World | Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 6.862 pada Rabu (1/2). Indeks saham menguat 22,91 poin atau plus 0,34 persen dari perdagangan sebelumnya.
Mengutip RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp11.039 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 18.721 miliar saham.
Pada penutupan kali ini, 283 saham menguat, 220 terkoreksi, dan 220 lainnya stagnan.
Selaras, indeks sektoral mayoritas hijau. delapan dari 11 sektor menguat dipimpin transportasi sebesar 1,86 persen. Sementara tiga sektor lainnya melemah dipimpin energi sebesar 0,42 persen.
Nilai tukar rupiah pada pukul 15.10 WIB tampak menguat 0,54 persen di level Rp14.970 per dolar AS.
Beralih ke bursa asing, bursa saham Amerika kompak perkasa. Indeks S&P 500 plus 1,46 persen disusul indeks NASDAQ Composite pun ikut bangkit 1,67 persen. Indeks NYSE Composite juga menguat 1,37 persen.
Serupa, bursa saham Eropa terpantau menguat. Hanya indeks FTSE 100 di Inggris minus 0,17 persen. Sementara, indeks DAX di Jerman bangkit tipis di 0,01 persen disusul indeks CAC 40 di Prancis dengan persentase 0,01 persen.
Kemudian, bursa saham Asia juga kompak loyo. Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat di 0,07 persen. Sementara indeks Hang Seng Composite di Hong Kong perkasa di 1,19 persen disusul indeks Kospi di Korea Selatan ikut plus 1,02 persen.
Rabu, 01 Februari 2023
Equity World | Harga Emas Naik 5% di Januari, Keputusan Suku Bunga Pekan Ini Menentukan Arah
Equity World | Harga Emas Naik 5% di Januari, Keputusan Suku Bunga Pekan Ini Menentukan Arah
Equity World | JAKARTA. Harga emas bergerak tipis-tipis di pekan pengumuman suku bunga tiga bank sentral utama dunia. Rabu (1/2), harga emas spot turun tipis 0,04% ke US$ 1.927,50 per ons troi.
Sedangkan harga emas kontrak April 2023 di Commodity Exchange melemah 0,12% ke US$ 1.942,9 per ons troi.
Harga emas spot melesat 5,72% sepanjang bulan Januari ke US$ 1.928,36 per ons troi dari posisi akhir 2022 yang masih ada di US$ 1.824,02 per ons troi. Sedangkan harga emas berjangka menguat 5,6% sepanjang Januari 2023.
Harga emas menguat dalam tiga bulan berturut-turut, dibantu oleh dolar yang lebih lemah secara keseluruhan dan ekspektasi seputar kenaikan suku bunga yang lebih lambat dari Federal Reserve AS. Sementara dolar menuju kerugian bulanan keempat berturut-turut, membuat emas batangan lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya.
"Pasar memiliki begitu banyak risiko yang didorong oleh peristiwa sepanjang minggu ini dan investor harus memperhatikan hal itu. Harga emas cenderung tidak stabil," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago kepada Reuters.
Keputusan kebijakan bank sentral AS dijadwalkan pada 02.00 WIB pada Kamis (2/1), diikuti oleh konferensi pers dari Gubernur Fed Jerome Powell.
Para trader memperkirakan kenaikan suku bunga Fed 25 basis poin ke kisaran 4,5%-4,75%. Mereka memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya di 4,9% pada bulan Juni. Selain itu, European Central Bank (ECB) dan Bank of England diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Kamis.
Suku bunga yang lebih rendah cenderung bermanfaat untuk emas batangan, mengurangi biaya peluang untuk memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, analis dan pedagang telah menaikkan prediksi mereka untuk harga emas. Tetapi pelaku pasar memperkirakan suku bunga tinggi akan membatasi reli.
"Mengingat bagaimana pasar mengharapkan FOMC, BoE dan ECB untuk bergerak, fokusnya kemungkinan besar pada apa yang mereka katakan daripada tindakan yang mereka ambil," kata Lukman Otunuga, analis riset senior di FXTM, dalam sebuah catatan.
Pasar juga menunggu laporan penggajian AS hari Jumat untuk bulan Januari. Pelemahan pasar tenaga kerja berpotensi menurunkan inflasi lebih lanjut.