Rabu, 15 Oktober 2025

Equityworld Futures | Harga Minyak Acuan Ditutup Anjlok 1,5%, Level Terburuk dalam 5 Bulan

Equityworld Futures | Harga Minyak Acuan Ditutup Anjlok 1,5%, Level Terburuk dalam 5 Bulan

Equityworld Futures | Harga minyak ditutup melemah 1,5% akibat peringatan Badan Energi Internasional (IEA) mengenai kelebihan pasokan yang besar pada tahun 2026, dan juga karena ketegangan perdagangan yang terus berlanjut antara Amerika Serikat (AS) dan China. 

Equityworld Futures | Reli Harga Emas Tak Terbendung Tembus USD 4.100, Pasar Tunggu Langkah Fed

Selasa (14/10/2025), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup turun 93 sen atau 1,5% menjadi US$ 62,39 per barel.  

Sejalan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2025 ditutup melemah 1,3%, atau 79 sen ke US$ 58,70 per barel.  

Kedua kontrak tersebut berada pada level terendah dalam lima bulan.

Pada sesi sebelumnya, Brent ditutup menguat 0,9%, dan WTI AS ditutup naik 1%.

Pasar minyak dunia menghadapi surplus yang lebih besar tahun depan, hingga mencapai 4 juta barel per hari karena produsen dan pesaing OPEC+ meningkatkan produksi sementara permintaan tetap lesu, prediksi Badan Energi Internasional (IEA).

Pada hari Senin, laporan bulanan OPEC+, kurang pesimis dibandingkan pandangan IEA. Laporan tersebut menyatakan bahwa kekurangan pasokan pasar minyak akan menyusut pada tahun 2026, karena aliansi OPEC+ yang lebih luas melanjutkan peningkatan produksi yang direncanakan.

Namun, para eksekutif di perusahaan-perusahaan minyak besar dan rumah dagang terkemuka mengatakan mereka memperkirakan pasar minyak global akan menguat dalam jangka menengah hingga panjang, pulih dari pelemahan jangka pendek.

"Ketegangan terbaru antara AS dan China juga akan menjadi titik tekanan bagi minyak mentah karena ekonomi Tiongkok bisa dipertanyakan jika ketegangan terus berlanjut," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Analis UBS Giovanni Staunovo mengatakan, sentimen penghindaran risiko telah menguat karena ketegangan perdagangan membebani sentimen dan laporan IEA yang pesimis. 

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, pada hari Senin bahwa Presiden Donald Trump tetap berkomitmen untuk bertemu dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, di Korea Selatan bulan ini. Washington dan Beijing berupaya meredakan ketegangan terkait ancaman tarif dan kontrol ekspor.

Namun, pekan lalu, China memperluas kontrol ekspor logam tanah jarang dan Trump mengancam akan mengenakan tarif 100% dan pembatasan ekspor perangkat lunak mulai 1 November.  

Beijing juga mengumumkan sanksi pada hari Selasa terhadap lima anak perusahaan pembuat kapal Korea Selatan, Hanwha Ocean, yang terkait dengan AS, sementara AS dan Tiongkok akan mulai mengenakan biaya pelabuhan tambahan kepada perusahaan pelayaran laut.

Spread minyak berjangka Brent enam bulan diperdagangkan pada premi terkecil sejak awal Mei, sementara spread WTI berada pada titik tersempitnya sejak Januari 2024.

Backwardation yang menyempit, istilah pasar untuk pengiriman langsung yang mendapatkan premi lebih tinggi daripada pengiriman selanjutnya, menunjukkan bahwa para pedagang menghasilkan lebih sedikit keuntungan dari penjualan minyak di pasar spot karena pasokan jangka pendek dianggap melimpah. 

Demo Ewf  

Demo Equityworld

Selasa, 14 Oktober 2025

Equityworld Futures | Sikap Trump ke China Melunak, Wall Street Naik Tajam

Equityworld Futures | Sikap Trump ke China Melunak, Wall Street Naik Tajam

Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street ditutup menguat tajam, dipimpin kenaikan saham Broadcom dan saham teknologi lainnya, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melunak terhadap China.

Equityworld Futures | Harga Emas Rekor! Sektor Ini Menang Banyak

Sentimen positif muncul setelah Menteri Keuangan AS (Menkeu) Scott Bessent menyatakan dalam wawancara dengan Fox Business Network bahwa Trump berencana bertemu dengan rekannya dari China di Korea Selatan untuk meredakan gesekan dagang yang memuncak pekan lalu.

S&P 500 naik 1,56% ke 6.654,72 poin, Nasdaq bertambah 2,21% menjadi 22.694,61 poin, dan Dow Jones Industrial Average meningkat 1,29% ke 46.067,58 poin. 10 dari 11 sektor S&P 500 menguat, dipimpin teknologi informasi, diikuti konsumsi diskresioner naik 2,29%.

“AI terus menjadi penggerak momentum, dan wajar investor membeli di saat koreksi. Tetapi kewaspadaan tetap perlu selama sengketa Trump dengan China belum terselesaikan,” kata kepala strategi investasi CFRA Research, Sam Stovall, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/10/2025).

Saham teknologi terkait AI menjadi pendorong utama rebound. Broadcom melonjak hampir 10% setelah bekerja sama dengan OpenAI untuk memproduksi prosesor artificial intelligence pertama di internal startup tersebut.

Musim laporan kuartalan dimulai dengan JPMorgan Chase, Goldman Sachs, Citigroup, dan Wells Fargo, yang menjadi perhatian investor untuk menggambarkan dampak tarif terhadap perusahaan besar AS.

Saham yang menguat lebih banyak daripada saham melemah di indeks S&P 500 dengan rasio 2,5:1. Volume perdagangan relatif ringan, tercatat 18,2 miliar saham diperdagangkan dibandingkan rata-rata 20,2 miliar saham selama 20 sesi terakhir.

Demo Ewf  

Demo Equityworld

Senin, 13 Oktober 2025

Equityworld Futures | Harga Minyak Global Rebound, Pasar Cermati Sinyal Damai Dagang AS-China

Equityworld Futures | Harga Minyak Global Rebound, Pasar Cermati Sinyal Damai Dagang AS-China

Equityworld Futures | Harga minyak dunia terpantau menguat pada awal pekan setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuka peluang damai dagang dengan China, meredakan ketegangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia. 

Equityworld Futures | XAU/USD Naik ke Dekat $4.050,00 saat Tarif 100% Trump Memicu Permintaan Safe-Haven

Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (13/10/2025) harga minyak jenis Brent kontrak Desember naik 0,9% menjadi US$63,32 per barel pada perdagangan Senin pagi (13/10/2025) waktu Singapura. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman November menguat 1% menjadi US$59,48 per barel. 
Kenaikan ini terjadi setelah Brent sempat merosot 3,8% pada Jumat lalu—penurunan harian terbesar sejak Agustus—karena kekhawatiran akan eskalasi perang dagang baru antara AS dan China. 

Trump pada Jumat (10/10) mengumumkan tarif tambahan 100% untuk produk asal China serta pembatasan ekspor perangkat lunak strategis yang akan berlaku mulai 1 November. Langkah tersebut diambil setelah Beijing menetapkan biaya pelabuhan baru untuk kapal AS dan pembatasan ekspor tanah jarang serta material penting lainnya.

Namun, pada Minggu (12/10/2025), Trump melunakkan nada dengan menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi, sementara Beijing menyerukan agar Washington kembali ke meja perundingan dan memperingatkan akan membalas jika ancaman tarif terus berlanjut. 

“Kami akan baik-baik saja dengan China,” ujar Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One pada Senin dini hari waktu Asia. Meski begitu, tarif baru tetap dijadwalkan mulai berlaku pada 1 November.

Trump juga mengungkapkan tengah mempertimbangkan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina, yang dapat meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak dari anggota OPEC+. 

Menurut Haris Khurshid, Chief Investment Officer Karobaar Capital LP yang berbasis di Chicago, pergerakan harga minyak saat ini lebih bersifat teknikal ketimbang fundamental. 
Khursid mengatakan, pasar sebelumnya sudah memperkirakan skenario terburuk, sehingga nada yang lebih lembut dari Trump memberi ruang napas bagi harga minyak 

“Namun ini tampak seperti rebound posisi jangka pendek, bukan perubahan arah yang nyata. Kenaikan bisa cepat hilang jika tidak ada kemajuan nyata dalam negosiasi dagang," jelasnya. 

Sementara itu, keputusan China untuk mengenakan biaya tambahan pada kapal berbendera AS telah menyebabkan pembatalan mendadak sejumlah pengiriman, termasuk kapal tanker minyak, sehingga mendorong lonjakan tarif pengiriman 
Pajak baru yang mulai berlaku 14 Oktober ini mencerminkan kebijakan serupa yang diterapkan Washington terhadap kapal China, seiring upaya AS menekan dominasi Beijing dalam logistik dan industri galangan kapal global. 

Langkah-langkah tersebut menambah ketidakpastian terhadap prospek harga minyak yang telah melemah dalam dua pekan terakhir, di tengah meningkatnya pasokan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Peningkatan produksi itu dikhawatirkan akan memperparah kelebihan pasokan yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun. 

Sementara itu, gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas sedikit meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah, yang menjadi sumber sepertiga produksi minyak dunia.

Demo Ewf  

Demo Equityworld

Jumat, 10 Oktober 2025

Equityworld Futures | Ikut Wall Street, Bursa Asia Dibuka Loyo

Equityworld Futures | Ikut Wall Street, Bursa Asia Dibuka Loyo

Equityworld Futures | Pasar saham Asia-Pasifik mayoritas dibuka melemah pada perdagangan Jumat (10/10/2025), mengikuti penurunan di Wall Street ketika investor menilai kondisi ekonomi global.

Equityworld Futures | Harga Emas Menguat Jumat (10/10) Pagi, Menuju Kenaikan Mingguan Kedelapan Beruntun

Melansir CNBC.com, pergerakan negatif terjadi di tengah kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan dan ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat.

Indeks acuan Jepang Nikkei 225 turun 0,33%, sementara Topix melemah lebih dalam sebesar 0,92%. Di Korea Selatan, indeks Kospi justru menguat 0,66% setelah pasar kembali dibuka usai libur, namun indeks berkapitalisasi kecil Kosdaq terkoreksi 0,37%.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga bergerak negatif dengan penurunan sebesar 0,26%. Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih rendah di level 26.354 dibandingkan penutupan sebelumnya di 26.752,59.

Dari Amerika Serikat, ketiga indeks utama Wall Street kompak melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mundur dari rekor tertinggi intraday baru, mengambil jeda dari reli sebelumnya di tengah berlanjutnya penutupan sebagian pemerintahan AS.

Indeks S&P 500 ditutup turun 0,28% ke level 6.735,11, sementara Nasdaq Composite melemah 0,08% ke posisi 23.024,63. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 243,36 poin atau 0,52% dan berakhir di level 46.358,42.

Demo Ewf  

Demo Equityworld