Equityworld Futures | Harga Emas Akhirnya Tumbang, Yakin Masih Bisa Terbang?
Equityworld Futures | Harga emas akhirnya terkoreksi usai mencetak rekor tertinggi baru. Harga emas melemah di tengah sebagian investor melakukan aksi taking profit. Akan tetapi harga emas diproyeksikan masih terus memuncak mendekati keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan memangkas suku bunganya.
Equityworld Futures | Harga Emas Kembali Menguat, Pasar Menanti Data Inflasi AS
Pada perdagangan Selasa (9/9/2025), harga emas dunia turun 0,25% di level US$3.626,14 per troy ons. Pelemahan terjadi usai harga emas mencapai rekor tertingginya pada perdagangan intraday di level US$3.673,95 per troy ons.
Pelemahan sekaligus memutus rekor lonjakan harga emas dalam dua hari beruntun.
Pada perdagangan hari ini Rabu (10/9/2025) hingga pukul 06.41 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,28% di posisi US$3.636,44 per troy ons.
Emas sempat melanjutkan reli rekornya pada perdagangan Selasa sebelum akhirnya ditutup melemah. Harga emas masih di jalur bullish, didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga AS yang akan segera terjadi pada bulan September, sementara investor menantikan data inflasi yang akan dirilis minggu ini.
Penurunan harga emas masih cukup wajar karena aksi taking profit usai menguat signifikan dalam jangka waktu pendek. Akan tetapi harga emas masih di jalur uptrend dan diproyeksikan akan terus reli jelang keputusan The Fed.
"Reli ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mulai memangkas suku bunga, kemungkinan paling cepat pada bulan September," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.
Menurut perangkat CME FedWatch, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang 92% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin minggu depan, dengan beberapa juga bertaruh pada penurunan yang lebih besar sebesar 50 basis poin.
Proyeksi ini datang setelah data pertumbuhan lapangan kerja AS menunjukkan pelemahan tajam pada Agustus. Suku bunga yang lebih rendah menekan dolar dan imbal hasil obligasi, meningkatkan daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Indeks dolar (DXY) naik pada perdagangan kemarin Selasa (9/9/2025) dengan menguat 0,34% di level 97,78, tetapi berada di dekat level terendah tujuh minggu terhadap mata uang utama lainnya. Sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun juga naik 0,69% di level 4,07%, setelah mencapai level terendah lima bulan sebelumnya.
Saat ini investor tengah menunggu data harga produsen AS yang akan dirilis pada hari ini, Rabu (10/9/2025) dan data harga konsumen pada hari Kamis (11/9/2025) untuk isyarat penurunan suku bunga lebih lanjut menjelang pertemuan The Fed pada minggu depan.
"Jika ekonomi AS sedikit melemah, itu pada dasarnya berarti kita dapat melihat lebih banyak aliran ke kelas aset non-standar seperti emas untuk melindungi nilai tukar dari potensi penurunan tersebut," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
Emas batangan, yang melampaui US$3.600 per troy ons pada hari Senin, telah mencapai beberapa rekor tertinggi tahun ini, didorong oleh melemahnya dolar, pembelian yang kuat oleh bank sentral, kebijakan moneter yang dovish, dan meningkatnya ketidakpastian global.
"Kami sangat optimis bahkan pada harga US$3.600 per troy ons, kami pikir pasar akan terus menguat karena kami tidak melihat adanya pergeseran yang akan terjadi terkait kebijakan tarif, hubungan perdagangan (atau) geopolitik," ujar John Ciampaglia, CEO Sprott Asset Management.
Rabu, 10 September 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Akhirnya Tumbang, Yakin Masih Bisa Terbang?
Selasa, 09 September 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Rally ke $3.650 di Tengah Permintaan Safe-Haven dan Taruhan Pelonggaran The Fed
Equityworld Futures | Harga Emas Rally ke $3.650 di Tengah Permintaan Safe-Haven dan Taruhan Pelonggaran The Fed
Equityworld Futures | Emas (XAU/USD) memulai minggu dengan catatan bullish yang mengesankan, melonjak ke rekor tertinggi baru di atas $3.600 per ons pada hari Senin. Pergerakan ini melanjutkan rally minggu lalu di tengah keyakinan yang semakin meningkat bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan moneternya di bulan September, sebuah perubahan yang kini diperlakukan pasar sebagai kepastian mendekati setelah serangkaian data pasar tenaga kerja AS yang lemah. Logam kuning ini telah naik sekitar 38% sejauh tahun ini, menegaskan daya tariknya yang kuat saat investor berbondong-bondong mencari aset safe-haven.
Equityworld Futures | Sejarah Dunia: Harga Emas Tembus Level Baru US$ 3.600: Pesta Lagi!
Pada saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di sekitar $3.635, memasuki wilayah yang belum terpetakan karena Dolar AS (USD) yang secara umum lebih lemah dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter The Fed yang akan segera terjadi menjaga permintaan tetap tinggi. Rilis ekonomi minggu lalu mengonfirmasi bahwa pasar tenaga kerja AS kehilangan momentum. Seperti yang ditunjukkan oleh laporan Nonfarm Payrolls (NFP) pada hari Jumat, ekonomi AS hanya menambah 22 Ribu pekerjaan di bulan Agustus, jauh di bawah prakiraan 75 Ribu, sementara Tingkat Pengangguran naik menjadi 4,3%, tertinggi sejak akhir 2021. Ketua The Fed Jerome Powell, dalam pernyataannya di Jackson Hole pada akhir Agustus, memperingatkan bahwa "risiko penurunan terhadap ketenagakerjaan semakin meningkat," menggambarkan pasar tenaga kerja dalam "jenis keseimbangan yang aneh" di mana baik pasokan maupun permintaan untuk pekerja sedang melemah.
Selain itu, sentimen yang lebih luas terus memberikan dukungan kuat kepada Emas. Bank-bank sentral global terus menambah cadangan mereka untuk mendiversifikasi dari Dolar AS dan Treasury di tengah kekhawatiran terhadap inflasi, menurunnya kepercayaan terhadap pengambil kebijakan, dan ancaman terhadap independensi The Fed. Pada saat yang sama, ketegangan geopolitik dan friksi perdagangan global yang sedang berlangsung menambah permintaan safe-haven, memperkuat peran Emas sebagai penyimpan nilai saat harga tetap mendekati level rekor.
Senin, 08 September 2025
Equityworld Futures | Wall Street Melemah Usai Data Tenaga Kerja AS Jeblok
Equityworld Futures | Wall Street Melemah Usai Data Tenaga Kerja AS Jeblok
Equityworld Futures | Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Jumat (5/9), tertekan data tenaga kerja yang menunjukkan pelemahan signifikan. Investor menimbang risiko ekonomi dengan peluang pemangkasan suku bunga agresif oleh Federal Reserve (The Fed) bulan ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Makin Panas, Siap-Siap Tembus Rekor Tertinggi Lagi
Mengutip Reuters pada Senin (8/9), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penciptaan lapangan kerja hanya 22.000 pada Agustus 2025, jauh di bawah ekspektasi 75.000. Laporan ini menegaskan tanda-tanda pasar tenaga kerja melambat.
“Laporan penggajian hari ini mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja dan membenarkan penurunan suku bunga pada pertemuan Fed akhir bulan ini,” kata Bill Merz, Head of Capital Markets Research and Portfolio Construction di U.S. Bank Asset Management, Minneapolis.
Meski dibuka menguat dan sempat mencetak rekor baru, ketiga indeks utama berbalik arah dan ditutup melemah. Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 220,43 poin atau sebesar 0,48 persen ke 45.400,86. S&P 500 (.SPX) terkoreksi 20,58 poin atau 0,32 persen ke 6.481,50, dan Nasdaq Composite (.IXIC) melemah tipis 7,31 poin atau 0,03 persen ke 21.700,39.
Secara mingguan, Dow Jones turun 0,3 persen, S&P 500 naik 0,3 persen, dan Nasdaq naik 1,1 persen.
CEO IG North America, Pete Mulmat menilai pasar masih cukup tangguh. "Dibutuhkan lebih dari satu set data yang buruk agar kita dapat menyingkirkan pasar ini pada titik ini,” ujar dia.
Ekspektasi pemangkasan suku bunga menjadi katalis positif. Data London Stock Exchange Group (LSEG) menunjukkan pasar futures menilai peluang 93 persen The Fed memangkas 25 basis poin pada 16-17 September, bahkan 7 persen memperkirakan pemangkasan lebih agresif 50 basis poin.
Sektor real estate mendapat sentimen positif dengan kenaikan 1 persen, sementara Philadelphia Housing Index (.HGX) melonjak 2,1 persen.
Saham Broadcom melonjak 9,4 persen berkat pesanan chip AI senilai USD 10 miliar dari pelanggan baru. Namun, pelemahan saham lain seperti Kenvue yang anjlok 9,3 persen dan Lululemon yang ambles 18,6 persen setelah memangkas proyeksi laba menahan laju indeks.
Di New York Stock Exchange (NYSE), saham naik melampaui yang turun dengan rasio 1,87 banding 1, dengan 508 saham mencetak rekor tertinggi baru dan 64 saham mencatat terendah baru. Pada Nasdaq, rasio saham naik-turun 1,42 banding 1.
Volume perdagangan di bursa AS mencapai 16,95 miliar saham, lebih tinggi dari rata-rata 16,05 miliar dalam 20 hari terakhir.
Rabu, 03 September 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Imbas Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed
Equityworld Futures | Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa, Imbas Ekspektasi Pemangkasan Bunga The Fed
Equityworld Futures | Harga emas dunia naik lebih dari 1 persen pada akhir perdagangan Selasa (2/9/2025) atau Rabu (3/9/2025) pagi WIB. Emas menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan kemarin.
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Cetak Rekor Baru, Sentuh Level $3,544 per Ons
Lonjakan ini didorong menguatnya permintaan emas seiring meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed), serta adanya risiko politik dan ekonomi.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 1,5 persen menjadi 3.529,01 dollar AS per ons, setelah sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 3.529,93 dollar AS per ons pada awal perdagangan.
Adapun sepanjang tahun 2025, harga emas di pasar spot tercatat sudah menguat 34,5 persen.
Sementara harga emas berjangka AS untuk kontrak pengiriman Desember ditutup naik 2,2 persen ke 3.592,20 dollar AS per ons.
"Pasar emas memasuki periode musiman yang kuat, ditambah dengan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada pertemuan The Fed September ini. Kami melihat rekor baru masih mungkin tercipta,” kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia Standard Chartered Bank.
Pasar kini memperkirakan hampir 92 persen peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed tanggal 17 September 2025 mendatang, menurut data CME FedWatch.
Dalam lingkungan suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil biasanya lebih diminati investor.
Para analis juga menilai rekor kenaikan emas tahun ini didukung pula pembelian yang berkelanjutan oleh bank sentral, melemahnya dollar AS, diversifikasi portofolio dari dollar AS, serta permintaan aset aman atau safe haven di tengah ketegangan geopolitik dan perdagangan global.
Selain faktor ekonomi, ketidakpastian politik AS juga memperkuat daya tarik emas.
Presiden AS Donald Trump belakangan ini berselisih dengan The Fed, termasuk mendorong pencopotan Gubernur The Fed Lisa Cook, yang kini tengah menempuh jalur hukum. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terhadap independensi bank sentral AS.
"Tuduhan terhadap Cook merupakan peringatan yang jelas bagi anggota FOMC lainnya untuk tunduk pada tekanan pemerintah terkait penurunan suku bunga yang substansial. Situasi seperti ini membuat emas semakin menarik,” tulis Commerzbank dalam catatan risetnya.
Selanjutnya, perhatian investor tertuju pada rilis data tenaga kerja non-pertanian (nonfarm payrolls/NFP) AS pada Jumat mendatang. Data ini akan menjadi petunjuk penting mengenai seberapa besar peluang pemangkasan suku bunga pada bulan September.
"Jika data ketenagakerjaan lemah minggu ini, maka dapat memicu kembali diskusi seputar kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 50 bps," kata Zain Vawda, analis di MarketPulse oleh OANDA.