Equityworld Futures | Harga Minyak Global Rebound, Pasar Cermati Sinyal Damai Dagang AS-China
Equityworld Futures | Harga minyak dunia terpantau menguat pada awal pekan setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump membuka peluang damai dagang dengan China, meredakan ketegangan antara dua konsumen minyak terbesar dunia.
Equityworld Futures | XAU/USD Naik ke Dekat $4.050,00 saat Tarif 100% Trump Memicu Permintaan Safe-Haven
Berdasarkan data Bloomberg pada Senin (13/10/2025) harga minyak jenis Brent kontrak Desember naik 0,9% menjadi US$63,32 per barel pada perdagangan Senin pagi (13/10/2025) waktu Singapura. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) pengiriman November menguat 1% menjadi US$59,48 per barel.
Kenaikan ini terjadi setelah Brent sempat merosot 3,8% pada Jumat lalu—penurunan harian terbesar sejak Agustus—karena kekhawatiran akan eskalasi perang dagang baru antara AS dan China.
Trump pada Jumat (10/10) mengumumkan tarif tambahan 100% untuk produk asal China serta pembatasan ekspor perangkat lunak strategis yang akan berlaku mulai 1 November. Langkah tersebut diambil setelah Beijing menetapkan biaya pelabuhan baru untuk kapal AS dan pembatasan ekspor tanah jarang serta material penting lainnya.
Namun, pada Minggu (12/10/2025), Trump melunakkan nada dengan menyatakan kesediaannya untuk bernegosiasi, sementara Beijing menyerukan agar Washington kembali ke meja perundingan dan memperingatkan akan membalas jika ancaman tarif terus berlanjut.
“Kami akan baik-baik saja dengan China,” ujar Trump kepada wartawan di pesawat Air Force One pada Senin dini hari waktu Asia. Meski begitu, tarif baru tetap dijadwalkan mulai berlaku pada 1 November.
Trump juga mengungkapkan tengah mempertimbangkan pengiriman rudal jelajah jarak jauh Tomahawk ke Ukraina, yang dapat meningkatkan risiko gangguan pasokan minyak dari anggota OPEC+.
Menurut Haris Khurshid, Chief Investment Officer Karobaar Capital LP yang berbasis di Chicago, pergerakan harga minyak saat ini lebih bersifat teknikal ketimbang fundamental.
Khursid mengatakan, pasar sebelumnya sudah memperkirakan skenario terburuk, sehingga nada yang lebih lembut dari Trump memberi ruang napas bagi harga minyak
“Namun ini tampak seperti rebound posisi jangka pendek, bukan perubahan arah yang nyata. Kenaikan bisa cepat hilang jika tidak ada kemajuan nyata dalam negosiasi dagang," jelasnya.
Sementara itu, keputusan China untuk mengenakan biaya tambahan pada kapal berbendera AS telah menyebabkan pembatalan mendadak sejumlah pengiriman, termasuk kapal tanker minyak, sehingga mendorong lonjakan tarif pengiriman
Pajak baru yang mulai berlaku 14 Oktober ini mencerminkan kebijakan serupa yang diterapkan Washington terhadap kapal China, seiring upaya AS menekan dominasi Beijing dalam logistik dan industri galangan kapal global.
Langkah-langkah tersebut menambah ketidakpastian terhadap prospek harga minyak yang telah melemah dalam dua pekan terakhir, di tengah meningkatnya pasokan dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya. Peningkatan produksi itu dikhawatirkan akan memperparah kelebihan pasokan yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun.
Sementara itu, gencatan senjata rapuh antara Israel dan Hamas sedikit meredakan kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan dari kawasan Timur Tengah, yang menjadi sumber sepertiga produksi minyak dunia.
Senin, 13 Oktober 2025
Equityworld Futures | Harga Minyak Global Rebound, Pasar Cermati Sinyal Damai Dagang AS-China
Jumat, 10 Oktober 2025
Equityworld Futures | Ikut Wall Street, Bursa Asia Dibuka Loyo
Equityworld Futures | Ikut Wall Street, Bursa Asia Dibuka Loyo
Equityworld Futures | Pasar saham Asia-Pasifik mayoritas dibuka melemah pada perdagangan Jumat (10/10/2025), mengikuti penurunan di Wall Street ketika investor menilai kondisi ekonomi global.
Equityworld Futures | Harga Emas Menguat Jumat (10/10) Pagi, Menuju Kenaikan Mingguan Kedelapan Beruntun
Melansir CNBC.com, pergerakan negatif terjadi di tengah kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan dan ketidakpastian fiskal di Amerika Serikat.
Indeks acuan Jepang Nikkei 225 turun 0,33%, sementara Topix melemah lebih dalam sebesar 0,92%. Di Korea Selatan, indeks Kospi justru menguat 0,66% setelah pasar kembali dibuka usai libur, namun indeks berkapitalisasi kecil Kosdaq terkoreksi 0,37%.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 juga bergerak negatif dengan penurunan sebesar 0,26%. Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pembukaan yang lebih rendah di level 26.354 dibandingkan penutupan sebelumnya di 26.752,59.
Dari Amerika Serikat, ketiga indeks utama Wall Street kompak melemah pada perdagangan Kamis waktu setempat. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mundur dari rekor tertinggi intraday baru, mengambil jeda dari reli sebelumnya di tengah berlanjutnya penutupan sebagian pemerintahan AS.
Indeks S&P 500 ditutup turun 0,28% ke level 6.735,11, sementara Nasdaq Composite melemah 0,08% ke posisi 23.024,63. Adapun indeks Dow Jones Industrial Average turun 243,36 poin atau 0,52% dan berakhir di level 46.358,42.
Kamis, 09 Oktober 2025
Equityworld Futures | Rekor US$ 4.000 Lewat: Harga Emas Diramal Makin Liar, Tembus US$5.000?
Equityworld Futures | Rekor US$ 4.000 Lewat: Harga Emas Diramal Makin Liar, Tembus US$5.000?
Equityworld Futures | Tak ada hentinya, harga emas terus menyentuh level-level baru dengan puncak tertinggi sepanjang masa. Harga emas berhasil menembus level di atas US$4.000 per troy ons, didorong oleh investor yang terus mencari aset yang aman seperti emas.
Equityworld Futures | Harga Emas Tembus Rekor Baru!
Pada perdagangan Rabu (8/10/2025), harga emas dunia naik 1,36% di level US$4.037,9 per troy ons. Posisi ini menjadi tertinggi sepanjang masa dan berhasil membuat emas mencapai level psikologis baru.
Harga emas menyentuh level psikologis baru di US$ 4.000 pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Harga emas pun makin tidak terbendung.
Harga emas sudah mencetak rekor selama empat hari beruntun dan menguat 4,7% pada periode tersebut.
Pada perdagangan hari ini Kamis (9/10/2025) hingga pukul 06.28 WIB, harga emas dunia di pasar spot melemah 0,57% di posisi US$4.014,99 per troy ons.
Harga emas melonjak melewati level US$4.000 per troy ons untuk pertama kalinya pada perdagangan Rabu seiring ketidakpastian geopolitik dan ekonomi yang meluas, serta ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) yang mendorong investor beralih ke aset safe haven.
Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai penyimpan nilai di masa ketidakstabilan, telah naik 54% sepanjang tahun ini, setelah naik 27% pada tahun 2024. Emas merupakan salah satu aset dengan kinerja terbaik di tahun 2025, melampaui kenaikan di pasar ekuitas global dan bitcoin serta kerugian dolar AS dan minyak mentah.
Reli emas didorong oleh berbagai faktor, termasuk ekspektasi penurunan suku bunga AS, meningkatnya ketidakpastian politik dan ekonomi, pembelian yang kuat oleh bank sentral, arus masuk yang besar ke ETF yang didukung emas, dan melemahnya dolar.
Matthew Piggott, direktur emas dan perak di Metals Focus, menjelaskan harga emas memang sangat diuntungkan oleh banyak faktor.
"Kekuatan emas mencerminkan latar belakang makroekonomi dan geopolitik yang sangat positif bagi aset-aset safe haven, ditambah kekhawatiran terhadap aset-aset safe haven tradisional lainnya," ujar Piggott, direktur emas dan perak di Metals Focus, kepada Reuters.
"Dengan faktor-faktor ini yang berlanjut hingga 026, kami gagal melihat katalis apa pun bagi emas untuk kembali menguat secara signifikan saat ini. Namun, kami memperkirakan emas akan terus menguat sepanjang tahun dan mencoba menantang level US$5.000 per troy ons." imbuhnya.
Penutupan pemerintah AS memasuki hari kedelapan pada hari Rabu, menunda rilis data ekonomi utama dan memaksa investor untuk mengandalkan sumber non-pemerintah untuk menilai waktu dan ruang lingkup pemotongan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).
Pasar memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed mendatang, dengan penurunan serupa diperkirakan terjadi pada bulan Desember.
Krisis global, seperti konflik Timur Tengah dan perang di Ukraina, telah memicu permintaan emas batangan, sementara gejolak politik di Prancis dan Jepang mendorong pelarian ke emas.
Secara global, arus masuk ke ETF emas mencapai US$64 miliar tahun ini, menurut data dari World Gold Council, dengan rekor US$17,3 miliar pada bulan September saja.
Secara teknis, Relative Strength Index (RSI) emas berada di angka 88, menunjukkan logam tersebut sedang jenuh beli.
"Saya memperkirakan harga emas akan mencapai US$4.300 per ons dalam enam bulan ke depan, seiring dengan pelemahan dolar AS yang diperkirakan berlanjut. Secara keseluruhan, kondisi makroekonomi dan geopolitik saat ini mendukung kenaikan harga emas."," ujar Michael Langford, Chief Investment Officer Scorpion Minerals.
Rabu, 08 Oktober 2025
Equityworld Futures | Minat Tinggi, Harga Emas Mendekati Rekor Baru Lagi
Equityworld Futures | Minat Tinggi, Harga Emas Mendekati Rekor Baru Lagi
Equityworld Futures | Harga emas dunia (XAU/USD) melanjutkan reli ke dekat USD3.990 selama awal perdagangan sesi Asia pada Rabu, 8 Oktober 2025. Ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, risiko geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi memberikan dukungan bagi logam mulia ini. Para pedagang akan mengawasi risalah rapat FOMC yang akan dirilis nanti pada Rabu.
Equityworld Futures | Harga Emas Tembus US$ 4.000 di Pasar Amerika, Diramal Makin Menggila
Reli logam kuning ini didorong oleh aliran safe haven seiring dengan penutupan pemerintah AS yang memasuki minggu kedua. Penutupan yang sedang berlangsung telah menunda rilis data ekonomi penting, termasuk data Nonfarm Payrolls (NFP) AS, yang berpotensi mempersulit pengambilan keputusan The Fed.
Federal Reserve AS (The Fed) secara luas diprakirakan akan memangkas suku bunga federal funds sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan Oktober, menurunkan kisaran target menjadi 3,75 hingga 4,00 persen.
Pasar keuangan kini memprakirakan kemungkinan hampir 83 persen pemangkasan suku bunga The Fed tambahan pada bulan Desember, menurut Alat FedWatch CME, meskipun ini kemungkinan akan bergantung pada data yang dirilis sebelum itu. Suku bunga yang lebih rendah dapat mengurangi biaya peluang untuk memegang Emas, mendukung logam mulia yang tidak berimbal hasil ini.
Gejolak politik di Prancis dan Jepang
Kemenangan mengejutkan Sanae Takaichi dalam pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (Liberal Democratic Party/LDP) menandai titik balik penting bagi kebijakan dan prospek pasar Jepang serta mendorong mundur penentuan waktu yang mungkin untuk kenaikan suku bunga Bank of Japan (BoJ) berikutnya.
Di Prancis, Perdana Menteri baru Sebastien Lecornu dan pemerintahnya mengundurkan diri pada hari Senin, beberapa jam setelah dilantik, memperdalam krisis politik di negara tersebut.
Melihat ke depan, risalah rapat FOMC akan diawasi dengan ketat nanti di hari ini, karena mungkin memberikan beberapa petunjuk tentang jalur suku bunga AS. Setiap tanda sentimen hawkish dari The Fed dapat mengangkat Dolar AS (USD) dan membebani harga komoditas berdenominasi USD dalam waktu dekat.