Equityworld Futures | Wall Street Menguat di Tengah Kabar Shutdown Pemerintahan AS
Equityworld Futures | Tiga indeks saham Amerika Serikat (AS) Wall Street menguat pada Selasa (30/9) pada perdagangan yang bergejolak, bahkan saat investor bersiap menghadapi penutupan (shutdown) pemerintahan AS yang akan menunda laporan ekonomi utama dan mengaburkan prospek kebijakan suku bunga Federal Reserve.
Equityworld Futures | Harga Emas Ngebut Tanpa Rem: Setiap Hari Pecah Rekor, Kapan Berhenti?
Dikutip dari Reuters, Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 81,82 poin atau 0,18 persen menjadi 46.397,89. S&P 500 (.SPX) naik 27,25 poin atau 0,41 persen menjadi 6.688,46, dan Nasdaq Composite (.IXIC) naik 68,86 poin atau 0,31 persen menjadi 22.660,01.
Untuk bulan ini, S&P 500 naik 3,53 persen, persentase kenaikan September terbesar sejak 2010, sementara untuk kuartal ini naik 7,79 persen, kenaikan kuartal III terbesar sejak 2020.
Selama kuartal III, Nasdaq naik 11,24 persen, kenaikan kuartal III terbesar sejak 2010 dan Dow naik 5,22 persen. Secara bulanan, Nasdaq naik 5,61 persen dan Dow naik 1,87 persen, kenaikan September terbesar sejak 2019.
Di antara 11 sektor industri utama S&P 500, sektor kesehatan menjadi yang terdepan, dengan kenaikan sebesar 2,45 persen. Pfizer (PFE.N) adalah yang paling tinggi, melonjak 6,8 persen setelah Trump mengatakan akan memangkas harga semua obat resep dalam program Medicaid untuk warga Amerika berpenghasilan rendah sebagai imbalan keringanan tarif.
Dalam saham individu, pembuat chip Wolfspeed (WOLF.N) melonjak 29 persen sehari setelah keluar dari kebangkrutan. Firefly Aerospace (FLY.O) sahamnya anjlok 20,7 persen menyusul kecelakaan pengujian yang menghancurkan pendorong inti untuk roket Alpha.
Saham Lamb Weston (LW.N) naik 4,3 persen setelah pembuat produk kentang beku itu mengalahkan perkiraan analis untuk pendapatan dan laba kuartal pertama.
Tanpa tanda-tanda berakhirnya kebuntuan di Washington, Presiden AS Donald Trump memperingatkan anggota Kongres dari Partai Demokrat bahwa penutupan pemerintah federal pada tengah malam akan memungkinkan pemerintahannya mengambil tindakan yang tidak dapat diubah, termasuk menutup program-program penting bagi mereka.
Meskipun penutupan sebelumnya hanya berdampak terbatas pada pasar, beberapa analis memperingatkan bahwa kali ini bisa lebih mengganggu, mengingat kondisi ekonomi yang rapuh.
Sebelumnya pada hari Selasa, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan lowongan kerja sedikit meningkat pada bulan Agustus, sementara perekrutan dan PHK menurun. Data lain menunjukkan kepercayaan konsumen AS menurun lebih besar dari perkiraan pada bulan September.
Data pekerjaan terbaru tidak menunjukkan kehilangan pekerjaan yang signifikan, tetapi Mark Luschini, kepala strategi investasi di Janney Montgomery Scott di Philadelphia, mengatakan, "Pasar ini sangat seimbang dan dapat berubah arah dengan sangat cepat."
Ia mengatakan bahwa perpaduan kepemimpinan pasar dari sektor-sektor defensif seperti layanan kesehatan (.SPXHC), dan kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS), bersama dengan sektor seperti industri (.SPLRCI) menunjukkan kurangnya keyakinan yang signifikan.
Saham indeks Rata-Rata Transportasi Dow Jones (.DJT) turun 0,4 persen dengan maskapai penerbangan memimpin penurunan akibat ancaman penutupan pemerintah. Southwest Airlines (LUV.N) turun 2,6 persen, sementara United Airlines (UAL.O) kehilangan 2,2 persen.
Sebuah kelompok yang mewakili maskapai-maskapai besar AS telah memperingatkan bahwa penutupan sebagian pemerintah federal dapat membebani penerbangan Amerika dan memperlambat penerbangan, karena pengontrol lalu lintas udara dan petugas keamanan akan dipaksa bekerja tanpa bayaran dan fungsi-fungsi lainnya akan dihentikan.
Sebagai persiapan menghadapi penutupan, Departemen Transportasi AS mengatakan lebih dari 11.000 karyawan di Administrasi Penerbangan Federal, sekitar seperempat dari stafnya, akan dirumahkan jika pendanaan pemerintah berakhir pada tengah malam, sementara lebih dari 13.000 pengontrol lalu lintas udara akan diminta untuk tetap bekerja tanpa dibayar hingga penutupan berakhir.
Sebelumnya pada hari itu, Wakil Ketua The Fed Philip Jefferson memperingatkan bahwa pasar kerja dapat menghadapi tekanan tanpa dukungan bank sentral. Sementara Presiden Fed Boston Susan Collins mengatakan dia terbuka terhadap pemotongan suku bunga tambahan.
Di bursa saham AS, 18,56 miliar saham berpindah tangan pada hari Selasa, dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 18,38 miliar selama 20 sesi terakhir.
Rabu, 01 Oktober 2025
Equityworld Futures | Wall Street Menguat di Tengah Kabar Shutdown Pemerintahan AS
Selasa, 30 September 2025
Equityworld Futures | Jangan Kaget! Harga Emas Akhir Tahun Bisa Tembus Segini
Equityworld Futures | Jangan Kaget! Harga Emas Akhir Tahun Bisa Tembus Segini
Equityworld Futures | Harga emas terus melambung tinggi mencapai level tertinggi sepanjang sejarah atau all-time high (ATH). Ketidakpastian ekonomi imbas tensi geopolitik, perang dagang, hingga kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve alias The Fed, dinilai menjadi biang kerok melonjaknya harga logam mulia ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Akhirnya Tembus Rekor US$3.800, Tertinggi Sepanjang Masa!
Bahkan untuk nilai logam mulia Antam yang menjadi patokan harga emas di Indonesia, hari ini sudah mencapai Rp 2.198.000 per gram. Namun apakah harga emas ini akan terus melambung tinggi atau malah turun dan mulai terkoreksi?
Pengamat Ekonomi Mata dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan nilai logam mulia akan terus naik. Kondisi ini utamanya dipengaruhi oleh pergerakan harga emas dunia yang diperkirakan terus menguat.
Ia menjelaskan penguatan harga emas global ini utamanya dipengaruhi dua faktor, yakni kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kerap menjadi poros perdagangan dan ekonomi dunia, serta kedua akibat dari tensi geopolitik berkepanjangan.
Dari sisi perekonomian AS terdapat perang dagang, rencana penurunan suku bunga The Fed, hingga melemahnya pasar tenaga kerja Negeri Paman Sam jadi pendorong utama. Sementara dari faktor geopolitik, banyaknya konflik bersenjata di area Timur Tengah antara Israel melawan Palestina, serta di Eropa antara Rusia dengan Ukraina yang didukung NATO menjadi biang Keroknya.
"Nah ketegangan ini yang membuat harga emas berlanjut. Sekarang sudah hampir mendekati US$ 3.800 per troy ons, tinggal US$ 7 lagi," kata Ibrahim kepada detikcom.
Ia memperkirakan harga emas dunia bisa mencapai US$ 3.850 per troy ons hingga akhir 2025, sehingga harga emas di Indonesia yang mengikuti harga global akan ikut naik di atas Rp 2.300.000 per gram.
"Di akhir tahun, kemungkinan besar di bulan Oktober-November US$ 3.850 per troy ons akan tercapai. Jadi, karena perang dagang ini luar biasa, bayangkan 100%, semua negara berdampak semua oleh Trump. Nah sedangkan Trump sendiri menjabat sampai tahun 2028," paparnya.
Belum lagi dalam perdagangan domestik di Indonesia, harga emas ikut terkerek imbas pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Ditambah harga emas global yang terus mengalami kenaikan seperti sekarang ini, membuat lanjut harga emas domestik jadi sangat tinggi.
"Jadi kenapa sih kalau harga logam mulia itu naik ya karena rupiahnya melemah kan. Rupiah kemarin melemah cukup tajam Ya bahkan hampir mendekati level Rp 16.800 kan. Akhirnya pada saat harga emas dunia naik rupiah melemah, ini yang membuat harga logam mulia terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan," terang Ibrahim.
Senin, 29 September 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Tembus USD 3.790, Analis Ramal Reli Berlanjut
Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Tembus USD 3.790, Analis Ramal Reli Berlanjut
Equityworld Futures | Harga emas global terus menunjukkan ketangguhan di tengah dinamika pasar. Sepanjang pekan terakhir September 2025, logam mulia ini berhasil mempertahankan reli penguatan dan bahkan mencatat level tertinggi mingguan.
Equityworld Futures | Harga Emas Terus Naik, Hampir Sentuh US$3.800
Melansir Kitco News, Minggu (28/9/2025), emas spot dibuka pada level USD 3.687,74 per ons sebelum sempat menembus USD 3.700. Penguatan berlanjut di sesi Asia dan Eropa, hingga saat perdagangan Amerika Utara dibuka harga naik ke USD 3.717 per ons. Momentum ini terus berlanjut sampai penutupan bursa, dengan harga emas ditutup di USD 3.745 per ons.
Upaya emas menembus level USD 3.760 per ons sempat tertahan, namun harga tetap menguat mendekati USD 3.790 per ons, level tertinggi dalam sepekan. Kondisi ini memunculkan optimisme baru di kalangan analis terhadap prospek emas jangka pendek.
Sentimen Analis Masih Bullish
Survei mingguan Kitco News menunjukkan mayoritas analis di Wall Street masih bersikap bullish. Dari 19 analis yang berpartisipasi, 84% memproyeksikan harga emas akan naik pekan depan, sementara sisanya memperkirakan bergerak sideways.
“Emas masih dalam tren naik sekuler terhadap semua mata uang,” kata Darin Newsom, Analis Pasar Senior di Barchart.com.
Jumat, 26 September 2025
Equityworld Futures | Wall Street Kompak Turun 3 Hari Beruntun, Ada Apa?
Equityworld Futures | Wall Street Kompak Turun 3 Hari Beruntun, Ada Apa?
Equityworld Futures | Indeks-indeks saham utama Wall Street kembali kompak ditutup melemah pada perdagangan Kamis (25/9/2025). Ini melanjutkan penurunan tiga hari beruntun karena tertekan oleh penurunan tajam saham Oracle dan kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS.
Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis, Perak Melesat: Tapi Jangan Bahagia Dulu
Dikutip dari CNBC internasional, indeks S&P 500 turun 0,50% ke level 6.604,72. Nasdaq Composite terkoreksi 0,50% ke 22.384,70. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average melemah 173,96 poin (0,38%) ke posisi 45.947,32.
Saham Oracle anjlok 5% dan mencatat penurunan tiga hari berturut-turut. Tekanan ini muncul setelah munculnya keraguan atas prospek bisnis kecerdasan buatan (AI) yang selama ini mendorong reli saham Oracle. Hingga penutupan Kamis, harga saham Oracle sudah turun hampir 16% dari level tertingginya.
Penurunan semakin tajam setelah Rothschild & Co Redburn memberi rekomendasi sell pada saham Oracle, bahkan memprediksi potensi koreksi hingga 40%. Analis menilai pasar terlalu melebih-lebihkan kontribusi kesepakatan AI terbaru terhadap bisnis inti cloud Oracle.
“Oracle memang mengalami reli luar biasa. Koreksi seperti ini wajar mengingat valuasi yang sudah melonjak terlalu cepat,” kata Senior Portfolio Manager di Globalt Investments Keith Buchanan sembari mengaku skeptis terhadap proyeksi pertumbuhan infrastruktur cloud Oracle.
Selain Oracle, saham Tesla juga termasuk laggard dengan penurunan 4%.
Di sisi lain, kenaikan imbal hasil obligasi AS ikut menekan saham teknologi. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sempat menyentuh 4,2% setelah data klaim pengangguran mingguan turun lebih baik dari perkiraan.
Departemen Tenaga Kerja AS mencatat klaim tunjangan pengangguran turun menjadi 218 ribu, lebih rendah dari proyeksi 235 ribu.