Equityworld Futures | Perang Iran-Israel Pengaruhi Harga Emas
Equityworld Futures | Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memproyeksikan harga emas dunia masih berpotensi terkoreksi atau menurun, meskipun terbatas. Hal ini berkaitan dengan ketegangan geopolitik dan perang dagang saat ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Menggila! Siap Tembus US$ 3.500 Usai Serangan AS ke Iran
Menurut Lukman, ada dua faktor utama jangka pendek yang saat ini menjadi faktor penentu arah harga emas dunia, yakni perkembangan situasi geopolitik Iran-Israel dan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). "Keduanya masih penuh ketidakpastian dan bisa menekan harga emas apabila situasi berubah membaik," kata Lukman kepada Tempo, dikutip Ahad, 22 Juni 2025.
Menurut dia, saat ini investor cenderung mengambil sikap wait and see. Di sisi lain, ada pula sebagian yang memilih melakukan aksi ambil untung oleh kemungkinan deal nuklir AS-Iran dan kesepakatan tarif resiprokal AS. "Mengingat ambang batas penundaan tarif hanya tinggal beberapa minggu lagi, berakhir pekan pertama Juli," ujar Lukman.
Dengan segala perkembangan akhir-akhir ini dan potensi koreksi, Lukman menyebut investor boleh saja menambah kepemilikan emas mereka. Hal ini mengingat outlook jangka panjang harga emas dinilai masih belum berubah, yakni masih akan cenderung naik.
Akan tetapi, dia menyarankan investor untuk tidak terlalu agresif. "Namun disarankan untuk tidak agresif, karena koreksi saat ini masih belum besar. Wait and see juga langkah yang bijaksana.
Hari ini, harga emas dunia berkisar US$ 3.368 per troy ons. Dalam jangka waktu dekat, Lukman memperkirakan harga emas dunia masih akan berkisar US$ 3.300 hingga US$ 3.450 per troy ons.
Terkait dengan potensi harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi atau all-time high (ATH), dia menyebut hal ini masih bergantung pada dinamika beberapa pekan ke depan. Mulai dari kesepakatan tarif AS dengan negara mitra dagangnya, hingga eskalasi Iran-Israel disebut menjadi faktor penentu.
"Kalau awal Juli tidak ada kesepakatan tarif dan tidak diundurkan lagi, serta eskalasi Iran-Israel, besar kemungkinan harga emas akan kembali ATH," ujar Lukman.
Senin, 23 Juni 2025
Equityworld Futures | Perang Iran-Israel Pengaruhi Harga Emas
Jumat, 20 Juni 2025
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Harga emas pada Kamis (19/6) pagi bergerak di kisaran USUS$ 3.370, pasca keputusan The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%. Namun demikian, tekanan dari arah teknikal dan faktor geopolitik tetap memberikan bayang-bayang bearish bagi pergerakan emas hari ini.
Equityworld Futures | Akhirnya! Pemilik Emas Bisa Tersenyum Lagi
Harga emas hari ini terlihat naik 0,1% menjadi US$ 3.372,7 pada saat berita ini ditulis.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyebut, secara kombinasi teknikal antara pola candlestick dan indikator Moving Average, tren emas saat ini masih berada dalam fase bearish yang cukup kuat. “Tekanan jual masih membayangi pasar emas, meskipun dukungan fundamental dari keputusan The Fed memberikan sedikit ruang untuk pergerakan naik,” tulis Andy dalam risetnya, Kamis (19/6/2025).
Dari sisi teknikal, lanjut Andy, tekanan masih cukup dominan. Jika harga emas menembus level support di US$ 3.365, maka potensi penurunan bisa berlanjut lebih dalam. “Namun, jika terjadi pantulan teknikal dan sentimen pasar membaik, maka harga emas bisa menguji kembali level US$ 3.398 sebagai resistance jangka pendek," ujar Andy.
Dari sisi fundamental, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang tetap menjaga sikap hati-hati dengan menyebut bahwa kebijakan moneter saat ini masih fleksibel terhadap guncangan ekonomi seperti risiko tarif atau geopolitik, membuat pasar tetap menunggu arah pasti dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Menurut Andy, proyeksi terbaru dari Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) juga mengindikasikan revisi turun pada pertumbuhan ekonomi AS di 2025, dari 1,7% menjadi 1,4%. Tingkat pengangguran diproyeksikan naik menjadi 4,5%, dan inflasi PCE inti meningkat menjadi 3,1% dari sebelumnya 2,8%.
Pernyataan Kontroversi Trump
Selain faktor The Fed, Andy menambahkan, pernyataan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump juga memberikan sentimen tambahan terhadap pasar. Trump dalam konferensi pers menyatakan bahwa dirinya mungkin bersedia berunding dengan Iran, pernyataan yang sempat memicu penurunan tajam harga emas ke level US$ 3.362 sebelum akhirnya rebound ke kisaran saat ini.
Andy menilai, faktor geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan diplomatik AS–Iran tetap menjadi katalis penting yang harus dicermati oleh para pelaku pasar, terutama dalam jangka pendek. Di sisi lain, data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan jumlah klaim tunjangan pengangguran.
“Ditambah lagi, lemahnya sektor perumahan turut menambah ketidakpastian pasar, yang bisa sewaktu-waktu mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas,” jelas Andy.
Secara keseluruhan, Andy memprediksi harga emas hari ini mengindikasikan bahwa emas masih berada dalam tekanan jangka pendek. Namun, sentimen pasar yang labil dan ketidakpastian arah kebijakan moneter AS membuat investor tetap harus waspada terhadap potensi perubahan arah yang cepat.
“Jika tekanan bearish berlanjut, maka penurunan lebih lanjut sangat mungkin terjadi. Sebaliknya, bila terjadi pembalikan arah (rebound), maka emas memiliki peluang untuk naik kembali ke US$ 3.398,” tutupnya.
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Harga emas pada Kamis (19/6) pagi bergerak di kisaran USUS$ 3.370, pasca keputusan The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%. Namun demikian, tekanan dari arah teknikal dan faktor geopolitik tetap memberikan bayang-bayang bearish bagi pergerakan emas hari ini.
Equityworld Futures | Akhirnya! Pemilik Emas Bisa Tersenyum Lagi
Harga emas hari ini terlihat naik 0,1% menjadi US$ 3.372,7 pada saat berita ini ditulis.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyebut, secara kombinasi teknikal antara pola candlestick dan indikator Moving Average, tren emas saat ini masih berada dalam fase bearish yang cukup kuat. “Tekanan jual masih membayangi pasar emas, meskipun dukungan fundamental dari keputusan The Fed memberikan sedikit ruang untuk pergerakan naik,” tulis Andy dalam risetnya, Kamis (19/6/2025).
Dari sisi teknikal, lanjut Andy, tekanan masih cukup dominan. Jika harga emas menembus level support di US$ 3.365, maka potensi penurunan bisa berlanjut lebih dalam. “Namun, jika terjadi pantulan teknikal dan sentimen pasar membaik, maka harga emas bisa menguji kembali level US$ 3.398 sebagai resistance jangka pendek," ujar Andy.
Dari sisi fundamental, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang tetap menjaga sikap hati-hati dengan menyebut bahwa kebijakan moneter saat ini masih fleksibel terhadap guncangan ekonomi seperti risiko tarif atau geopolitik, membuat pasar tetap menunggu arah pasti dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Menurut Andy, proyeksi terbaru dari Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) juga mengindikasikan revisi turun pada pertumbuhan ekonomi AS di 2025, dari 1,7% menjadi 1,4%. Tingkat pengangguran diproyeksikan naik menjadi 4,5%, dan inflasi PCE inti meningkat menjadi 3,1% dari sebelumnya 2,8%.
Pernyataan Kontroversi Trump
Selain faktor The Fed, Andy menambahkan, pernyataan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump juga memberikan sentimen tambahan terhadap pasar. Trump dalam konferensi pers menyatakan bahwa dirinya mungkin bersedia berunding dengan Iran, pernyataan yang sempat memicu penurunan tajam harga emas ke level US$ 3.362 sebelum akhirnya rebound ke kisaran saat ini.
Andy menilai, faktor geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan diplomatik AS–Iran tetap menjadi katalis penting yang harus dicermati oleh para pelaku pasar, terutama dalam jangka pendek. Di sisi lain, data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan jumlah klaim tunjangan pengangguran.
“Ditambah lagi, lemahnya sektor perumahan turut menambah ketidakpastian pasar, yang bisa sewaktu-waktu mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas,” jelas Andy.
Secara keseluruhan, Andy memprediksi harga emas hari ini mengindikasikan bahwa emas masih berada dalam tekanan jangka pendek. Namun, sentimen pasar yang labil dan ketidakpastian arah kebijakan moneter AS membuat investor tetap harus waspada terhadap potensi perubahan arah yang cepat.
“Jika tekanan bearish berlanjut, maka penurunan lebih lanjut sangat mungkin terjadi. Sebaliknya, bila terjadi pembalikan arah (rebound), maka emas memiliki peluang untuk naik kembali ke US$ 3.398,” tutupnya.
Kamis, 19 Juni 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Turun Setelah The Fed Isyaratkan Penurunan Suku Bunga yang Lebih Lambat
Equityworld Futures | Harga Emas Turun Setelah The Fed Isyaratkan Penurunan Suku Bunga yang Lebih Lambat
Equityworld Futures | Harga emas turun pada Rabu setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dan mengisyaratkan penurunan suku bunga yang lebih lambat di masa mendatang.
Equityworld Futures | Harga Emas Lunglai Usai Keputusan The Fed
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa pihaknya masih memperkirakan akan ada “sejumlah inflasi yang signifikan” dalam beberapa bulan ke depan.
Harga emas spot tercatat turun 0,4% menjadi US$ 3.374,75 per ons pada pukul 15:19 waktu setempat. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup sedikit menguat, naik 0,03% ke posisi US$ 3.408,10 per ons.
Harga emas sempat mengalami kenaikan sesaat setelah The Fed mengumumkan kebijakan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada kisaran 4,25%–4,50%, serta memproyeksikan adanya pemangkasan suku bunga sebesar setengah poin persentase hingga akhir tahun 2025.
Namun, optimisme pasar cepat memudar setelah pernyataan Ketua Powell.
“Powell berulang kali menegaskan bahwa dengan tingkat pengangguran yang rendah dan stabil, The Fed berada dalam posisi yang tepat untuk menunggu dan melihat perkembangan. Ia menyampaikan bahwa pertemuan bulan September bisa menjadi momen penting, namun hal ini tidak cukup untuk mendorong aset atau emas yang mengharapkan sinyal kebijakan yang lebih dovish,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Ia menambahkan, “Emas perlu menembus kembali level US$ 3.400 per ons agar sentimen bullish bisa menguat.”
Meski para pembuat kebijakan masih memperkirakan pemotongan suku bunga sebesar setengah poin persentase pada tahun ini, mereka merevisi laju pemotongan selanjutnya menjadi masing-masing seperempat poin persentase pada tahun 2026 dan 2027.
Powell juga menegaskan bahwa seluruh proyeksi kebijakan dapat berubah tergantung pada data ekonomi yang masuk, khususnya terkait inflasi.
Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump menyatakan pada hari Rabu bahwa ia kemungkinan akan bertemu dengan pihak Iran untuk membahas konflik yang berlangsung antara Israel dan Iran.
Ketegangan geopolitik seperti ini, serta suku bunga rendah, umumnya meningkatkan daya tarik emas sebagai aset lindung nilai.
“Tren global yang terus mencari alternatif penyimpanan nilai di luar dolar AS tetap kuat, didorong oleh meningkatnya minat terhadap aset yang lebih independen dari kontrol eksternal,” ujar Ryan McIntyre, Managing Partner di Sprott Inc.
Sementara itu, harga perak spot turun 1,5% ke level US$ 36,70 per ons. Harga platinum melonjak 4,3% menjadi US$ 1.319,03 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi sejak Februari 2021 dengan kenaikan hingga 5%. Sebaliknya, harga paladium turun tipis 0,5% ke US$ 1.046,75 per ons.
Dalam catatan terpisah, Goldman Sachs menyebut bahwa reli pada harga platinum dan perak dalam beberapa waktu terakhir cenderung bersifat spekulatif dan kurang ditopang oleh fundamental pasar yang kuat.