Senin, 28 November 2022

Equity World | Pasar Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan di Tiongkok atas Pembatasan Covid-19

Equity World | Pasar Asia Jatuh di Tengah Kerusuhan di Tiongkok atas Pembatasan Covid-19

Equity World | Saham Asia Pasifik dibuka lebih rendah pada perdagangan Senin (28/11) di tengah kerusuhan di Tiongkok atas kebijakan nol kasua Covid-19 yang berkelanjutan dan semakin banyak kasus yang dilaporkan di negara tersebut. Yuan offshore melemah tajam terhadap dolar setelah berakhir pekan lalu di sekitar 7,20 per dolar.

Di Australia, S&P/ ASX 200 turun 0,48% karena pembacaan penjualan ritel dijadwalkan akan dirilis hari ini.

Nikkei 225 Jepang turun 0,49% di awal perdagangan, dan Topix kehilangan 0,34%. Kospi di Korea Selatan turun 1,07% dan Kosdaq tergelincir 1,02%.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,55%.

Selama akhir pekan lalu, bank sentral Tiongkok (PBoC) mengumumkan akan memangkas rasio persyaratan cadangan bank sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,8% dan menyuntikkan sekitar 500 miliar yuan dalam likuiditas jangka panjang. Biro Statistik Nasional mengatakan keuntungan industri selama 10 bulan pertama tahun ini turun 3% dari periode yang sama 2021.

Harga Minyak Turun karena Protes Covid-19 Tiongkok Berlanjut

Minyak mentah berjangka tergelincir di awal Asia karena tingginya kasus Covid-19, pembatasan virus, dan kerusuhan di Tiongkok meningkatkan kekhawatiran tentang permintaan dari konsumen minyak terbesar kedua di dunia itu.

Kontrak berjangka West Texas Intermediate turun 0,35% menjadi US$ 76,01 per barel, sementara minyak mentah Brent berjangka kehilangan 0,26% menjadi US$ 83,41 per barel.

Harga minyak mengalami penurunan tajam minggu lalu karena lockdown yang meningkat di Tiongkok meningkatkan kekhawatiran atas permintaan, tulis Brian Martin dan Daniel Hynes dari ANZ Research dalam catatan Senin.

“Ini tetap menjadi angin sakal untuk permintaan minyak,” kata mereka, Senin. Kedua analis menambahkan bahwa dampak dari meningkatnya kasus Covid-19 juga tercermin dalam data mobilitas Tiongkok.

Yuan Tiongkok Offshore Melemah

Yuan offshore melemah tajam terhadap dolar AS di tengah sentimen negatif atas kerusuhan di Tiongkok terkait pembatasan Covid-19.

Mata uang melemah sekitar 0,8% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi 7,2529 pada perdagangan pagi Asia.

Indeks dolar naik 0,32% menjadi 106,29, dengan investor kemungkinan melihat greenback sebagai aset safe haven karena kekhawatiran terhadap Tiongkok tumbuh.

Jumat, 25 November 2022

Equity World | Harga Emas Hari Ini Naik, Pembeli Setahun Lalu Rugi 4,74%

Equity World | Harga Emas Hari Ini Naik, Pembeli Setahun Lalu Rugi 4,74%

Equity World | Kamis (24 November 2022) harga emas Antam 24 karat di Butik Emas Logam Mulia Aneka Tambang naik Rp 4.000 per gram.

Dari sebelumnya Rp 977.000 per gram, harga emas hai ini menjadi Rp 981.000 per gram.

Di lain sisi, harga buyback emas Antam oleh Logam Mulia naik Rp 4.000 per gram.

Dari sebelumnya Rp 881.000 per gram, harga buyback emas hari ini menjadi Rp 885.000 per gram.

Dengan demikian, selisih antara harga emas dan harga buyback hari ini adalah Rp 96.000 per gram.

Asal Anda tahu, selama ini Antam menetapkan dua macam harga emas batangan produksinya: harga emas dan harga beli kembali (buyback).

Harga emas Antam hari ini yang tercantum di atas adalah harga yang berlaku ketika kita membeli emas dari gerai Logam Mulia.

Adapun harga buyback emas Antam hari ini di atas adalah harga yang berlaku ketika kita menjual emas kepada gerai Logam Mulia.

Sebagai ilustrasi, jika pagi ini membeli emas dari Antam maka Anda harus membayar Rp 939.000 per gram.

Kalau karena suatu sebab tiba-tiba Anda butuh uang sangat mendesak sehingga terpaksa menjual kembali emas tersebut pada siang atau sore hari, jangan kaget emas Anda cuma dihargai Rp 832.000 per gram oleh Logam Mulia.

Siapa saja perlu mencermati dua macam harga emas tersebut kalau benar-benar serius hendak menjadi investor emas batangan.

Tanpa memperhitungkan perbedaan dua harga tersebut, bisa-bisa seorang investor emas salah menghitung potensi untung dan rugi.

Dengan selisih harga jual dan harga beli (spread) setebal itu, emas hanya cocok untuk investasi dalam jangka panjang. Secara jangka panjang kita berharap harga emas naik jauh lebih tinggi sehingga mampu menutup selisih harga jual dan harga buyback, sekaligus memberikan laba.

Sekadar ilustrasi, berikut ini kalkulasi potensi untung/rugi andaikata para investor emas lantakan pada beberapa kurun waktu.

  • Membeli emas pada 17 November 2022 (Rp 981.000 per gram) = -9.79% (rugi) 
  • Membeli emas pada 24 Oktober 2022 (Rp 946.000 per gram) = -6.45% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Agustus 2022 (Rp 972.000 per gram) = -8.95% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Mei 2022 (Rp 987.000 per gram) = -10.33% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Februari 2022 (Rp 974.000 per gram) = -9.14% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 November 2021 (Rp 929.000 per gram) = -4.74% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Agustus 2021 (Rp 953.000 per gram) = -7.14% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Mei 2021 (Rp 959.000 per gram) = -7.72% (rugi)
  • Membeli emas pada 24 Februari 2021 (Rp 938.000 per gram) = -5.65% (rugi)


Kamis, 24 November 2022

Equity World | The Fed Mengendur, Harga Emas Siap-Siap Terbang!

Equity World | The Fed Mengendur, Harga Emas Siap-Siap Terbang!

Equity World | Sinyal pelonggaran kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menjadi tenaga baru bagi pergerakan emas ke depan. Sang logam mulia diperkirakan bisa terus menguat karena pelonggaran The Fed akan membuat emas semakin menarik.

Pada perdagangan Kamis (24/11/2022) pukul 06: 32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.750,73 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,08%.

Dengan penguatan hari ini maka sang logam mulia sudah bergerak di zona hijau dalam tiga perdagangan terakhir. Pada perdagangan Rabu (23/11/2022), harga emas juga menguat 0,52% ke posisi US$ 1.749,28 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,58% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih meningkat 6,2% sementara dalam setahun masih melandai 2,1%.

Seperti diketahui, risalah dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November mengisyaratkan bahwa The FEd melihat kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi tinggi dan ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga, yang berarti lebih kecil hingga akhir tahun ini hingga 2023.

"Sebagian besar pejabat menilai bahwa perlambatan laju kenaikan kemungkinan akan segera terjadi," bunyi risalah tersebut.

The Fed beralasan dampak kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi menjadi alasan mengapa perlu memperlambat kebijakan hawkish mereka.

Seperti diketahui, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 375 bps menjadi 3,75-4,0% pada tahun ini.

Analis High Ridge Future David Meger mengatakan sinyal perlambatan ini seperti menghapus awan kelabu bagi emas. Pasalnya, emas terus melemah karena kebijakan ketat hawkish The Fed.

"Pelaku pasar sangat memahami bahwa kenaikan suku bunga The Fed adalah faktor utama penggerak emas tahun ini. Saya bisa katakana jika awan gelap berupa kenaikan suku bunga agresif tidak akan lagi menghantui emas," tutur Meger, dikutip dari Reuters.

Namun, analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengingatkan sinyal pelonggaran hawkish The Fed belum berpengaruh signifikan ke emas. Pasalnya, pelaku pasar sudah beberapa kali membaca sinyal tersebut.

Tai Wong mengatakan risalah The Fed hanya menegaskan jika mereka kemungkinan besar hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember seperti sudah diperkirakan pelaku pasar.

"Pelaku pasar tentu saja bisa bernafas lega karena Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga. Ini memang bukan kejutan besar tetapi tetap melegakan," tuturnya.

Analis dari CMC Markets Michael Hewson mengatakan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed akan menopang pergerakan emas. Menurutnya, emas tinggal menunggu waktu untuk bisa menembus US$ 1.800 per troy on.

"Pasar berharap The Fed sudah akan melonggarkan kebijakan pada Desember. Ini akan menopang pemulihan harga emas," tutur Hewon, kepada Reuters.

Rabu, 23 November 2022

Equity World | Harga Emas Menunjukkan Tanda-Tanda Membaik, Alhamdulillah

Equity World | Harga Emas Menunjukkan Tanda-Tanda Membaik, Alhamdulillah

Equity World | Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB)dan menghentikan penurunan selama lima hari beruntun.

Emas naik karena USD melepaskan beberapa kenaikan kuat dari sesi sebelumnya di tengah peningkatan selera risiko.

USD melemah pada Selasa (22/11), memangkas beberapa kenaikan kuat dari sesi sebelumnya, karena investor mengabaikan kekhawatiran tentang gejolak COVID China, meningkatkan permintaan untuk mata uang yang lebih berisiko.

Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,57 persen menjadi 107,2230, menyusul kenaikan 0,85 persen pada hari sebelumnya.

"Pemulihan tentatif dalam selera risiko sudah cukup untuk menghentikan rebound USD beberapa hari," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.

Namun, harga emas masih terjepit di dekat posisi terendah dua minggu karena sinyal hawkish dari beberapa anggota Federal Reserve mendukung USD.

Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada Senin (21/11) mengatakan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperketat kebijakan moneter dan mendinginkan inflasi.
Adapun dampak riil dari kenaikan suku bunga baru-baru ini mungkin akan lebih besar dari apa yang diimplikasikan oleh target suku bunga jangka pendeknya.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menyatakan dukungannya pada kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada Desember, yang sejalan dengan ekspektasi pasar untuk kenaikan 50 basis poin.

Kendati demikian, kedua pejabat Fed itu mengatakan kenaikan suku bunga di waktu mendatang akan sangat bergantung pada pembacaan ekonomi AS, khususnya jalur inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik tipis USD 0,30 atau 0,02 persen menjadi ditutup pada USD 1.739,90 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD 1.751,00 dan terendah di USD 1.737,90.

Emas berjangka tergelincir USD 14,80 atau 0,84 persen menjadi USD 1.739,60 pada Senin (21/11/2022), setelah melemah USD 8,60 atau 0,49 persen menjadi USD 1.754,40 pada Jumat (18/11).