Jumat, 11 November 2022

Equity World | Bursa Asia Ngegas, Semoga Jadi Kabar Baik Buat IHSG

Equity World | Bursa Asia Ngegas, Semoga Jadi Kabar Baik Buat IHSG

Equity World | Bursa Asia-Pasifik dibuka berterbangan pada perdagangan Jumat (11/11/2022), di mana investor merespons positif dari rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang kembali melandai pada Oktober lalu.

Indeks Nikkei 225 Jepang dibuka melonjak 1,54%, Hang Seng Hong Kong meroket 6,24%, Shanghai Composite China melambung 2,26%, Straits Times Singapura melonjak 1,63%, ASX 200 Australia melejit 2,83%, dan KOSPI Korea Selatan melompat 2,69%.

Bursa Asia-Pasifik yang terpantau cerah bergairah pada pagi hari ini terjadi di tengah terbangnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin, setelah dirilisnya data inflasi pada periode Oktober 2022.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melejit hingga 3,7%, S&P 500 terbang 5,54%, dan Nasdaq Composite meroket 7,35%.

Tingkat inflasi yang mengacu Indeks Harga Konsumen (IHK) AS hanya naik 0,4% pada Oktober dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Sedangkan inflasi tahunan tercatat melandai ke 7,7% (year-on-year/yoy). Sementara inflasi inti bertumbuh 0,3% (mtm) dan 6,3% (yoy).

Ini merupakan kenaikan tahunan terendah sejak Januari. Ekonom mengharapkan kenaikan 0,6% mtm dan 7,9% yoy.

"Suku bunga masih menjalankan segalanya di pasar," kata Tim Courtney dari Exencial Wealth.

"Dengan turunnya angka CPI hari ini, pasar sekarang bertaruh dengan cukup jelas bahwa mereka berpikir [kenaikan] suku bunga akan segera berakhir. Jadi, Anda melihat saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga itu bekerja dengan sangat, sangat baik," tambah Courtney.

Sesaat setelah pengumuman inflasi, para pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bp), lebih rendah dari sebelumnya yakni 75 bp.

Saham teknologi di AS yang paling terpukul oleh inflasi yang memanas dan lonjakan suku bunga memimpin kenaikan pada perdagangan Kamis.

Saham Amazon melesat 12,2%. Saham Apple dan Microsoft masing-masing melonjak lebih dari 8%. Saham Meta melambung lebih dari 10% dan Tesla melompat 7%.

Saham semikonduktor mendapat dorongan juga, dengan saham Lam Research menguat 12% dan Applied Materials meningkat lebih dari 11%. Kemudian saham KLA terbang 9%.

Sementara itu klaim pengangguran di AS untuk pekan yang berakhir pada 5 November 2022 naik menjadi 225.000 dari pekan sebelumnya 218.000.

Kamis, 10 November 2022

Equity World | Tunggu Data Inflasi AS, Saham Asia-Pasifik Anjlok Pagi Ini, Kamis (10/11)

Equity World | Tunggu Data Inflasi AS, Saham Asia-Pasifik Anjlok Pagi Ini, Kamis (10/11)

Equity World | Saham di Asia-Pasifik bersiap untuk jatuh pada hari Kamis (10/11) karena investor menunggu data inflasi AS, metrik utama yang diawasi ketat oleh Federal Reserve, dan karena hasil jangka menengah AS terus bergulir.

Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,54 persen.

Kontrak berjangka Nikkei di Chicago berada di 27.510 sementara mitranya di Osaka berada di 27.520, lebih rendah dari penutupannya terakhir di 27.716.43.

Pembuat Chip Semiconductor Manufacturing International Corporation dan Taiwan Semiconductor Manufacturing dijadwalkan untuk melaporkan pendapatan di kemudian hari serta pemasok Apple Foxconn

Semalam di Wall Street, saham ditutup lebih rendah, menghentikan kemenangan beruntun tiga hari karena hasil pemilihan tidak memberikan jawaban yang jelas tentang siapa yang akan mengendalikan Kongres.

Dow Jones Industrial Average turun lebih dari 600 poin, atau hampir 2%.

S&P 500 turun sekitar 2%, dan Nasdaq Composite turun sekitar 2,5%.

Aksi jual crypto juga membebani pasar.

Ke depan, para ekonom memperkirakan indeks harga konsumen Oktober naik 0,6% dari September, menurut jajak pendapat Dow Jones.

Rabu, 09 November 2022

Equity World | Wall Street Reli untuk Hari Ketiga Jelang Hasil Pemilu Paruh Waktu, Dow Naik 300 Poin

Equity World | Wall Street Reli untuk Hari Ketiga Jelang Hasil Pemilu Paruh Waktu, Dow Naik 300 Poin

Equity World | Wall Street ditutup naik pada hari Selasa (8/11). Investor menunggu hasil pemilihan paruh waktu Amerika Serikat (AS) yang dapat mempengaruhi tingkat pengeluaran dan regulasi pemerintah di masa depan.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 333,83 poin atau 1,02% menjadi 33.160,83. S&P 500 naik 0,56% menjadi 3.828,11. Nasdaq Composite naik 0,49% menjadi 10.616,20. Ketiga indeks menguat untuk hari ketiga berturut-turut.

Semua 435 kursi DPR dan sekitar 35 kursi di Senat ada dalam surat suara, dengan para ahli mengatakan mungkin ada beberapa hari menunggu sebelum jelas siapa yang memenangkan perlombaan tertentu.

Prakiraan nonpartisan dan jajak pendapat menunjukkan peluang kuat Partai Republik memenangkan mayoritas DPR dan persaingan ketat untuk kontrol Senat.

"Pada keseimbangan, pasar keuangan seperti kemacetan. Sejauh perubahan itu akan lambat dan berkembang, pemerintah yang terbagi tentu saja memberikan latar belakang itu," kata Terry Sandven, kepala analis di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis.

Kemenangan mengejutkan bagi Demokrat, bagaimanapun, dapat meningkatkan kekhawatiran tentang regulasi sektor teknologi serta pengeluaran anggaran yang dapat menambah inflasi yang sudah tinggi, menurut ahli strategi pasar.

Investor cenderung menyukai gagasan kemacetan di Washington dengan Kongres dan Presiden yang terbagi karena akan membatasi pengeluaran pemerintah, pajak dan peraturan baru.

“Jika kita mengalami kemacetan, itu mungkin hal terbaik yang bisa terjadi untuk pasar. Pasar biasanya berjalan sangat baik ketika itu terjadi,” kata Seth Cohan dari The Wealth Alliance.

Investor juga menunggu rilis data inflasi pada hari Kamis, yang diperkirakan akan menunjukkan pelonggaran harga konsumen dan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang apakah Federal Reserve AS dapat melunakkan kampanye kenaikan suku bunga yang agresif.

Pedagang terbagi tentang apakah The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin pada pertemuan bank sentral pada bulan Desember, menurut alat CME Fedwatch.

Selasa, 08 November 2022

Equity World | Wall Street Menguat, Saham Meta Melonjak Pasca Laporan Pemutusan Hubungan Kerja

Equity World | Wall Street Menguat, Saham Meta Melonjak Pasca Laporan Pemutusan Hubungan Kerja

Equity World | Indeks utama Wall Street ditutup menguat tajam pada akhir perdagangan Senin (7/11) karena investor fokus pada pemilihan paruh waktu yang akan digelar pada Selasa (8/11) waktu setempat. Pemilihan ini akan menentuka kendali kongres.

Sementara itu, saham Meta Platform melonjak karena laporan pemutusan hubungan kerja di perusahaan induk Facebook tersebut.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 423,78 poin atau 1,31% ke 32.827,00, S&P 500 naik 36,25 poin atau 0,96% ke 3.806,80 dan Nasdaq Composite naik 89,27 poin atau 0,85% ke 10,564,52.

Dari 11 indeks sektor S&P 500, delapan sektor naik, dipimpin oleh sektor layanan komunikasi yang naik 1,83%, diikuti oleh kenaikan sektor energi 1,73%.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,5 miliar saham dengan rata-rata 11,8 miliar saham dalam 20 sesi perdagangan terakhir.

Mengutip Reuters, Partai Republik divaforitkan untuk memenangkan pemilihan di Dewan Perwakilan Rakyat. Partai Republik dapat menggunakan mayoritas di kedua kamar untuk menghalangi agenda Presiden Demokrat Joe Biden.

"Kemungkinan Partai Republik mengambil alih DPR atau Senat cukup tinggi, oleh karena itu menjamin beberapa bentuk kemacetan selama beberapa tahun ke depan. Itu mungkin akan menghilangkan kenaikan pajak, dan pengeluaran besar apa pun yang berpotensi dianggap sebagai pemicu inflasi," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird.

Sementara itu, saham Meta Platforms Inc melonjak lebih dari 6% menyusul laporan bahwa perusahaan berencana untuk memulai PHK skala besar minggu ini. Saham telah merosot lebih dari 70% sepanjang tahun ini.

Baru-baru ini, saham Microsoft dan perusahaan induk Google, Alphabet, masing-masing menguat lebih dari 2% dan berkontribusi besar terhadap kenaikan S&P 500 untuk sesi tersebut.

Fokus minggu ini juga akan berada pada data harga konsumen AS untuk Oktober, yang akan dirilis pada hari Kamis, untuk petunjuk tentang seberapa besar kenaikan suku bunga Federal Reserve AS membantu mendinginkan perekonomian.

Empat pembuat kebijakan Fed pada hari Jumat mengindikasikan mereka akan mempertimbangkan kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada pertemuan kebijakan mereka berikutnya, meskipun data baru menunjukkan satu bulan lagi kenaikan pekerjaan yang kuat dan hanya sedikit tanda kemajuan dalam menurunkan inflasi.

Pendapat para pedagang terbagi tentang apakah Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin atau 75 basis poin pada pertemuan bank sentral AS pada bulan Desember.

"Semuanya sama, apakah tingkat suku bunga berada di 4,5%, 5% atau lebih, kebijakan moneter siap memiliki efek negatif pada ekonomi menuju 2023," tulis ahli strategi investasi Glenmede dalam sebuah catatan pada hari Senin.