Kamis, 17 Maret 2022

PT Equity World | Wall Street Menguat Setelah Fed Naikkan Suku Bunga

PT Equity World | Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mengabaikan kegelisahan awal menyusul kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Ini menjadi sinyal lebih banyak kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk melawan inflasi, mengakhiri kebijakan moneter longgar di era pandemi.

Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 518,76 poin atau 1,55 persen menjadi 34.063,10. Indeks S&P 500 meningkat 95,41 poin atau 2,24 persen menjadi 4.357,86. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 487,93 poin atau 3,77 persen menjadi 13.436,55.

Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor konsumen nonprimer dan teknologi masing-masing terangkat 3,35 persen dan 3,32 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing turun 0,43 persen dan 0,17 persen, hanya dua sektor yang menurun.

Bank sentral AS mengumumkan kenaikan seperempat poin dalam suku bunga acuan overnight seperti yang diharapkan secara luas, tetapi proyeksi suku bunga akan mencapai antara 1,75 persen dan 2,0 persen pada akhir tahun lebih hawkish daripada yang diperkirakan beberapa investor.

Sementara indeks-indeks utama memangkas kenaikan sebelumnya dengan tajam dan S&P dan Dow keduanya merosot ke zona merah sebentar setelah pernyataan Fed, indeks stabil ketika ketua Fed Jerome Powell berbicara pada konferensi pers.

Kepala strategi investasi di The Leuthold Group di Minneapolis Jim Paulsen mengatakan investor mungkin lega Fed mengambil tindakan terhadap lonjakan inflasi.

"Mendengar The Fed akhirnya 'berkata dan bertindak' untuk mengatasi inflasi agak menenangkan komunitas investasi, dan untuk Main Street berjuang dengan inflasi yang lebih tinggi," katanya dikutip dari Antara, Kamis, 17 Maret 2022.

Tetapi analis pasar lainnya khawatir kenaikan suku bunga agresif yang diproyeksikan dapat menyebabkan ekonomi tergelincir.

"Ini terlihat seperti The Fed yang berniat menyebabkan resesi untuk mengatasi masalah inflasi dan itu sama piciknya dengan menyebut inflasi sementara setahun yang lalu," kata Kepala Investasi Horizon Investments Scott Ladner.

Kepala ekonom Amerika di Natixis Joseph LaVorgna juga skeptis.

"Mereka akan mencoba menjadi agresif di sini dalam menaikkan suku bunga. Saya berharap semoga Jerome Powell dan rekan-rekannya mendapatkan yang terbaik karena mereka tidak akan mendekati apa yang mereka pikirkan, kecuali jika mereka bersedia mengeluarkan banyak orang dari pekerjaan, karena itulah yang akan terjadi. Karena kita akan mengalami resesi. Ini adalah perkiraan resesi," katanya.

Data historis menunjukkan kebijakan moneter yang lebih ketat sering disertai dengan kenaikan yang solid di saham. Indeks S&P 500 telah mengembalikan rata-rata 7,7 persen pada tahun pertama The Fed menaikkan suku bunga, menurut studi Deutsche Bank dari 13 siklus kenaikan sejak 1955.

Menjelang pernyataan Fed, saham telah reli karena pembicaraan kompromi dari Moskow dan Kyiv mengenai status Ukraina di luar NATO mengangkat harapan pada Rabu, 16 Maret 2022 untuk terobosan potensial setelah tiga minggu perang.

Suasana global juga telah terangkat sebelumnya oleh janji Tiongkok untuk meluncurkan lebih banyak stimulus bagi ekonomi dan menjaga pasar tetap stabil. Di bursa AS sebanyak 15,82 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 20 hari 14,04 miliar.

Rabu, 16 Maret 2022

PT Equity World | Damai Rusia-Ukraina, Harga Emas Merosot Hampir 2 Persen

PT Equity World | Harga emas dunia merosot hampir 2 persen pada perdagangan Selasa, ke level terendah dua minggu, karena harapan progres dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina.

Mengutip CNBC, Rabu (16/3/2022) harga emas di pasar spot anjlok 1,3 persen menjadi USD1.926,11 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak 1 Maret, yakni USD1.913,10 per ounce.

Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melorot 1,6 persen menjadi USD1.929,70 per ounce.

"Ada kebutuhan yang lebih rendah bagi safe haven saat ini mengingat pembicaraan damai di Ukraina, kenaikan suku bunga Federal Reserve yang akan datang dan beberapa kemunduran harga komoditas secara keseluruhan," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.

"Perundingan antara Rusia dan Ukraina, membahas gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia dari Ukraina sedang berlangsung," kata negosiator Ukraina.

The Fed diperkirakan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, Rabu, untuk melawan inflasi yang melonjak.

Prospek kenaikan suku bunga AS pertama dalam tiga tahun itu mengangkat imbal hasil US Treasury 10-tahun ke level tertinggi multi-bulan.

Suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan  opportunity cost  memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

"Kenaikan suku bunga pertama dari AS cukup sering menandakan titik rendah emas, jadi kita akan melihat sinyal seperti apa yang mereka kirim besok, dan seberapa hawkish  pernyataan mereka, yang mungkin akan menentukan prospek jangka pendek dari sini," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

Sementara itu harga paladium di pasar spot melesat 1,7 persen menjadi USD2.427,36 per ounce, setelah sesi terlemahnya dalam dua tahun pada sesi Senin, karena kekhawatiran pasokan mulai mereda.

Meningkatnya kasus Covid-19 di China juga dapat menurunkan permintaan untuk logam autocatalyst itu di tengah langkah penguncian yang baru.

"Itu adalah dampak dua arah - di sisi penawaran, risikonya lebih kecil, sementara di sisi permintaan, permintaan berpotensi lebih sedikit." Kata Bart Melek, Head of Commodity Strategies TD Securities.

Sedangkan perak turun 0,1 persen menjadi USD24,98 per ounce, sementara platinum anjlok 3,4 persen menjadi USD995,52 per ounce.

Selasa, 15 Maret 2022

PT Equity World | Selasa Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Beragam

PT Equity World | Saham di kawasan Asia-Pasifik pada perdagangan Selasa pagi (14/3/2022) dibuka beragam. Investor terus memantau perkembangan perang Rusia-Ukraina serta rilis data ekonomi China.

Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,12% sedangkan indeks Topix naik 0,28%

Kospi Korea Selatan turun 0,51%.

Di Australia, S&P/ASX 200 tergelincir 0,63% di perdagangan pagi.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,2% lebih rendah.

Data ekonomi China, termasuk produksi industri dan penjualan ritel untuk Februari, akan dirilis pada pukul 10:00 pagi HK/SIN pada hari Selasa. China saat ini menghadapi wabah Covid-19 terburuk sejak puncak pandemi pada tahun 2020, dengan kota-kota besar termasuk Shenzhen bergegas untuk membatasi aktivitas bisnis.

Harga Minyak

Harga minyak turun tajam semalam, dengan minyak mentah berjangka AS sempat jatuh di bawah $100 per barel.

Di pagi hari jam perdagangan Asia pada hari Selasa, patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 1,59% menjadi $105,20 per barel. Minyak mentah berjangka AS turun 1,66% menjadi $101,30 per barel.

Harga minyak telah melihat ayunan liar sejak invasi Rusia ke Ukraina, yang menimbulkan kekhawatiran gangguan pasokan di pasar yang sudah ketat. Pembicaraan antara pejabat Ukraina dan Rusia akan dimulai kembali pada hari Selasa, setelah negosiasi pada hari Senin antara kedua belah pihak.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 turun 0,74% menjadi 4.173,11 sementara Nasdaq Composite turun 2,04% menjadi 12.581,22. Dow Jones Industrial Average sedikit berubah di 32.945,24.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 99,105 — masih lebih tinggi dari level di bawah 98 yang terlihat minggu lalu.

Yen Jepang diperdagangkan pada 118,22 per dolar setelah melemah dari bawah 118 terhadap dolar kemarin. Dolar Australia berada di $0,7202 setelah penurunan kemarin dari di atas $0,728.

Senin, 14 Maret 2022

PT Equity World | Investor Was-was Konflik Rusia-Ukraina, Wall Street Merosot Tajam

PT Equity World | Bursa  Amerika Serikat (AS)  merosot tajam menutup pekan kedua Maret 2022. Ini disebabkan saham sektor teknologi dan pertumbuhan anjlok mengakhiri perdagangan pada Jumat (11/3).

Investor kian was-was menyikapi konflik  dan , ditambah sentimen pasar bakal beralih fokus ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini.

Pada perdagangan Jumat itu, indeks utama bursa AS memang dibuka positif setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menjamin bakal adanya pembicaraan positif dengan Ukraina. Sayangnya, pasar saham kembali bergerak turun lantas tak adanya hasil pembicaraan yang diungkap ke publik secara gamblang.

Seluruh sektor S&P 500 tercatat turun, dengan sektor layanan komunikasi terkoreksi 1,9 persen dan teknologi sebesar 1,8 persen.

Berdasarkan laporan Reuters, Dow Jones Industrial Average tercatat turun 229,8 poin atau 0,69 persen ke level 32.944,1. Sementara S&P 500 kehilangan 55,2 poin atau sebesar 1,30 persen menjadi 4.204,3.

Hal yang sama juga terjadi pada indeks Nasdaq Composite yang turun 286 poin atau 2,18 persen ke level 12.843,8. Sepanjang pekan, S&P 500 tercatat anjlok 2,9 persen.

Tren buruk untuk S&P 500 diketahui telah terjadi selama dua minggu berturut-turut. Sedangkan Dow Jones tercatat telah terpuruk lebih lama lagi, yakni selama lima minggu.

Raksasa teknologi yang biasanya menopang indeks S&P 500, seperti Tesla Inc dan Apple Inc, malah terkoreksi cukup dalam. Saham Tesla tercatat turun 5,1 persen, sedangkan Apple turun 2,4 persen.

Begitu pula saham Meta Platforms yang mencatatkan penurunan 3,9 persen imbas Rusia menyinggung soal langkah induk perusahaan Facebook, mengubah pengaturan platform sosial media mereka yang memungkinkan pengguna mengecam Rusia sebagai penjajah.

Kekhawatiran terhadap konflik Rusia-Ukraina ini telah memicu naiknya aksi jual saham. Padahal sebelumnya aksi ini hanya dipengaruhi langkah The Fed yang diproyeksikan bakal memperketat kebijakan moneter, yang kemudian membuat imbal hasil obligasi lebih menggiurkan.

Bank sentral AS itu disebut-sebut bakal menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret 2022. Sekitar 13 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada pekan lalu.