Kamis, 23 September 2021

Equity World | Harga emas terkoreksi, terseret sinyal tapering off The Fed

Equity World | Harga emas terkoreksi pada perdagangan Kamis (23/9) pagi. Pukul 07.10 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2021 di Commodity Exchange ada di US$ 1.767,50 per ons troi, turun 0,63% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 1.778,80 per ons troi.

Penurunan harga emas dipicu oleh rebound dolar setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral dapat mulai mengurangi pembelian aset segera setelah Novemer dan menyelesaikan prosesnya pada pertengahan 2022.

Wall Street Meroket Dipicu Langkah The Fed Tahan Suku Bunga Acuan | Equity World

"Meskipun reaksi awal, pertemuan itu pasti memiliki kecenderungan hawkish secara umum, dari kenaikan titik hingga saran bahwa pengurangan dapat diumumkan pada pertemuan berikutnya, semua ini telah menyeret emas turun,"kata Ryan McKay, ahli strategi komoditas TD Securities seperti dikutip Bloomberg.

Emas telah kehilangan lebih dari 6% tahun ini karena bank sentral merencanakan arah pemotongan stimulus moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya yang diluncurkan untuk menyelamatkan ekonomi dari dampak pandemi.

Mengutip Reuters, dalam konferensi pers laporan terbaru bank sentral, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, penarikan pembelian obligasi bulanan senilai US$ 120 miliar oleh bank sentral dapat dimulai setelah pertemuan kebijakan 2-3 November selama pertumbuhan pekerjaan AS hingga September cukup kuat. 

Laporan nonfarm payrolls AS untuk bulan September akan dirilis pada awal Oktober, laporan terakhir sebelum pembuat kebijakan Fed berkumpul lagi pada bulan November.

"Tidak perlu pukulan atau laporan ketenagakerjaan yang sangat kuat," untuk memulai program pembelian obligasi, dengan proses yang diperkirakan akan berakhir pada pertengahan tahun depan," kata Powell.

Rabu, 22 September 2021

Equity World | Wall Street ditutup beragam jelang pernyataan penting kebijakan Fed

Equity World | Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB) setelah aksi jual yang luas sehari sebelumnya, dengan kekhawatiran atas masalah di pengembang China Evergrande dan kehati-hatian menjelang pernyataan penting kebijakan Federal Reserve membatasi pasar.

Ritme perdagangan berombak, dengan indeks Dow dan S&P 500 menghapus kenaikan sesi sebelum penutupan, sementara Nasdaq berakhir sedikit lebih tinggi.

Rabu Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Terkoreksi | Equity World

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 50,63 poin atau 0,15 persen, menjadi menetap di 33.919,84 poin. Indeks S&P 500 berkurang 3,54 poin atau 0,08 persen, menjadi berakhir di 4.354,19 poin. Indeks Komposit Nasdaq terdongkrak 32,49 poin atau 0,22 persen, menjadi berakhir di 14.746,40 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan saham sektor industri turun 0,7 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor energi menguat 0,37 persen, merupakan kelompok dengan kinerja terbaik.

Saham Walt Disney Co jatuh 4,2 persen dan merupakan beban terbesar pada S&P 500 dan Dow setelah Chief Executive Officer Bob Chapek mengatakan kebangkitan varian Delta virus corona menunda produksi beberapa judulnya.

Kekhawatiran atas China Evergrande Group telah membuat investor gelisah dan menambah kekhawatiran baru-baru ini atas pertumbuhan ekonomi akibat varian Delta.

Kekhawatiran gagal bayar terus-menerus membayangi upaya ketua Evergrande untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan pada Selasa (21/9/2021), sementara Beijing tidak menunjukkan tanda-tanda akan campur tangan untuk membendung efek apa pun pada ekonomi global.

"Orang-orang telah dikondisikan untuk membeli saat turun dari sebagian besar kenaikan tahun lalu," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles.

"Tapi kegelisahan di atas kepala itu masih ada," katanya. “Situasi Evergrande masih menjadi awan hitam yang menggantung di pasar global. Kombinasi itu dengan ketidakpastian komentar Fed yang akan datang besok, dan ada keengganan untuk menjadi terlalu agresif menahan saham untuk naik.”

Investor menunggu akhir pertemuan Fed minggu ini yang mungkin menjelaskan kapan pembelian besar-besaran atas utang pemerintah akan mulai dikurangi.

Para pejabat Fed akan mengungkapkan proyeksi baru ketika investor juga waspada untuk setiap waktu pengetatan suku bunga.

Menambah bearish di akhir hari, saham American Airlines Group Inc dan JetBlue Airways Corp jatuh setelah catatan di pengadilan federal Boston menunjukkan Amerika Serikat dan beberapa negara bagian AS pada Selasa (21/9/2021) mengajukan gugatan antimonopoli terhadap perusahaan-perusahaan. Saham American Airlines berakhir turun 2,8 persen sementara JetBlue anjlok 4,8 persen.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 9,73 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 9,95 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir. 

Selasa, 21 September 2021

Equity World | Harap-harap cemas tapering, bursa saham Asia tertekan

Equity World | Bursa saham Asia melemah dan dollar bertahan kuat pada perdagangan Senin (20/9) pagi. Pergerakan pasar pekan ini akan disemarakkan dengan sekitar selusin pertemuan bank sentral yang fokus melihat arah kebijakan The Fed yang diperkirakan kemungkinan akan mengambil langkah menuju tapering atau pengurangan pembelian aset.  

Libur di Jepang, Cina dan Korea Selatan membuat perdagangan bursa cukup tipis pada awal pekan ini. Faktor politik juga ikut menambah ketidakpastian di pasar seperti di Kanada dan Jerman yang tengah melakukan pemilihan umum.

Harga Emas Naik Dipicu Kekhawatiran Evergrande dan Turunnya Harga Saham | Equity World

Pelaku pasar juga tengah menanti nasib raksasa properti China Evergrande. Perusahaan yang memiliki kewajiban sekitar US$ 300 miliar ini akan menghadapi pembayaran bunga jatuh tempo pada Kamis (23/9).

Jika tidak ada solusi terkait pembayaran utang Evergrade ini maka bisa menjadi risiko sistemik di sektor keuangan China. Kondisi ini ditambah dengan tindakan keras pemerintah China terhadap perusahaan teknologi semakin meningkatkan kekhawatiran bagi pelaku pasar sehingga memukul bursa Hong Kong pekan lalu.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,2% pada Senin pagi, setelah minggu lalu turun 2,5%. Nikkei Jepang ditutup melakukan konsolidasi setelah melonjak ke level tertinggi dalam 30-tahun di tengah harapan Perdana Menteri baru akan membawa stimulus ekstra dan perubahan kebijakan.

Indeks berjangka Nasdaq turun 0,1% dan kontrak berjangka S&P 500 tidak berubah di saat Wall Street berakhir melemah pekan lalu setelah data indeks kepercayaan konsumen AS mengecewakan.

The Fed diperkirakan akan meletakkan dasar untuk pengurangan pembelian aset  pada pertemuan yang akan digelar Selasa dan Rabu, meskipun konsensus memperkirakan pengumuman final akan ditunda hingga pertemuan pada  November atau Desember.

Imbal hasil Treasury 10 tahun menyentuh tertinggi dua bulan dan kurva mendatar ke depan majelis. "Kurva imbal hasil yang lebih datar menunjukkan beberapa kekhawatiran The Fed dapat melampaui siklus kenaikan," ujar Tapas Strickland, direktur ekonomi di NAB memperingatkan.

Dia mencatat hanya 2-3 anggota FOMC yang ingin mengubah perkiraan dot plot mereka untuk kenaikan pada tahun 2022 untuk menjadikannya rata-rata, mengingat tujuh dari 18 telah memperkirakan langkah itu akan diambil tahun depan. "The Fed bahkan dapat memiliki titik-titik untuk 2024 yang mampu memberikan tanda kecuraman siklus kenaikan bunga yang potensial." katanya dikutip Reuters, Senin (20/9).

Sementara perkiraan rata-rata analis, akan terjadi dua kenaikan pada 2023 dan empat pada tahun 2024 dengan suku bunga dana The Fed jaga panjang diperkirakan 2,125%.

Bank sentral di Uni Eropa, Jepang, Inggris, Swiss, Swedia, Norwegia, Indonesia, Filipina, Taiwan, Brasil, Afrika Selatan, Turki, dan Hongaria semuanya mengadakan konferensi minggu ini. Norwegia diperkirakan menjadi yang pertama di G10 untuk meningkatkan suku bunga.

Kenaikan imbal hasil AS dan penghindaran ancaman umum telah menguntungkan dollar yang mendekati level tertinggi satu bulan di 93,232 pada sekeranjang mata uang.

Dolar berada di kisaran 109,96 terhadap yen, sedangkan euro mendekati level terendah dalam tiga minggu di US$ 1,1728 sebagian karena ketidakpastian menjelang pemilihan Jerman akhir pekan ini. Dollar yang lebih kuat membebani emas, yang tertahan di US$ 1.753 per ounce setelah turun 1,9% minggu lalu.

Senin, 20 September 2021

Equity World | Harga emas naik tipis pada perdagangan Senin (20/9), investor menanti The Fed

Equity World | Harga emas menguat pada perdagangan Senin (20/9) pagi. Pukul 07.10 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2021 di Commodity Exchange ada di US$ 1.754,30 per ons troi, naik 0,16% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 1.751,40 per ons troi.

Pekan lalu, harga emas terkoreksi setelah penjualan ritel AS menunjukkan kenaikan yang cukup kuat, sehingga dapat meningkatkan peluang Federal Reserve untuk segera mengurangi stimulus.

Varian Delta di AS Meluas, Wall Street Turut Kena Imbas | Equity World

Kenaikan dolar AS juga membatasi daya tarik logam mulia.

"Pasar stabil, tetapi kita perlu melihat emas di atas US$ 1.780 per ons trpi sebelum membatalkan risiko penurunan yang lebih dalam menuju kisaran rendah di bawah US$ 1.700 per ons troi," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank AS seperti dikutip Bloomberg.

Kini, fokus investor tertuju pada pertemuan The Fed untuk mencari petunjuk waktu pengurangan pembelian aset.