Senin, 23 Mei 2016

PT. Equityworld Futures - Bursa saham AS menguat, dgn S&P 500 mengalami rebound dari 7 (tujuh) pekan terendah, dipimpin oleh reli pd saham teknologi di tengah kurangnya kecemasan atas potensi kenaikan suku bunga pd awal bulan depan.

Indeks S&P 500 naik 0,6 (nol koma enam) persen menjadi 2,052.24 pada pukul 16:00 sore di New York, menghentikan penurunan mingguan beruntun dalam 3 (tiga) minggu & mendapatkan kembali kenaikan untuk tahun ini. Indeks teknologi Nasdaq Composite naik 1,2 (satu koma dua) persen.

Laporan hari ini menunjukkan penjualan rumah yg sebelumnya dimiliki meningkat pada bulan April ke 3 (tiga) bulan tertinggi, dipimpin oleh lonjakan di Midwest & menunjukkan perbaikan lebih lanjut di pasar perumahan selama musim semi.

Sumber: Bloomberg
PT. Equityworld Futures - Bursa saham Jepang melemah di Tokyo, dipimpin oleh perusahaan energi & utilitas, karena turunnya harga minyak mentah & investor masih mempertahankan sikap wait-and-see setelah pertemuan Kelompok Tujuh (G-7) Menteri Keuangan di Jepang selama akhir pekan.

Indeks Topix merosot 0,6 (Nol Koma Enam) persen menjadi 1,334.86 pd pukul 09:02 pagi di Tokyo, dengan 2 (dua) saham turun untuk setiap saham yg naik. Indeks Nikkei 225 Stock Average turun 0,7 % menjadi 16,627.95. Yen diperdagangkan di level 110,04 per dollar setelah pembicaraan dua hari antar kepala keuangan G-7 ditandai dgn perselisihan antara AS & Jepang atas kebijakan nilai tukar. Minyak memperpanjang kerugian karena para pedagang mulai fokus pada pertemuan OPEC pada pekan depan, dengan Iran mengklaim tidak akan bergabung dengan pakta untuk pembekuan produksi.

Komentar yang menggerakan yen oleh Menteri Keuangan Jepang Taro Aso di Sendai pada hari Jumat dan Sabtu mengisyaratkan pertumbuhan yang frustrasi tentang dampak pada eksportir setelah mata uang melonjak 9 persen dalam tahun ini terhadap dolar AS, memacu spekulasi bahwa kementerian keuangan mungkin akan melakukan intervensi. Aso mengangkat isu tersebut dalam pertemuannya dengan Menteri Keuangan AS Jacob J. Lew.
Sumber: Bloomberg

Rabu, 18 Mei 2016

Penampakan Proyek Stasiun Kereta Bandara Soetta

PT. Equityworld Futures - Pengembangan jaringan kereta bandara yang menghubungkan Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang dan Manggarai di Jakarta Selatan dikebut.
detikFinance berkesempatan mengunjungi langsung bagian dari proyek Kereta Bandara Soetta, di antaranya melihat sejauh mana perkembangan pembangunan Stasiun di Bandara Soetta. Stasiun ini nantinya akan jadi pusat pertemuan antara Kereta Bandara Soetta dan Automatic People Mover System (APMS) atau kereta tanpa awak yang berkeliling antar terminal.
Saat ini pembangunan stasiun tersebut baru berjalan 26%, seperti peron berwarna putih dan stasiun APMS. Namun pemasangan rel-rel belum mencapai stasiun, karena baru terpasang dari ujung landasan bandara sampai kawasan M1 di area Bandara Soetta.
"Stasiun bandara pembangunannya sudah 26%, rel yang sudah terpasang dari ujung landasan bandara sampai M1," ujar Head of Project Management Unit (PMU) Soekarno-Hatta International Airport Development, Agung Sedayu, saat meninjau pembangunan stasiun di Bandara Soetta, Tangerang, Selasa (17/5/2016)
Stasiun di Bandara Soetta atau Airport Railway Station (ARS) ini ditargetkan selesai pada Desember 2016 dan bisa beroperasi di semester I tahun 2017.
Kereta Bandara ini nantinya akan melewati Stasiun Batuceper, Duri, Sudirman Baru, dan berakhir di Manggarai. Saat ini, PT KAI sedang menyelesaikan jalur baru dari ARS hingga Stasiun Batuceper sejauh 12 kilometer (km) saja.
Sumber : www.detik.com

Emas Naik Karena Fund-Buying Spree Diperpanjang untuk 14 Hari

PT. Equityworld Futures - Emas menguat karena kepemilikan dalam ETF berbasis logam naik untuk 14-hari beruntun, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.
Emas telah rally 20 persen dalam tahun 2016 karena kekhawatiran atas pertumbuhan global mendorong gejolak ekuitas pada awal tahun ini dan membantu mengurangi prospek untuk menaikkan suku bunga AS oleh Federal Reserve. Biaya pinjaman yang rendah bermanfaat bagi emas karena tidak menawarkan imbal hasil atau dividen. Laporan pada hari Sabtu menunjukkan output industri di China melambat lebih dari perkiraan pada bulan April, sedangkan pembacaan ritel dan investasi juga mengecewakan.
Emas berjangka untuk pengiriman Juni naik 0,1 persen untuk menetap di $ 1,274.20 per ons pada pukul 1:43 siang di Comex New York, menguat untuk pertama kalinya dalam dua minggu.
Penurunan dolar pada hari Senin juga mendorong permintaan untuk emas sebagai aset alternatif. Greenback turun kurang dari 0,1 persen terhadap sekeranjang 10 mata uang.(frk)
Sumber : www.ewfpro.com