Equity World | "Perpecahan" The Fed Untungkan Emas, Harganya Melonjak 2%
Equity World | Pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dikabarkan terbelah mengenai kebijakan moneter mereka ke depan. Sebagian dari mereka menginginkan jika kebijakan moneter bisa dilonggarkan mulai Desember mendatang tetapi sebagian dari mereka menentangnya.
Keinginan sebagian pejabat The Fed untuk melonggarkan kebijakan ini tentu saja berdampak positif ke emas. Ada harapan jika kebijakan agresif The Fed akhirnya mereda sehingga harga emas terangkat.
Wall Street Journal melaporkan jika seluruh pejabat The Fed sepakat untuk mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis points (bps) pada November mendatang. Perbedaan pendapat terjadi mengenai kebijakan moneter setelah bulan tersebut atau Desember.
Presiden The Fed San Franciso Mary Daly adalah salah satu pejabat yang menyuarakan keinginan agar The Fed bisa melonggarkan kebijakan agresifnya. Pelonggaran diperlukan untuk mencegah ekonomi AS agar tidak melambat secara tajam.
Sebaliknya, Presiden The Fed Chicago Charles Evans menegaskan jika kebijakan ketat tetap harus dilanjutkan. Dia menginginkan suku bunga acuan bisa dinaikkan hingga 4,5% pada tahun depan untuk kemudian ditahan.
Sebagai catatan, The Fe sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 bps pada tahun ini ke kisaran 3.0-3,25%.
"Artikel Wall Street Journal yang menyebut mengenai fase kenaikan menjadi masukan berharga bagi pelaku pasar, termasuk emas," tutur analis komoditas TD Securities Daniel Ghali, dilansir dari Reuters.
Ghali menambahkan adanya harapan jika The Fed melonggarkan kebijakan agresifnya inilah yang membuat harga emas terangkat dalam dua hari terakhir.
Pada perdagangan Senin (24/10.2022) pukl 06:05 WIB, harga emas di pasar spot ada di posisi US$ 1.660,06 per troy ons, naik 0,21% dibandingkan hari sebelumnya.
Penguatan pada pagi hari memperpanjang tren positif emas yang sudah menguat sejak Jumat pekan lalu. Dalam dua hari terakhir, harga emas sudah melonjak 2%.
Dalam sepekan, harga emas juga masih menguat 0,61% secara point to point. Harga emas juga masih menguat 1,03% sebulan tetapi ambles 8,2% setahun.
Pergerakan emas pada tahun ini sangat sensitif pada tingkat suku bunga acuan The Fed. Emas selalu terpuruk begitu The Fed menaikkan suku bunga acuan secara agresif. Sejak The Fed menaikkan suku bunga pada Maret lalu, harga emas sudah ambles US$ 282, 3 per troy ons.
Kenaikan suku bunga akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS. Keduanya berdampak negatif ke emas. Dolar AS yang melambung membuat emas kurang menarik karena semakin mahal. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan yield surat pemerintah AS akan membuat emas kurang menarik.