Rabu, 05 Oktober 2022

Equity World | Emas Bersinar Lagi, Meroket 4% Dalam 2 Hari!

Equity World | Emas Bersinar Lagi, Meroket 4% Dalam 2 Hari!

Equity World | Harga emas melandai pada pagi hari ini setelah terbang dalam dua hari. Merujuk pada data Refinitiv, pada Rabu (5/10/2022) pukul 06: 42 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.723,98 per troy ons. Harga emas melandai 0,13%.

Meski demikian dalam dua hari terakhir logam mulia ini melesat sekitar 4% dalam dua hari perdagangan saja. Emas melambung 2,4% di awal pekan dan  dan melonjak 1,6% Selasa kemarin.

Melandainya harga emas hari ini disebabkan mulai bangkitnya yield surat utang pemerintah AS. Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun naik tipis ke 3,63%, lebih tinggi dibandingkan pada penutupan kemarin yang berada di 3,62%.

Pergerakan harga emas pada Oktober masih meyakinkan, kini berada di posisi terkuatnya dalam tiga pekan terakhir. Kinerja emas selama bulan ini juga mulai mengikis masa-masa kelam pada September di mana emas terpuruk 4,7%.

Bob Haberkorn, senior market strategist dari RJO Futures, menjelaskan melonjaknya harga emas dalam dua hari terakhir karena pasar mulai berekspektasi jika bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan mengendurkan kebijakan moneternya.

Ekspektasi semakin kuat setelah data tenaga kerja AS masih kurang meyakinkan.

Data Lowongan Kerja dan Survei Perputaran tenaga Kerja (JOLTS) yang diumumkan Biro Statistik AS Selasa malam (4/10/2022) menunjukkan jumlah lowongan kerja di AS turun menjadi 10,1 juta pada Agustus. Posisi tersebut adalah yang terendah sejak Juni 2022. Data JOLTS juga lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang berada di angka 10,775 juta.

"Berita buruk adalah kabar baik bagi emas saat ini. Rally emas terbantu oleh data tenaga kerja yang lebih rendah dibandingkan ekspektasi. Jika ekonomi memburuk, pelaku pasar melihat kebijakan agresif The Fed sudah sampai ke puncaknya," tutur Haberkorn, dikutip dari Reuters.

Namun, analis Saxo Bank Ole Hansen mengingatkan jika emas masih rawan pelemahan. Pasalnya, The Fed hingga kini belum berencana meredakan kebijakan moneter agresifnya.

"Emas belum sepenuhnya keluar dari tekanan. Namun, setidaknya kita melihat rebound yang sangat kuat karena terbantu oleh aksi short covering," tutur Hansen.