PT Equityworld | Indeks utama ditutup beragam pada Jumat (25/3). Dua dari tiga indeks utama menguat didorong pergerakan saham sektor keuangan yang mengalami peningkatan secara tajam usai imbal hasil Treasury AS berada di posisi puncak.
Kenaikan suku bunga yang dilakukan Bank Sentral AS The Fed dan dampak dari perang Rusia di Ukraina juga turut berkontribusi pada meningkatnya imbal hasil Treasury AS.
Dilansir dari Reuters, Senin (28/3), indeks Nasdaq (.IXIC) menurun sekitar 0,16 persen, dampak dari saham teknologi dan perawatan kesehatan yang merosot. Sementara Dow Jones Industrial Average (.DJI) dan S&P 500 (.SPX) naik tipis sekitar 0,5 persen dengan saham energi dan keuangan yang merangkak naik, karena kenaikan harga minyak dan suku bunga oleh .
Selain itu, indeks saham MSCI (.MIWD00000PUS) di seluruh dunia naik sebesar 0,11 persen dan mengalami kenaikan pada minggu kedua secara berturut-turut untuk pertama kalinya di tahun 2022. Indeks STOXX 600 pan-Eropa (.STOXX) juga naik tipis 0,11 persen, namun harus turun pada minggu ini.
Data dari Global Flash Purchasing Managers' Index (PMI) untuk minggu ini menunjukkan ekonomi dunia cukup tangguh, akan tetapi investor harus waspada terhadap prospek ekonomi jangka panjang. Barclays di 2022 telah memangkas pertumbuhan ekonomi dunia pada minggu ini sekitar 3,3 persen.
Pasar obligasi global terus mengalami peningkatkan penjualan selama seminggu. Imbal hasil obligasi AS terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir karena pasar mengantisipasi kenaikan inflasi dan memaksa Fed menaikkan suku bunga secara agresif.
Awal Mei 2019, Treasury AS naik 14,3 poin menjadi 2,484 persen. Tidak hanya itu saja, imbal hasil 2 tahun yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi tingkat suku bunga mengalami kenaikan 16,2 poin menjadi 2,287persen.
Presiden The Fed Charles Evans mengatakan The Fed perlu menaikkan suku bunga pada Kamis "secara tepat waktu" di 2022 dan 2023 untuk menekan laju inflasi meninggi.
Pasar memperkirakan suku bunga AS meningkat sebanyak 190 basis poin secara keseluruhan selama sisa tahun ini, setelah kenaikan 25 basis poin pada minggu lalu. Investor menetapkan probabilitas sekitar 77 persen dari kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret.
Analis Pasar Morgan Stanley menilai, tindakan cepat The Fed tidak terlalu berpengaruh ke sektor ekonomi. Meskipun kondisi keuangan semakin sulit, kata dia, tetap menjadi risiko bagi prospek, khususnya di bidang-bidang seperti kredit.
"Prospek pertumbuhan dasar kami tetap konstruktif," tulisnya.
Tren Harga Minyak Usai Kilang Aramco Diserang
Harga minyak berubah positif pada Jumat, setelah laporan serangan rudal dan milik Arab Saudi.
Minyak mentah AS naik 0,63 persen menjadi USD 113,05 per barel dan Brent berada di USD 119,78 mengalami kenaikan hingga 0,63 persen setelah turun lebih dari USD 3 di awal sesi. Kedua tolak ukur ini merangkak naik di minggu pertama selama tiga minggu ini.
Dolar AS turut melejit naik terhadap keranjang mata uang utama pada Jumat. Lalu, tiga hari berturut turut memperoleh keuntungan sedangkan Euro sedikit lebih rendah.
Senada dengan yang disampaikan Analis Pasar Senior di Oanda, New York, Edward Moya, bahwa masyarakat akan melihat dollar memimpin kenaikan suku bunga dan mata uang Eropa akan tertinggal serta memberikan dukungannya pada mata uang utama.
"Satu hal yang bisa disepakati semua orang adalah inflasi akan berlangsung lebih lama dan banyak yang akan kesulitan dan itu akan memperumit apa yang dilakukan bank sentral," ujar Edward.