Senin, 14 Maret 2022

PT Equity World | Investor Was-was Konflik Rusia-Ukraina, Wall Street Merosot Tajam

PT Equity World | Bursa  Amerika Serikat (AS)  merosot tajam menutup pekan kedua Maret 2022. Ini disebabkan saham sektor teknologi dan pertumbuhan anjlok mengakhiri perdagangan pada Jumat (11/3).

Investor kian was-was menyikapi konflik  dan , ditambah sentimen pasar bakal beralih fokus ke pertemuan kebijakan Federal Reserve minggu ini.

Pada perdagangan Jumat itu, indeks utama bursa AS memang dibuka positif setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menjamin bakal adanya pembicaraan positif dengan Ukraina. Sayangnya, pasar saham kembali bergerak turun lantas tak adanya hasil pembicaraan yang diungkap ke publik secara gamblang.

Seluruh sektor S&P 500 tercatat turun, dengan sektor layanan komunikasi terkoreksi 1,9 persen dan teknologi sebesar 1,8 persen.

Berdasarkan laporan Reuters, Dow Jones Industrial Average tercatat turun 229,8 poin atau 0,69 persen ke level 32.944,1. Sementara S&P 500 kehilangan 55,2 poin atau sebesar 1,30 persen menjadi 4.204,3.

Hal yang sama juga terjadi pada indeks Nasdaq Composite yang turun 286 poin atau 2,18 persen ke level 12.843,8. Sepanjang pekan, S&P 500 tercatat anjlok 2,9 persen.

Tren buruk untuk S&P 500 diketahui telah terjadi selama dua minggu berturut-turut. Sedangkan Dow Jones tercatat telah terpuruk lebih lama lagi, yakni selama lima minggu.

Raksasa teknologi yang biasanya menopang indeks S&P 500, seperti Tesla Inc dan Apple Inc, malah terkoreksi cukup dalam. Saham Tesla tercatat turun 5,1 persen, sedangkan Apple turun 2,4 persen.

Begitu pula saham Meta Platforms yang mencatatkan penurunan 3,9 persen imbas Rusia menyinggung soal langkah induk perusahaan Facebook, mengubah pengaturan platform sosial media mereka yang memungkinkan pengguna mengecam Rusia sebagai penjajah.

Kekhawatiran terhadap konflik Rusia-Ukraina ini telah memicu naiknya aksi jual saham. Padahal sebelumnya aksi ini hanya dipengaruhi langkah The Fed yang diproyeksikan bakal memperketat kebijakan moneter, yang kemudian membuat imbal hasil obligasi lebih menggiurkan.

Bank sentral AS itu disebut-sebut bakal menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret 2022. Sekitar 13 miliar saham berpindah tangan di bursa AS pada pekan lalu.