PT Equity World | Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor mengabaikan kegelisahan awal menyusul kenaikan suku bunga Federal Reserve AS. Ini menjadi sinyal lebih banyak kenaikan suku bunga yang diperlukan untuk melawan inflasi, mengakhiri kebijakan moneter longgar di era pandemi.
Indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 518,76 poin atau 1,55 persen menjadi 34.063,10. Indeks S&P 500 meningkat 95,41 poin atau 2,24 persen menjadi 4.357,86. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 487,93 poin atau 3,77 persen menjadi 13.436,55.
Sembilan dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor konsumen nonprimer dan teknologi masing-masing terangkat 3,35 persen dan 3,32 persen, memimpin kenaikan. Sementara itu, sektor energi dan utilitas masing-masing turun 0,43 persen dan 0,17 persen, hanya dua sektor yang menurun.
Bank sentral AS mengumumkan kenaikan seperempat poin dalam suku bunga acuan overnight seperti yang diharapkan secara luas, tetapi proyeksi suku bunga akan mencapai antara 1,75 persen dan 2,0 persen pada akhir tahun lebih hawkish daripada yang diperkirakan beberapa investor.
Sementara indeks-indeks utama memangkas kenaikan sebelumnya dengan tajam dan S&P dan Dow keduanya merosot ke zona merah sebentar setelah pernyataan Fed, indeks stabil ketika ketua Fed Jerome Powell berbicara pada konferensi pers.
Kepala strategi investasi di The Leuthold Group di Minneapolis Jim Paulsen mengatakan investor mungkin lega Fed mengambil tindakan terhadap lonjakan inflasi.
"Mendengar The Fed akhirnya 'berkata dan bertindak' untuk mengatasi inflasi agak menenangkan komunitas investasi, dan untuk Main Street berjuang dengan inflasi yang lebih tinggi," katanya dikutip dari Antara, Kamis, 17 Maret 2022.
Tetapi analis pasar lainnya khawatir kenaikan suku bunga agresif yang diproyeksikan dapat menyebabkan ekonomi tergelincir.
"Ini terlihat seperti The Fed yang berniat menyebabkan resesi untuk mengatasi masalah inflasi dan itu sama piciknya dengan menyebut inflasi sementara setahun yang lalu," kata Kepala Investasi Horizon Investments Scott Ladner.
Kepala ekonom Amerika di Natixis Joseph LaVorgna juga skeptis.
"Mereka akan mencoba menjadi agresif di sini dalam menaikkan suku bunga. Saya berharap semoga Jerome Powell dan rekan-rekannya mendapatkan yang terbaik karena mereka tidak akan mendekati apa yang mereka pikirkan, kecuali jika mereka bersedia mengeluarkan banyak orang dari pekerjaan, karena itulah yang akan terjadi. Karena kita akan mengalami resesi. Ini adalah perkiraan resesi," katanya.
Data historis menunjukkan kebijakan moneter yang lebih ketat sering disertai dengan kenaikan yang solid di saham. Indeks S&P 500 telah mengembalikan rata-rata 7,7 persen pada tahun pertama The Fed menaikkan suku bunga, menurut studi Deutsche Bank dari 13 siklus kenaikan sejak 1955.
Menjelang pernyataan Fed, saham telah reli karena pembicaraan kompromi dari Moskow dan Kyiv mengenai status Ukraina di luar NATO mengangkat harapan pada Rabu, 16 Maret 2022 untuk terobosan potensial setelah tiga minggu perang.
Suasana global juga telah terangkat sebelumnya oleh janji Tiongkok untuk meluncurkan lebih banyak stimulus bagi ekonomi dan menjaga pasar tetap stabil. Di bursa AS sebanyak 15,82 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 20 hari 14,04 miliar.