Equity World | Wall Street Kebakaran Lagi, Sudah 4 Hari Beruntun
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street lagi-lagi dibuka terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/6/2023), karena investor cenderung masih merespons negatif dari sikap bank sentral AS yang masih akan hawkish.
Dengan ini, maka koreksi Wall Street sudah terjadi selama empat hari beruntun sejak perdagangan Jumat pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,15% ke posisi 33.900,738, S&P 500 terpangkas 0,24% ke 4.355,01, dan Nasdaq Composite terdepresiasi 0,37% menjadi 13.452,8.
Saham teknologi kembali merana karena memudarnya antusiasme pasar terhadap prospek kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan potensi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan hawkish pada tahun ini.
Saham Tesla ambles 2,4%, setelah Morgan Stanley dalam beberapa hari menurunkan peringkat Tesla. Analis Morgan Stanley, Adam Jonas, yang sudah lama menjadi penganut bull Tesla, merevisi peringkatnya menjadi equal weight, dari sebelumnya di peringkat overweight.
Sementara itu, saham kecerdasan buatan AMD anjlok 5,7% dan saham Intel ambruk 6%.
Di lain sisi, investor juga masih kecewa dengan sikap The Fed yang berpotensi masih hawkish setidaknya hingga akhir tahun ini.
Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak kenaikan suku bunga kedepan karena inflasi masih cukup tinggi dan juga masih cukup jauh dari target yang ditetapkan sebesar 2%.
"Tekanan inflasi terus tinggi dan proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," katanya dalam sambutan yang disiapkan untuk dengar pendapat di depan Komite Jasa Keuangan DPR.
Komentar tersebut muncul setelah kesimpulan dari pertemuan pekan lalu ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut.
Namun, para pejabat The Fed mengindikasikan ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi di akhir tahun ini.
"Hampir semua peserta FOMC memperkirakan akan tepat untuk menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh pada akhir tahun ini," ujar Powell dihadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS Rabu kemarin.
Dengan pernyataan Powell tersebut, pelaku pasar mengharapkan hanya satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bp pada Juli mendatang oleh The Fed untuk sisa tahun ini.
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 74,4% The Fed akan mengerek lagi suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Juli mendatang. Sedangkan sisanya yakni sebesar 25,6% The Fed akan kembali menahan suku bunga.
Sementara itu, Powell akan menyampaikan Laporan Kebijakan Moneter Semesteran kepada Komite Perbankan Senat pada Kamis pagi waktu setempat. Investor akan mencari komentar lebih lanjut tentang inflasi dan suku bunga.
Di lain sisi, investor juga mencerna data klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 264.000 untuk pekan yang berakhir 17 Juni.
Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memprediksi total klaim pengangguran mencapai 256.000 pada akhir pekan lalu.